Walisongo
Perkembangan agama Islam di Nusantara terjadi pada abad ke-15 dan ke-
16. Hal ini ditandai dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan
Demak, Banten, dan Makassar. Dalam penyebaran agama Islam di Nusantara,
walisongo memiliki peranan penting di dalamnya. Mereka tinggal di pesisir
pantai utara Jawa pada abad ke-15 M. Mereka juga berperan dalam mendirikan
kerajaan-kerajaan Islam, khususnya di tanah Jawa.
Sunan Ampel juga memiliki cara yang hampir sama dengan ayahnya,
Maulana Malik Ibrahim. Namun, skala yang ia cakup lebih besar, hingga
mencapai mancanegara. Ia menikahi adipati di Tuban dan juga menunjuk sultan
muridnya Raden Patah dan Prabu Brawijaya V, seorang ex-Majapahit, yang
kemudian menjadi Sultan di kerajaan Demak. Dari situ, ia dihadiahkan berupa
lahan yang kemudian ia bangun sebagai tempat pendidikan, sekaligus tempat
menyiarkan agama Islam, yang murid-muridnya mencapai mancanegara. Salah
satu murid di pondok tersebut ialah Sunan Giri.
Sunan Giri juga memiliki cara yang sama dengan leluhur sebelumnya. Ia
mendirikan pesantren, dimana pada masa itu menjadi roda politik yang sangat
penting di tanah Jawa. Karena terlalu penting pengaruh politiknya, bahkan
tempat pesantren tersebut hampir setara dengan sebuah kerajaan, dimana
memiliki sebutan Giri Kedaton. Umur Giri Kedaton mencapai 200 tahun. Selama
itulah proses penyebaran Islam dilakukan oleh Sunan Giri dan penerus (murid
Sunan Giri) Giri Kedaton.
Keenam Sunan lainnya memiliki cara yang hampir sama dengan Sunan-
Sunan sebelumnya. Dimana mereka mendekati hati masyarakat kelas bawah,
membawa ajaran kedamaian, dengan tujuan mencari posisi di wilayah lokal
tersebut. Sesudah itu baru penyebaran agama Islam dilakukan, tanpa
mencoreng budaya lokal setempat.
Pada abad ke-15, Johannes Gutenberg, seorang pandai besi dari Jerman,
mengembangkan mesin cetak yang menggunakan metode printing press. Pada
tahun 1440, Gutenberg berhasil melakukan pencetakan dengan metode
tersebut. Kemudian pada tahun 1500, mesin cetak karya Gutenberg sudah
menyebar luas hingga ke eropa barat. Hal ini dikarenakan kemampuan mesin
cetaknya yang dapat mencetak buku secara massal. Sehingga pada era itu,
penyebaran melalui literatur menjadi lebih mudah.
Galih Aji - Foundation 2
Performing Arts History And Literature 20 September 2016
Tokoh penemu yang berperan penting pada abad ke-16 lainnya ialah
Galileo Galilei. Ia merupakan seorang ahli matematika, fisika, dan juga ilmu
bintang (astronom). Galileo mengemukakan beberapa teori yang berbeda dari
penemu sebelumnya, yaitu Aristoteles (abad ke-4). Aristoteles mengatakan
bahwa semua benda yang lebih berat massanya, akan jatuh lebih cepat
dibandingkan dengan benda yang lebih ringan massanya. Namun hal ini
disangkal oleh Galileo, bahwa semua benda (baik berat atau ringan) akan jatuh
bersamaan jika dijatuhkan di dalam ruang vakum. Selain itu, Galileo juga
mengatakan bahwa bumi tidaklah diam, melainkan mengelilingi matahari. Hal ini
dikemukakannya dalam teori yang disebut Heliosentris. Sejak abad ke-4,
masyarakat percaya bahwa bumi tidaklah bergerak, dan benda langit lah yang
mengitari bumi. Pendapat ini dikemukan oleh Aristoteles dalam teorinya yang
disebut geosentris. Kemudian, tertulis di dalam Bible, bahwa bumi selalu diam,
sehingga sejalan dengan teori geosentris milik Aristoteles. Galileo yang merasa
teorinya benar, ingin menyebarluaskan ke masyarakat. Namun, pihak gereja
Katolik melarang hal tersebut, sehingga akhirnya Galileo ditahan oleh gereja
Katolik dan dilakukan persidangan.