Anda di halaman 1dari 13

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN

“”DAKWAH ISLAM DI NUSANTARA DAN ASAL


USUL MUHAMMADIYAH””
KELOMPOK 1 :

1. ANDIN CIPTA PUTRI (20201221126)


2. TYAS NINDYA MARELLA (20201221178)
3. ABDUL FAQIH (20201221011)
Teori Masuknya Islam di Nusantara
Ada sejumlah teori yang membicarakan mengenai asal-muasal Islam yang berkembang
di Nusantara yaitu teori gujarat, teori persia, dan teori arabia.

1. Teori Gujarat
Teori ini dikemukaka oleh sejumlah sarjana Belanda. Teori ini mengatakan
bahwa Islam yang berkembang di Nusantara bukan berasal dari Persia atau Arabia,
melainkan dari orang-orang Arab yang bermigrasi dan menetap di wilayah India dan
kemudian membawanya ke Nusantara. Teori Gujarat ini mendasarkan pendapatnya
melalui teori mazhab dan teori nisan. Menurut teori ini, ditemukan adanya persamaan
Mazhab yang dianut oleh umat Islam Nusantara dengan umat Islam di Gujarat. Mazhab
yang dianut oleh kedua komunitas Muslim ini adalah mazhab Syafi’i. Pada saat yang
bersamaan teori mazhab ini dikuatkan oleh teori nisan, yakni ditemukannya model dan
bentuk nisan pada makam-makam baik di Pasai, Semenanjung Malaya dan di Gresik,
yang bentuk dan modelnya sama dengan yang ada di Gujarat.
2. Teori Persia
Teori ini mendasarkan pada teori mazhab. Ditemukan adanya
peninggalan mazhab keagamaan di Sumatra dan Jawa yang bercoral Syi’ah. Juga
disebutkan adanya ulama fiqih yang dekat dengan Sultan yang memiliki keturunan
Persia. Seorang berasal dari Shiraz dan seorang lagi berasal dari Lifaham.

3. Teori Arabia
Menurut Thomas W. Arnold, Coromandel dan Malabar nukam satu-
satunya tempat asal Islam ketika mereka dominan dalam perdagangan Barat - Timur
sejak awal-awal abad Hijriah atau abad ke-7 atau 8 Masehi. Hal ini didasarkan pada
sumber-sumber Cina mengatakan bahwa menjelang akhir abad ke-7 seorang
pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman Arab-Muslim di pesisir
pantai Barat-Sumatra.
Proses Perkembangan Islam di Nusantara
Kedatangan Islam ke Indonesia dan penyebarannya kepada golongan bangsawan
dan rakyat umumnya, dilakukan secara damai. Saluran-saluran Islamisasi yang berkembang
ada enam, yaitu saluran perdagangan, saluran perkawinan, saluran tasawuf, saluran
pendidikan, saluran kesenian, dan saluran politik.
1. Saluran Perdagangan
Diantara saluran Islamisasi di Indonesia pada taraf permulaannya ialah melalui
perdagangan. Hal ini sesuia dengan kesibukan lalu lintas perdagangan abad-7 sampai abad
ke-16, perdagangan antara negeri-negeri di bagian barat, Tenggara dan Timur benua Asia dan
dimana pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia, India) turut serta menggambil bagiannya
di Indonesia. Penggunaan saluran islamisasi melalui perdagangan itu sangat
menguntungkan.
2. Saluran Perkawinan
Saluran Islamisasi melalui perkawinan yakni antara pedagang atau saudagar
dengan wanitia pribumi juga merupakan bagian yang erat berjalinan dengan
Islamisasi.Jalinan baik ini kadang diteruskan dengan perkawinan antara putri kaum pribumi
dengan para pedagang Islam.
Melalui perkawinan inilah terlahir seorang muslim. Dari sudut ekonomi, para
pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi,
sehingga penduduk pribumi, terutama putriputri bangsawan, tertarik untuk menjadi
istri saudagar-saudagar itu. Sebelum kawin, mereka diislamkan terlebih
dahulu.Setelah setelah mereka mempunyai kerturunan, mereka makin luas. Akhirnya
timbul kampung-kampung, daerah-daerah, dan kerajaan-kerajaan muslim.

3. Saluran Tasawuf
Tasawuf merupakan salah satu saluran yang penting dalam proses
Islamisasi. Dalam hal ini, para ahli tasawuf hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu
berusaha menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama di tengah-tengah
masyarakatnya. Para ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian untuk menyembuhkan
penyakit dan lain-lain. Jalur tasawuf yaitu proses islamisasi dengan mengajarknan
teosofi dengan mengakomodir nilai-nilai budaya bahkan ajaran agama yang ada yaitu
agama Hindu ke dalam ajaran Islam, dengan tentu saja terlebih dahulu dikodifikasikan
dengan nilai-nilai Islam sehingga mudah dimengerti dan diterima.
4. Saluran Pendidikan
Para ulama, guru-guru agama, raja berperan besar dalam proses Islamisasi,
mereka menyebarkan agama Islam melalui pendidikan yaitu dengan mendirikan
pondok-pondok pesantren merupakan tempat pengajaran agama Islam bagi para santri.
Pada umumnya di pondok pesantren ini diajarkan oleh guru-guru agama, kyai-kyai,
atau ulama-ulama.

5. Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi melalui seni seperti seni bangunan, seni pahat atau ukir,
seni tari, musik dan seni sastra.Misalnya pada seni bangunan ini telihat pada masjid
kuno Demak, Sendang Duwur Agung Kasepuhan di Cirebon, masjid Agung Banten,
Baiturrahman di Aceh, Ternate dan sebagainya. Contoh lain dalam seni adalah dengan
pertunjukan wayang, yang digemari oleh masyarakat. Melalui cerita-cerita wayang itu
disisipkan ajaran agama Islam. Seni gamelan juga dapat mengundang masyarakat untuk
melihat pertunjukan tersebut.Selanjutnya diadakan dakwah keagamaan Islam.
6. Saluran Politik
Pengaruh kekuasan raja sangat berperan besar dalam proses Islamisasi.
Ketika seorang raja memeluk agama Islam, maka rakyat juga akan mengikuti jejak
rajanya. Rakyat memiliki kepatuhan yang sangat tinggi dan raja sebagai panutan
bahkan menjadi tauladan bagi rakyatnya. Misalnya di Sulawesi Selatan dan Maluku,
kebanyakan rakyatnya masuk Islam setelah rajanya memeluk agama Islam terlebih
dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah tersebut.
Corak Islam di Nusantara
It’s the closest planet to the Sun and the smallest in the Solar System
Kedatangan dan Penjajahan Bangsa Barat di Nusantara
 Kedatangan bangsa Portugis di Indonesia
Melalui penjelajahan samudra, bangsa Portugis berhasil mencapai India (Calcuta) dan
berhasil mendirikan kantor dagangnya di Goa. Tahun 1551, Portugis berhasil menguasai
malaka, selanjutnya Portugis mengadakan hubungan dagang dengan Maluku yang
merupakan daerah penghasil rempah-rempah di Indonesia. Awalnya masyarakat
Maluku menyambut baik dan saling berebut menanamkan pangaruh kepada Portugis
agar dapat membeli rempah-rempah dan membantu masyarakat Maluku menghadapi
musuh-musuhnya. Sultan ternate meminta bantuan Portugis untuk mendirikan
benteng di Ternate dengan tujuan agar ternate terhindar dari kemungkinan serangan
dari daerah lain. Perjanjian monopoli pendagangan rempah-rempah tersebut ternyata
menimbulkan kesengsaraan. Rakyat tidak dapat menjual rempah-rempah secara bebas,
rakyat ternate harus menjual rempah-rempah kepada Portugis. Hal itu merugikan
rakyat. Oleh karena itu, tejadi permusuhan antara rakyat ternate dan Portugis. Selain
mengadakan monopoli pendagangan rempah-rempah di maluku, portugis juga aktif
menyebarkan agama katolik dengan tokohnya Franciscus Xaverius.
Kedatangan bangsa Spanyol di Indonesia
Tahun 1521 bangsa spanyol berhasil untuk pertama kali mendara di Tidore (Maluku)
kemundian siggah di Bacan dan Jailolo. Kedatangan spanyol di Maluku merupakan
keberhasilan bangsa spanyol dalam mencapai daerah yang diidam-idamkan, yaitu daerah
penghasil rempah-rempah. Orang spanyol senang berdagang di maluku sehingga jumlahnya
semakin banyak. Bagi portugis, kehadiran spanyol merupakan pelanggaran atas hak
monopolinya. Akibatnya timbul persaingan antara Portugis dan Spanyol. Persaingan tersebut
sejalan dengan pertentangan antara sultan Ternate dan Sultan tidore. Sultan ternate bersekutu
dengan portugis, sedangkan sultan tidore bersekutu dengan Spanyol. Puncaknya Portugis dan
Spanyol menempuh jalan perundingan yang di laksanakan di Saragosa (Spanyol) tahun 1529.

Kedatangan bangsa Belanda di Indonesia


Sebelum datang ke Indonesia untuk membeli rempah-rempah, para pedagang Belanda
membeli rempah-rempah hasil kekayaan alam indonesia di Lisabon (ibukota Portugis). Tahun
1585 Belanda tidak lagi mengambil rempah -rempah dari Lisabon karena Portugis di kuasai
oleh bangsa Spanyol. Sejak saat itu bangsa Belanda meulai mengadakan penjelajahan samudra
untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah, yaitu Indonesia.
WHOA
This can be the part of the presentation where you introduce

!
yourself, write your email…

Anda mungkin juga menyukai