Anda di halaman 1dari 6

Senin, 03 September 2012 SENJA SENJA

Yogyakarta

Hai Kafka! Selamat sore! Alinka! Kamu kok ga bilang sih mau kesini. Sengaja dong. Kejutan! Haha. Kafka mencubit hidungku. Habis gimana dong, bosen menikmati sama senja sendirian. Ke pantai yuk ka. Sekarang? Iyalah! Kita menikmati sama senja disana. Hhmm.. Baiklah. Pantai senja terakhir kita. Hah? Maksudnya? Lupakan. Yuk berangkat!

Kafka. Kekasih terbaikku. Sedang menjadi agen LDR, Yogyakarta Surabaya. Tahun ini hubungan kami memasuki tahun ke-4, tepatnya hari ini kami sudah 3 tahun 7 bulan 17 hari. Aku ga nyangka bisa bertahan begitu lama dengan Kafka. Padahal sudah 2 tahun terakhir ini kami dipisahkan oleh jarak dan sering diganggu oleh rhndu. Kafka dan aku sangat menyukai pantai dan senja. Entahlah, rasanya kalo kami sudah ada di pantai dan bertemu senja itu semua beban kaya ilang gitu aja. Suara ombak pantai dan warna jingga yang menenangkan.

***

Aku pulang ya. Sampe ketemu 10 hari lagi di Surabaya. Awas kalo sampe kamu ga kesana, aku bakal marah besar. Iya. Aku pasti kesana tapi ga tau bisa ketemu kamu apa ngga.

Maksudnya? Ya ga tau aku masih bisa ketemu kamu atau ga. Tapi kamu pasti ketemu aku sih. Apaan sih. Ya sama aja kali, mau kamu yang ketemu aku atau aku yang ketemu kamu itu sama Kafka. Yaudahlah. Alinka, aku ada sesuatu buat kamu. Apa? Kafka memberiku sebuah kotak berwarna merah. Eits, kamu ga boleh membukanya. Kenapa? Kamu harus membukanya bersama senja. Sejam lagi ya. Bisa sabar kan? Ih! Sok misterius ah kamu. Buruan masuk gih, kereta udah mau berangkat. Hati-hati ya.

Kafka memelukku dan mengecup keningku. Untuk pertama kalinya Kafka seperti ini. Biasanya Kafka cuman mengantar sampai depan stasiun.

***

Sancaka

Sancaka. Teman setiaku selama aku menjadi agen LDR. Siap mengantarku saat pagi atau sore, tergantung permintaan. Tapi aku lebih menyukai Sancaka Sore, karena aku bisa menikmati senja dari balik jendelanya. 17.07. Senja mulai menampakkan dirinya berarti ini saatnya aku bisa membuka kotak merah pemberian Kafka. Sebuah boneka beruang kecil dan selembar kertas.

Teruntuk bidadari senjaku.. Selamat ulang taun, sayang.. Aku tau harusnya aku mengucapkannya 10 hari lagi, tapi aku takut nanti aku tak bisa mengucapkannya. Lebih baik sekarang kan selagi aku bisa. Hehehe..

Gimana sancaka kali ini? Senja terlihat cantik dari dalam sana? Ehiya, mungkin saat kamu membaca ini aku sedang ada di pantai menikmati senja. Kamu jangan iri ya, kan kemarin kita sudah disana. Pantai senja terakhir kita. Alinka Andriani.. Kamu jangan pernah lelah untuk mencintaiku. Jangan pernah bosan untuk tersenyum, senyummu sangat manis jika kamu tau. Jangan lupa untuk mengunjungi pantai, karena ombak laut nanti yang akan menyampaikan sinyal rindumu untukku jika nanti kita tak lagi bisa bertemu. Dan jangan pernah kamu meninggalkan senja sendirian, meskipun nanti kamu akan menikmatinya sendiri, tanpa aku. Kamu janji ya Alinka.. Maafkan aku, jika nanti aku tak bisa membuatmu tersenyum saat hari bahagiamu. Tapi aku harap kamu masih bisa tersenyum meski bukan aku alasanmu tersenyum. Aku mencintaimu Alinka. Kafka ***

Surabaya

7 April, hari ini tepat ulang taunku. Harusnya Kafka sudah sampe kalo dia pergi sama Sancaka pagi. Tapi ini hampir jam 1 siang tapi dia belum memunculkan batang hidungnya.

Kafka! Kamu naik Sancaka pagi ini kan? Enggak, Alinka. Loh? Kamu harus nyampe sini sebelum jam 7 malam. Kalo kamu naik sancaka sore mana nyampe. Ini lagi di jalan sayang. Aku naik bis. Biar sampe sana tepat sama keluarnya senja. Kamu ga usah panik gitu ah. Aku pasti dateng kok. Udah dulu ya telponnya, ga enak sama orang sebelah nih aku, diliatin terus, berisik mungkin batinnya. Sampai ketemu nanti ya sayang. Issh.. Yaudah deh. Hati-hati ya kamu. See you..

Bukan Kafka namanya kalo ga bikin kejutan. Entahlah apa yang ada di pikirannya kali ini.naik bis dari Jogja ke Surabaya untuk pertama kalinya. ***

Alinka, aku udah di terminal sekarang. Ini lagi di dalem taksi. Sekitar sejam lagi aku udah di hadapan k`mu. Peluk aku yaa :)

Itu bunyi sms Kafka 3 jam lalu. Sekarang sudah jam 8 malam dan Kafka belum juga datang. Keinginan menikmati senja sebelum acara batal sudah. Aku mengirim sms kepada Kafka berkali-kali namun tak ada balasan, aku meneleponnya pun tak diangkat.

Alinka, kita mulai acaranya sekarang ya. Tapi kan ma, Kafka belum dateng. Kita tunggu 15 menit lagi ya ma. Please... Yaudah. Kamu coba telepon dia lagi.

Aku baru saja mengeluarkan handphone dan akan menelepon Kafka tapi tiba-tiba ada telepon masuk dari nomor yang tidak aku kenal.

Selamat malam, dengan saudari Alinka? Selamat malam. Iya saya. Ini dengan siapa ya? Apakah anda mengenal saudara Kafka? Iya, dia pacar saya. Ada apa mbak? Dia kenapa? Anda bisa datang ke rumah sakit sekarang.

Mama bingung dengan sikapku yang tiba-tiba akan meninggalkan pesta dan terburu-buru pergi. Mukaku pun tampak pucat, aku khawatir dengan keadaan Kafka.

Alinka, kamu mau kemana? Rumah sakit ma, Kafka disana. Kenapa sama Kafka? Oke kalo gitu mama sama papa ikut.

Kami bergegas menuju rumah sakit. Dan disana Kafka kembali memberiku kejutan. Kejutan yang sama sekali tidak aku inginkan. Kafka terbaring lemah. Lututku lemas, aku seperti ingin pingsan. Aku ga tega lihat Kafka seperti itu. Aku semakin tidak berdaya ketika dokter memberi tahuku bahwa orang yang terbujur lemah itu sudah tak bernyawa lagi.

Taksi yang ditumpangi saudara Kafka sekitar jam setengah 5 sore tadi mengalami kecelakaan di jalan tol. Tidak ada yang selamat dalam kejadian itu, termasuk sopirnya. Mereka meninggal saat dalam perjalanan ke rumah sakit. Yang tabah ya.

Senja membawanya pergi. Pergi untuk selamanya. Ia pergi tanpa sempat aku memeluknya, tanpa sempat dia mengucapkan Selamat Ulang Tahun untukku. Selamat jalan Kafka. Tenanglah kamu disana. ***

Yogyakarta

Sudah hampir satu tahun Kafka pergi. Dan baru sekarang aku menyambangi pantai menunggu senja. Aku mengingat kata Kafka, kalo aku rindu kepadanya aku tinggal pergi ke pantai. Menikmati senja disana dan ombak laut akan menyampaikan rasa rinduku untuknya.

Memandangimu saat senja Berjalan di batas dua dunia Tiada yang lebih indah Tiada yang lebih rindu Selain hatiku Andai engkau tahu

(Aku Ada Dewi Lestari)

Anda mungkin juga menyukai