PENDAHULUAN
melainkan juga harus diikuti oleh pembangunan yang bersifat non fisik. Sehingga
bidang ideologi dan politik saja tidak akan berhasil apabila bidang sosial, budaya
dan hankam tidak dibangun, demikian juga sebaliknya. Pada intinya dari berbagai
1
pelayanan kesehatan yang bermutu menentukan keberhasilan pembangunan
kesehatan.
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
hidupnya.
a. Ekonomis, masih tingginya angka kemiskinan. Hal ini mengakibatkan daya beli
rumah..
2
Dalam pembangunan kesehatan, berbagai upaya pemberdayaan
kondisi yang harus diperbaiki dan ditingkatkan. Disamping perlu terus diupayakan
peningkatan mutu kualitas atau derajat kesehatan secara berkelanjutan untuk itu
Gerakan PKK memiliki tim yang disebut penggerak PKK yang ada ditingkat
pusat sampai ketingkat desa. Agar lebih dekat mencapai keluarga dibentuk
Gerakan PKK dengan pokja IV nya mempunyai garapan yang sangat erat
dengan penyelenggaraan kesehatan, selama lebih dari 30 tahun anggota PKK aktif
Berdasarkan hal terurai di atas dan dalam rangka Kuliah Kerja Nyata sebagai
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, berikut ini
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
Konsep sehat wal afiat menurut Mubarok Institut adalah untuk menyebut
kondisi yang prima, tetapi kalau kita merujuk kepada asal istilah itu acoeas
shihhah wa al afiyahac disitu ada dua dimensi, pengertian sehat merujuk kepada
misalnya mata yang sehat adalah mata yang dapat digunakan untuk melihat tanpa
alat bantu, sedangkan mata afiat adalah mata yang tidak dapat digunakan untuk
melihat sesuatu yang dilarang, karena Allah menciptakan mata untuk penunjuka
kesehatan bukan hanya mengenal kesehatan tubuh, tetapi juga ada kesehatan
mengatakan bahwa kesehatan adalah adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa,
dan sosial yang memungkin setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis, dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu
kesatuan yang utuh terdiri dari unsur pisik, mental, dan sosial dan didalamnya
kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan, hal ini melandasi pemikiran
sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekan atas dasar kesadaran sebagai
5
dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat.
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bidang Gizi, PHBS bidang kesehatan lingkungan,
PHBS bidang kesehatan Ibu dan Anak serta keluarga berencana(KB), PHBS
pemeliharaan kesehatan, PHBS bidang gaya hidup sehat, dan PHBS bidang obat
dan farmasi.
1. memeriksa keamilan
6
1. pembuangan limbah rumah tangga yang benar
1. punya JPKM
2. melakukan olahraga
7
kontrol material atas sumber daya material dan non material yang penting melalui
masyarakat.
program-programnya
mandiri.
B. Tujuan PKK
8
Yang Maha Esa, berahlak mulia dan berbudi luhur, sehat, sejahtera, maju,
pengelolaan program
C. Sasaran PKK
9
• Fisik material meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan,
keterampilan.
D. Program PKK
diantaranya:
• Gotong Royong
• Pangan
• Sandang
• Kesehatan
10
• Perencanaan sehat
A. Pengetian
masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk
keluarga berencana.
dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari
Sejahtera (NKKBS).
B. Tujuan
kelahiran
11
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
sehat.
C. Sasaran
D. Kegiatan
B. Keluarga berencana;
C. Imunisasi;
D. Peningkatan gizi;
E. Penanggulangan diare.
12
A. Kesehatan ibu dan anak;
B. Keluarga berencana;
C. Imunisasi;
D. Peningkatan gizi;
E. Penanggulangan diare;
F. Sanitasi dasar;
E. Pembentukan
2. Pos imunisasi
4. Pos kesehatan
F. Persyaratan
H. Penyelenggara
berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader
I. Lokasi
14
1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita. Diantaranya:
A. Penimbangan bulanan
2. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur.
penambah darah
1. Meja I
a. Pendaftaran
15
b. Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur.
2. Meja II
3. Meja III
a. Pengisian KMS
4. Meja IV
A. Diketahui berat badan anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko
B. Penyuluhan kesehatan
C. Pelayanan TMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulangan, kondom
5. Meja V
A. Pemberian imunisasi
B. Pemeriksaan kehamilan
16
petugas kesehatan diantaranya : dokter, bidan, perawat, juru immunisasi
dan sebagainya.
2. Perumusan Masalah
4. Pelaksanaan Kegiatan
Masa Balita merupakan masa kritis dalam tumbuh kembang anak, karena
normal akan mencapai 80% berat otak orang dewasa sebelum berumur 3 tahun,
sehingga apabila pada masa ini terjadi gangguan gizi kurang, dapat menimbulkan
gangguan fisik maupun mental. Anak yang kurang gizi juga akan menurunkan
daya tahan tubuhnya terhadap infeksi sehingga mudah sakit misalnya diare, tifus,
Penyakit gangguan gizi seperti kurang energi dan protein (KEP) merupakan
penyakit gangguan gizi yang sangat penting bagi negara berkembang di Asia
khususnya Indonesia. Keadaan ini biasanya terjadi pada golongan umur anak-anak
anak-anak, yang harus mengandung cukup energi maupun zat-zat gizi esensial.
18
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang ada, berikut penulis sajikan tabel data penduduk
Sukabumi.
19
Tabel 3.1
Data penduduk Desa Bojongkerta
kecamatan Warungkiara kabupaten Sukabumi
Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Jumlah %
1 Laki-laki 3952 50.39
2 Perempuan 3891 49.61
Total 7843 100
Sumber : Profil Desa Bojongkerta kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi
kabupaten Sukabumi, maka penulis sajikan data-data yang berkaitan dengan kesehatan
sebagai berikut :
Tabel. 3.2
Berdasarkan Data pada tabel 3.2 di peroleh Informasi bahwa 99 % balita yang
ada memiliki gizi yang baik dan 1 % lainnya memiliki gizi yang buruk.
20
Tabel 3.3
Data penduduk Desa Bojongkerta
kecamatan Warungkiara kabupaten Sukabumi
Berdasarkan Sarana Kesehatan dan Prasarana Kesehatan Masyarakat
No Data Posyandu Jumlah Keterangan
Tabel 3.4
1 Rumah Sakit - -
3 Posyandu 11 unit
Tabel 3.5
21
Data penduduk Desa Bojongkerta
kecamatan Warungkiara kabupaten Sukabumi
Berdasarkan Cakupan Imunisasi
Berdasarkan Data pada tabel 3.5 maka diperoleh Informasi bahwa cakupan
Imunisasi Balita yang ada mencapai 100 % untuk imunisasi Polio, 83,7 % DPT, dan 75,9
Tabel 3.6
Angka kematian penduduk Desa Bojongkerta
kecamatan Warungkiara kabupaten Sukabumi
Berdasarkan data pada tabel 3.6 diperoleh informasi bahwa tidak ada bayi yang
maka untuk memperjelas hasil analisis, penulis sajikan informasi berupa grafik
sebagai berikut:
22
Grafik 3.1
Data Penduduk Desa BojongKerta Kecamatan Warungkiara
Kabupaten Sukabumi Berdasarkan Jenis Kelamin
3960
3940
3920
Sex
3900
3880
3860
Laki-Laki Perempuan
Grafik 3.2
Data Penduduk Desa BojongKerta Kecamatan Warungkiara
Kabupaten Sukabumi Berdasarkan Status Gizi Balita
1200
1000
800
600 Balita
400
200
0
Buruk Baik Kurang
Grafik 3.3
Sarana dan Prasarana Kesehatan Desa BojongKerta
Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi
23
60
50
40
30 PosPelayananterpadu
20
10
0
Jumlah Kader Aktif Pembina Keluarga
Aktif
Grafik 3.4
Fasilitas Kesehatan Desa BojongKerta
Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi
12
10
8
6 SaranaKesehatan
4
2
0
Rumah Puskesmas Posyandu Prakterk Bidan
Sakit Dokter
Grafik 3.5
Data Penduduk Desa BojongKerta
Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi
Berdasarkan Cakupan Imunisasi
24
200
150
100 DataBayi
50
0
2 bln 3 bln 4 bln 9 bln Lainnya
Grafik 3.6
Data Penduduk Desa BojongKerta
Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi
Berdasarkan Angka Kematian
40
35
30
25
20 Persalinan
15
10
5
0
Melahirkan Meninggal Bayi lahir Bayi mati
25
B. Kondisi gizi balita masyarakat Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara
sebagai berikut:
26
A. PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT.
puskesmas.
obatan generik
27
4) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang-
dasar.
2) Peningkatan imunisasi
28
3) Penanggulangan gizi lebih
tenaga medis untuk peningkatan gizi balita. Kegiatan pokok yang dilakukan
yaitu:
2) Peningkatan keterampilan;
Program ini ditujukan untuk menjamin terpenuhinya obat dan makanan untuk
29
3) Peningkatan dan pengawasan mutu obat dan makanan;
BAB IV
4.1 KESIMPULAN
30
Berdasarkan bahasan analisis dan bahasan masalah yang telah penulis
4.2. Saran
31
o Melakukan pendekatan partisipatif dan pembinaan sebagai tindak lanjut
o LPPM Untirta dalam hal ini sebagai panitia dari kegiatan KKN,
konsep saat akan pelaksanaan KKN saja namun harus ada onsepan untuk
follow up atau tindak lanjut dari hasil kegiatan KKN, hal ini bisa
dan bisa saling beradaptasi antara yang satu dengan yang lainnya. Selain
DAFTAR PUSTAKA
33
2. Sekretaris Negara Republik Indonesia, 2003.Undang-undang RI No. 20
: Sinar Grafika
berkualitas. Jakarta
Balai Pustaka
9. Materi Ajar tentang Mutu Pelayanan Kebidanan, Hj. Ulvi Mariatai, SKP.
M.Kes
34
LAMPIRAN
-
35
LAMPIRAN
36
BAB III
RUMUSAN MASALAH
Penyebab Masalah
A. Unsur Masukan
1. Tenaga
b. Pembinaan kader
c. Melibatkan TOMA
2. Dana
a. Swadaya
1. Donatur tetap
2. Jimpitan
3. Simpan pinjam
37
b. Pemerintah
1. PMT posyandu
2. Transport kader
3. Revitalisasi posyandu
3. Sarana
B. Unsur Lingkungan
C. Proses
a. Tindakan medis
- Penyelenggaraan imunisasi
38
c. Keluaran
39
40
BAB IV
4.1 KESIMPULAN
41
H. Dukungan pembangunan bidang sanitasi air terhadap Program Perilaku
4.2. Saran
42
Saran Kepada Pihak LPPM STKIP PGRI
o LPPM Untirta dalam hal ini sebagai panitia dari kegiatan KKN,
konsep saat akan pelaksanaan KKN saja namun harus ada onsepan untuk
follow up atau tindak lanjut dari hasil kegiatan KKN, hal ini bisa
dan bisa saling beradaptasi antara yang satu dengan yang lainnya. Selain
43
DAFTAR PUSTAKA
: Sinar Grafika
berkualitas. Jakarta
Balai Pustaka
45