Anda di halaman 1dari 5

LO.4.

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN TENTANG KERATITIS DEFINISI Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrat sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh. KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI Keratitis virus Keratitis herpetik : Disebabkan oleh herpes simplek dan herpes zoster Keratitis infeksi herpes zoster Disebabkan oleh herpes zoster yang dapat memberikan infeksi pada ganglion Gaseri saraf trigeminus. Keratitis dendritik Disebabkan olehvirus herpes simpleks yang membentuk garis infiltrat pada permukaan kornea yang kemudian membentuk cabang Keratitis disiformis Disebabkan oleh infeksi herpes simpleks yang membentuk kekeruhan infiltrat yang bulat atau lonjong di dalam jaringan kornea. Keratokonjungtivitis epidemi Disebabkan oleh akibat reaksi peradangan kornea dan konjungtiva yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap adenovirus tipe 8 Keratitis Dimmer atau Numularis Ditemukannya infiltrat yang bunder berkelompok dan tepinya berbatas tegas sehingga memberikan gambaran halo.

PATOFISIOLOGI Keratitis virus Keratitis herpetik Di bagi menjadi 2:

Epitelial >> Kerusakan sel terjadi akibat pembelahan virus di dalam sel epitel, yang akan mengakibatkan kerusakan sel dan membentuk tukak kornea superfisialis. Stromal >> Di akibatkan reaksi imunologik tubuh pasien sendiri terhadap virus yang enyerang. Antigen (virus) dan antibodi (pasien) bereaksi di dalam stroma kornea dan menarik sel leukosit dan sel radang lainnya. Sel ini mengeluarkan bahan proteolitik untuk merusak antigen (virus) yang akan merusak jaringan stromal di sekitarnya. Keratitis infeksi herpes zoster virus herpes zoster biasanya dapat memberikan infeksi pada ganglion Gaseri saraf trigeminus maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata Keratitis dendirtik Bentuk dendrit ini terjadi akibat pengrusakan aktif sel epitel kornea oleh herpes simpleks disertai dengan terlepasnya sel diatas kelainan. Bentuk dendrit ini dapat berlanjut menjadi bentuk geografik, yang biasanya tidak mengenai jaringan stroma kornea. Keratitis disiformis Akibat reaksi alergi ataupun imunologik terhadap infeksi virus herpes simpleks pada permukaan kornea. Keratokonjungtiva epidemi Pada kornea terdapat keratitis pungtata yang pada minggu pertama terlihat difus di permukaan kornea. o Pada hari ke 7 terdapat lesi epitel setempat o Pada hari 11-15 terdapat kekeruhan sub epitel di bawah lesi epitel tersebut Kelenjar preureikel membesar. Kekeruhan subepitel, baru menghilang sesudah 2 bulan sampai tiga tahun atau lebih.

Keratitis filamentosa Filamen terdiri atas sel dan sisa mukoid, dengan dasar bentuk segitiga yang menarik epitel, epitel yang terdapat pada filamen terlihat tidak melekat pada kornea. Di dekat filamen terdapat defek epitel disertai kekeruhan epitel berwarna abu-abu.

MANIFESTASI KLINIS Keratitis virus Keratitis herpetik : manifestasi klinik seperti infeksi herpes simpleks Keratitis herpes zoster Daerah mata : rasa sakit pada daerah terkena dan badan terasa hangat. Penglihatan berkurang dan merah. Pada kelopak akan terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea. Keatitis dendritik Bermanifestasi dalam bentuk keratitis dengan gejala ringan seperti fotopobia,kelilipan,tajam penglihatan menurun,konjungtiva hiperemia disertai dengan sensitibilitas kornea yang hipestesia. Keraokonjungtiva epidemi Umumnya pasien demam,merasa seperti ada benda asing, kadang-kadang disertai nyeri periorbita. Akibat keratitis penglihatan akan menurun. Ditemukan edema kelopak dan folikel konjungtiva, pseudomembran pada konjungtivatarsal yang dapat membentuk jaringan parut Keratitis filamentosa Gejalannya berupa rasa kelilipan,sakit silau,blefarospasme dan epifora. Dapat berjalan menahun ataupun akut. Mata merah dan terdapat defek epitel kornea.

DIAGNOSIS BANDING KERATITIS Diagnosis banding keratitis (disertai mata merah) berdasarkan pemeriksaan:

Diagnosis banding keratitis berdasarkan gejala :

PENATALAKSANAAN Prinsipnya, pasien keratitis ditangani dengan pemberian antibiotik, siklopegik, dan air mata buatan. Pada keratitis bakteri, dapat diberikan Gentamisin 15 mg/ml, Tobramisin 15 mg/ml, atau Sefuroksim 50 mg/ml. Untuk hari-hari pertama diberikan setiap setengah jam kemudian diturunkan menjadi setiap jam sampai 2 jam bila membaik. Ganti obatnya bila resisten atau tidak terlihat membaik. Perlu diberikan Siklopegik untuk menghindari terbentuknya sineksia posterior dan mengurangi nyeri akibat spasme siliar. Pada keratitis jamur, sebagai terapi awal diberikan Ekonazol 1% yang berspektrum luas. Pada keratitis flikten, pengobatan dapat diberikan steroid topikal maupun sistemik. Pada keratitis interstisial (profunda) pengobatan dapat diberikan Sulfat atropin tetes mata, Kortikosteroid tetes mata, dan dianjurkan menggunakan kacamata hitam bila silau.

Pada keratitis marginal dan ulkus marginal ( ulkus kataral) pengobatan dengan pemberian antibiotik, steroid lokal, dan dapat pula diberikan vitamin-vitamin terutama vitamin B dan C. Pada keratitis sklerotikans (sklerokeratitis, sklerosing keratitis) pengobatan dapat diberikan Kortikosteroid, Derivat fenilbutazon, dan dapat dilakukan keratoplasti ( suatu operasi untuk transplantasi sebagian kornea, dilakukan dalam kasus kebutaan yang disebabkan oleh kerusakan kornea).

Anda mungkin juga menyukai