Anda di halaman 1dari 2

Nama`: Siti Sarah Ibrahim

Kelas``: XI MIPA 4

Jarak Tidak Akan Pernah Bisa Memisahkan Dua Hati

Cinta itu sederhana, sesederhana aku menatapmu dari kejauhan. Awalnya kita adalah seseorang
yang tak pernah saling kenal, namun seiring berjalan nya waktu kamu mencoba mendekatiku. Lalu aku
mulai mengenalmu. Hanya dengan beberapa hari kamu langsung mencuri hatiku. Kamu sempurna,
sesempurna mentari pagi yang menyinari bumi dan sesempurna bulan yang menebar cahaya disaat
malam.

Sewaktu SMA, semua masih baik-baik saja. Semua berjalan seperti biasa. Kita lalui hari bersama
dengan canda tawa yang selalu ada. Seiring berjalan nya waktu kita sudah menjalin hubungan selama 3
tahun, masa putih abu kita pun berakhir. Pada saat itu kamu memutuskan untuk melanjutkan kuliah di
Newyork sedangkan aku di Jakarta. Aku tidak ingin berpisah, rasanya aku ingin terus bersamamu tapi apa
boleh buat aku dan kamu harus berpisah dengan jarak yang sangat jauh. Mungkin ini yang terbaik untuk
kita berdua untuk mencapai cita-cita dan mimpi kita.

Ku lihat jam dinding tua di kamarku menunjukkan tepat pukul 19.00 WIB. Pada saat itu Aksa
mengajak ku ke sebuah taman, kemudian kita duduk disalah satu bangku yang ada di sana. “Rasanya aku
ingin selalu seperti ini bersamanya, tetapi suatu saat nanti ketika Aksa sudah pergi ke Newyork mungkin
tidak akan seperti ini, aku akan kesepian” Batin ku. Sebenarnya aku belum siap untuk di tinggalkan
seseorang yang sudah seperti bagian dari hidup ku. “kamu janji sama aku, gak akan pernah berpaling”
ucap ku menatap aksa. “aku selalu sayang sama kamu” Aksa memeluk erat tubuh ku, aku merasakan air
mata akan tumpah, namun aku tidak ingin menunjukkan nya di depan Aksa. Aku terus terus menatap
gerak-gerik Aksa yang akan di rindukan nantinya. Aku selalu merindukan lelaki itu, bagaimana senyum
nya dan tawa nya yang sangat indah. Aku hanya bias berdoa semoga hal baik selalu mendatangi Aksa dan
aku pun berdoa semoga kita selalu di beri kesabaran untuk saling menunggu nantinya. “ Dan aku pernah
berjanji pada bulan di malam hari untuk terus mencntaimu tak peduli resiko nya apa, yang terpenting aku
bisa bersamamu menghabiskan waktu terakhir kita dengan bahagia dan suka cita” batin ku dalam hati.

Sudah tengah malam, mata ini tak mau untuk memejam. Aku hanya berguling-guling di atas
kasur semabari memikirkan Aksa yang akan pergi meninggalkan ku. “ Nanti kalau dia ke Newyork lupa
sama aku gimana? Kalau dia selingkuh? Enggak-enggak aku gak boleh suudzon, terus kalau aku kangen?
Astagfirullah dia kuliah lama”. Kemudian aku menutup wajah ku dengan bantal berteriak meluapkan
semua yang aku rasakan. Aku bangkit dan mengambil jaket jeans milik Aksa, yang Aksa berikan untuk
ku. Jaket itu selalu memiliki aroma khas Aksa, tidak pernah hilang sedikit pun walau sering aku kenakan.
Aku kembali ke atas kasur, mulai mencoba tertidur sambil memeluk jaket jeans pemberian Aksa. “
Selamat malam Aksa Rais Badran” ucap ku, berharap Aksa membalas nya namun mustahil Aksa tidak
mendengar. “ Dan ketika malam tiba aku pernah sesekali merasa memikirkan bagaimana nantinya jika
jarak akan jadi masalah tentang bagaimana menuntaskan sebuah rasa rindu” ucap ku dalam hati.
Kemudian perlahan-lahan aku memejamkan mata dan berhasil memasuki alam bawah sadar.

Keesokan hari nya Aksa memintaku untuk mengantarkan nya ke Bandara. Aku meritikan air mata
entah mengapa ini sangat menyedihkan. Aku memeluk tubuh Aksa dengan sangat erat. Menghirup harum
tubuh Aksa dalam-dalam mengingat baunya, supaya jika merindukan sosok lelaki itu aku bisa
membayangkan bagaimana harum nya. Kemudian ketika sampai di Bandara Aksa pun berpamitan dengan
wajah sendu. Aksa pun pergi meninggalkan aku, keluarga dan sahabatnya dengan memperlihatkan
senyum lebar nya yang sangat indah. Aku memandang tubuh Aksa dengan sendu kemudian melambaikan
tangan pada lelaki itu sampai akhirnya sosok Aksa pun hilang.

Setelah sekian lama aku menunggu kehadirannya untuk kembali. Akhirnya hari ini dia kembali
bersamaku dengan rasa yang masih sama seperti dulu. “ seperti janji aku sama kamu 5 tahun yang lalu,
setelah aku lulus aku bakal lamar kamu” ucap Aksa. “aku yakin sama kamu, begitu pun kamu. Lofa, will
u merry me?” ucap Aksa pada akhirnya. Aku berkaca-kaca melihat Aksa yang tiba-tiba mengeluarkan
sebuah kota bludru merah dan membukanya, memperlihatkan cincin yang sangat indah . “yes I will!”
teriak ku kemudian aku menangis bahagia. Tak lama setelah itu kita langsung menentukan tanggal
pernikahan. Tepat pada tanggal 16 Juli 2019 aku dan aksa melangsungkan pernikahan yang sangat
bekesan dalam hidup kita. Tak lama kemudian setelah menikah aku dikaruniai seorang anak. Aku
bersyukur memiliki keluarga kecil yang selalu membuat ku merasakan bahagia.

Anda mungkin juga menyukai