Anda di halaman 1dari 24

SUB KOMPETENSI MENGOPERASIKAN MESIN

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Peserta diklat dapat :

1) 2) 3) 4) 5) 6)

Memeriksa peralatan keselamatan kerja Memakai peralatan keselamatan kerja Memasang benda kerja pada mesin Mencekam benda kerja dengan alat bantu pencekaman Mengoperasikan mesin Memeriksa proses machining

b. Uraian Materi 1) Memeriksa Peralatan Keselamatan Kerja Peralatan keselamatan kerja yang perlu untuk diperiksa pada pekerjaan permesinan adalah :

a) Peralatan keselamatan kerja yang digunakan oleh operator mesin. Peralatan


keselamatan kerja yang digunakan oleh operator mesin seperti kacamata pengaman, baju kerja, sepatu kerja, helm, masker, dan peralatan keselamatan kerja lainnya yang dipakai selama bekerja. b) Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada mesin Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada mesin yaitut tutup roda gigi mesin, kaca pelindung pada mesin bubut dan mesin gerinda, penahan percikan geram, tutup sabuk mesin, dan peralatan keselamatan lainnya. c) Peralatan keselamatan kerja yang disiapkan di ruang kerja Peralatan ini termasuk tanda-tanda larangan, peringatan, atau perintah perihal keselamatan kerja. Selain itu juga peralatan seperti alat pemadan kebakaran, penghisap debu atau asap, dan sebagainya. 2) Memakai Peralatan Keselamatan Kerja

a) (1) (2) b)

Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan menyekrap Kacamata kerja. Penahan tatal. Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan mengebor

seperti kacamata kerja

Modul Seri M 7.32A

95

c) (1) (2) (3) d) e) (1) (2) (3)

Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan membubut Kacamata kerja. Kaca penahan tatal pada mesin. Pengait bram. Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan mengefrais

seperti kacamata kerja Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan menggerinda Kacamata kerja. Tutup roda gerinda pada mesin. Kaca pelindung percikan serbuk gerinda yang dipasang pada mesin

gerinda., 3) Memasang Benda Kerja Pada Mesin

a)

Memasang benda kerja pada mesin sekrap

Gambar 2.137 Ragum mesin sekrap Ragum mesin sekrap merupakan salah satu alat pencekam benda kerja. Ragum ini posisinya dapat dirubah sesuai dengan sekala derajat yang terdapat pada skala nonius.

Gambar 2.138 Pemasangan blok paralel Blok paralel, digunakan sebagai alas benda kerja yang dicekam pada ragum agar permukaan benda kerja yang disekrap sejajar dengan permukaan meja mesin.

Gambar 2.139. Blok Paralel Modul Seri M 7.32A

96

Blok paralel, mempunyai ukuran yang presisi dan ukuran yang bermacam-macam, sehingga dapat dipilih sesuai dengan ketebalan alas yang diperlukan

Gambar 2.140. Posisi penempatan blok paralel Blok paralel harus disimpan seimbang diantara kedua ujung benda kerja, sehingga benda kerja berada pada posisi yang rata mengikuti permukaan blok paralel.

Gambar 2.141. Penggunaan paku Untuk pencekaman benda kerja yang baik serta kuatnya blok paralel menahan benda kerja, maka pada saat pencekaman, pukulah benda kerja dengan palu plastik. Apabila blok paralel sudah tidak bergeser maka kencangkan pengikatan pada ragum.

b)

Memasang benda kerja pada mesin bor

Gambar 2.142. Pemasangn benda kerja pada mesin bor Benda kerja dipasang pada ragum tangan. Agar posisi benda kerja terhadap meja mesin lebih sejajar, maka gunakan blok paralel sebagai alas penjepitan benda kerja. Gunakan palu untuk memukul benda kerja pada saat pengikatan.

c)

Memasang benda kerja pada mesin bubut

Modul Seri M 7.32A

97

Gambar 2.143. Pencekaman benda silindris panjang Untuk mencekam benda silindris panjang, digunakan chuck rahang 3 dengan ketiga rahangnya pada posisi normal. Tepatkan posisi benda kerja, lalu kencangkan lubang pengunci dengan kunci chuck

Gambar 2.144. pencekaman benda kerja silindris pendek Untuk mencekam benda silindris yang relatif pendek dengan diameter lebih besar, digunakan chuck rahang 3 dengan ketiga rahangnya pada posisi dibalik.

Gambar 2.145. Pencekaman benda silindris berdiameter besar Posisi rahang yang dibalik, digunakan pula untuk mencekam benda silindris berdiamater besar pada bagian lubangnya.

Gambar 2.146. Penggunaan senter putar kepala lepas Untuk benda yang lebih panjang, maka gunakan senter putar kepala lepas sebagai penahan benda

Modul Seri M 7.32A

98

Gambar 2. 147. Pencekaman benda kerja bersegi Chuck 4 rahang, dipergunakan untuk mencekam benda kerja segi empat atau segi tidak beraturan. Posisi rahangnya dapat diatur sendiri-sendiri. Keempat rahangnya dikencangkan setelah titik pusat bagian benda yang akan dibubut telah sejajar dengan sumbu mesin.

d)

Memasang benda kerja pada mesin frais

Gambar 2.148. Pemasangan benda kerja pada ragum mesin frais Benda kerja yang berbentuk balok, dicekam pada ragum mesin frais. Blok paralel digunakan agar permukaan benda yang difrais lebih sejajar dengan bidang di bawahnya

Gambar 2.149. Pemakaian palu pada mesin frais Untuk pencekaman benda yang lebih baik, digunakan palu untuk memukul benda. Setelah balok paralel tidak bergeser, kemudian ragum dikencangkan 4) Mencekam Benda Kerja Dengan Alat Bantu Pencekaman a) Mesin Sekrap Memasang Benda Kerja Dengan Alat Bantu Pencekaman pada

Modul Seri M 7.32A

99

Gambar 2.150. Pencekaman benda tipis Untuk benda kerja yang bentuknya tipis dan yang disekrap bagian sisinya, maka benda dicekam pada blok siku. Benda kerja tersebut diikat dengan klem.

Gambar 2.151. Pengikatan benda kerja pada meja mesin Pencekaman benda kerja yang ukurannya lebih besar dan sulit dicekam dengan ragum dilakukan dengan mengikatnya langsung pada meja mesin. Pengikatan benda pada meja mesin juga dapat dilakukan dengan menggunakan klem pengikat.

Gambar 2.152. Pengikatan benda kerja dengan klem pengikat Bagian dari klem adalah baut T yang dipasang pada alur T meja mesin dan balok T klem dipasang diantara balok penahan klem dengan benda kerja. Pengikatan dilakukan dengan cara mengencangkan baut klem b) Mesin Bor Memasang Benda Kerja Dengan Alat Bantu Pencekaman pada

Gambar 2.153. Pemasangan benda kerja yang tidak dapat dicekam dengan ragum

Modul Seri M 7.32A

100

Untuk benda kerja yang tidak dapat dicekam pada ragum, maka benda kerja dicekam langsung pada meja mesin dengan bantuan baut T, Klem, dan balok penahan klem sebagai pengikat.

Gambar 2.154. Pencekaman benda kerja silindris pada mesin bor Untuk mencekam benda kerja silindris, gunakan blok dan Klem V sebagai pengikat benda.

c)
mesin bubut

Memasang benda kerja dengan alat bantu pencekaman pada

3 4

1
Gambar 2.155. Pencekaman benda diantara dua senter Pencekaman benda diantara dua senter alat Bantu pencekaman yang digunakan adalah : 1 = Piring pembawa 2 = Senter tetap 3 = Lathe dog 4 = Senter putar

Gambar 2.156. Pencekaman benda dengan kacamat tetap Mencekam benda dengan kacamata tetap untuk mencekam benda panjang, maka digunakan kacamatan tetap untuk menahan agar benda kerja tidak melentur selama berputar. Kacamatan tetap dipasang pada Bed mesin

Modul Seri M 7.32A

101

Gambar 2.157. Kacamat jalan Kacamata jalan digunakan untuk menjaga agar benda kerja tidak melentur selama pemotongan. Kacamata jalan dipasang pada eretan melintang.

Gambar 2.158. Pencekaman benda tipis dengan face plate Mencekam benda tipis untuk mencekam benda tipis maka digunakan Face plate. Benda kerja diikat dengan menggunakan baut dan klem penjepit.

d)
mesin frais

Memasang benda kerja dengan alat bantu pencekaman pada

Gambar 2.159. Pencekaman benda kerja dengan klem Mencekam benda kerja dengan klem, alat bantu yang digunakan : a. b. c. d. Balok klem Balok penahan Mur/baut pengunci Blok V

Gambar 2.160. Pencekaman benda kerja yang lebar Benda kerja yang lebih lebar dapat pula dicekam langsung di atas meja dengan bantuan klem penjepit.

Modul Seri M 7.32A

102

Gambar 2.161. Pembentukan benda silindris menjadi segi beraturan Untuk mencekam benda silindris yang akan difrais menjadi bidang rata secara beraturan, maka digunakan ragum. Ragum tersebut dapat dipasang pada kepala pembagi atau pada ragum putar. 5) Mengoperasikan Mesin

a)

Mengoperasikan mesin sekrap

Gambar 2.162. Bagian-bagian pengatur posisi dan panjang langkah pemahaman pada mesin sekrap Bagian-bagian untuk mengatur posisi serta panjang langkah pemakanan adalah : a = motor penggerak b = roda gigi penggerak c = Roda pemutar d = Blok engkol e = Poros lengan ayun f = Lengan ayung g = Kepala luncur h = Pengikat kepala luncur

Modul Seri M 7.32A

103

Gambar 2.163. Panjang langkah penyekrapan Untuk langkah pemakanan yang panjang, maka lengan ayun harus dipasang pada posisi terjauh dari sumbu poros roda pemutar. Lengan ayun akan bergerak dari A sampai B dan sebaliknya ( ). Karena lebih besar dari maka langkah kebelakang akan lebih cepat. Untuk langkah pemakanan yang pendek, maka lengan ayun harus dipasang pada posisi terdekat dari sumbu poros roda pemutar.
Langkah kerja / mundur

Pahat Benda Kerja

lb

l L

la

Gambar 2.164. Panjang langkah pemotongan Panjang langkah (L) disesuaikan dengan panjang benda (l), panjang awal (la) dan panjang sisa (lb) L = l + la + lb la = 20 mm lb = 10 mm Menentukan jumlah langkah maju mundur. Jumlah kangkah maju mundur per menit (n) tergantung kepada kecepatan potong bahan (v) dan panjang langkah (L) Langkah maju mundur (n) = n=

Kec. Potong (m/menit) . Panjang langkah maju mundur (m)

V. 2L

(langkah per menit)

Modul Seri M 7.32A

104

Untuk mengatur jumlah langkah per menit, dilakukan dengan menempatkan handel pengatur jumlah langkah pada posisi yang paling sesuai atau memdekati angka hasil perhitungan. Handel pengatur jumlah langkah biasanya ditempatkan di bagian belakang mesin sekrap. Tombol menghidupkan dan mematikan Apabila panjang langkah, jumlah langkah dan posisi pemotongan sudah disetel, maka untuk menghidupkan mesin tekan tombol on pada saklar utama yang tersedia pada mesin. Untuk menghentikan gerakan kepala ayun sementara mesin tetap hidup, dilakukan dengan cara menekan tuas kopling yang ada pada bagian mesin, dan untuk menjalankannya kembali tuas kopling tersebut harus ditarik. Untuk mematikan mesin, dilakukan dengan cara menekan tombol off pada saklar uatama mesin. Gerakan pemotongan

Gambar 2.165. Kedalaman pemakanan. Banyaknya pemakanan (A) tergantung kepada kerataan pengerjaan mesin (kasar/halus) Penampang tatal (A) = kedalaman pemakanan (a) x lebar penyayatan (s)

Gambar 2.166. Mengatur kedalaman pemakanan. Untuk posisi awal, skala nonius handle eretan diseting pada angka nol. Pengaturan kedalaman pemakanan dilakukan dengan cara memutar handle eretan sambil melihat angka skala nonius yang menunjukkan jumlah kedalaman pemakanan

Modul Seri M 7.32A

105

Gambar 2.167. Mengatur tebal pemakanan. Pengaturan tebalnya pemakanan dilakukan dengan cara memutar poros penggerak meja mesin setiap kali awal pergerakkan langkah memotong. b) Mengoperasikan Mesin Bor Menentukan dan menyetel putaran mesin Kecepatan putaran spindle mesin bor (n) ditentukan oleh kecepatan potong bahan (v) dalam meter per menit, dan diameter mata bor yang digunakan (d). Kecepatan putar (n) = 1000 x v xd

Gambar 2.168. Belt pengatur kecepatan putaran Penyetelan putaran mesin dilakukan dengan mengatur pasangan sabuk putaran pada pully motor penggerak dan pully poros utama mesin bor. Posisi pasangan sabuk dengan pully dipilih dengan mengikuti tabel putaran pada mesin Menepatkan posisi pengeboran

Gambar 2.169. Menepatkan titik pusat lubang Sebelum dilakukan pengeboran, benda kerja yang akan dibor dilukis terlebih dahulu (a), kemudian titik pusat lubang ditandai dengan penitik (b), Posisi ujung mata bor ditepatkan terhadap titik pusat lubang yang sudah ditandai. Pemusatan ujung mata bor tersebut dilakukan dengan menggeser benda kerja. Apabila ujung mata bor sudah tepat dengan titik pusat lubang, maka pengeboran dapat dilakukan. Pendinginan dilakukan selama proses pengeboran berlangsung. Kecepatan dan kedalaman pemotongan

Modul Seri M 7.32A

106

Gambar 2.170. Tuas-tuas pengatur kedalaman mengebor. Kecepatan mengebor tergantung kepada kecepatan potong benda serta jenis mata bor. Dalam hal ini diperlukan keterampilan teknisi dalam menekan tuas penggerak selama mengebor. Untuk membatasi kedalaman pengeboran dalam membuat lubang tidak tembus, perlu digunakan poros dan mur pembatas kedalaman. Menghidupkan dan mematikan mesin Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar pada mesin, biasanya dipasang di bagian depan atau kiri kepala mesin. c) Mengoperasikan Mesin Bubut Gerakan-gerakan dalam membubut

Gambar 2.171. Gerakan-gerakan dalam membubut Pada proses pembubutan terdapat tiga gerakan utama :

1. 2. 3.

Gerakan berputar, yaitu berputarnya benda kerja pada sumbo poros. Gerakan pengikatan, yaitu pencekaman benda kerja dan pengikatan

pahat bubut. Gerakan pemotongan, yaitu benda yang berputar disayat oleh pahat

yang bergerak sejajar, tegak lurus atau menyudut terhadap sumbu benda kerja. Pengaturan putaran dan kecepatan potong benda kerja

Modul Seri M 7.32A

107

Gambar 2.172. Kecepatan potong (v). Jika benda dengan garis tengah d dipotong dalam satu putaran selama 1 menit, maka panjang tatal yang tersayat adalah d x (keliling). Jika dalam satu menit lebih dari satu putaran maka panjang tatal adalah d x x n v = d (mm) x x n (rpm) karena kecepatan potong dinyatakan dalam m/menit, sedangkan ukuran benda dalam mm, maka : v = d (mm) x x n (rpm) (m/men) 1000 n = 1000 . v (r.p.m.) d. .

Gambar 2.173. Tuas-tuas pengatur kecepatan putaran Untuk memilih kecepatan putaran mesin, maka stel posisi tuas pengatur kecepatan putaran mesin sesuai dengan angka kecepatan putar yang terdapat pada tabel. Tuas-tuas tersebut terdapat pada kepala tetap mesin bubut. Tidak selamanya hasil perhitungan sesuai dengan jumlah kecepatan putaran yang terdapat pada table, oleh karenanya angka yang dipilih adalah angka yang paling mendekati hasil pergitungan. Pergerakan Eretan

Gambar 2.174. Pergerakan eretan mesin bubut Tuas No. 1 berfungsi untuk memutarkan spindle utama mesin bubut (memutarkan benda kerj) Eretan memanjang (2) digerakan dengan handle (3), berfungsi untuk menggerakan pahat sejajar dengan sumbu benda kerja Eretan melintang (4) digerakan dengan handle (5), berfungsi untuk menggerakan pahat ke arah melintang terhadap sumbu benda kerja. Modul Seri M 7.32A

108

Eretan atas (6) posisinya dapat diatur sejajar, melintang atau menyudut terhadap sumbu benda kejra, digerakan dengan handle (7), berfungsi untuk pemotongan pendek sejajar, melintang atau untuk membubut bentuk tirus. Arah pemotongan

Gambar 2.175. Arah pemotongan sejajar, pahat bergerak menyayat sejajar dengan sumbu benda kerja. Arah pemotongan ini berfungsi untuk mengurangi diameter benda kerja

Gambar 2.176. Arah pemotongan melintang, pahat bergerak menyayat tegak lurus terhadap sumbu benda kerja Arah pemotongan ini berfungsi untuk membubut permukaan/ujung benda, atau untuk memotong benda

Gambar 2.177. Arah pemotongan menyudut, pahat bergerak menyayat menyudut terhadap sumbu benda kerja. Arah pemotongan ini berfungsi untuk membubut tirus benda

e
Gambar 2.178. Arah pemotongan melingkar, pahat bergerak sejajar dan melintang terhadap sumbu benda kerja. Arah pemotongan ini berfungsi untuk membentuk contur radius pada permukaan benda. Menghidupkan dan mematikan mesin

Modul Seri M 7.32A

109

Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar listrik utama mesin. Untuk menjalankan putaran mesin, gunakan tuas (1) yang terdapat di bagian eretan mesin. d) Mengoperasikan Mesin Frais Gerakan-gerakan dalam pengefraisan

Gambar 2.179. Gerakan-gerakan dalam mengefrais A = Gerakan berputar, yaitu gerakan berputarnya pisau frais pada sumbu arbour. B = Gerakan pengikatan, yaitu gerakan pencekaman pisau frais pada sumbu arbour dan pencekaman benda kerja. C = Gerakan pemotongan. Gerakan ini merupakan gerakan gabungan dari kedua gerakan sebelumnya. Pisau frais yang berputar menyayat benda kerja yang bergerak berlawanan atau searah dengan putaran pisau frais. Mengatur kecepatan putaran spindle mesin dan kecepatan potong Kecepatan potong dihitung dengan rumus : V=

d..n 1000

[m/menit],

Maka kecepatan putaran spindle mesin atau putaran pisau frais adalah : V =d d = adalah diameter pisau frais v = adalah kecepatan potong dalam m/menit n = adalah kecepatan putaran spindle mesin dalam rev. per menit. (put/menit) Metode pengefraisan

..n 1000

[r.p.m. ],

Gambar 2.180. Pengefraisan searah,

Modul Seri M 7.32A

110

Sisi pisau frais yang memotong searah dengan gerakan benda kerja selama penyayatan.

Gambar 2.181. Pengefraisan berlawanan arah, Sisi pisau frais yang memotong berlawanan arah dengan gerakan benda kerja selama penyayatan.

Gambar 2.182. Pengefraisan netral, Sisi pisau frais yang memotong berlawanan dan searah dengan gerakan benda kerja selama penyayatan. Metode ini digunakan apabila menggunakan pisau shell end mill. Mengatur arah gerakan pengefraisan

Gambar 2.183. Gerakan memanjang, Dengan memutar handle meja memanjang maka benda kerja akan bergerak ke arah memanjang.

Gambar 2.184. Gerakan melintang. Gerakan melintang benda kerja dilakukan dengan memutar handle meja melintang yang dilengkapi dengan skala nonius untuk mengetahui ukuran gerakan.

Modul Seri M 7.32A

111

Gambar 2.185. Gerakan vertikal. Kedalaman pengefraisan benda diatur dengan cara menaikan meja mesin dan untuk membebaskan benda dengan pisau dengan cara menurunkannya. Handle penggerak naik turun meja terdapat di bagian depan mesin. Menghidupkan dan mematikan mesin Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar utama listrik yang ada pada mesin. Untuk menghentikan putaran pisau frais sementara mesin tetap dalam keadaan hidup, maka tekan tuas kopling yang ada di samping badan mesin, dan menariknya untuk menjalankan kembali putaran. 6) Memeriksa Proses Machining a) (1) (2) Memeriksa Proses Penyekrapan Panjang langkah pemotongan Posisi panjang langkah. Pemeriksaan proses penyekrapan dilakukan terhadap :

Dilihat dari posisi langkah paling depan dan paling belakang terhadap ujung benda kerja yang dipotong. (3) (4) b) Jumlah langkah per menit. Ketebalan dan kedalaman pemakanan pahat Memeriksa Proses Pengeboran

Pemeriksaan proses pengeboran dilakukan terhadap :

(1)
(2) c) (1) (2) (3)

Kecepatan putaran spindle mesin (n), dan Kecepatan dan kedalaman pengeboran Memeriksa Proses Pembubutan Kecepatan putaran spindle mesin (n), dan Arah putaran spindle Arah pemotongan Ketebalan sayat dan kecepatan pemotongan Memeriksa Proses Pengefraisan

Pemeriksaan proses pembubutan dilakukan terhadap :

(4)
d) (1) Modul Seri M 7.32A

Pemeriksaan proses pengafraisan dilakukan terhadap : Kecepatan putaran spindle mesin (n), dan

112

(2) (3) (4) c. Rangkuman 1)

Arah putaran spindle Arah pemotongan Ketebalan sayat dan kecepatan pemotongan

Memeriksa Peralatan Keselamatan Kerja Peralatan keselamatan kerja yang perlu untuk diperiksa pada pekerjaan permesinan adalah : a) Peralatan keselamatan kerja yang digunakan oleh operator mesin. b) Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada mesin c) Peralatan keselamatan kerja yang disiapkan di ruang kerja

2)

Memakai Peralatan Keselamatan Kerja Peralatan keselamatan kerja yang dipakai pada saat bekerja pada mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais dan mesin gerinda adalah kacamata pelindung, pakaian kerja, sepatu kerja, masker (khusus pada pekerjaan menggerinda), dan peralatan lainnya yang dianggap perlu.

3)

Memasang Benda Kerja Pada Mesin a) Pemasangan benda kerja pada mesin sekrap adalah dengan menggunakan ragum mesin sekrap. b) Pemasangan benda kerja pada mesin bor adalah dengan menggunakan ragum tangan c) Pemasangan benda kerja pada mesin bubut adalah dengan menggunakan chuck rahang 3 untuk benda silindris dan chuck rahang 4 untuk bentuk segi empat atau bentuk tidak beraturan. d) Pemasangan benda kerja pada mesin frais adalah dengan menggunakan ragum mesin frais.

4)

Mencekam Benda Kerja Dengan Alat Bantu Pencekaman a) Pencekaman benda kerja pada mesin sekrap, mesin bor, dan mesin frais yang tidak dapat menggunakan ragum, dicekam dengan bantuan klem penjepit benda.

b) Pencekaman benda pada mesin bubut yang tidak dapat dicekam dengan chuck
rahang 3 atau chuck rahang 4, dilakukan dengan bantuan face plate. Dan untuk menjaga kelenturan benda kerja yang panjang selama pembubutan, digunakan kacamata jalan atau kacamata tetap. 5) Mengoperasikan Mesin Dalam mengoperasikan mesin, perlu dilakukan langkah-langkah utama diantaranya : a) Menyetel handel kecepatan putaran mesin b) Menggunakan saklar atau tuas untuk menghidupkan atau mematikan mesin.

Modul Seri M 7.32A

113

c) Menentukan arah pemotongan dengan menggerakan bagian penggerak benda kerja atau alat potong pada mesin. d) Menentukan ketebalan penyayatan benda kerja. 6) Memeriksa Proses Machining Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa proses permesinan antara lain : a) Kecepatan dan arah putaran spindle mesin b) Arah gerakan pemotongan benda kerja c) Kecepatan dan ketebalan penyayatan d) Ukuran benda yang dikerjakan setiap periode langkah pemakanan e) Permukaan hasil penyayatan benda kerja d. Tugas Tabel 2.16. Daftar tugas belajar Tugas-tugas yang ditampilkan 1) 2) 3) 4) 5) 6) Memeriksa Peralatan Keselamatan Kerja Memakai Peralatan Keselamatan Kerja Memasang Benda Kerja Pada Mesin Mencekam Benda Kerja Dengan Alat Bantu Pencekaman Mengoperasikan Mesin Memeriksa Proses Machining Kompeten Belum Tanggal

e. Tes Formatif 1) Tes Tertulis Peralatan keselamatan kerja yang paling sering digunakan pada pekerjaan permesinan adalah : (a) (b) (c) (d) Kacamata pelindung Sarung tangan Helm Pelindung telinga (ear protection)

(2)

Berikut ini adalah 3 jenis peralatan keselamatan kerja yang digunakan pada pekerjaan mesin, kecuali : (a) (b) (c) mesin (d) Peralatan keselamatan kerja yang disiapkan di ruangan Peralatan keselamatan kerja yang digunakan pekerja Peralatan keselamatan yang pada kotak PPPK Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada

Modul Seri M 7.32A

114

(3)

Alat pencekam benda kerja pada mesin bor, mesin sekrp dan mesin frais pada umumnya dalah ; (a) (b) (c) (d) Klem paralel Lathe dog Ragum Alat Bantu pencekaman

(4)

Fungsi dari blok paralel adalah : (a) (b) (c) (d) Agar pencekaman benda kerja lebih kuat Agar ragum tidak cepat rusak Agar selama pemotongan, benda tidak bergetar. Sebagai alas benda kerja yang dicekam pada ragum

agar permukaan yang dipotong lebih sejajar dengan bagian alasnya. (5) Untuk mencekam benda kerja yang tidak dapat dicekam dengan ragum maka digunakan :

(a)
(b) (c) (d) (6)

Baut penjepit Klem paralel Klem penjepit Balok penahan

Untuk mencekam benda silindris pada pekerjaan mengefrais, digunakan tambahan alat bantu pencekam, yaitu: (a) (b) (c) (d) Blok V Blok paralel Blok siku Balok penahan

(7)

Pencekaman benda silindris yang tidak terlalu panjang pada mesin bubut menggunakan : (a) (b) (c) (d) Chcuk rahang 4 Lathe dog Chcuk rahang 3 Face plate

(8)

Untuk mencekam benda yang bentuknya tidak beraturan dan tipis pada mesin bubut, dipergunakan : (a) (b) (c) (d) Chcuk rahang 4 Piring pembawa Lateh dog Kacamata jalan

Modul Seri M 7.32A

115

(9)

Fungsi piring pembawa dan lathe dog adalah untuk : (a) (b) (c) (d) Mencekam benda tipis. Mencekam benda berbentuk tidak beraturan Mencekam benda kerja panjang Mencekam benda kerja diantara dua senter Menahan benda kerja agar tidak bergetar Memudahkan penyayatan Menjaga agar benda kerja tidak patah Menahan benda agar tidak melentur selama berputar..

(10)

Kacamatan tetap pada mesin bubut berfungsi untuk : (a) (b)

(c) (d)
(11) (a) (b) (c) (d) (12)

Kacamata jalan pada mesin bubut dipasang pada : Eretan atas Eretan melintang Eretan memanjang Bed mesin

Jika kecepatan potong benda kerja (v) = 25 m/menit, dan panjang langkah (L) = 100 mm, maka jumlah langkah maju mundur mesin sekrap (n) adalah : (a) (b) (c) (d) 500 langkah per menit 50 langkah per menit 100 langkah per menit 250 langkah per menit

(13)

Jika kecepatan potong (v) = 30 m/menit, diameter mata bor yang digunakan (d) = 11,5 mm, maka kecepatan putaran spindle mesin bor (n) harus disetel pada kecepatan : (a) (b) (c) (d) 810 rpm 830 rpm 820 rpm 840 rpm Gerakan berputar Gerakan melingkar Gerakan pencekaman Gerakan pemotongan

(14)

Berikut ini adalah gerakan-gerakan dalam membubut, kecuali : (a) (b) (c) (d)

Modul Seri M 7.32A

116

(15)

Berapa kecepatan putaran spindle mesin bubut (n) untuk membubut benda jika kecepatan potong (v) = 25 m/menit dan diameter bahan yang dibubut (d) = 25 mm. (a) (b) (c) (d) 320 rpm 318 rpm 310 rpm 330 rpm Memanjang Melintang Tirus Menyudut Gerakan berputar Gerakan berlawanan Gerakan mengikat Gerakan pemotongan

(16)

Berikut ini adalah arah pemotongan membubut, kecuali : (a) (b) (c) (d)

(17)

Yang tidak termasuk gerakan-gerakan dalam pengefraisan adalah : (a) (b) (c) (d)

(18)

Jika kecepatan putaran spindle mesin frais (n) = 450 r.p.m. dan diameter pisau frais (d) = 50 mm, maka kecepatan potong (v) adalah : (a) (b) (c) (d) 75 m/menit 80 m/menit 65 m/menit 70 m/menit

(19)

Yang tidak termasuk metode pengefraisan adalah : (a) (b) (c) (d) Muka Searah Berlawanan Netral

(20)

Pemeriksaan proses machining dilakukan terhadap hal-hal berikut, kecuali :

(a)
(b) (c) (d)

Pemasangan alat potong dan benda kerja. Kecepatan dan arah putaran spindle mesin Kecepatan dan tebal pemotongan Arah dan gerakan pemotongan

Modul Seri M 7.32A

117

2) Tes Unjuk Kerja Tabel 2.17. Daftar tes unjuk kerja Tugas-tugas yang ditampilkan a) Apakah b) Apakah c) peralatan peralatan keselamatan keselamatan kerja kerja yang yang Kompeten Belum Tanggal

dipersyaratkan sudah diperiksa? dipersyaratkan sudah dipakai? Apakah benda kerja sudah dipasang di mesin?

d) Apakah benda kerja sudah dicekam dengan alat bantu yang dipersyaratkan? e) Apakah mesin sudah dioperasikan? f) Apakah pelaksanaan machining sudah diperiksa?

f. Kunci Jawaban Formatif Tabel 2.18. Daftar kunci jawaban tes tertulis No. Pertanyaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. No. Jawaban a b c d c a c a d d b a b b b c b d a a

Modul Seri M 7.32A

118

Anda mungkin juga menyukai