Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Jagad Raya

S ejak dari dulu keindahan langit pada malam hari telah membangkitkan
keingintahuan umat manusia tentang jagat raya. Langit yang ditaburi oleh
titik-titik cahaya yang berkelip yang kita sebut bintang.

Apabila kita amati dengan seksama, di


antara bintang-bintang di langit ada
terdapat beberapa bintang yang lebih
terang dari bintang yang lainnya. Beberapa
bintang-bintang yang lebih terang yang
membentuk pola yang disebut rasi
bintang.
Para ahli astromi mengelompokkan rasi
bintang yang ada di langit menjadi 88
kelompok. Diantaranya diberi nama
Scorpius, Leo dan Orion. Sampai sekarang
rasi-rasi bintang tersebut masih digunakan
untuk menjelajah di jagat raya.

Jagad Raya Adapun bintang dan materi antarbintang


yang jumlahnya
mencapai ribuan juta
lebih dengan ukuran
mulai dari 1.000
sampai 10 juta tahun
cahaya disebut
galaksi. Di jagat raya
ini terdapat ribuan
galaksi.
MenurutHubble
(1926), galaksi-
galaksi di jagat raya
dapat di kelopokkan
kedalam 4 bentuk, yaitu spiral, elips, spiral berbatang dan tidak
beraturan.
Diantara ribuan galaksi yang ada di jagad raya ini, yang menjadi pusat peehatian
kita adalah galaksi Bimasakti (MilkyWay). Hal itu disebabkan karena pada galaksi
itulah
Galaksi Bimasakti tata surya kita berada . Galaksi Bimasakti
merupakan tatanan bintang yang berbentuk piringan pipih dan beranggotakan ± 100
miliyar bintang.

Namun, matahari sebagai pusat tata surya kita tidak terletak di pusat galaksi.
Matahari berjarak 30.000 tahun cahaya dari pusat galaksi Bimasakti. Matahari dan
bintang-bintang sekitarnya mengelilingi pusat galaksidengan kecepatan 262 km/jam
dan memerlukan waktu 25 juta tahun cahaya untuk sekali putaran.

B. Tata Surya
Kita dapat melihat matahari sebagai pusat peredaran benda-benda langit yang
berjumlah delapan yang berada pada jarak tertentu yang disebut planet. Planet-planet
yang mengelilingi matahari dikelilingi pula oleh benda langit yang disebut satelit.
Jadi dengan ini kita dapat menyimpulkan bahwa tata surya itu adalah suatu
kesatuan yang terbentuk oleh benda-benda langit yang stabil mengelilingi matahari
karena adanya gaya tarik gravitasi matahari.

1.Matahari

M atahari hanyalah salah satu dari satu bintang dari sekitar 100 milyar bintang
yang ada di Galaksi Bimasakti. Matahari merupakan bola gas yang amat
besar dan menyala sangat panas. Diameter matahari ±1,4 juta km dan
massanya 1,99 x 10²° kg atau 333.000 x massa Bumi.
Massa matahari yang begitu besar menjadikan matahari mempunyai gaya tarik
gravitasi yang besar pula. Gravitasi mataharti itu sebesar 28 kakli lebih kuat dari pada
gaya gravitasi Bumi.
Karena gaya gravitasi yang besar itulah yang menjadikan matahari mampu
menyatukan planet-planet, asteroid, komet dan matteri-materi antar planet menjadi
satu kesatuan sehingga matahari menjadi pusat tata surya.

2. Planet
Sampai saat ini kita
telah mengenal 8 planet
yang terdapat di tata
surya yang mengelilingi
matahari dan berputar
pada porosnya. Delapan
planet itu diantaranya
adalah, Merkurius,
Venus, Bumi, Mars,
Jupiter, Saturnus,
Uranus dan Neptunus.
Benda-benda langit
disebut planet karena mereka tidak
Planet-planet di Jagad Raya memberikan panas dan cahaya
sendiri, tetapi hanya menerima panas dan cahaya dari Matahari. Kali ini, kita
akan membahas lebih mendalam tentang planet Jupiter.

C. Planet Jupiter

P lanet di urutan ke-lima adalah Jupiter. Jupiter adalah planet terbesar di tata
surya kita. Garis tengahnya mencapai 11 kali garis tengah bumi atau sekitar
±142.980 km. Jika Jupiter kita bayangkan sebagai sebuah wadah kosong, maka
Jupiter dapat menampung 1310 buah planet bumi.

Tetapi tidak sebanding


dengan ukurannya, berat Jupiter
hanya 2 ½ kali dari planet bumi.
Planet ini ternyata tidak padat,
tetapi lembek seperti bubur.
Permukaannya berupa gas heLium
dan hidrogen cair yang terbungkus
awan yang bergolak.
Jupiter berputar pada
porosnya (rotasi) sangat cepat
The New Solar System
.Hanya dibutuhkan waktu 10 jam. Dan ini adalah rotasi tercepat di tata surya.
Jika dihitung kecepatan rotasi Jupiter adalah 35400 km/jam sedangkan bumi 1610
km/jam. Tetapi untuk mengelilingi matahari (orbital), Jupiter membutuhkan waktu
jauh lebih lama yakni 12 tahun.
Apabila dilihat dengan teleskop, pada permukaan planet akan tampak deretan
pola seperti sabuk awan yang selalu menyelimuti dan ada pula noda besar lonjong
yang dikenal sebagai Bintik Merah Besar. Noda ini diperkirakan disebabkan oleh
sustu gangguan pada atmosfer Jupiter.
Jupiter memiliki banyak sekali satelit yakni 16 buah. Empat buah satelit
berukuran besar dan diberi nama : Ganymede (satelit terbesar di tata surya), Callisto,
Europe dan Io. Dua belas satelit lainnya berukuran kecil dan diberi nama : Almathea,
Himalia, Elara, Pasiphae, Sinope, Lysithea, Carme, Ananke, Leda (terkecil), Thebe,
Adrastea dan Metis.

1.Satelit Planet Jupiter


SATELIT PLANET JUPITER -
Ganymede dan Titan merupakan satelit alam
(bulan) terbesar dalam tata surya kita.
Berikutnya berturut-turut disusul oleh Callisto
(Jupiter/4.820 km) dan Io (Jupiter/3.632 km).
Bulan kita menempati peringkat kelima dengan
diameter 3.475 km. Sementara itu, Europa
(Jupiter/3.126 km), Triton (Neptunus/2750 km),
dan Titania (Uranus/1.580 km) menyusul di
urutan selanjutnya. Daftar ini ditutup dengan
Rhea (Saturnus/1.530 km) dan Oberon
(Uranus/1.516 km) masing-masing di urutan ke-
9 dan 10.
Callisto Moon

2.Planet Jupiter Planet Paling Cemerlang


PLANET PALING CEMERLANG - Apabila Jupiter dan Bumi dilihat dari
jarak yang sama, maka Jupiter akan terlihat 164 kali lebih cemerlang. Dilihat dari
Bumi, planet yang paling cemerlang adalah Venus dengan magnitudo -4,4.
Dari lebih 100 buah satelit alam yang ada di tata surya, ada beberapa yang
tergolong besar (seukuran Bulan memiliki radius 1.738 km bahkan lebih besar).
Beberapa di antaranya Io (1.815 km), Europa (1.569 km), Ganymede (2.631 km) dan
Callisto (2.0400 km) untuk satelit Jupiter, Titan (2.575 km) untuk satelit Saturnus dan
Triton (1.350 km) untuk satelit Neptunus.

3.Aktivitas yang Terjadi di Satelit Jupiter

D ari satelit besar yang ada di Planet Jupiter, aktivitas vulkanis Io yang paling
menonjol. Satelit yang yang pertama kali diamati oleh Galileo Galilei pada
tahun 1610, pertama kali diamati manusia letusannya pada tahun 1991 oleh
Observatorium Fred Lawrence Whipple di Arizona, AS.
Letusan yang dihasilkan oleh gunung Pele, salah satu gunung teraktif selain
Loki, memuntahkan material hingga ketinggian 100 km dengan kecepatan awal 3.000
km/jam. Bisa dibayangkan bagaimana dahsyatnya letusan tersebut yang teramati pada
jarak 600 juta km dari Bumi.

Dua belas tahun


sebelumnya di tahun 1979,
Voyager I berhasil memotret
banyak sekali profil
permukaan Io. Terlihat
adanya proses erosi yang
terus berjalan dan beberapa gunung api sedang meletus dan memuntahkan debu
berkilometer-kilometer tingginya.
Voyager 1

Melalui detektor
inframerah diketahui keberadaan kaldera bertemperatur 780 – 930o C. Untuk ukuran
benda langit yang berada 750 juta km dari Matahari, temperatur tersebut sangat tinggi.
Berbeda dengan temperatur di sekitar kaldera -1.620o C. Ada perbedaan temperatur
yang ekstrem.
Letusan terakhir yang teramati pada 20 dan 22 Februari 2001 oleh Franck
Marchis dan Imke de Pater dari Universitas California Berkeley di Observatorium
Keck, Hawaii. Letusan yang sangat dahsyat itu melontarkan ateri puluhan km dari
luas letusan 1.900 km persegi dan bertemperatur 1.225 derajat Celcius.
Io adalah anggota tata surya yang teraktif secara vulkanis. Fisiografi
permukaannya begitu hancur dengan dominasi belerang dan belerang oksida
menjadikannya berwarna jingga kekuningan. Ada lebih dari 200 kaldera dengan
diameter 20 km. Yang menarik adalah aktivitas vulkanis Io dipengaruhi oleh gaya
pasang surut Jupiter.
Berbeda dengan Io, menentukan apakah di Titan ada gunung berapi atau tidak
ternyata jauh lebih sulit. Hal ini karena, di samping jaraknya lebih jauh dari Io sejauh
600 juta km, juga Titan diselimuti lapisan tebal atmosfernya. Namun begitu, Titan
diketahui memiliki aktivitas pemanasan internal seperti halnya Bumi dan Io. Satu
fenomena menarik yang masih diteliti adalah keberadaan titik panas di atmosfer Titan
berdiameter 500 km.

4.Cincin Planet Jupiter

S alah satu pemandangan paling indah dalam tata surya kita mungkin adalah
pemandangan Planet Saturnus dengan cincinnya. Dengan teleskop kecilpun,
cincin planet gas ini dapat dengan mudah kita amati dari Bumi. Saturnus
bukanlah satu-satunya planet yang memiliki cincin dalam tata surya kita. Planet
Jupiter, Uranus, dan Neptunus ternyata juga memiliki cincin. Namun tidak seperti
cincin Planet Saturnus, cincin-cincin planet Jupiter, Uranus, dan Neptunus tidak dapat
diamati dengan mudah dari Bumi. Akibatnya, keberadaa cincin-cincin Jupiter, Uranus,
dan Neptunus baru diketahui pada abad ke-20.

5.Petir dan Gunung Berapi di Jupiter


WASHINGTON - Satelit ruang angkasa badan antariksa Amerika (NASA),
New Horizons, bertemu dengan petir di kutub planet Jupiter dan mendapati aktivitas
vulkanik di salah satu bulannya. Pemandangan-pemandangan itu terjadi ketika satelit
robot berukuran piano itu sengaja membiarkan dirinya terjerembap dalam gaya tarik
planet terbesar di tata surya itu dalam perjalanannya menuju planet kerdil Pluto.
Strategi potong kompas itu bisa menghemat sekitar tiga tahun dari waktu
perjalanan yang dibutuhkan. New Horizons diperkirakan sampai di Pluto sekitar Juli
2015.
Ketika melintasi Jupiter, satelit tercepat yang pernah diluncurkan itu hendak
menyia-nyiakan kesempatan dengan cara mengarahkan sensor dan kameranya ke
planet dan empat bulan terbesarnya. Total, telah dilakukannya sekitar 700 observasi.
Selain temuan petir dan aktivitas gunung api itu, New Horizons mengamati
adanya cincin yang mengelilingi Jupiter, badai besar yang terjadi di permukaan
planet, dan gaya magnetik planet tersebut. "Ini hasil terbaik yang pernah kami
dapatkan," kata anggota tim New Horizons dari NASA, Jeff Moore. "Pertemuan
dengan Jupiter itu berlangsung seperti yang kami harapkan."
Io, salah satu bulan Jupiter, memiliki beberapa gunung berapi aktif. Satu dari
11 gunung berapi itu meletus ketika New Horizons melintas di sana. "Sangat
beruntung, ketika satelit sampai di sana, salah satu gunung di sana meletus," kata
Moore.
Letusan besar dari gunung berapi Tvashtar itu melontarkan awan debu
berbentuk cendawan raksasa setinggi 322 kilometer. Rekaman gambarnya adalah
yang terbaik di antara letusan besar gunung berapi lainnya di planet selain Bumi yang
pernah diabadikan.
Lewat temuan petir, New Horizons juga membantu para ilmuwan mengungkap
misteri dinamika atmosfer Jupiter. Selain di dua kutubnya, fenomena yang dulu
dipercaya hanya terjadi di bumi itu terjadi di bagian Jupiter lainnya, termasuk di
ekuator.
Satelit juga berhasil mengobservasi badai terbesar kedua di Jupiter, yang
diberi nama Little Red Spot, untuk membedakannya dengan Great Red Spot dari arsip
NASA. Diameter badai terbaru mencapai 70 persen diameter Bumi. "Meski namanya
Spot, maknanya besar," kata Alan Stern, "ini badai yang sangat besar di sebuah planet
raksasa."
Satelit juga mengamati beberapa cincin yang mengitari Jupiter, walaupun tidak
setegas dan seindah cincin planet tetangganya, Saturnus. New Horizons berhasil
mengirim gambar yang lebih detail soal cincin tersebut, bahkan ketika meteorit
menghantam salah satu cincin.
Satelit juga berhasil menemukan bukti bahwa dua bulan Jupiter, yakni Metis
dan Adrastea, menyumbang material seperti debu dan batu ke dalam struktur cincin
itu. New Horizons juga mampu menemukan aliran magnetik di angkasa Jupiter
sepanjang ratusan kilometer. Material dari letusan gunung di Io dipastikan melewati
aliran magnetik ini.

6.Voyager 1
Meskipun diluncurkan belakangan, Voyager 1 tiba lebih dulu di planet Jupiter.
Ini karena trayektori Voyager 1 memang trayektori yang paling pendek. Voyager 1
sampai ke Jupiter pada tanggal 5 Maret 1979. Ia mendekati Jupiter sampai 206.700
km dari puncak awan planet gas itu. Voyager 2 kemudian melanjutkan tugas
mempelajari planet ini saat ia tiba pada tanggal 9 July 1979 di planet terbesar dalam
tata surya itu. Saat Voyager 2 tiba, Voyager 1 sedang dalam perjalanan selanjutnya
menuju planet Saturnus.

Banyak hal baru yang kita


peroleh dari misi Voyager ke planet
Jupiter ini. Salah satunya adalah
untuk pertama kalinya sebuah
gunung api aktif diamati di luar
Bumi. Peristiwa semburan gunung
api itu terjadi pada Io, salah satu
bulan planet Jupiter. Misi Voyager ini
juga mempelajari medan magnet
Jupiter, atmosfernya, Great Red Spot
(bintik raksasa merah) pada
permukaan Jupiter, komposisi unsur
awan bagian atas Jupiter, cincin Jupiter, dll. Voyager juga mengamati bulan-
bulan utama planet jupiter.
Voyager .
Data-data hasil eksperimen terus
dikirimkan ke Bumi, juga beserta foto-foto sistem planet Jupiter. Voyager 1
mengambil gambar Jupiter sebanyak hampir 19.000 buah, dan kemudian Voyager 2
melanjutkannya sampai sebanyak lebih dari 33.000 buah gambar Jupiter dan satelit-
satelitnya.
Data-data hasil eksperimen terus dikirimkan ke Bumi, juga beserta foto-foto
sistem planet Jupiter. Voyager 1 mengambil gambar Jupiter sebanyak hampir 19.000
buah, dan kemudian Voyager 2 melanjutkannya sampai sebanyak lebih dari 33.000
buah gambar Jupiter dan satelit-satelitnya.

7. Teraktif di Tata Surya


Dari seluruh anggota Tata Surya, Io merupakan benda langit yang teraktif dan
juga yang paling aneh secara vulkanik. Pengamatan yang dilakukan di Bumi, sebelum
ada penerbangan ruang angkasa, pada satelit Jupiter yang semula di beri kode J31979
itu memperlihatkan karakteristik dan kondisi khas yang tidak dijumpai pada satelit
alam yang lain. Dalam mitologi Yunani, Io adalah nama wanita cantik yang diubah
oleh Zeus menjadi sapi. Io termasuk salah satu satelit Galilean, karena pertama kali
diamati oleh Galileo di tahun 1610.
Kekhasan yang mencolok adalah fisiografinya dibentuk oleh kegiatan
vulkanisme. Belerang dan belerang oksida mendominasi permukaannya,
menjadikannya berwarna jingga kekuningan. Terdapat lebih dari 200 kaldera dengan
diameter 20 kilometer, yang terbentuk oleh kegiatan vulkanisme yang berbeda dengan
Bumi dan Mars. Herannya, di Io tidak terdapat kawah yang terbentuk oleh benturan
benda angkasa seperti yang terlihat di Bulan, Mars, atau anggota Tata Surya yang lain.
Ada dua jenis aktivitas vulkanisme di Io. Yaitu aliran lava dari kaldera dan
semburan materi kaldera yang menghasilkan pancaran ke atas berbentuk payung.
Pemandangan yang terlihat indah ini diakibatkan rendahnya gravitasi (hanya
seperenam gravitasi Bumi) dan tipisnya atmosfer. Yang menarik, aktivitas vulkanisme
satelit berdiameter 3.632 kilometer dengan kerapatan 3 gram/cm3.
Pemandangan lebih spektakuler muncul ketika terjadi letusan gunung apinya.
Sebagai contoh letusan dua gunungnya yang teraktif, yaitu Pele dan Loki, yang
menghasilkan semburan hingga ketinggian 100 kilometer dengan kecepatan awal
3.000 kilometer/jam. Letusan Pele di tempat yang berjarak 600 juta kilometer (5 kali
jarak Bumi-Matahari) dari Bumi di tahun 1991 berhasil diamati oleh Observatorium
Fred Lawrence Whipple di Arizona, Amerika Serikat.
Pengamatan oleh wahana antariksa memberikan hasil yang lebih detail. Di
tahun 1979, Voyager I berhasil memotret banyak sekali profil permukaan Io. Terlihat
adanya proses erosi yang terus berjalan. Waktu itu, beberapa gunung api sedang
meletus dan memuntahkan debu berkilo-kilometer tingginya.
Melalui detektor inframerah terekam keberadaan kaldera bersuhu 780-930
derajat Celsius. Temperatur ini sangat tinggi untuk ukuran obyek langit yang terletak
jauh dari Matahari. Sedangkan temperatur di sekitar kaldera -1620 derajat Celsius.
Perbedaan temperatur yang ekstrem.
Yang menarik dari Io adalah banyaknya kesamaan ciri-ciri permukaannya
dengan daerah pegunungan di Bumi, seperti keberadaan bukit-bukit melingkar, plato-
plato, tanah-tanah merosot, jeram-jeram dan dataran.
Penelitian Io begitu penting dikarenakan dapat membantu memahami aktivitas
vulkanisme di Bumi. Meskipun letusan gunung api di Bumi tidak sedahsyat yang
terjadi di Io, namun planet kita ini memiliki aktivitas vulkanisme yang lebih sulit
diramalkan.

8.Ilmuan sukses Membuat Peta Jupiter


JAKARTA – Untuk pertama kalinya, manusia berhasil membuat peta warna
planet terbesar di dunia, Jupiter. Walau belum detail seperti peta bumi yang kita kenal
selama ini, kesuksesan tersebut dapat digolongkan sebagai langkah signifikan di dunia
astronomi.
Citra yang direkam agen angkasa luar Amerika Serikat (AS), NASA, melalui
pesawat Cassini tersebut dianggap sebagai peta Jupiter paling lengkap yang pernah
diproduksi. Peta tersebut merupakan citra yang ditangkap Cassini pada 11-12
Desember 2000 ketika Cassini mendekati Jupiter. Setelah sekian lama tersimpan
dalam basis data, belum lama ini gambar itu diidentifikasikan sebagai gambar
permukaan planet Jupiter.
Peta ini berupa citra warna yang dipresentasikan dalam dua warna.
Pemandangan seperti itulah yang nampak apabila Jupiter dilihat secara kasat mata.
Peta yang aslinya berbentuk silinder itu juga menangkap citra kutub utara dan selatan
Jupiter. Ada 36 lembar gambar yang ditangkap oleh Cassini saat pesawat itu melintasi
planet raksasa tersebut sebelum bermanuver ke Saturnus.
Walau hanya diwakili dua warna, sesungguhnya citra peta tersebut
memperlihatkan variasi warna yang lebih detail. Ada warna putih kemerahan yang
mempresentasikan gelombang awan dan proses turbulensi angin Jupiter. Beberapa
titik warna cerah dengan garis oranye mewakili bagian utara katulistiwa yang
dipenuhi cahaya kilat.
Yang paling menarik para pakar astronom adalah titik merah di Jupiter yang
dijuluki sebagai Great Red Spot dan titik merah kecil yang dinamai Red Junior.
Great Red Spot mempunyai ukuran dua kali lebih besar dari planet bumi. Ilmuwan
memperkirakan titik-titik merah ini sebagai area badai yang ada di lapisan awan
Jupiter.

Anda mungkin juga menyukai