Anda di halaman 1dari 5

AKU TULIS PAMPLET INI Karya : WS Rendra AKU TULIS PAMPLET INI KARENA LEMBAGA PENDAPAT UMUM DITUTUPI

JARING LABAH-LABAH ORANG-ORANG BICARA DALAM KASAK-KUSUK, DAN UNGKAPAN DIRI DITEKAN MENJADI PENG-IYA-AN APA YANG TERPEGANG HARI INI BISA LUPUT BESOK PAGI KETIDAK PASTIAN MERAJALELA DI LUAR KEKUASAAN KEHIDUPAN MENJADI TEKA-TEKI, MENJADI MARABAHAYA, MENJADI ISI KEBON BINATANG APABILA KRITIK HANYA BOLEH LEWAT SALURAN RESMI MAKA HIDUP AKAN MENJADI SAYUR TANPA GARAM LEMBAGA PENDAPAT UMUM TIDAK MENGANDUNG PERTANYAAN TIDAK MENGANDUNG PERDEBATAN DAN AKHIRNYA MENJADI MONOPOLI KEKUASAAN AKU TULIS PAMPLET INI KARENA PAMPLET BUKAN TABU BAGI PENYAIR AKU INGINKAN MERPATI POS AKU INGIN MEMAINKAN BENDERA-BENDERA SEMAPHORE DI TANGANKU AKU INGIN MEMBUAT ISYARAT ASAP KAUM INDIAN AKU TIDAK MELIHAT ALASAN KENAPA HARUS DIAM TERTEKAN DAN TERMANGU AKU INGIN SECARA WAJAR KITA BERTUKAR KABAR DUDUK BERDEBAT MENYATAKAN SETUJU ATAU TIDAK SETUJU KENAPA KETAKUTAN MENJADI TABIR PIKIRAN ? KEKHAWATIRAN TELAH MENCEMARKAN KEHIDUPAN KETEGANGAN TELAH MENGGANTI PERGAULAN PIKIRAN YANG MERDEKA MATAHARI MENYINARI AIRMATA YANG BERDERAI MENJADI API REMBULAN MEMBERI MIMPI PADA DENDAM GELOMBANG ANGIN MENYINGKAPKAN KELUH KESAH YANG TERONGGOK BAGAI SAMPAH KEGAMANGAN KECURIGAAN KETAKUTAN KELESUAN AKU TULIS PAMPLET INI KARENA KAWAN DAN LAWAN ADALAH SAUDARA

DI DALAM ALAM MASIH ADA CAHAYA MATAHARI YANG TENGGELAM DIGANTI REMBULAN LALU BESOK PAGI PASTI TERBIT KEMBALI DAN DI DALAM AIR LUMPUR KEHIDUPAN AKU MELIHAT BAGAI TERKACA : TERNYATA KITA, TOH, MANUSIA !

HAM Tercampak, Demokrasi telah Mati


Karya : Imi Suryaputera

Para iblis dan pengikutnya setan berseru, hormati dan tegakkan HAM, Mereka menyeru manusia, sebarkan dan ajarkan demokrasi di seluruh belahan bumi, Hajar dan bunuh mereka yang melanggar HAM, Karena kita lah pendekar HAM itu, Jangan biarkan ideologi sosialis berkembang, Hancurkan faham komunisme dan sejenisnya, Karena kita lah pedang demokrasi, Intimidasi Korea Utara yang membangkang, Serbu Irak dan hajar Libya si pelanggar HAM, Karena kita lah polisi dunia pelindung demokrasi dan pengadil HAM.

Nurdiana: TERKUTUKLAH PEMBAKAR BUKU Kala krisis moneter tengah mewabah, Nusantara diterpa haru-biru, Ada sarjana membakar buku, Bagai raksasa bersuara serak, Menyeringai menepuk dada, Pemegang monopoli kebenaran. Manusia beradab pakai otak, Dari otak muncul ingatan, Terhimpun jadi fikiran, Fikiran disusun dalam tulisan, Tulisan dibakukan dalam buku, Buku penyimpan fikiran manusia, Penyimpan isi hati sastrawan, Pengumpul catatan wartawan, Penghimpun data sejarah, . Betapa sulit lahirnya buku ! Alangkah mulia nilai buku !!!. Hak asasi manusia dilindungi Punya pendapat, Menyuarakan fikiran, Membukukan pandangan. Bagai Krakatau meledak hembuskan lahar,

Hati penyair panas terbakar, Baca berita sarjana membakar buku, Buku itu mutiara peradaban, Membakar buku memusnahkan peradaban, Dosa tak berampun menghukum pembakar buku. Pembakaran buku anti peradaban, Tindakan fasis merajai kebenaran, Harus ditentang harus dilawan, Jangan biarkan Nusantara ditelan pembodohan.

MENJADI MANUSIA

Terbelenggu sepi Dalam ruang hampa hati Teriakkan Aku Teriak sampai semua tertidur Kepenatan Lelah memaksa karamkan letih Terpikat Terlena Terhampar Gempita Dunia Maknai raga kosongkan jiwa Akhirnya berkata Aku adalah Raja! Bagaimana aku menjadi manusia? Nurani tergadaikan kuasa Bagaimana aku menjadi manusia? Hasrat utamakan rasa Bagaimana aku menjadi manusia? Milikku dahulukan bahagia Hak-hakku..! Ya!! Hak-hakku..!! Hak-hakku yang utama!!! Hak Asasi Manusia!

Bagaimana aku punya hak kalau aku bukan manusia!!? Bagaimana aku menjadi manusia? Hak Asasi utamakan damai ah... Susahnya jadi manusia...

Anda mungkin juga menyukai