Anda di halaman 1dari 11

Terapi Massase Terapi komplementer dikenal sebagai terapi gabungan antara pengobatan

konvensional dan pengobatan tradisional atau disebut juga sebagai terapi pelengkap dan mengintegrasikan pasien secara holistik dari segi biopsikososio dan spiritual. Salah satu contoh dari terapi komplementer adalah manipulated and body-based methods dengan menggunakan metode pengobatan yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi anggota tubuh ke posisi normal akibat dari cedera dan sebab lainnya. Teknik yang dapat dilakukan untuk mengembalikan fungsi anggota tubuh yaitu dengan massase. Terapi ini banyak dilakukan oleh masyarakat umum karena metode ini sudah lama dikenal dan digunakan sebelum pengobatan modern ditemukan. Berdasarkan istilahnya massage berasal dari bahasa Arab dari kata Mass yang berarti menekan, dan imbuhan Age dari bahasa prancis. Sedangkan dari bahasa Yahudi Maschesch yang berarti meraba. Menurut Anastasia, H (2007), Massage adalah tindakan perawatan yang dilakukan terapis dengan melakukan gerakan gerakan seperti mengusap dengan telapak tangan, meremas dengan jari, menekan dengan ibu jari atau dengan kepalan tangan, meremas dengan menggunakan kedua tangan, mencubit, meninju, menetap dengan sisi tangan, menakup, menepuk dengan punggung tangan, menggetarkan, memutar dan menggosok. Sedangkan menurut Konggidinata, (2007). Massage merupakan terapi yang efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kelenturan dan rentang gerak persendian karena suplai darah ke dalam sel sel di area tersebut lebih banyak sehingga rasa sakit dan ketegangan berkurang. Sejarah massage menemukan bahwa massage berasal dari kebiasaan manusia yaitu suka mengelus-elus, menggosok-gosok atau mengurut-urut bagian tubuh yang sakit. Dengan cara demikian ternyata rasa sakit itu berkurang. Berdasarkan pengalaman itu orang yang arif menemukan penyembuhan yang sekarang dikenal dengan massage. Yang menarik ialah bahwa cara penyembuhan seperti itu telah ada di berbagai belahan dunia ini, seperti di Tiongkok dalam kitab KONG FU(2700 SM) terdapat tulisan yang berhubungan dengan massage dan senam penyembuhan. Waktu itu telah dikenal cara pemijatan (Petrissage)dan gosokan (Frictions). Bangsa India kuno yang terkenal telah memiliki peradaban yang tinggi telah mengenal massage dengan hygiene seperti mandi, menggosok badan dan senam. Hal ini tedapat dalam kitab suci VEDA. Bangsa Mesir dan Persia Kuno juga telah mengenal massage

dan senam. Walaupun peninggalan dalam bentuk tulisan tidak ditemukan tetapi dapat dilihat pada benda-benda relief peninggalan mereka (Konggidinata, 2007). Secara umum manfaat massage yaitu memperlancar peredaran darah dan getah bening karena massage membantu memperlancar metabolisme dalam tubuh sehingga enyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah dan getah bening. Hasilnya aliran oksigen dalam darah meningkat, pembuangan sisa metabolise semakin lancar sehingga memicu hormon endhoprin yang dapat memberikan rasa nyaman (Hadibroto & Alam, 2006). Adapun manfaat massage yang lain yaitu : - Mengurangi ketegangan otot. Meningkatkan sirkulasi darah. Meningkatakan mobilitas dan rentang kemampuan gerak persendian. Merangsang dan mengaktifkan siste saraf. Meningkatkan kondisi kulit. Memperbaiki pencernaan dan fungsi usus, mengatasi nyeri akut dan kronis. Mengurangi pembengkakan, engurangi stres, menimbulkan elaksasi, memperbaiki sistem imunitas dan meningkatkan kualitas hidup secara umum. Ada beberapa jenis pijat antara lain: 1. Pijat relaksasi Cara pemijatan yang lembut dan mengalir untuk menimbulkan efek relaksasi, meningkatakn dan memperbaiki sirkulasi, serta rentang gerak tubuh dan mengatasi ketegangan otot. 2. Pijat pengobatan Tindakan paramedik yang membantu pemulihan fungsi jaringan lunak yang terluka atau cedera. 3. Pijat olahraga Mengkombinasikan berbagai teknik pijat untuk eningkatkan performa olahraga dan pemulihan akibat cedera karena olahraga. 4. Pijat aromaterapi Memadukan unsur terapeutik dari minyakt esensial dengan teknik pemijatan khusus, untuk pengobatan, meningkatakn kesehatan, dan kesejahteraan secara umum. 5. Refleksologi Teknik pemijatan dengan menggunakan terakan jari pada titik-titik refleksi di kaki, untuk memabantu keseimbangan energi di dalam tubuh.

6. Pijat oriental (untuk pengobatan) Pemijatan yang dilakukan disepanjang garis eridian untuk menyeimbangkan energi dalam tubuh. Pemijatan ini berdasar pada sisten oriental seperti akupresur, shiatsu, dan tui na Mekanisme massage atau pijat yaitu dimulai dari tekanan berirama dan gerakangerakan dalam pijat yang memberikan rangsangan pada reseptor saraf mengakibatkan

pembuluh darah melebar secara refleks sehingga peredaran darah dan aliran getah bening lancar (Hadibroto & Alam, 2006). Sedangkan untuk pengaruh yang ditimbulkan dari proses massage diantaranya: (Purnawan, R. 2012) 1. Terhadap Otot Mampu mengendurkan dan meregangkan otot dan jaringan-jaringan lunak dalam tubuh sehingga mengurangi ketegangan otot, dengan meknisme mempercepat pengosongan dan pengisian cairan dan mempelancar sirkulas dan pembesan sisa-sisa pembakaran. 2. Saraf Massage dapat memberikan rasa ringan pada saraf yang terganggu oleh ketidaknyamanan seperti tegang, dan sakit dimana massage akan menstimulasi aktivitas otot dan aliran darah sehingga akan memelihara kondisi saraf terutama saraf perifer. 3. Rangka Memperkuat sistem rangka karena massage akan memperbaiki sirkulasi darah dan getah bening atau saluran limfe di otot sehingga akan menghasilkan sirkulasi yang lebih baik dalam tulang. 4. Peredaran darah dan lympe Massage dapat menghilangkan sumbatan pada arteri dan vena sehingga mempelancar peredaran darah. Sedangkan untuk lympe dipengaruhi oleh sistem kerja otot dan aliran darah yang lancar sehingga keadaan ini membantu penyerapan cariran lympe terhadap jaringan.

5. Pernafasan Pengaruh massge terhadap pernapasan dapat meningkatkan aktivitas paru-paru sehingga akan terjadi pendorongan pada sirkulasi darah yang akan membawa karbon dioksida melalui pembuluh balik atau vena kejantung dan diteruskan ke paru-paru melalui pulmonalis kemudian diproses sehingga menghasilkan O2 yang banyak untuk diedarkan ke seluruh jaringan atau sel. Teknik yang digunakan untuk masase merupakan bentuk dari manipulasi pada tubuh, sesuai dengan pengertian masase yang merupakan bentuk manipulasi pada tubuh. Manipulasi ini meliputi effluerage (mengusap), friction (menggosok), petrissage

(memijit/meremas), vibration (menggetar), dan percussion (mengetik/menepuk). Effluerage adalah gerakan mengusap yang dilakukan secara lembut dan berirama serta bisa juga dibarengi dengan tekanan (Snyder & Lindquist, 2002). Bagian tubuh yang dapat digunakan untuk melakukan effleurage adalah telapak tangan, ibu jari, dan jari tangan. Penggunaan telapak tangan bisa menggunakan satu tangan maupun dua tangan yang berfungsi untuk mengusap bagian ektremitas, leher, dada, dan punggung (Ostrom, 2000).

Friction adalah gerakan menggosok yang sedang, berpindah, dan dengan tekanan konstan yang bisa dilakukan dengan ibu jari, jari tangan maupun satu telapak tangan (Snyder & Lindquist, 2002). Friction dengan ibu jari dan jari tangan bisa digunakan pada ekstremitas dan wajah, sedangkan friction satu telapak tangan digunakan untuk lengan dan punggung (Ostrom, 2000).

Petrissage adalah gerakan memijit atau meremas untuk menjepit bagian kulit pada suatu otot atau jaringan (Snyder & Lindquist, 2002). Petrissage ini bisa dilakukan dengan dua ibu jari, ibu jari dan jari tangan, serta dua telapak tangan (Ostrom, 2000).

Vibration adalah gerakan menggetar untuk memberi energi pada tubuh dengan cara merangsang atau menenangkan tubuh dengan menggunakan telapak tangan, jari tangan, atau alat vibrasi mekanik. Sementara percussion adalah gerakan mengetik atau menepuk dengan cepat yang meliputi tapping dan klapping (Snyder & Lindquist, 2002).

Prosedur masase punggung: (Potter & Perry, 2005) 1. Mengkaji apakah ada fraktur atau luka, karena jika hal ini terjadi maka masase punggung dapat memperparah cedera. 2. Mengkaji denyut nadi dan tekanan darah pada klien dengan riwayat hipertensi dan disritmia karena masase dapat menstimulus saraf otonom. 3. Menjelaskan prosedur dan mempersiapkan alat yang meliputi handuk, selimut, dan lotion serta mengatur lingkungan seperti cahaya, suhu, dan suara. 4. Mengatur posisi klien (pronasi atau sims) yang nyaman pada tempat tidur dengan posisi tempat tidur lebih tinggi dari pinggang perawat sehingga posisi perawat nyaman dan tidak mencederai.

5. Membuka pakaian atas klien, dan menutup bagian tubuh klien (dari bawah bokong sampai kaki) dengan selimut kemudian menutup bagian bawah bokong klien dengan handuk. 6. Mencuci tangan dengan air hangat untuk menghangatkan lotion karena lotion akan terasa dingin pada kulit klien, atau dengan merendam botol lotion pada air hangat. 7. Memasase bokong dengan gerakan mengusap melingkar dari bokong ke punggung kemudian ke bahu dan kembali lagi ke punggung sampai bokong. 8. Meremas kulit dengan mengguanakan antara ibu jari dan jari tangan pada daerah tulang belakang mulai dari bokong sampai bawah leher. 9. Mengakhiri masase dengan gerakan memanjang 10. Membersihkan bagian tubuh yang dimasase dengan handuk dari sisa lotion yang menempel. 11. Membereskan alat dan mencuci tangan. 12. Mengkaji respon klien setelah masase serta mencatat kondisi kulit, dan setiap daerah atau otot yang nyeri atau tegang. 13. Mengkaji kembali denyut nadi dan tekanan darah.

1. Effeurage Eufleurage (menggosok), adalah gerakan ringan berirama yang dilakukan pada seluruh permukaan tubuh. Effleurage menggunakan seluruh permukaan telapak tangan dan jari-jari untuk menggosok daerah tubuh tertentu. Tujuan aplikasi ini adalah memperlancar peredaran darah dan cairan getah bening (limfe).

Gambar 1. Teknik Euffleurage

2. Friction Friction (menggerus) adalah gerakan menggerus yang arahnya naik dan turun secara bebas. Friction (menggunakan ujung jari atau ibu jari dengan menggeruskan melingkar seperti spiral pada bagian otot tertentu. Tujuannya adalah membantu menghancurkan myloglosis, yaitu timbunan sisa-sisa pembakaran energi (asam laktat) yang terdapat pada otot yang menyebabkan pengerasan pada otot. 3. Petrissage, Petrissage merupakan manipulasi yang terdiri dari perasan, tekanan, atau pengangkatan otot dan jaringan dalam. Efek petrissage dapat mempengaruhi saraf motorik. Efek petrissage sangat berguna pada saat terjadi kelelahan otot. Petrissage (memijat) yaitu dilakukan dengan memeras atau memijat otot-otot serta jaringan penunjangnya, dengan gerakan menekan otot kebawah dan kemudian meremasnya, yaitu dengan jalan mengangkat seolah-olah menjebol otot keatas. Tujuan dari petrissage yaitu untuk mendorong aliran darah kembali kejantung dan mendorong keluar sisa-sisa pembakaran.

Gambar 3. Teknik Masase Petrissage

4.Tapotement, Tapotement merupakan gerakan pukulan ringan berirama yang dibarikan pada bagian yang berdaging. Tujuannya adalah mendorong atau mempercepat aliran darah dan mendorong keluar sisa-sisa pembakaran dari tempat persembunyiannya. Tapotement (memukul) yaitu dengan kepalan tangan, jari lurus, setengah lurus atau dengan telapak tangan yang mencekung, dengan dipukulkan ke bagian otot-otot besar seperti otot punggung. Tujuannya yaitu untuk merangsang serabut saraf tepi dan merangsang organ-organ tubuh bagian dalam.

5. Vibration Vibration (menggetarkan), yaitu gerakan menggetarkan yang dilakukan secara manual juga mekanik. Tujuannya adalah untuk merangsang saraf secara halus dan lembut agar mengurangi atau melemahkan rangsang yang berlebihan pada saraf yang dapat menimbulkan ketegangan. Vibration (menggetar) yaitu manipulasi dengan menggunakan telapak tangan atau jari-jari, getaran yang dihasilkan dari kontraksi isometri dari otot-otot lengan bawah dan lengan atas, yaitu kontraksi tanpa pemendekan atau pengerutan serabut otot. Tujuan vibration yaitu untuk merangsangi saraf secara halus dan lembut, dengan maksud untuk menenangkan saraf (Potter & Perry, 2005). Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang diajarkan tentang terapi komplementer tentunya berbeda dengan tukang pijat yang secara umum. Tukang pijat merupakan seorang yang melayani dan menyembuhkan orang sakit dengan metode pemijatan. Metode penyembuhan yang para tukang pijat gunakan adalah semata mata untuk menolong sesama guna mencapai tingkat kesehatan dalam tubuh si pasien. Tukang pijat juga biasanya hanya mengandalkan keahlian yang dia dapat turun temurun dan tidak memiliki dasar yang kuat dalam melakukan teknik pijatan nya. Misalkan jika seorang pasien mengeluh merasa pegal pegal kepada tukang pijat ataupun mengeluh masuk angin maka teknik pemijatan nya tidak ada bedanya. Berbeda dengan perawat. Perawat memiliki dasar dalam melakukan teknik pijat karena diajarkan mengenai macam macam terapi komplementer, bagaimana anatomi tubuh manusia dan diajarkan teknik teknik yang tepat dalam memijat seseuai dengan kasus yang dialami pasien. Selain itu perawat memiliki legalitas untuk memberikan teknik pemijatan kepada pasien sedangkan tukang pijat tidak (Sadiah, 2010). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa massage adalah terapi yang bersifat holistik yang merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua dan paling bermanfaat dalam fisik (badan). Massage mengarahkan penerapan manipulasi (penanganan) perawatan dari bagian luar tubuh yang dilakukan dengan perantara tangan atau dengan bantuan alat-alat listrik (mekhanik). Mekanisme dan pengaruh pada tubuh seperti pengaruh otak, saraf, rangka yang manfaatnya untuk memperlancar sirkulasi darah selain itu pun manfaat dari massage ini meningkatkan fungsi kulit, melarutkan lemak, meningkatkan fungsi jaringan otot. Berbagai macam teknik pengunaan massage yang digunakan berupa Effleurage atau mengusap, Friction atau menggosok, Petrisage atau memijit, Tapotage atau mengetik dan Vibratie atau menggetarkan.

Referensi Ostrom, K.W. (2000). Massage and the Original Swedish Movements. Philadelphia: Royal University of Upsala Purnawan, R. (2012). Perbandingan pengaruh massage dan akupesur terhadap recovery perenang Bandung Internasional Swim. Universitas Pendidikan Indonesia: repository.upi.edu http://repository.upi.edu/operator/upload/s_ikor_055707_chapter2.pdf Potter, P.A., Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan volume 2. Jakarta: EGC. Sadiah, H. (2010). Profesi Tukang Pijat dalam Hukum Islam . Fakultas Syariah dan Hukum. Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga. Snyder,M., Lindquist,R. (2002). Complementary Alternative Therapies in Nursing. New York: Springer Publishing Company Konggidinata, Catherine. (2007). Kendalikan Stress Anda. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Hadibroto, I., & Alam, S. (2006). Seluk beluk pengobatan alternative dan komplementer Jakarta: PT bhuana ilmu populer.

Laporan Small Group Discussion (SGD) 2 Terapi Massase

Oleh :

Melati Puteri Dahlan (G1D010045) Retna Susiana (G1D010033) Lestari (G1D010054) Yudha Oksa (G1D010077) Aan Anisah (G1D010050) Nurhanif (G1D010020) Rian Fitriani (G1D010017)

Meta Puspitasari (G1D010068) Indah Ayu ( G1D010018) Desi Serli (G1D010044) Sahli Rois ( G1D010072) El Rosalina (G1D010003) Rahmatia Nurlete (G1D010080)

Kelompok5

Tutor : Asep Iskandar, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kom

Complementary Nursing Therapy Block Semester VI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PURWOKERTO 2013

Anda mungkin juga menyukai