Avianing Kemala Ulfa 108101000003 Fitri Amalia 108101000017 Nurmalita Sani 108101000033 Melda Santi 108101000057
Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan Sasaran rencana strategi Kementrian Kesehatan tahun 2010 2014 adalah meningkatnya UHH dari 70,7 menjadi 72 tahun. (depkes RI, 2011)program Gizi lansia
Dari Kementerian Kesehatan belum ada target nasional untuk program gizi lansia. Maka dari itu lansia belum menjadi prioritas atau sasaran khusus, hal tersebut karena berkaitan dengan MDGs.
MDGs merupakan komitmen nasional dalam upaya lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan perempuan, kesehatan dan lingkungan. Ada 8 tujuan MDGs, yaitu: MDG 1 : Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan MDG 2: Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua MDG 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan MDG 4 : Menurunkan Kematian Anak MDG 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu MDG 6 : Mengendalikan HIVdan AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya (Tb) MDG 7 : Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup MDG 8 : Mengembangkan Kemitraan Pembangunan di Tingkat Global
Tujuan
Untuk mengetahui program-program yang terkait gizi pada lansia di Indonesia Untuk mengetahui peran dari masingmasing direktorat di Kementrian Kesehatan terkait program gizi lansia. Untuk mengevaluasi kesesuaian program gizi lansia yang ada dengan teori yang sudah dipelajari (teori penuaan, kebutuhan gizi dan aktivitas fisik pada lansia)
Dalam rencananya Kementrian Kesehatan lansia akan menjadi prioritas atau sasaran khusus pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2015 2019.
berada dibawah tugas Subdirektorat Bina Gizi Klinis. Tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang bina gizi klinik dan dietetik
Fungsi Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang bina gizi klinik dan dietetik; Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bina gizi klinik dan dietetik; Penyiapan bahan bimbingan teknis di bidang bina gizi klinik dan dietetik; dan penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang bina gizi klinik dan dietetik.
Strategi :
Profesionalisme : untuk meningkatkan kualitas pelayanan oleh tenaga kesehatan yang bermutu. Sistem Pembiayaan Bersama (Mandiri) : mengarah pada asuransi kesehatan masyarakat. Desentralisasi : untuk mendekatkan pelayanan dan tanggung jawab usia lanjut
Sasaran
Sasaran langsung
Pra usia lanjut (45 -59 tahun) Lanjut usia (60 69 tahun) Lanjut usia resiko tinggi ( 70 tahun)
Proses Manejemen
Perencanaan Pelayanan gizi secara individu, Pelayanan gizi secara kelompok Monitoring dan EvaluasiPihak Subdit melakukan monitoring dengan turun ke lapangan langsung yaitu ke dinas provinsi.
Tugas : Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pembinaan upaya kesehatan. Fungsi :
Perumusan kebijakan di bidang pembinaan upaya kesehatan Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan upaya kesehatan Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pembinaan upaya kesehatan Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pembinaan upaya kesehatan. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.
Tujuan umum
Tujuan Program Subdirektorat Bina Pelayanan Kesehatan Khusus, Usila dan Pelayanan Darah
: meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap Lanjut Usia dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010. :
Tujuan khusus
Melakukan PERENCANAAN lebih terarah dalam pelaksanaan pelayanan kepada lanjut usia sesuai dengan kebutuhan. Melakukan PELAYANAN pro-aktif serta pemberian pelayanan yang komprehensif dan lebih berkualitas bagi penduduk Lanjut Usia. Memberikan KEMUDAHAN PELAYANAN sebagai bentuk penghargaan kepada Lanjut Usia. MENURUNKAN ANGKA KESAKITAN pada Lanjut Usia di wilayah kerja Puskesmas. Mewujudkan LANJUT USIA YANG PRODUKTIF dan bahagia
Sasaran
Sasaran langsung
Pra usia lanjut (45 -59 tahun) Lanjut usia (60 69 tahun) Lanjut usia resiko tinggi ( 70 tahun)
Proses Manajemen
PERENCANAAN PROGRAM (kesepakatanpengumpulan datapendekatan kerja sama) MONITORING DAN EVALUASI Kegiatan monitoring dilakukan melalui pencatatan dan pelaporan atau pengamatan langsung
Evaluasi Kesesuaian Program Dengan Teori Penuaan, Kebutuhan Zat Gizi Dan Aktivitas Fisik
Asupan makanan dan aktivitas fisik mempengaruhi status gizi dan memperlambat kehilangan fungsional dari lansia. Pada paparan program dari beberapa direktorat di atas, disebutkan bahwa dari Direktorat Gizi Klinis program untuk gizi lansia adalah Pelayanan Gizi Usia Lanjut yang mencakup pengajian status gizi dan pelayanan gizi
Lanjutan
Program gizi lansia pada Direktorat Bina Upaya Kesehatan berupa membentuk Puskesmas Santun Lansia. Program ini lebih mengutmakan aspek promotif dan preventif, disamping kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan pada Direktorat PPTM, tidak ada program khusus Lansia
Kesimpulan
Program untuk gizi lansia dari Direktorat Bina Gizi yaitu Pelayanan Gizi Usia Lajut. Pelayanan gizi usia lanjut itu berupa pengkajian status gizi dan pelayananan gizi. Pelayanan gizi secara kelompok (penyelenggaraan makanan) dapat dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) yang bertujuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan serta kapasitas fungsinya secara optimal
Perencanaan terdiri atas pelayanan gizi individu & kelompok. Monitoring dan evaluasi terdiri atas pihak Subdit melakukan monitoring dengan turun ke lapangan langsung yaitu ke dinas provinsi.
Pada direktorat bina upaya kesehatan, program gizi lansia (pelayanan Lansia) melaksanakan suatu program yang dinamakan Puskesmas Santun Lansia proses perencanaan adalah Kesepakatan diantara staf puskesmas tentang pembinaan kesehatan lanjut usia, pengumpulan data dasar, peta lokasi Lanjut Usia dan sumber daya pendukung kegiatan, melakukan pendekatan dan kerjasama dengan lintas sektor di tingkat kecamatan/desa/kelurahan. Sedangkan untuk monitoring melalui pencatatan dan pelaporan atau pengamatan langsung, dan evaluasi dilakukan dengan pemanfaatan data hasil pencatatan dan pelaporan atau pengamatan langsung
Secara keseluruhan dan terintegrasi, program dari Kementrian Kesehatan sudah sesuai dengan teori bahwa dikarenakan adanya teori penuanan pada lansia sehingga dibutuhkan kebutuhan gizi yang lebih dan ativitas fisik yang cukup.
Saran
Agar Direktorat PPTM membuat program secara khusus untuk lansia terkait sosialisasi penyakit-penyakit degeneratif kepada lansia. Dikarenakan tidak setiap direktorat memenuhi segala hal yang dibutuhkan oleh lansia (kebutuhan gizi dan aktivitas fisik) maka sangat diperlukan untuk bekerja sama lintas sektor antar direktorat dan dikementrian kesehatan. Agar masing-masing direktorat dapat melakukan proses evaluasi secara optimal. Karena proses evaluasi sangat mempengaruhi proses perencanaan selanjutnya. Sehingga dapat mewujudkan derajat masyarakat terutama kesehatan lansia setinggi-tingginya.
E T R
H S I