Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Farmakologi atau yang bisa disebut dengan ilmu khasiat obat adalah merupakan ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dalam seluruh aspeknya baik sifat kimiawinya,fisikanya,kegiatan fisiologi,resorpsi dan nasibnya dalam organisme hidup.. Dalam praktikum ini kita memakai hewan coba karna hewan coba sangat penting digunakan dalam penelitian terhadap obat-obatan maupun anatomi, beberapa hal yang akan dilakukan diantaranya, cara perlakuan terhadap hewan coba dalam memberi obat, makanan dan minuman secara oral. Serta pengenalan kharakteristik dari hewan coba.

I.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud percobaan Untuk mengetahui kharakteristik dari hewan coba serta cara penanganan hewan coba di laboratorium. 1.2.2 Tujuan percobaan Untuk mengetahui kharakteristik dari setiap hewan coba Untuk mengetahui cara penanganan hewan coba Untuk mengetahui cara pemberian obat pada hewan coba

I.3 Prinsip percobaan Penanganan hewan coba ditimbang dan diberi sediaan dengan mengunakan cara cara penanganan hewan coba yang baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum Hewan coba adalah hewan yang sengaja diternakkan dalam kondisi laboratorium untuk digunakan dalam penelitian yang secara umum memerlukan pengamatan aktifitas biologik.Hewan yang dipakai untuk percobaan adalah hewan sehat, karna hanya dari hewan sehat dapat diharapkan produksi yang optimal dan layak digunkana sebagai hewan coba. (1) Pemeliharaan kesehatan hewan coba merupakan kombinasi antara usaha pencegahan penyakit dan pengobatan hewan yang sakit. Tindakan pencegahan merupakan suatu rangkaian tindakan yang saling

mempengaruhi, terdiri dari : (1) cara pemeliharaan,faktor-faktor yang penting dalam pemeliharaan, yaitu : Kandang, bangunan kandang harus baik sehingga memberikan kenyamanan bagi hewan coba. Tidak mempunyai permukaan yang kasar dan tajam sehingga dapat melukai hewan, mudah

dibersihkan, mudah diperbaiki, tidak mudah dirusak oleh hewan yang dikandang atau oleh hewan pemangsa dari luar, cukup luas agar hewan dapat bergerak leluasa untuk mencari makanan dan berbiak. Bangunan kandang harus cukup terang, mendapat air bersih, mudah dibersihkan, kering, dilengkapi dengan sistem

pembuangan air limbah dan cukup ventilasi. hewan dalam kandang akan merasa nyaman bila kandang kering, bersih, tidak ribut, temperatur antara 18-19o C (rata-rata 20-22 oC), kelembab relatif antara 30-70%,sinar antara 800-1300 lumen/m2, pertukaran udara minimum 10 kali/ jam. Alas kandang harus diganti 1-3 kali dalam seminggu untuk menjamin kandang selalu kering dan bebas dari gas amonia yang merangsang selaput lendir sehingga hewan tidak mudah terserang penyakit saluran pernafasan. Peningkatan kadar amonia dalam kandang dapat dicegah dengan ventilasi yang baik, selalu bersih dan hindari penimbungan faeces serta urin dalam kandang. Makanan, hewan percobaan membutuhkan makanan yang bergizi dalam jumlah yang cukup, segar, bersih. Minuman harus selalu bersih dan disediakan dalam jumlah yang tidak terbatas. Makanan harus disimpan dalam wadah yang bersih dan kering untuk mencegah pencemaran oleh cendawan dan kutu makanan. Hewan percobaan harus diberi makanan yang berkualitas baik untuk menjamin tingkat pertumbuhan dan pembiakan yang normal. Ketidakseimbangan gizi ddalam makanan dapat menimbulkan macam-macam gangguan misalnya, rfambut rontok, kematian anank prenatal, peka terhadap penyakit, prtumbuhan lambat, berkurangnya produksi air susu, infertil, anemia, mkelainan bentuk tulang, kelainan jaringan saraf, kesulitan bergerak dan lainnya.

Pemberian tanda, hewan coba harus diberi tanda secara baik dan jelas. Terdapat berbagai cara identifikasi, misalnya pemberian kartu pada kotak kandang, identifikasi berdasarkan warna bulu,

pembuatan lubang dan guntingan pada daun telinga (pada tikus, hamster). Cincin pada jari kaki, lempengan logam bernomor yang dikaitkan pada telinga (hamster, marmoot, kelinci), pemberian zat warna pada bagian kulit yang putih, pemberian tatoo dan lainnya. Pencegahan penyakit, sejumlah faktor organik dan lingkungan dapat meningkatkan resiko kontak dengan agen penyakit dan menurunkan daya tahan tubuh hewan coba. Faktor-faktor tersebut perlu diperhitungkan dalam usaha pencegahan penyakit. Faktorfaktor yang mempengaruhi kepekaan hewan coba terhadap penyakit antara lain : faktor lingkungan, faktor genetik,faktor metabolisme, faktor perlakuan dalam percobaan, faktor makanan. sanitasi lingkungan, sanitasi merupakan kunci keberhasilan dalam pemeliharaan hewan coba. Hewan coba yang biasa digunakan pada skala laboratoium adalah kelinci, mencit, hamster, marmut dan tikus. Berikut uraian tentang kelinci : Kelinci (Oryctolagus cuniculus) yang dipelihara di indonesia

sebagaian besar adalah keturunan kelinci yang berasal dari belanda dan termasuk jenis ukurannya yaitu hidup kurang dari 2 kg berat hidup. Sifat Fisiologis dan Anatomi : (1)

Kelinci memiliki membran nikitin atau kelompok ketiga yang berkembang baik. Selama tidur atau anaesthesia membran tersebut menutup kornea. Bidang pandangnya sangat luas mencapai 190 o untuk setiap bola mata dan karena pupilnya dapat berdilatasi maksimal, kepekaannya terhadap cahaya delapan kali kemampuan manusia. Telingan kelinci memiliki banyak pembuluh darah dan berfungsi untuk mengatur panas tubuh serta pengumpul bunyi. Karna bagian telinga mudah luka maka tidak diperkenankan untuk mengikat dibagian telinga. (1) Ruangan thoraxnya relatif lebih kecil dibanding ruang

abdomennya. Panjang usus termasuk caecum dan perut kelenjar 10 kali panjang badan. Organ limfoid utama pada usus terdiri dari limfoid apendiks dan sacculus rotundus (ileocaecl tonsil). Kerangka tulangnya sangat mudah patah dan hanya merupakan 8 % dari berat keseluruhan kelinci.(1) Jantung kelinci relatif kecil dan berbeda dengan mamalia lainnya dalam hal katup antriovetricular yang kanan. Pada kelinci katup tersebut berbentuk biscupid (dua ujung lancip) sedangkan mamalia yang lain tricupid (tiga ujung lancip).(1) Kelinci memiliki vena yang berbanding tipis dan sangat mudah sobek. Testesnya baru turun pada umur 12 minggu. Terdapat 8 10 kelenjar mammae yang terletak pada garis yang memanjang dari leher sampai daerah inguinal. Air susunya kaya lemak da protein. Gigi pada

kelinci tumbuh terus menerus sehingga pertumbuhan yang berlebih sering terjadi pada gigi seri yang dapat tumbuh 10-12 cm setahun. Dengan komposisi ggi kelinci terdiri dari 2/1 gigi seri, 0/0 gigitaring, 3/2 premolar dan3/3 molar (gigi geraham).(1) Sel darah neotrofil kelinci (terutama pada kasus peradangan bernanah) mirip eosinofil karena mengandung banyak granul eosinofil dalam sitoplasma. Neotrofil tersbut dikenal juga dengan nama psedoeosinofil, heterofil atau amfofil. Neotrofil dan limfosit terdapat dalam jumlah yang hampir sama banyak yaitu 30-70% dari total sel darah putih. Sel basofil pada kelinci relaatif lebih banyak, yaitu 2-7% dibanding hewan mamalia lainnya.(1) Sifat-sifat, Kelinci pada umunya tidak berbahaya bila didekati dan dipegang dengan lembut. Akan tetapi kadang-kadang pejantan dewasa dan betina yang baru melahirkan dapat menggigit atau mencakar dengan kai belakangnya, terutama bila diperlakukan dengan kasar atau pengekangan (restrain) tidak sempurna. Kelinci yan dewasa kelamin (berumul lebih dari 3 bulan) sering saling berkalahi, oleh karena itu hewan-hewan tersebut harus dikandang sendiri-sendiri (satu ekor dalam satu kandang). Pejantan dan betina hanya dicampurkan pada saat akan kawin, hal ini untukmencegah timbulnya gejala bunting (Pseudo pregnancy), infertilitas sdan terjadinya luka karena

berkelahi.(1) Cara mengekang, bila kelinci dibawa ketempat yang jaraknya tidak

jauh, maka cara pengekangan yang terbaik adalah tangan yang satu memegang kulit dibagian leher dan tangan lainnya memegang bagian belakang atau dipegang dengan satu tangan dipunggung. bila dipindahkan ke tempat yang jauh, kelinci diletakkan di atas lengan dengan kepala dijepit dilipatan sikut. Bila kelinci dibawa dengan kendaraan dalam jarak jauh sebaikknya digunakan kotak khusus yang ventilasinya cukup dan mudah dipindah-pindahkankan untuk

menghindari stress. Jangan memindahkan keinci dengan cara memegang telinganya.(1) Nutrisi, makanan kelinci harus mengandung 16-20% serat kasar, 14-18% protein kasar dan tidak lebih dari 2500 kcal/hari. Total makanan kelinci seberat 100g/hari bagi kelinci yang beratnya sekitar 2 kg. kadar serat kasar yang terlalu tinggi akan mengakibatkan rendahnya defisiensi makannya dan mengakibatkan kepekaan

terhadap radang usus. Bila serat kasar lebih rendah dari 6 % akan mengakibatkan diare dan makan bulunya sendiri. Serat kasar bermanfaat sebagai pengisis (bulk) perut. Kelinci memerlukan air minum sekitar 10 ml dan makanan sekitar 5 g untuk setiap 100 g berat badan perhari. Kelinci yang sedang menyusui anak memerlukan lebih banyak air maupun makanan, yaitu mencapai 90 ml air dan 450 g makanan perhari per 100 g berat badan. (1) Kandang kelinci harus memenuhi persyaratan-persyaratan

sebagai berikut : (1)

1. Dibuat dari bahan yang kuat, tidak ada bagian yang tajam. 2. Lantai kandang teruat dari kawat yang diameter lubangnya 1 x 2,5 cm, mudah dibersihkan, tidak rusak oleh pengaruh cuaca buruk, berukuran makanan. 3. Kelinci betina ditempatkan 1 ekor dalam 1 kandang yang ukuranya sesuai dengan besarnya hewan. Kelinci yang beratnya mencapai 2 kg memerlukan 0,14 m2/ekor. Untuk ukuran 2-5 kg memerlukan kandang yang luasnya 0,37 m2/wkor. Betina yang menyusui anak, memerlukan tambahan kandang seluas 0,19 m2/ekor. 4. Suhu kandang kelinci yang ideal adalah antara 18 o 21oC dan kelembaban 30 50 %. Pencegahan penyakit, kelinci di indonesia sangat peka terhadap coccidiosis dan kudis. Kedua penyakit tersebut sangat merugikan dan cara penanggulangan yang terbaik adalah melalui pencegahan yang mengutamakan kebersihan dan pemberiaan obat-obatan. (1) Berikut merupakan uraian tentang mencit : Mencit/mouse merupakan hewan pengerat yang cepat portable dan dilengkapi denganalat minum dan

berkembang biak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak, variasi genetikanya cukup besar serta sifat anatomis dan fisiologinya terkarakteristik dengan baik. (2) Asal dan habitat mencit, mencit adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat. Jenis ini sekarang ditemukan di seluruh dunia karena

pengenalan oleh manusia.(2) Penanganan, mencit diangkat oleh menggenggam pangkal ekor dengan satu jari atau ibu jari berujung karet forsep. Ini adalah teknik yang berguna untuk mentransfer tikus dari satu kandang yang lain. Untuk secara manual menahan mouse, mouse pertama yang diangkat oleh pangkal ekor, maka kulit longgar di leher / pundak daerah adalah seseorang ditangkap antara ibu jari dan jari telunjuk. Hal ini akan lebih mudah dengan mengangkat mouse, yang memungkinkan mouse untuk memahami sebuah kandang kawat atas atau permukaan lainnya dengan forelimb, kemudian memegang kulit leher / harus daerah. Dengan sedikit latihan, mouse dapat diangkat dan ditahan dengan teknik satu tangan. Ketika tangan memegang, mouse harus terbalik sehingga berat mouse terletak di telapak tangan. Di ujung caudal mouse dikendalikan dengan menempatkan penangan ekor antara keempat dan kelima jari. Merebut ekor selain di dasar dan mengangkat mencit dapat mengakibatkan slip pada kulit dan jaringan subkutan, dan kemudian nekrosis, infeksi, dan peluruhan dari caudal vertebra.(2) Anatomi dan Fisiologi : (2) Dewasa berat badan: 25 - 40 g (betina); 20-40 g (pria) Life span: 1.5 - 3 tahun Pernapasan rate: 94-163 napas / menit Denyut jantung: 325-780 denyut / menit dubur rata-rata suhu normal: 99,5 F

rumus gigi adalah 2 (I 1 / 1, M 3 / 3) = 16. Terbuka di gigi seri-berakar dan tumbuh terus menerus. Tikus akan menggigit atau sejumput dengan gigi seri tajam jika mishandled. perut dibagi menjadi bagian nonglandular proksimal dan bagian distal kelenjar. Kedua bagian yang terlalu berbeda. Ini mirip dengan perut kuda. paru-paru kiri terdiri dari satu lobus, sedangkan paru kanan terdiri dari empat lobus. tikus memiliki lima pasang kelenjar susu. Distribusi jaringan mammae menyebar, membentang dari garis tengah ventral atas panggul, dada, dan bagian leher. Sangat berkonsentrasi urin diproduksi; jumlah besar protein

diekskresikan dalam urin. Nutrisi, mencit harus diberi makan pelleted komersial tikus atau hewan pengerat diet dan air lib iklan. Ini diet yang bergizi lengkap dan tidak memerlukan suplemen. Makanan asupan sekitar 15g/100g BB / hari; asupan air sekitar 15 ml/100g BB / hari.(2) Reproduksi, breeding awal adalah sekitar 50 hari usia di kedua betina dan jantan, meskipun mungkin betina estrus tama mereka pada 2540 hari. Mencit polyestrous dan berkembang biak sepanjang tahun; ovulasi spontan. Lamanya siklus estrus 4-5 hari dan estrus itu sendiri berlangsung sekitar 12 jam, terjadi di malam hari. Vagina smear berguna dalam perkawinan waktunya untuk menentukan tahap siklus estrus.

II.2 Uraian Hewan II.1.2 Karakteristik Hewan Coba 1. Mencit (1) Sebelum menggunakan hewan coba terlebih dahulu kita harus mengenal karakteristik dari hewan coba yang digunakan, adapun karakteristik dari mencit, sebagai berikut : Masa pebertas Masa beranak Masa hamil Jumlah sekali lahir Masa hidup Masa tumbuh Masa menyusui Frekuensi kelahiran Suhu tubuh Laju respirasi Tekanan darah Volume darah Luas permukaan tubuh : 4 5 hari (poliestrus) : 7 18 bulan : 19 21 hari : 10 12 ekor : 1,5 3,0 tahun : 50 hari : 21 hari : 6 10 kali kelahiran : 36,5 -38,0 0 C : 163 x / mn : 113-147/81-106 mm Hg : 76 80 mg/kg : 20 g : 36 cm

2. Kelinci (1) Sebelum menggunakan hewan coba terlebih dahulu kita harus mengenal karakteristik dari hewan coba yang

digunakan, adapun karakteristik dari kelinci, sebagai berikut: Masa hidup Masa produksi Masa bunting Masa penyapihan Umur dewasa Umur dikawinkan Siklus kelamin : 5 - 10 tahun : 1 - 3 tahun : 28-35 hari (rata-rata 29 - 31 hari) : 6-8 minggu : 4-10 bulan : 6-12 bulan : Poliestrus dalam setahun bisa 5 kali bunting Siklus berahi Periode estrus Ovulasi : Sekitar 2 minggu : 11 - 15 hari : Terjadi pada hari kawin (9 - 13 jam kemudian) Fertilitas Jumlah kelahiran Volume darah Bobot dewasa : 1 - 2 jam sesudah kawin : 4- 10 ekor (rata-rata 6 - 8) : 40 ml/kg berat badan : Sangat bervariasi, tergantung pada ras, jenis kelamin, dan faktor pemeliharaan

II.1.2 KLASIFIKASI HEWAN COBA 1. Kelinci (1,3) kelinci adalah salah satu hewan jenis mamalia, dengan klasifikasi sebagai berikut : kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Species 2. Mencit (1,2) Mencit (Mus musculus) merupakan salah satu jenis rodensia atau hewan pengerat dengan klasifikasi sebagai berikut : Kingdom Fillium Kelas Ordo Famili Upafamili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Mamalia : Rodentia : Muridae : Murinae : Mus : Mus musculus : Animalia : Chordata : Mammalia : Lagomorpha : Leporidae : Orycrolagus : Oryctolagus cuniculus

BAB III METODE KERJA

III.1.

Alat dan Bahan III.1.1. Alat Yang Digunakan Adapun alat-alat yang akan digunakan dalam

percobaan ini adalah kanula. III.1.2. Bahan Yang Digunakan Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest. III.2. Cara Kerja III.2.1. Penyiapan Hewan Coba a. Mencit 1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan. 2. Mencit diambil, diletakkan diatas rang-rang dengan cara memegang ekornya 3. Mencit dibiarkan mencengkram permukaan kasar (rangrang) sambil menarik ekornya dan mengelus-elus

kepalanya agar tenang 4. Punggung mencit dijepit didekat leher mencit dengan baik dan ekornya dililitkan pada jari kelingking 5. Mencit siap diberi perlakuan

b. Kelinci 1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan. 2. Kelinci diambil, dan dimasukkan dalam box khusus kelinci 3. Dimasukkan mouth block kedalam mulut kelinci,

kemudian dimasukkan selang kateter hingga batas 4. Dicek ketepatan masukknya selang dalam saluran pencernaan, dengan memasukkan ujung kateter kedalam air 5. Jika tak ada gelembung lagi menandakan selang sudah masuk dalam saluran cerna, kelinci siap diberi perlakuan

BAB IV PEMBAHASAN

Mencit dengan bahasa latin Mus musculus termasuk juga dalam hewan pengerat. Hewan ini selalu dipakai dalam penelitian karena bentuk tubuhnya yang kecil, penanganannya yang kompleks dan memiliki sistem tubuh yang sama dengan manusia. Perlakuan pada hewan coba (mencit) dilakukan dengan ujung ekor di angkat dengan tangan kanan, dan mencit diletakkan diatas alas yang kasar, kemudian mencit dibiarkan mecengkeram alas yang kasar (kawat) sehingga tertahan ditempat. Ibu jari dan jari telunjuk kiri menjepit kulit tengkuk seerat mungkin. Ekor dipindahkan, dijepit di antara jari manis dan jari kelingking tangan kiri Mencit siap diberi perlakuan dengan tangan kanan. Mencit diberikan obat/zat dengan bantuan spoit oral atau kanula. Penangan hewan coba selanjutnya dilakukan terhadap kelinci, kelinci merupakan salah satu hewan yang umum digunakan dalam penelitian. pemberian obat/zat pada kelinci dilakukan dengan bantuan feeding tube dan kateter 2 cabang dengan cara, memasukkan kelinci kedalam box khusus kelinci, kemudian dimasukkan mouth block dimulut kelinci untuk mencegah tergigitnya selang kateter dari kelinci karna gigi kelinci sanggup merobek dan mengoyak selng kateter yang tergigit, setelah itu dimasukkan kateter kedalam mulut kelinci hingga batas kateter sekitar 20 cm, tepat tidaknya selang masuk ke saluran pencernaan kelinci di cek dengan memasukkan ujung selang kedalam air jika sudah tidak ada

gelembung udara sambungkan selang dengan spoit yang bersi zat/obat dan siap diberikan secara oral pada kelinci. Selanjutnya perlakuan hewan coba tikus dilakukan dengan cara mengelus bagian tengkuk tikus hingga tenang, kemudian ekornya diangkat hingga kaki belakangnya terangkat ,kemudian bagian

tengkuknya dijepit dengan jari telunjuk dan jari tengah lalu tikus diberi sediaan dengan kanula. Dalam pemberian zat atau obat pada hewan coba, harus diperhatikan 1 hal, yakni sebelum diberikan zat atau obat pada hewan coba, hewan coba harus puasa untuk mengurangi intraksi atau variasi biologis dengan makanan yang nantinya akan menghambat dan memperlambat efek dari zat atau obat yang diberikan.

BAB IV PENUTUP

IV.1 Kesimpulan Hewan coba atau hewan uji adalah hewan yang dipakai di laboratorium untuk kepentingan penelitian biologik atau uji praklinis suatu obat atau senyawa baru. IV.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA Hewan Hewan Percobaan di

1. S.Malole.M.B.M,. Penggunaan

Laboratorium. Institut Pertanian Bogor; Jakarta, 1989. 2. Amori.G, kalsifikasi mencit, http://wapedia.mobi/id/klasifikasimencit. Diakses.30/4/2010 3. Anonim, klasifikasi kelinci, http://wikipedia.org/kelinci,

Diakses.30/4/2010.

LAPORAN PRAKTIKUM I FARMAKOLOGI


Pengenalan Hewan Coba

OLEH :

NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN

: MARISKA SYAFRI : 08.017 : 1 (SATU) : ABDUL HALIM UMAR. S,Farm

LABORATORIUM FARMAKOLOGI AKADEMI FARMASI KEBANGSAAN MAKASSAR 2010

Anda mungkin juga menyukai