Anda di halaman 1dari 22

SEJARAH PERKEMBANGAN FOTOGRAFI INDONESIA Prakata : Fotografi merupakan ilmu yang bertujuan untuk mendalami atau mempelajari seluk

beluk tentang foto dan bagaimana cara untuk menghasilkan foto yang baik agar dapat dinikmati oleh para penikmat foto. Foto identik dengan aktifitas atau kegiatan yang berkaitan dengan momen-momen yang bisa menjadikan sebuah foto itu lebih berarti. Dengan foto, suatu kegiatan atau aktifitas yang dianggap khusus akan lebih berarti jika terdapat sisa-sisa kenangan atau sedikit memori yang dapat mengingatkan kita akan pada suatu kejadian atau hal menarik yang pernah kita alami sebelumnya.

Tahukah kamu sejarah perkembangan fotografi di Indonesia??

Berawal dari kedatangan seorang pegawai kesehatan Belanda pada tahun 1841 , atas perintah Kementerian Kolonial, mendarat di Batavia dengan membawa dauguerreotype. Juriaan Munich, nama ambtenaar itu, diberi tugas to collect photographic representations of principal views and also of plants and other natural objects (Groeneveld 1989). Tugas ini berakhir dengan kegagalan teknis. Di Holand Tropika, untuk menyebut wilayah mereka di daerah tropis, Munich kelabakan mengendalikan sensitivitas cahaya plat yang dibawanya, dihajar oleh kelembapan udara yang mencapai 90 persen dan terik matahari yang tegak lurus dengan bumi. Foto terbaik yang dihasilkannya membutuhkan waktu exposure 26 menit. Terlepas dari kegagalan percobaan pertama di atas, bersama mobil dan jalanan beraspal, kereta api dan radio, kamera menjadi bagian dari teknologi modern yang dipakai Pemerintah Belanda menjalankan kebijakan barunya. Penguasaan dan kontrol terhadap tanah jajahan tidak lagi dilakukan dengan membangun benteng pertahanan, penempatan pasukan dan meriam, tetapi dengan membangun dan menguasai teknologi transportasi dan komunikasi modern. Dalam kerangka ini, fotografi menjalankan fungsinya lewat pekerja administrative colonial, pegawai pengadilan, opsir militer dan misionaris. Latar inilah yang menjelaskan, mengapa selama 100 tahun keberadaan fotografi di Indonesia (1841-1941) penguasaan alat ini secara eksklusif berada di tangan orang Eropa, sedikit orang China dan Jepang. Survei fotografer dan studio foto komersial di Hindia Belanda 1850-1940 menunjukkan dari 540 studio foto di 75 kota besar dan kecil, terdapat 315 nama Eropa, 186 China, 45 Jepang dan hanya 4 nama lokal: Cephas di Yogyakarta, A Mohamad di Batavia, Sarto di Semarang, dan Najoan di Ambon. Sedangkan bagi penduduk lokal, keterlibatan mereka dengan teknologi ini adalah sebagai obyek terpotret, sebagai bagian dari properti kolonial. Mereka berdiri di kejauhan, disertai ketakjuban juga ketakutan, melihat tanah mereka ditransfer dalam bidang dua dimensi yang mudah dibawa dan dijajakan. Kontak langsung mereka dengan produksi fotografi adalah sebagai tukang angkut peti peralatan fotografi. Pemisahan ini berdampak panjang pada wacana fotografi di Indonesia di kemudian hari, di mana kamera dilihat sebagai perekam pasif, sebagai teknologi yang melayani kebutuhan praktis.

Dibutuhkan hampir seratus tahun bagi kamera untuk benar-benar sampai ke tangan orang Indonesia. Masuknya Jepang tahun 1942 menciptakan kesempatan transfer teknologi ini. Masuknya Jepang pada 1942 menciptakan kesempatan transfer teknologi ini. Karena kebutuhan propagandanya, Jepang mulai melatih orang Indonesia menjadi fotografer untuk bekerja di kantor berita mereka, Domei. Mereka inilah, Mendur dan Umbas bersaudara, yang membentuk imaji baru Indonesia, mengubah pose simpuh di kaki kulit putih, menjadi manusia merdeka yang sederajat. Foto-foto mereka adalah visual-visual khas revolusi, penuh dengan kemeriahan dan optimisme, beserta keserataan antara pemimpin dan rakyat biasa. Inilah momentum ketika fotografi benar-benar sampai ke Indonesia, ketika kamera berpindah tangan dan orang Indonesia mulai merepresentasikan dirinya sendiri.(ref:sejarah fotografi Indonesia). Itulah catatan sejarah fotografi yang berkembang di Indonesia.hingga sampai saat ini perkembangan dunia fotografi di Indonesia sangat berkembang dengan pesatnya.MAJU DUNIA FOTOGRAFI INDONESIA. Sumber: http://fotografi.blog.gunadarma.ac.id/?p=1316

Kassian Cephas=Fotografer pribumi 1 di Indonesia

Kassian Cephas Kassian Cephas (lahir di Kesultanan Yogyakarta, 15 Februari 1844 meninggal di Yogyakarta, 16 November 1912 pada umur 68 tahun) dapat dianggap sebagai pelopor fotografi Indonesia. Ia adalah seorang pribumi yang kemudian diangkat anak oleh pasangan Adrianus Schalk dan Eta Philipina Kreeft. Nama Kassian Cephas mulai terlacak dengan karya fotografi tertuanya buatan tahun 1875. Cephas lahir dari pasangan Kartodrono dan Minah. Ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah anak angkat dari orang Belanda yang bernama Frederik Bernard Fr. Schalk. Cephas banyak menghabiskan masa kanak-kanaknya di rumah Christina Petronella Steven. Cephas mulai belajar menjadi fotografer profesional pada tahun 1860-an. Ia sempat magang pada Isidore van Kinsbergen, fotografer yang bekerja di Jawa Tengah sekitar tahun 1863-1875. Tapi berita kematian Cephas pada tahun 1912 menyebutkan bahwa ia belajar fotografi kepada seseorang yang bernama Simon Willem Camerik. Publikasi luas foto-foto Cephas dimulai pada tahun 1888 ketika ia membantu membuat foto-foto untuk buku karya Isac Groneman, seorang dokter yang banyak membuat buku-buku tentang budaya Jawa, yang berjudul: In den Kedaton te Jogjakarta. Pada buku karya Groneman yang lain: De Garebeg's te Ngajogjakarta, karya-karya foto Cephas juga ada di situ. Dengan kamera barunya yang bisa dipakai untuk membuat "photographe instanee", Cephas mulai menjual karya-karya fotonya. Sejak itu karya-karyanya mulai dikenal dan dipakai sebagai suvenir atau oleh-oleh bagi para masyarakat elit Belanda ketika mereka akan pergi ke luar kota atau ke Eropa. Misalnya ketika JM. Pijnaker Hordijk, pemilik sewa dan seorang Vrijmetselaar terkemuka akan meninggalkan Yogyakarta, ia diberi hadiah album indah berisi kompilasi karyakarya foto Cephas dengan cover indah yang dilukis oleh Cephas sendiri dan bertuliskan "Souvenir von Jogjakarta". Album-album semacam itu yang berisi foto-foto sultan dan keluarganya juga kerap diberikan sebagai hadiah untuk pejabat pemerintahan seperti residen dan

asisten residen. Keadaan seperti ini tentunya membuat Cephas dikenal luas masyarakat kelas tinggi, dan memberinya keleluasaan bergaul di lingkungan mereka. Cephas mulai bekerja sebagai fotografer keraton pada masa kekuasaan Sultan Hamengkubuwono VI. Karena kedekatannya dengan pihak keraton maka ia bisa memotret momen-momen khusus yang hanya diadakan di keraton semisal tari-tarian untuk kepentingan buku karya Groneman. Cephas juga membantu pemotretan untuk penelitian monumen kuno peninggalan zaman HinduJawa yaitu kompleks Candi Loro Jonggrang di Prambanan yang dilakukan oleh Archaeologische Vereeniging di Yogyakarta. Proyek ini berlangsung tahun 1889-1890. Dalam bekerja, Kassian Cephas banyak dibantu Sem, anak laki-lakinya yang paling tertarik pada dunia fotografi seperti ayahnya. Kassian Cephas memotret sementara Sem menggambar profil bangunannya. Ia juga membantu memotret untuk lembaga yang sama ketika dasar tersembunyi Candi Borobudur mulai ditemukan. Ada sekitar 300 foto yang dibuat Cephas untuk penggalian ini. Pemerintah Belanda mengalokasikan dana 9000 gulden untuk penelitian ini. Cephas dibayar 10 gulden per lembar fotonya. Cephas mengantongi 3000 gulden (sepertiga dari seluruh uang penelitian). Jumlah yang sangat besar untuk ukuran waktu itu. Cephas adalah pribumi satu-satunya yang berhasil menguasai alat peradaban modern, itu juga yang membuatnya diakui di kalangan golongan masyarakat kelas tinggi. Buktinya ia bisa menjadi anggota istimewa Perkumpulan Batavia yang terkenal itu. Tahun 1896 ia dinominasikan menjadi anggota KITLV (Lembaga Linguistik dan Antropologi Kerajaan) atas dedikasinya memotret untuk penelitian Archaeologiche Vereeniging. Ia benar-benar diterima menjadi anggota KITLV pada tanggal 15 Juni 1896. Ketika Raja Chulalongkorn dari Thailand berkunjung ke Yogyakarta tahun 1896, ia mendapat hadiah berupa tiga buah kancing permata. Bahkan Ratu Wilhelmina dari Belanda memberi penghargaan berupa medali emas OranjeNassau kepada Cephas pada tahun 1901. Cephas sendiri sudah sejak tahun 1888 memulai prosedur untuk mendapatkan status "gelijkgesteld met Europeanen" atau "disetarakan dengan kaum Eropa" untuk dirinya sendiri dan anak-anak laki-lakinya: Sem dan Fares; suatu prosedur yang dimungkinkan oleh UU Kewarganegaraan Hindia Belanda pada masa itu. Baris Waktu Kassian Cephas (Sumber: KNAAP, GERRIT (WITH A CONTRIBUTION BY YUDHI SOERJOATMODJO) Cephas, Yogyakarta. Photography in the service of the Sultan. . Leiden, KITLV Press, 1999) 15 januari 1845 Lahir di Yogyakarta, dari pasangan pribumi Kartrodono dan Minah Menurut H.J. de Graaf, Cephas adalah keturunan biologis dari Frederik Bernard Franciscus Schalk, warga Belanda yang tinggal di Yogyakarta pada pertengahan abad ke-19. (De Graaf 1981:47) 27 Desember 1860 Usia 15 tahun, dibabtis di gereaja Bagelen- Purworejo dan melengkapi nama belakang keluarga menjadi Cephas; dari bahasa Aramic. Pada masa ini, ia mengabdi sebagai pembantu rumah tangga untuk Christina Petronella Steven (Mrs. Phillips-Steven) di Bagelen. 1860-an Kembali ke Yogyakarta 22 Januari 1886 Menikahi seorang wanita pemeleuk Kristen-Protestan pribumi, bernama Dina Rakijah di gereja Yogyakarta 1861-1871 Belajar fotografi dari Simon Willem Camerik, pelukis dan fotografer untuk sultan HB VI, Yogyakarta (Locomotief 13:29-8-1864) 1860-an Belajar fotografi pada Isidore van Kinsbergen, yang bekerja untuk mendokumentasikan barang antik penginggalan Hindu-Jawa antara tahun 1863 hingga 1875. (De Graaf, 1981:49)

1869 Berkenalan dengan Isaac Groenaman, seorang dokter. Groenaman diangkat menjadi dokter pribadi sultan tahun 1885. 1885 Bergabung di Vereeneging voor Oudheid-, Land-, Taal- en Volkenkunde te Jogjakarta. (Persatuan untuk Arkeologi, Geografi, Bahasa dan Etnograpfi Yogyakarta) yang didirikan oleh Isaac Groenaman. 28 Juni 1866 Lahir anak perempuan pertama Naomi. Pada November 1882, menikah pada Christiaan Beem. Tahun 1868, Lahir anak laki-laki kedua, Jacob dan meninggal pada tahun yang sama. 15 Maret 1870 Lahir anak laki-laki ke-tiga, Sem. Pada tahun berikutnya, mengikuti jejak ayahnya menjadi pelukis dan fotografer istana. 30 Januari 1881 Farez, lahir. Tahun selanjutnya, 4 Juli 1881 Josef, lahir. 1877 Mendirikan studio foto di Lodtji Kecil Wetan (sekarang jalan Mayor Suryotomo) disamping kali Code. Teknik fotografi yang digunakan adalah cetak carbon (carbon print) yang disebut pula Chromo Photographs. Diantaranya menerima foto portrait, jalan dan monumen, bangunan tua. 1884 Melalui artikel yang ditulis Isaac Groeneman di Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, atau perhimpunan seni dan ilmu pengetahuan Batavia, memuat karya Kassian Cephas foto bangunan Taman Sari, sebagai fotografer bangsa pribumi (Jawa) 1871 Diangkat menjadi pelukis dan fotografer untuk sultan VI, Yogyakarta 1884 Masuk ke dalam team pemotretan istana air taman sari, untuk royal Batavian society of art and science. (karya pemotretan yg pertama) 1885 Isaac Groeneman membuat draft untuk buku berjudul In den Kedaton dan De garebegs te Ngajogyakarta, masing-masing memuat photograpm karya Cephas ke KITLV (Institut Kerajaan untuk Linguistik dan antropologi, yang kini berada di Leiden) di Hague Belanda. 1886 Membeli kamera paling canggih saat itu, Photographie Instantee. Tipe kamera seperti ini bisa merekam hingga kecepan 1/400 detik. 1888 Karya pertama yg dapat dilihat oleh publik, buku In den Kedaton te Jogjakarta oleh issac groneman. Buku itu berisi 16 karya collotype print yang memperlihatkan karya tari klasik Hindu-Jawa yang ditarikan oleh bangsawan keraton di kesultanan Yogyakarta, pada saat pemerintahan Sultan HB VII. Tahun ini pula, Cephas mengajukan prosedur naturlisasi derajat sosialnya, disejajarkan dengan bangsa eropa, yang disebut gelijkteld met Europeanen, untuk Cephas sendiri, Sem dan Fares anaknya. 1890 Groeneman mempublikasikan tulisan dan gambar littograph yang berasal dari foto Cephas, tentang tarian Hindu-Jawa. Tarian ini dilaksanakan pada saat perayaan penobatan Patih, Kanjeng Raden Adipati Danureja V, bulan Agustus 1888. 1889 Perayaan upacara sunatan pangeran Gusti Raden Mas Akhadiyat atau Hamengkunegara I. Cephas mengambil beberapa gambar tarian Hindu-Jawa, namun karyanya tidak pernah dipublikasikan pada saat itu. 1889-1890 Masa-masa paling sibuk bagi Cephas. Dalam rangkaian pengambilan gambar untuk Perhimpunan Arkeologo Yogyakarya, dalam rangka sebagai bahan studi dan pelestarian. Diantaranya monumen, candi Loro Jonggrang, di kompleks Candi Prambanan. 1890, pemerintah Hindia-Belanda, menyediakan dana sebesar f. 3.000 untuk proyek dokumentasi ini. Kassian Cephas melakukan pemotretan dari tahun 1889 hingga 1890, sedangkan anaknya, Sem Cephas menggambar letak ruang kompleks candi. 1891, Isaac Groenaman, mengirimkan karya Cephas ke KITLV di Hague, untuk bahan publikasi, kemudian terbit tahun 1893, terdiri dari 62 Callotype.

1890-1891 Cephas memotret bagian dasar candi Borobudur hingga mendapatkan 164 foto, terdiri dari 160 relief dan 4 foto yang memperlihatkan keseluruhan struktur bangunan. Untuk proyek ini, Cephas memperhitungkan, akan membutuhkan 300 foto untuk memotret keselurhan candi. Karena menggunakan teknik rekam dry plate gelatin, maka dibutuhkan waktu setengah jam untuk setiap kali pemotretan, hingga total keselurhan waktu yang dibutuhkan adalah 150 jam, atau 30 hari pengerjaan, untuk setiap lima jam setiap harinya. 1899 Proyek terakhir bersama Groeneman, mendokumentasikan pada penampilan panggung tari klasik, yang membutuhkan waktu empat hari di keraton. Sendra tari ini berdasarkan karya Gusti Pangeran Harya Surya Mataram, kakak dari HB VII. Lebih dari 150 orang terlibat dan persiapannya membutuhkan waktu setengah tahun, dan menghabiskan biaya f.30,000. Pada saat pementasan, dihadiri lebih dari 36.000 penonton. Peliputan lengkap ini, meliputi sembilan buku dengan teknik proses blok print karya fotografi Cephas, dipublikasikan di Semarang. Tahun 1902, buku ini dipesembahkan sebagai hadiah perkawinan ratu Welhelmina dan pangeran Frederik. Pada tahun yang sama, mendapatkan anugerah Orange-Nassau bersama Isaac Groneman atas hasil karyanya melakukan pemotretan budaya dan antropologi Jawa. 1902 Membuat beberapa foto dokumentasi untuk upacara Wayang Beber, di kampung Gelaran Gunung Kidul. 1903 Cephas pensiun dan menjadi abdi dalem di keraton sebagai mediasi untuk pengiriman pesan surat. Aktivitas memotret dilanjutkan oleh Sem 16 Nopember 1911 Istri Kassian Cephas, Dina meninggal dunia dan karena sakit berkepanjangan, tanggal 16 November 1912 (usia 67) Kassian Cephas tutup usia. Tahun 1918, Sem Cephas meninggal dunia karena terjatuh dari kuda.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kassian_Cephas

Sejarah Fotografi di Indonesia


14 Januari 2012 - Artikel Perkembangan Fotografidi Indonesia Disusun Oleh: Abdul Hapiz Hilman200646500088DKV IIIAFakultas Bahasa & SeniFotografi 1Univ. Indraprasta PGRI2008 akusukahany? DAFTAR ISI Kata Pengantar ... 1BAB 1A. Latar Belakang Masalah ... 2B. Tujuan Pembahasan ...... 3 C. Pembatasan Masalah ......... 4 BAB 2PEMBAHASANA. Sejarah Awal Mula Fotografi Dunia ... 5B. Sejarah Fotografi Indonesia Bagian 1... 9 C. Sejarah Fotografi Indonesia Bagian 2..10 D. Sejarah Fotografi Indonesia Bagian 3..13 E. Sejarah Fotografi Indonesia Bagian 4..17 F. Sejarah Fotografi Indonesia Bagian 5..20BAB 3Penutup ...............21Daftar Pustaka ...............22 Kata Pengantar PERJALANAN Fotografi di Indonesia boleh dibilang bermula dari MasaPenjajahan Belanda yang membawa "Ilmu Fotografi" ke Indonesia, lewatsekolah-sekolah buatan Belanda. Kondisi masyarakat Indonesia di Masa itusangatlah miskin, untuk makan saja sulit apalagi untuk membeli atau punyaKamera, maka di masa ini Para Fotografer bukan berasal dari kalangan papa,melainkan mereka adalah kalangan menengah ke atas yang sebagian besar pernah belajar di sekolah-sekolah milik Belanda, kebanyakan karya-karya foto mereka berkutat pada momen-momen penting untuk bukti sejarah, entah itu perangsampai detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hingga saat ini perkembangan dalam dunia Fotografi di Indonesia tak lepas dengan perkembangan dunia Foto di luar, namun pengapdosian lambat & lama, sehingga perkembangan Fotografi yang semakin maju, Kita masih saja tertinggal.Dalam makalah ini mungkin saya hanya akan memberikan sedikit gambaran sajatentang perkembangan dunia fotografi di Indonesia serta tokoh-tokoh pentingdalam sejarah fotografi Indonesia, & sekilas perkembangan foto saat ini,Akhir kata saya hanya ingin mengucapkan bahwa dalam membuat makalah ini jika ada salah kata-kata serta kesalahan dalam menuliskan karya ini mohondimaafkan serta saran & tanggapan atas makalah ini sangat membantu saya untuk kedepannya. Salam Hangat, Abdul Hapiz Hilman200646500088 DKV 3A 1 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

BAB 1Pendahuluan A. Latar Belakang & Masalah SEGALA sesuatu di dunia ini seperti fotografi pasti memiliki sejarah yangmelatar belakanginya, sejak diperkenalkan di tahun 1820-an, Fotografi berkembang semedikian pesatnya. Dahulu, pemotretan dilakukan denganEksposure (Penyinaran) sampai berjam-jam. Saat ini teknologi memungkinkan pemotretan dalam hitungan per detik.Perkembangan fotografi di Indonesia bermula dari masa penjajahan dan ParaFotografer pada zaman "VOC" bukan dari kalangan awam kebanyakan mereka(orang Indonesia) berasal dari kalangan kelas menengah dan pernah belajar disekolah-sekolah didikan Hindia-Belanda serta banyak fotografer Indonesia yang berdarah atau keturunan Belanda. Kebanyakan karya mereka berkutat padamomen sejarah yang terjadi di Indonesia, bisa dilihat banyak karya-karya fotomereka yang menjadi saksi bisu dalam buku-buku sejarah SMP khususnya yang banyak memuat foto-foto yang berkenaan dengan perang & detik-detik proklamasi kemerdekaan.Begitulah sekelumit sejarah singkat perkembangan fotografi Indonesia, yangmemperlihatkan bahwa di zaman dulu yang namanya suatu foto begitu penting &sangat "mahal", karena foto-foto sejarah adalah momen yang abadi serta fotografidulu merupakan ilmu yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja, namunsemakin berkembangnya zaman dunia fotografi mulai didalami oleh semuakalangan. 2 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia Karena itulah saya sebagai penulis ingin sekali mengangkat sejarah perkembangan fotografi dalam makalah ini dimulai dari sejarah fotografi pertamakalinya, perkembangannya ke seluruh dunia termasuk Indonesia, serta tokoh-tokoh penting dalam sejarah fotografi di Indonesia dari dulu sampai sekarang,sehingga kita bisa tahu siapa-siapa saja orang yang berjasa dalam perkembangandunia fotografi di Indonesia. B.Tujuan Pembahasan MUNGKIN topik dalam makalah ini sedikit banyak dibumbui sejarah-sejarahdunia fotografi di Indonesia di masa-masa kemerdekaan hingga perkembanganfotografi di masa sekarang yang lebih canggih, namun disamping kemudahanyang selalu digembar-gemborkan oleh masing-masing produsen kamera, namunsejarah dalam dunia fotografi harus kita ketahui dan pelajari karena dalammempelajari foto serta penggunaan Kamera dibutuhkan dasar-dasar akan hal itu, begitupun dengan perkembangan dari fotografi itu sendiri, sehingga kita bukanhanya mempelajari kamera, film pada fotografi, dan yang lain-lainnya melainkankita harus mengetahui pula siapa-siapa saja yang membuat perkembangan itusemua hingga momen-momen apa saja yang terjadi dengan adanya perkembangandalam dunia fotografi di Indonesia khususnya.Oleh karena itu, saya ingin mencoba membuka kembali semangat dan kecintaankita akan hal mempelajari sejarah serta perkembangan apapun juga, khususnya perkembangan fotografi, saya akan memberikan gambaran sejarah perkembanganitu semua secara lebih jelas mengenai hal ini, semoga bermanfaat untuk kitasemua khususnya bagi kita Mahasiswa yang masuk jurusan Desain KomunikasiVisual atau yang ingin mempelajari seluk-beluk perkembangan fotografi diIndonesia. 3

Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia C. Pembatasan Masalah DALAM karya ilmiah ini saya menitikberatkan pembahasan pada sejarah perkembangan fotografi di Indonesia serta tokoh-tokoh penting di dalamnya.Sekarang ini, jika kita perhatikan kebanyakan orang atau jarang ada yang pedulidengan sejarah masa lalu apapun itu, entah sejarah perang kemerdekaan atautentang perkembangan fotografi itu sendiri, mungkin kurangnya media yangmenceritakan secara lugas, & tepercaya dalam memberikan sejarah perkembanganfotografi di Indonesia, sehingga banyak dari kita tak tahu menahuakan hal ini.Semoga dengan adanya makalah ini sedikit banyaknya dapat membuka wawasankita tentang perkembangan fotografi di Indonesia dari masa ke masa, serta tak lupa pula tokoh-tokoh apa saja yang ada di balik perkembangan dunia fotografi diIndonesia. 4 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia BAB 2Pembahasan A.Sejarah Awal Mula Fotografi Dunia SIAPA yang tidak mengenal kamera? Anak kecil zaman sekarang pun sudahterbiasa memegang dan bergaya di hadapan kamera. Yang perlu dilakukanhanyalah menekan satu tombol, momen yang ingin disimpan dapat tertangkapoleh kamera. Pada hakikatnya, fotografi merupakan teknik untuk menghasilkangambar yang tahan lama melalui suatu reaksi kimia yang terjadi, ketika cahayamenyentuh permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.Sejarah fotografi saat ini, berhutang banyak pada beberapa nama yangmemberikan kontribusi yang sangat berarti bagi perkembangan fotografi sampaiera digital sekarang. Kita mencatat nama Al Hazen , seorang pelajar berkebangsaan Arab yang menulis bahwa citra dapat dibentuk dari cahaya yangmelewati sebuah lubang kecil pada tahun 1000 M. Kurang lebih 400 tahunkemudian, Leonardo da Vinci , juga menulis mengenai fenomena yang sama. Namun, Battista Delta Porta , juga menulis hal tersebut, sehingga dia yangdianggap sebagai penemu prinsip kerja kamera melalui bukunya, CameraObscura. Awal abad 17, Ilmuwan Italia, Angelo Sala menemukan bahwa bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Bahkan saat itu,dengan komponen kimia tersebut, ia telah berhasil merekam gambargambar yangtak bertahan lama. Hanya saja masalah yang dihadapinya adalah menyelesaikan proses kimia setelah gambar-gambar itu terekam sehingga permanen. 5 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia Pada 1727,

Johann Heinrich Schuize, profesor farmasi dari Universitas diJerman, juga menemukan hal yang sama pada percobaan yang tak berhubungandengan fotografi. Ia memastikan bahwa komponen perak nitrat menjadi hitamkarena cahaya dan bukan oleh panas. Sekitar tahun 1800, Thomas Wedgwood, seorang Inggris, bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra yang telah melalui lensa pada kamera obscurayang sekarang ini disebut kamera, tapi hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnyaia berkonsentrasi sebagaimana juga Schuize, membuat gambar-gambar negatif, pada kulit atau kertas putih yang telah disaputi komponen perak danmenggunakan cahaya matahari sebagai penyinaran. Tahun 1824, setelah melalui berbagai proses penyempurnaan oleh berbagai orangdengan berbagai jenis pekerjaan dari berbagai negara. Akhirnya JosephNieephore Niepee, seorang lithograf berhasil membuat gambar permanen pertama yang dapat disebut "FOTO" dengan tidak menggunakan kamera, melalui proses yang disebutnya Heliogravure atau proses kerjanya mirip lithograf denganmenggunakan sejenis aspal yang disebutnya Bitumen of judea, sebagai bahankimia dasarnya. Kemudian dicobanya menggunakan kamera, namun ada sumber yang menyebutkan Niepee sebagai orang pertama yang menggunakan lensa padacamera obscura. Pada masa itu lazimnya camera obscura hanya berlubang kecil, juga bahan kimia lainnya, tapi hasilnya tidak memuaskan. Agustus 1827, Setelah saling menyurati beberapa waktu sebelumnya, Niepee berjumpa dengan Louis Daguerre , pria Perancis dengan beragam ketrampilantapi dikenal sebagai pelukis. Mereka merencanakan kerjasama untuk menghasilkan foto melalui penggunaan kamera. 6 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia Tahun 1829, Niepee secara resmi bekerja sama dengan Daguerre , tapi Niepee meninggal dunia pada tahun 1833 . Dan tanggal 7 Januari 1839 , dengan bantuan seorang ilmuwan untuk memaparkan secara ilmiah, Daguerre

mengumumkan hasil penelitian. Penelitiannya selama ini kepada Akademi IlmuPengetahuan Perancis. Hasil kerjanya yang berupa foto-foto yang permanen itudisebut DAGUERRETYPE, yang tak dapat diperbanyak atau reprint atau repro.Saat itu Daguerre telah memiliki foto studio komersil dan Daguerretype tertuayang masih ada hingga kini diciptakannya tahun 1837 . Tanggal 25 Januari 1839, William Henry Fox Talbot, seorang ilmuwanInggris, memaparkan hasil penemuannya berupa proses fotografi modern kepadaInstitut Kerajaan Inggris. Berbeda dengan Daguerre, ia menemukan sistemnegatif-positif (bahan dasar : perak nitrat, diatas kertas). Walau telahmenggunakan kamera, sistem itu masih sederhana seperti apa yang sekarang kitaistilahkan : Contactprint (print yang dibuat tanpa pembesaran atau pengecilan). Juni 1840, Talbot memperkenalkan Calotype , perbaikan dari sistem sebelumnya, juga menghasilkan negatif diatas kertas. Dan pada Oktober 1847 . Abel Niepeede St Victor, keponakan Niepee , memperkenalkan pengunaan kaca sebagai basenegatif menggantikan kertas. Pada Januari 1850 . Seorang ahli kimia Inggris, Robert Bingham ,memperkenalkan penggunaan Collodion sebagai emulsi foto, yang saat itu cukup populer dengan sebutan WET-PLATE Fotografi. Setelah berbagai perkembangan dan penyempurnaan, penggunaan roll film mulaidikenal. Juni 1888, George Eastman , seorang Amerika, menciptakan revolusifotografi dunia hasilpenelitiannya sejak 1877. Ia menjual produk baru denganmerek KODAK berupa sebuah kamera box kecil dan ringan, yang telah berisi rollfilm (dengan bahan kimia Perak Bromida) untuk 100 exposure. Bila seluruh filmdigunakan, kamera ini yang diisi film dikirim ke perusahaan Eastman untuk 7 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia diproses. Setelah itu kamera dikirimkan kembali dan telah berisi roll film yang baru. Berbeda dengan kamera masa itu yang besar dan kurang praktis, produk baru tersebut memungkinkan

siapa saja dapat memotret dengan leluasa.Hinggakini perkembangan fotografi terus mengalami perkembangan dan berevolusimenjadi film-film digital yang mutakhir tanpa menggunakan roll film.Selanjutnya, secara bertahap fotografi berkembang ke arah penyempurnaan teknik dan kualitas gambarnya sampai pada akhir abad ke-19 , fotografi telah mencapaikualitas hasil yang mendekati seperti yang dikenal sekarang. Namun, sebenarnya perkembangan foto seni di Indonesia sendiri telah berkembang di akhir abad ke-18, ada orang Indonesia yang telah membuat foto-foto indah menawan di dalamstudio maupun di alam bebas, foto-foto itu jelas sekali bernapaskan seni sepertiyang dikenal sekarang.Objek, lighting, dan komposisinya jelas sekali diperhitungkan dengan masak saat pemotretan. Pencetakan fotonya pun sangat brilian, sehingga hasil fotonyamenjadi indah menawan bagaikan lukisan-foto piktorial. Perbedaan yang dapatdilihat dengan jelas adalah sebagian besar foto terekam beku. Jika memotretmanusia, maka si model diwajibkan diam beberapa saat. Hal ini dapat dimaklumikarena teknologi fotografi saat itu masih sederhana, body kamera berukuran besar,sedangkan filmnya masih dalam bentuk lembaran (bukan rol), bahkan bahandasarnya kaca atau seluloid, dengan kepekaan (ASA) yang masih rendah. Mekanis pada lensa juga sangat sederhana, bahkan banyak lensa yang mempunyai satu bukaan diafragma dan tidak disertai lembaran daun diafragma, sehingga pemotretan dilakukan dengan cara membuka dan menutup lensa. 8 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia B.Sejarah Fotografi di Indonesia Bagian 1 Kassian Cephas , orang Jawa kelahiran Yogyakarta, 15 Januari 1845 , oleh banyak pihak diakui sebagai fotografer pertama Indonesia . Fotografer lainnyayang ada di Indonesia sebagian besar adalah keturunan Belanda. Kassian Chepas yang tinggal dan punya studio di Yogyakarta juga merupakan "pemotret resmi"Kraton Yogyakarta. Selain memotret kalangan elite, Kassian Chepas juga banyak memotret candi dan bangunan bersejarah lainnya terutama yang ada di sekitar Yogyakarta. Selain karya Chepas , foto-foto kuno yang dibuat pada akhir dan awal tahun 1900-an (sayang sekali banyak yang tidak diketahui siapa pemotretnya), banyak juga yang menampilkan sisi keindahan dengan objek panorama maupun human interest

.Selain itu, ada pula Ansel Adam seorang "fine art photographer" Amerikaterbesar dari abad ke-20. Ansel Adam tidak hanya dihargai dari karya foto-fotonya saja, juga dari dedikasinya dalam dunia pendidikan fotografi. Ansel bersama Fred Archer pada 1940-an memperkenalkan suatu metode yang dikenaldengan nama zone system (ZS).Metode temuan Ansel ini secara umum adalah proses terencana dalam pembuatanfoto, mulai dari pra-visualisasi kemudian mengkalkulasi pencahayaan secaratepat, sampai memproses film secara akurat. Hasil akhirnya adalah negatif fotoyang prima sebagai pondasi utama membuat cetakan foto yang berkualitas jugamaksimal. Metode ZS, bila dipahami secara benar, akan sangat membantufotografer menghasilkan foto semaksimal mungkin sehingga tidak lagimengharapkan suatu keberuntungan semata dalam menentukan perhitungan pencahayaan. Segalanya telah diprediksi dan direncanakan dengan baik. 9 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia C.Sejarah Fotografi di IndonesiaBagian 2 "Kisah Sebuah Kamera Tua yang Bersejarah di Indonesia" PADA waktu mendapat warisan sebuah kamera tua dari Isman , ayahnya, yangmeninggal dunia tahun 1975 , Koen Soelistijo (kini pensiunan karyawan swasta)merasa mendapat durian runtuh. Kamera dengan merek Tropen Deckrullo itu bukan saja menjadi kenangan yang sangat berharga bagi dirinya, tetapi ternyata juga meninggalkan banyak jejak keluarganya secara visual, yaitu negatif-negatif foto tua yang masih baik keadaannya.Ada sekitar 20 negatif kaca berukuran 9 x 12 sentimeter yang ada bersama kameraTropen itu. Ternyata, foto-foto lama itu tidak saja bersejarah bagi keluarga KoenSoelistijo saja. Bagi sejarah fotografi Indonesia, kamera tua Tropen itu jadi bersejarah pula.Dari kamera itu kita tahu bahwa pribumi Indonesia sudah ada yang membelikamera (yang sangat mahal saat itu) pada tahun 1921. Memang perlu data lebih banyak untuk tahu siapa pribumi pertama Indonesia yang memiliki kamera. Kalaufotografer pribumi pertama yang dikenal sampai saat ini adalah Kassian Cephas yang sudah memotret sejak akhir abad ke-19 .

Ayah Koen Soelistijo , yaitu Isman , membeli kamera itu pada tanggal 10Februari 1921 saat masih menjadi siswa Kweekschool Djetis , Yogyakarta ,yang saat itu adalah sekolah calon guru. Isman (almarhum) rupanya orang yang sangat teliti dalam segala hal. Kuitansiasli pembelian kamera itu masih tersimpan dengan baik. Harga kamera Tropen itu dengan peralatannya saat dibeli adalah 475 gulden .Sulit dicari padanannya dengan harga emas atau beras saat itu karena tidak adadata lain yang bisa didapat. 10 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia Akan tetapi, yang pasti, kamera itu pasti sangat mahal. "Menurut ayah saya, saatkamera itu dibeli, di Yogyakarta baru ada dua studio foto," kata Koen Soelistijo .Menurut Koen , ayahnya selalu memproses sendiri hasil potretannya. Dari kuitansi pembelian, jelas terlihat bahwa Isman membeli aneka aksesoris lain termasuk sebuah tripod dari kayu. Kamera Tropen itu memang kamera langka karena merek itu pun sudah tidak terdengar lagi kini. Format film yang dipakai pun aneh, yaitu 9 x 12 sentimeter .Biasanya untuk kamera format besar seperti Tropen itu, format yang dipakai bahkan sampai saat ini adalah 4 x 5 inci (10 x 12,5 sentimeter) atau 8 x 10 inci,atau 16 x 20 inci. Akan tetapi, ini bisa dimaklumi karena kamera Tropen buatan Belanda . Padazaman itu, Eropa dan Amerika punya standar masing-masing dalam kamera.Standar dunia yang dipakai saat ini untuk kamera format besar memang standar Amerika yang memakai inci. Kamera Tropen itu menghasilkan gambar yang sangat baik, tajam, dankontrasnya bagus sekali. Maklum, lensa yang dipakainya adalah

Carl Zeiss yangmemang sangat terkenal sampai sekarang.Sejarah yang ditorehkan kamera Tropen itu bisa juga kita nikmati bersama.Simaklah foto upacara Tedak Siti (Upacara Turun Tanah) yang dilakukan kakak Koen Soelistijo , Koentjiati , pada tahun 1930-an . Kita jadi tahu sedikit pada apayang dilakukan atas anak yang mulai bisa berjalan itu.Juga kita bisa melihat bentuk mobil pada tahun 1920-an , yaitu foto keluarga Isman di Madiun, Jawa Timur. Kita jadi tahu pula bahwa nomor mobil Madiunsudah AE sejak dulu. 11 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia Lihat pula foto-foto Isman bersama teman-temannya di Kweekschool Djetis ,yang waktu itu adalah sekolah calon guru. Saat ini gedung sekolah yang tampak dilatar belakang itu adalah STM Jetis . Bagi orang- orang yang pernah bersekolah disana, foto itu pasti meninggalkan kesan tersendiri. Isman yang lulusan Kweekschool Djetis , kemudian ikut mendirikan SMP 1 Solo dan patungnya masih ada di Gedung SMP 1 Solo itu.Pendeknya, kamera Tropen yang dimiliki Koen Soelistijo adalah sebuah bukti jejak bersejarah tidak hanya bagi keluarga Koen . Bagi dunia fotografi Indonesia,setidaknya kamera itu berkata , "Sebelum Sumpah Pemuda dilakukan sudahada pemuda Indonesia yang menjadi penggemar fotografi secara amatir."

12 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia C.Sejarah Fotografi di IndonesiaBagian 3 "FRANS MENDUR - Pejuang Proklamasi Indonesia" "Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaanIndonesia "Peristiwa pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17Agustus 1945 jam 10 pagi di Pegangsaan Timur oleh Bung Karno dan BungHatta , ternyata terdokumentasi oleh Frans Mendur , putra Kawangkoan melalui kameranya, secara sembunyi-sembunyi karena dia diincar tentara penjajahJepangHasil jepretan Frans Mendur pun mau dirampas atau disita pihak tentara Jepang,tapi Frans berdusta. Bahwa filmnya sudah tidak ada ditangannya. Fotografer lain?Sama sekali tidak ada pada saat peristiwa bersejarah itu. Andaikata tidak adaFrans Mendur, maka kita tidak akan punya satu foto dokumentasi pun dari peristiwa proklamasi kemerdekaanBangsa Indonesia kembali memperingati kemerdekaannya. Tahun ini kita telah 62tahun merdeka. Untuk mengenang saatsaat menjelang proklamasi kemerdekaan,sebaiknya kita mendatangi sebuah gedung di Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, berdekatan dengan gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU). Di tempat gedung bercat putih berlantai dua itu berada, pada masa Belanda bernama Oranye 13 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia Boulevard dan masa Jepang Meijidori. Di sinilah tinggal Laksamana MudaTadashi Maeda, penghubung AL Jepang.Di gedung bergaya Eropa yang dibangun pada 1930-an itulah Bung Karno danBung Hatta serta para pemimpin bangsa kala itu menyiapkan naskah proklamasikemerdekaan RI. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada 16 Agustus tengahmalam, setelah keduanya pulang dari Rengasdenglok karena diculik para pemudamilitan. Naskah proklamasi yang kemudian pada tiap tahun peringatan detik-detik proklamasi selalu dibacakan baru selesai disusun pada 17 Agustus 1945 pukul04.00, bertepatan dengan 8 Ramadhan 1364 Hijriah.Gedung yang pernah ditempati Kedubes Inggris itu merupakan salah satu gedung bersejarah yang terselamatkan. Karena, gedung yang paling bersejarah di JlPegangsaan Timur (kini Jl Proklamasi) No 56, tempat proklamasi kemerdekaandibacakan, telah dibongkar pada 1960.Kembali ke gedung di Jl Imam Bonjol, yang kini dijadikan Museum Perumusan Naskah Proklamasi, karena naskah baru selesai dibuat jelang subuh, banyak darimereka langsung ke kediaman Bung Karno. Meskipun teks proklamasi baru akandibacakan pukul 10.00 pagi, tapi sejak dini hari sudah berbondongbondong,terutama Barisan Pelopor, yang datang ke Jl Pegangsaan Timur 56.Karena serba cepat

dan belum rapi pengorganisasiannya, banyak pemuda yangakan menghadiri acara tersebut datang ke lapangan Ikada (kini Monas). Di sinikemudian disebarkan selebaran tulisan tangan agar mereka ke Pegangsaan Timur 56. Pembacaan teks proklamasi di kediaman Bung Karno dianggap lebih amanmengingat balatentara Jepang masih berkeliaran di Jakarta. Sempat dikhawatirkanakan terjadi bentrokan antara massa rakyat dengan tentara Jepang.Ada Barisan Pelopor sekitar 100 orang dari Penjaringan, Jakarta Utara, yangdatang terlambat. Mereka kecewa karena tidak sempat melihat teks proklamasikemerdekaan dibacakan. Lalu mereka meminta agar diulang. Tapi ditolak BungKarno. Proklamasi kemerdekaan hanya dibaca satu kali saja tak boleh diulang dan 14 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia untuk selama-lamanya. Salah satu kekurangan besar yang hampir sukar dimaafkanadalah soal dokumentasi. Peristiwa paling bersejarah dan tidak mungkin diulanglagi meskipun 1000 tahun mendatang itu hampir saja tidak didokumentasikan.Hanya ada tiga adegan penting yang diabadikan. Pertama, adegan waktu BungKarno membacakan teks proklamasi. Kedua, sebagian dari orang-orang yanghadir. Dan, ketiga, adegan waktu acara penaikan bendera Sang Saka Merah Putih.Ketiga gambar yang dijepret Soemarto Frans Mendoer itulah yang tiap tahundimuat di suratkabar dan majalah menjelang HUT Proklamasi.Memang disayangkan, mengapa putra kelahiran Sulawesi Utara (Kawangkoan,red) yang berusia 32 tahun dan jadi jurufoto IPPHOS itu hanya mengabadikan tigaadegan saja dari peristiwa yang paling bersejarah tersebut. Tapi, andaikata tidak ada Frans Mendoer maka kita tidak akan punya satu foto dokumentasi pun dari peristiwa proklamasi kemerdekaan. Sementara yang paling disesalkan adalahgedung proklamasi kini sudah tidak ada lagi. Kalaupun ada, rencana membangunkembali nilai sejarahnya tidak mungkin sama dengan yang asli. H Soebagio IN dalam buku Jagad Wartawan Indonesia menulis, Mendoer sudah jadi wartawan foto sejak 1935 . Mula-mula dia belajar pada kakak kandungnya sendiri Alex Mendoer yang kala itu menjadi wartawan foto JavaBode , koran berbahasa Belanda di Jakarta . Di samping di Wereldnieuws,sebuah mingguan berbahasa Belanda yang dicetak di percetakan de Unie diJakarta. Setelah Jepang kalah perang, dia pula bersama BM Diah yangmempelopori perebutan percetakan de Unie. Sedangkan Soemarto adalah nama bapak angkatnya.Jepang tahu benar, bahwa kalau gambar pembacaan proklamasi itu sampai tersiar niscaya punya efek atau akibat psikologis yang hebat sekali kepada

rakyat.Sewaktu Jepang datang kepadanya dan minta negatifnya, Frans Mendoer menyatakan tidak ada lagi padanya dan sudah diambil oleh Barisan Pelopor.Padahal negatif foto-foto peristiwa pembacaan teks proklamasi itu disembunyikanMendoer dan ditanam di halaman kantor harian Asia Raya di bawah pohon. 15 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia Andaikata kala itu dia tidak bisa bohong niscaya generasi sekarang dan yang akandatang tidak dapat mengetahui seperti apa peristiwa itu. Seperti juga generasisekarang tidak tahu lagi bentuk gedung proklamasi Pegangsaan Timur 56, tempatkediaman Bung Karno. Frans Mendoer banyak pula mengabadikan suasana kota Jakarta pada masa-masa revolusi fisik, yang kini dapat kita saksikan foto-fotonya. Seperti kata-kata Merdeka atau Mati "Freedom or Death" semboyan yang banyak terdapat diJakarta kala itu, termasuk di tembok-tembok dan trem listrik. Sewaktu pemerintahRI hijrah ke Yogyakarta, tidak ketinggalan Mendoer juga ikut serta. Bukandengan pistol FN atau senjata bren, tapi dengan kameranya ia mengabadikan perjuangan bangsanya yang tengah bergulat hidup dan mati melawan Belanda. Frans Mendoer meninggal dunia pada 24 April 1971 di Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta. Dalam hubungan ini Harian Pedoman mencatat, ''Tidak banyak wartawan yang mengantar jenazah Soemarto Frans Mendoer ke makamnya.''Sedangkan Harian Merdeka menulis, ''Terlepas dari segala-galanya, dia berhak untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlalwan.'' Sayangnya, tulis H SubagioIN ,'' Meskipun begitu besar jasanya dan berhasil mengabdikan sejarah perjuangan bangsanya, namun dia kebetulan dianggap tidak punya syarat untuk dimakamkandi Taman Makam Pahlawan Kalibata.'' Memang cukup tragis dan menyedihkan. 16 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia C.Sejarah Fotografi di IndonesiaBagian 4 "Perkembangan Jenis Fotografi Indonesia Di Masa Kini" Saat menggambarkan situasi fotografi terkini di Indonesia, hal yang sangatmerisaukan adalah bahwa semua fotografer handal di Indonesia, bergerak di kota besar di pulau Jawa. Perkembangan di daerah seperti Bali misalnya, terlewatkanapalagi dengan daerah lain. Bali memang unik, bukan saja karena banyaknya jurufoto asing yang bekerja di sana, tetapi juga karena kecenderungannya melayani pariwisata, yang menyebabkan perkembangannya baik secara praktisis maupunteoritis berbeda.Adalah satu kenyataan bahwa perkembangan fotografi di Indonesia berada dikota-kota

besar, di mana media cetak, publikasi dan pusat-pusat kebudayaan asing berada. Kenyataan ini seperti sebuah miniatur centrum di periferi dunia besar fotografi. Di kota-kota besar inilah infrasturktur penunjang pertumbuhan danapresiasi pada fotografi terus menerus meningkat, seperti pertumbuhan galeri fotoyang memungkinkan semakin banyaknya pameran.Penulisan yang merupakan komponen penunjang penting dalam perkembanganapresiasi dan pratek umum fotografi (dan khususnya fotografi seni yangkonseptual) juga terus dan tengah berkembang. Beberapa penulis tentang fotografitampil menonjol. Diawali oleh Yudhi Surjoatmodjo , kemudian Seno GumiraAdjidarma, kini hadir Alex Supartono dan Lisabona Rahman . Nama terakhir ini sering menulis dengan berangkat dari mata perempuan, hal yang memberinafas segar dalam perkembangan fotografi. Tentu saja tidak dipungkiri bahwa ada penulis kritikus seni yang lain yang juga melakukan penulisan tentang fotografi (Rifky Effendi, Amminudun Th Siregar, Agung Hujatnikajenong danHendro Wiyanto) , namun demikian nama-nama di atas memang lebih akrabdengan kegiatan praksis fotografi Indonesia umumnya, dan Jakarta, Bandung danJogja khususnya. Kerenanya perkembangan fotografi seni lebih dapat berkembangdi tiga kota tersebut. 17 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia Oleh semakin meningkatnya jumlah media cetak di kota kota tersebut, fotografi jurnalistik semakin tampil mendominasi arena representasi fotografi. Tabloid,koran berita dan majalah bergambar bertumbuhan. Namun merupakan satukenyataan juga bahwa kebebasan baru memiliki dua sisi. Selainkan melahirkankreativitas baru, ia juga melahirkan eforia kebebasan. Saat fotografi jurnalistik mendominasi perkembangan fotografi sekarang ini, selain isu kebenaran berita,sensasi juga mendominasi perkembangan fotografi. Yang terakhir ini tentunyahadir oleh dukungan oleh industri pers itu sendiri. Gambar gambar yang baikmembantu pemasaran media cetak itu sendiri.Tidaklah demikian keadaannya dengan fotografi seni yang strukturnya belumdapat berkembang karena belum adanya struktur pendukung eksistensinya secarariil. Galeri belum rutin menyelenggarakan pameran foto, belum banyaknya penulisan dan akhirnya belum adanya pembeli. Situasi ini berbeda dengan dengan perkembangan di Spanyol yang karena letaknya di Eropa Barat memungkinkan perkembangan apresiasi dan pasar. Spanyol setelah memasuki abad 21, jauh berbeda dengan saat baru lepas dari cengkraman diktatur dulu. Apakah fotografidi Indonesia akan bergerak ke arah yang sama? Tidak mudah memprediksi hal ini.Ketika persepsi konservatif bahwa fotografi semata menghadirkan realita, masihdominan, dan rambu-rambu moral dan politik juga menjadi dominan, lagu lamadimainkan dengan instrumen yang beda. Apalagi saat pasar yang ajeg sulit berkembang oleh suasana ekonomi yang oportunistis.Semuanya menyimpulkan bahwa selama hak mengemukakan pendapat secaravisual masih dalam rambu rambu moral, ia sulit untuk berkembang lebih jauh, juga ketika fotografi dianggap semata sebagai perekam situasi obyektif (yangditentukan oleh pemilik media). Sementara seni cenderung menjadi bagian darielite perdagangan semata dan bukan bagian dari pernyataan sosial dan sejarah pemikiran. Tentu perlu kerja keras untuk menghadirkan

subyektifitas dalam bentuk yang riil tanpa bersinggungan dengan rambu rambu ini. Untuk sesungguhnya bebas lepas dari kungkungan yang pernah ada. 18 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia Adalah satu tantangan bagi praktisi dan teoritisi fotografi di Indonesia untuk menjadikan fotografi sebagai satu media yang nyata subyektif. Rio Helmi , salahsatu jurufoto di Bali yang cukup ternama, bekerja memadukan pendekatan jurnalistik dokumenter untuk kepentingan komersil, satu hal yang sulit dihindarioleh alam industri pariwisata khas Bali.Dalam Beberapa tahun ini tumbuh dan bertahan beberapa Galeri khususFotografi , seperti GFJA , I-See , Oktagon , de Arneau di Jakarta . Di Bandung beberapa galeri seperti Galeri Soemardja ITB dan Selasar Soenarjo Art Space semakin sering memberi ruang pada fotografi. Begitu pula di Yogyakarta dengan Kedai Kebun, dan Mes 56. 19 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia C.Sejarah Fotografi di IndonesiaBagian 5 "Karya Fotografer Dunia Dipamerkan di Jakarta" Sejumlah karya fotografer dunia ditampilkan melalui pameran bertajuk "TheJakarta International Photo Summit" di Galeri Nasional, Jakarta, mulai 3 hingga13 Desember. Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Aurora Tambunan yangmembuka pameran ini.Sekitar 100 karya dipamerkan dalam pameran bertema "City of Hope". Foto-fotoyang dipamerkan mengambil pendekatan fotografi jurnalistik dokumenter tentangkota dan segala permasalahannya."The Jakarta International Photo Summit adalah pertama kali digelar. Padahakekatnya ini merupakan ajang pertemuan global bagi karya-karya fotografer dunia dengan para fotografer tanah air yang diharapkan akan berpengaruh positif terhadap perkembangan fotografi di Indonesia," ujar Pemimpin Galeri FotoJurnalistik ANTARA, Oscar Motuloh.Sebanyak tujuh negara berpartisipasi dalam pameran ini yakni

Jepang, AmerikaSerikat, Jerman, Belanda, Prancis, Brasil, dan Indonesia. Masingmasingfotografer dari berbagai negara tersebut menghadirkan perspektif mereka terhadapkota di mana mereka tinggal dan kompleksitas masalah sosial budaya di kotatersebut.Karya foto tersebut dipilih oleh empat kurator yang merupakan pengamat dan pelaku fotografi yakni Firman Ichsan, Rifki A Zaelani, Alex Supartono, dan Oscar Motuloh.Pameran ini turut didukung Pusat Kebudayaan Perancis di Jakarta (CCF) yangmenghadirkan 88 karya asli dari 54 maestro fotografer dengan tema "Objectif Paris".Foto-foto tersebut merupakan karya orisinil yang dihimpun dari PerpustakaanSejarah, Museum Carnavale, Museum Seni Modern, Rumah Fotografi Eropa, danPustaka Balai untuk Seni Kontemporer.Para fotografer dari Perancis tersebut diantaranya Brassai, Eugene Atget, AndreKertesz, Marc Riboud, dan Henri-Cartier Bresson.Pameran yang berlangsung hingga 13 Desember ini digagas oleh Galeri FotoJurnalistik ANTARA, Galeri Nasional Indonesia, dan Dewan Kesenian Jakarta. 20 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia BAB 3Penutup Akhir kata sebagai penutup serta kesimpulan dari isi makalah "PerkembanganFotografi di Indonesia", bahwa janganlah sekali-kali melupakan sertameremehkan sebuah kamera dan foto, karena dengan keduanya kita bisamenciptakan sebuah momen yang abadi, seperti momen dimana detik-detik kemerdekaan yang diabadikan dan menjadi saksi sejarah sampai saat ini.Serta seiring dengan perkembangan zaman dunia fotografi, kita pasti dituntutuntuk selalu mengikutinya. Kita yang ingin menjadi seorang fotografer sejatiharus ditanam dalam diri kita untuk selalu jangan lupakan sejarah masa lalu, sayaingat akan perkataan yang melegenda dari Presiden RI 1 Kita Bung Karno, bahwauntuk menjadi sebuah Bangsa yang kuat maka kita jangan lupakan sejarah perjuangan para pahlawan kita. Sama seperti hal nya foto, jangan pernah lupakansejarah perkembangan fotografi, karena dengan kita mempelajari serta tak akanmelupakan setiap masa-masa perkembangan dunia foto, maka akan menjadicerminan kita untuk selalu bersemangat dan terus menerus berkarya untuk kemajuan yang positif perkembangan fotografi Indonesia. 21 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia Bibliography Ardiansyah, Yulian. 2007. Tips & Trik FOTOGRAFI . Jakarta: Grasindo.Berandabuku.blogspot.com. 2008. Memandang Seni Fotografi, Membahasakan Realitas . Internet.Kindarto, Asdani. 2007. Memotret dan Mengolah Foto Digital Untuk Pemula .Jakarta: Gramedia.Komawangkoan.net. 20 Januari 2008. FRANS MENDUR - Pejuang Proklamasi .Internet.Kompas.com. 15 Mei 2004. Kisah Sebuah Kamera Tua yang Bersejarah . Internet.Matroji. 2000. IPS Sejarah Untuk SLTP Kelas 2

. Jakarta: Penerbit Erlangga.MediaIndonesia.com. 2008. Karya Fotografer Dunia Dipamerkan di Jakarta .Internet: Google Search.www.balipost.com. 2008. Konsep Estetika dalam Dunia Fotografi . Internet.www.goethe.de. Maret 2005. Akhir . Internetwww.pikiran-rakyat.com. 08 Maret 2007. Mahasiswa dan FotografiSemangat, Eksistensi, & Keseriusan . Internet 22 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia
Sumber : http://dazgallery.com/sejarah_fotografi_di_indonesia_berita45.html Dasir Zainuddin, SSn. 14 Januari 2012

Sumber : Webpage lain : http://edithyaedra.blogspot.com/ Komunitas Fotografi Berita : http://fotografi.blog.gunadarma.ac.id/?cat=35 http://fajareblog.blogspot.com/2011/09/sejarah-fotografi.html http://kirazavera.blogspot.com/2011/09/sejarah-perkembangan-fotografi.html

(Indra Kusuma)

file Pdf : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16457-Chapter1-pdf.pdf

Anda mungkin juga menyukai