Anda di halaman 1dari 34

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.

1 Pengertian Hygiene Yang dimaksud dengan hygiene ialah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan tersebut, serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan. Dalam pengertian ini termasuk pula melindungi, memeliharadan mempertinggi derajat kesehatan manusia ( perorangan dan masyarakat ) sedemikian rupa sehingga faktor lingkungan yang tidak menguntungkan tersebut, tidak sampai menimbulkan gangguan kesehatan. 2.1.1 Pengertian Personal hygiene Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka. Kebersihan perorangan sangat penting untuk diperhatikan. Pemeliharaan kebersihan perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu , keamanan dan kesehatan ( Potter, 2005).

21

Universitas Sumatera Utara

2.1.2

Jenis-jenis Personal hygiene Kebersihan perorangan meliputi :

a. Kebersihan kulit Kebersihan kulit merupakan cerminan kesehatan yang paling pertama memberi kesan, oleh karena itu perlu memelihara kulit sebaik-sebaiknya. Pemeliharaan kesehatan kulit tidak dapat terlepas dari kebersihan lingkungan , makanan yang dimakan serta kebiasaan hidup sehari hari. Untuk selalu memelihara kebersihan kulit kebiasaan-kebiasaan yang sehat harus selalu memperhatikan seperti : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri Mandi minimal 2x sehari Mandi memakai sabun Menjaga kebersihan pakaian Makan yang bergizi terutama sayur dan buah Menjaga kebersihan lingkungan.

b. Kebersihan rambut Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat membuat terpelihara dengan subur dan indah sehingga akan menimbulkan kesan cantik dan tidak berbau apek. Dengan selalu memelihara kebersihan kebersihan rambut dan kulit kepala, maka perlu diperhatikan sebagai berikut : 1. Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurangkurangnya 2x seminggu. 2. Mencuci ranbut memakai shampoo atau bahan pencuci rambut lainnya.

22

Universitas Sumatera Utara

3.

Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri.

c. Kebersihan gigi Menggosok gigi dengan teratur dan baik akan menguatkan dan membersihkan gigi sehingga terlihat cemerlang.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan gigi adalah : 1. Menggosok gigi secara benar dan teratur dianjurkan setiap sehabis makan 2. 3. 4. 5. Memakai sikat gigi sendiri Menghindari makan-makanan yang merusak gigi Membiasakan makan buah-buahan yang menyehatkan gigi Memeriksa gigi secara teratur

d. Kebersihan mata Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kebersihan mata adalah : 1. 2. 3. 4. 5. Membaca di tempat yang terang Memakan makanan yang bergizi Istirahat yang cukup dan teratur Memakai peralatan sendiri dan bersih ( seperti handuk dan sapu tangan) Memlihara kebersihan lingkungan.

e. Kebersihan telinga Hal yang perlu diperhatikan dalam kebersihan telinga adalah : 1. 2. Membersihkan telinga secara teratur Jangan mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam.

23

Universitas Sumatera Utara

f. Kebersihan tangan, kaki dan kuku Seperti halnya kulit, tangan,kaki dan kuku harus dipelihara dan ini tidak terlepas dari kebersihan lingkungan sekitar dan kebiasaan hidup sehari-hari. Selain indah dipandang mata, tangan, kaki, dan kuku yang bersih juga menghindarkan kita dari berbagai penyakit. Kuku dan tangan yang kotor dapat menyebabkan bahaya kontaminasi dan menimbulkan penyakit-penyakit tertentu. Untuk menghindari hal tersebut maka perlu diperhatikan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Membersihkan tangan sebelum makan Memotong kuku secara teratur Membersihkan lingkungan Mencuci kaki sebelum tidur

Faktor hygiene yang mempengaruhi gangguan kulit adalah : 1. 2. 3. 2.1.3 Kebersihan kulit Kebersihan tangan, kaki dan kuku Kebersihan rambut .

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene Menurut Depkes (2000) Faktor faktor yang mempengaruhi personal hygiene

adalah: 1. Citra tubuh ( Body Image) Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

24

Universitas Sumatera Utara

2. Praktik Sosial Pada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene . 3. Status Sosial Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. 4. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya. 5. Budaya Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan. 6. Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain lain. 7. Kondisi fisik atau psikis Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya. 2.2 Pengertian Kulit Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan mempunyai fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar.fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis , seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus ( keratinisasi dan pelepasan selsel yang sudah mati ), respirasi dan pengaturan suhu tubuh , serta pembentukan

25

Universitas Sumatera Utara

pigmenuntuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari. Selain itu kulit juga berfungsi sebagai peraba dan perasa , serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar (Azhara, 2011). Kulit sangat kompleks , elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur ,seks, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh. Warna kulit juga berbedabeda , dari kulit yang berwarna terang ( fair skin ) , pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak tangan dan kaki bayi, serta warna hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa. 2.2.1 Anatomi Kulit Kulit terletak pada bagian tubuh yang paling luar.Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira kira 15% berat badan. Rata rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal 6 mm yaitu ada di telapak tangan dan kaki dan yang paling tipis ada di penis . kulit terbagi atas tiga lapisan pokok yaitu epidermis , dermis jaringan subkutan atau subkutis ( Harahap, 2000). Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok yaitu : a. Epidermis , terbagi atas empat lapisan yaitu basal atau stratum germinativum, lapisan malphigi atau stratum spinosum, lapisan granular atau stratum granulosum dan lapisan tanduk atau stratum korneum. b. Dermis atau korium merupakan lapisan di bawah epidermis dan di atas jaringan subkutan. c. jaringan subkutan ( subkutis atau hipodermis) merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis (Harahap, 2000). atau korium dan

26

Universitas Sumatera Utara

2.2.2

Fungsi Kulit Kulit mempunyai mempunyai fungsi yang bermacam- macam untuk

menyesuaikan tubuh dengan lingkungan. Fungsi kulit adalah : 1. Pelindung Jaringan tanduk sel-sel epidermis paling luar membatasi masuknya bendabenda dari luar dan keluarnya cairan berlebihan dari tubuh. Melamin yang memberi warna pada kulit untuk melindungi kulit dari akibat sinar ultraviolet. 2. Pengatur suhu Di waktu suhu dingin , peredaran darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan . Pada waktu suhu panas , peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat dari kelenjar keringat, sehingga tubuh dapat terjaga tidak terlalu panas . 3. Penyerap Kulit dapat menyerap bahan-bahan tertentu seperti gas dan zat yang larut dalam lemak, tetapi air dan elektrolit sukar masuk melalui kulit. Zat zat yang larut dalam lemak lebih mudah masuk ke dalam kulit dan masuk peredaran darah ,karena dapat bercampur dengan lemak yang menutupi permukaan kulit. 4. Indra perasa Indera perasa di kulit terjadi karena rangsangan terhadap saraf sensoris dalam kulit. Fungsi indera perasa yang pokok adalah merasakan nyeri , perabaan , panas dan dingin (Harahap , 2000). 5. Fungsi pergetahan

27

Universitas Sumatera Utara

Kulit diliputi oleh dua jenis pergetahan , yaitu sebum dan keringat. Getah sebum dihasilkan oleh kelenjar sebaseus dan keringat di hasilkan oleh kelenjar keringat. Sebum adalah sejenis zat lemak yang membuat kulit menjadi lentur. 6. Sintesis vitamin D. 7. Berperan penting dalam daya tarik seksual dan interaksi sosial (Graham, 2005). 2.2.3 Penyakit Kulit Salah satu bagian tubuh yang cukup sensitif terhadap berbagai macam penyakit adalah kulit .Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek yang baik bagi kulit. Demikian pula sebaliknya, lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit antara lain penyakit kulit ( Harahap, 2000). Faktor- faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi penyakit kulit adalah iklim yang panas dan lembab yang memungkinkan bertambah suburnya jamur, kebersihan perorangan yang kurang baik dan faktor ekonomi yang kurang memadai (Harahap, 2000). Salah satu faktor yang menyebabkan penyakit kulit adalah kebersihan perorangan yang meliputi kebersihan kulit, kebersihan rambut dan kulit kepala ,kebersihan kuku , intensitas mandi dan lain- lain.

28

Universitas Sumatera Utara

2.2.4

Penyebab Penyakit Kulit Menurut Fregert (1988), jumlah agen yang menjadi penyebab penyakit kulit

sangat banyak antara lain : 1. Agen-agen fisik, antara lain disebabkan oleh tekanan atau gesekan, kondisi cuaca, panas, radiasi dan serat-serat mineral. Agen-agen fisik menyebabkan trauma mekanik, termal atau radiasi langsung pada kulit. Kebanyakan iritan kulit langsung merusak kulit dengan jalan : a. Mengubah pHnya b. Bereaksi dengan protein-proteinnya (denaturasi) c. Mengekstrasi lemak dari lapisan luarnya d. Merendahkan daya tahan kulit. 2. Agen-agen kimia, terbagi menjadi 4 kategori yaitu : a. Iritan primer berupa asam, basa, pelarut lemak, deterjen, garam-garam logam. b. Sensitizer berupa logam dan garam-garamnya, senyawa-senyawa yang berasal dari anilin, derivat nitro aromatik, resin, bahan-bahan kimia karet, obatobatan, antibiotik,kosmetik, tanam-tanaman, dan lain-lain. c. Agen-agen aknegenik berupa nafialen dan bifenil klor, minyak mineral, dll d. Photosensitizer berupa antrasen, pitch, derivat asam amni benzoat, hidrokarbon aromatik klor, pewarna akridin, dll. 3. Agen-agen biologis, seperti mikroorganisme, parasit kulit dan produkproduknya. Jenis agen biologis ini umumnya merupakan zat pemicu terjadinya penyakit kulit.

29

Universitas Sumatera Utara

Zat kimia dapat menyebabkan penyakit kulit. Zat kimia tersbut anatar lain adalah kromium, nikel, cobalt, dan merkuri. 2.2.5 Jenis-Jenis Gangguan Kulit

1. Penyakit kulit karena infeksi bakteri adalah skrofuloderma, tuberkolosis kutis verukosa, kusta (lepra), patek. Gangguan kulit karena infeksi bakteri pada kulit yang paling sering adalah pioderma (Harahap, 2000).

Gambar 1. Pioderma 2. Penyakit kulit karena parasit dan insekta adalah scabies, pedikulosis kapitis, pedikulosis korporis, pedikulosis pubis, creeping eruption, amebiasis kutis, gigitan serangga, trikomoniasis.

Gambar 2. Ruam pada scabies

30

Universitas Sumatera Utara

3. Penyakit kulit karena jamur adalah Pitariasis Versikolor (panu), tinea nigra palmaris, tinea kapitis, tinea barbae, tinea korporis, tinea imbrikata, tinea pedis, tinea manus, tinea kruris, kandidiasis, sporotrikosis, aktinomikosis,

kromomikosis, fikomikosis, misetoma.

Gambar 3. Penyakit kulit panu Gangguan kulit karena infeksi jamur pada kulit yang paling sering adalah Pitariasis Versikolor (panu) (Harahap, 2000). Penyebab Pitariasis Versikolor (panu) adalah Malazessia furfur ini akan terlihat sebagai spora yang bundar dengan dinding yang tebal atau dua lapis dinding, ditemukan dalam kelompok bersama pseudohifa yang biasanya pendek seperti gambaran spaghetti dan meatballs. Pitariasis Versikolor (panu) terjadi bila terdapat perubahan keseimbangan hubungan antara hospes dengan ragi sebagai flora normal kulit. Keadaan yang mempengaruhi keseimbangan antara hospes dengan ragi tersebut diduga adalah faktor lingkungan atau faktor suseptibilitas individual. Faktor lingkungan di antaranya adalah lingkungan mikro pada kulit misalnya kelembaban kulit. Sedangkan faktor individual antara lain adanya kecenderungan genetik, atau adanya penyakit yang mendasari misalnya sindrom chusing atau malnutrisi.

31

Universitas Sumatera Utara

Lesi Pitariasis Versikolor dijumpai di bagian atas dada dan meluas ke lengan atas, leher dan perut atau tungkai atas/bawah. Lesi khususnya dijumpai pada bagian yang tertutup atau mendapat tekanan pakaian, misalnya pada bagian yang tertutup pakaian dalam. Keluhan Pitariasis Versikolor yang di alami penderita adalah adanya bercak/ macula berwarna putih (hipopigmentasi) atau kecoklatan (hiperpigmentasi) dengan rasa gatal ringan yang munculnya saat berkeringat. Pada kulit hitam atau coklat umumnya berwarna putih sedang pada kulit putih atau terang cenderung berwarna coklat atau kemerahan (Soebono, 2001). Gangguan kulit karena infeksi bakteri pada kulit yang paling sering adalah dermatofitosis (kurap) (Harahap, 2000). Dermatofitosis (kurap) yang terdiri atas tinea kapitis menyerang kulit kepala, tinea korporis pada permukaan kulit, tinea kruris pada lipatan kulit, tinea pedis pada sela jari kaki (athlete's foot), tinea manus pada kulit telapak tangan, tinea imbrikata berupa sisik pada kulit di daerah tertentu, dan Tinea Ungium (pada kuku) (Wed, 2004). Umumnya berbentuk sisik kemerahan pada kulit atau sisik putih. Pada kuku, terjadi peradangan di sekitar kuku, dan bisa menyebabkan bentuk kuku tak rata permukaannya, berwarna kusam, atau membiru. Keluhan yang dialami penderita tinea kapitis, tinea korporis, tinea imbrikata, tinea pedis dan tinea kruris adalah rasa gatal.

32

Universitas Sumatera Utara

4. Penyakit kulit alergi adalah dermatitis kontak toksik, dermatitis kontak alergik, dermatitis okupasional, dermatitis atopic, dermatitis stasis, dermatitis numularis, dermatitis solaris, pompliks, eritema nodosum dan lain-lain. (Harahap, 1990).

Gambar 4. Gangguan kulit karena alergi Pada umumnya keluhan gangguan pada kulit adalah rasa gatal-gatal (saat pagi, siang, malam, ataupun sepanjang hari), muncul bintik-bintik merah/ bentolbentol/ bula-bula yang berisi cairan bening ataupun nanah pada kulit permukaan tubuh timbul ruam-ruam (Graham, 2005). Pada infeksi jamur superfisial, yang terinfeksi adalah kulit (epidermis), selaput lendir mulut dan genitalia, kuku, dan rambut. Seseorang mendapat penyakit ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : a. Predisposisi b. Pekerjaan c. Perubahan pH kulit atau metabolisme kulit d. Daya tahan tubuh seseorang yang menurun e. Menderita penyakit kronik atau tumor ganas f. Kebersihan perorangan yang kurang baik

33

Universitas Sumatera Utara

g. Gangguan hormonal Sumber penularan bisa dari tanah (geophilic), hewan (zoophilic), atau manusia (antrophilic) (Harahap, 2000). 2.3 Sanitasi Dasar Sanitasi dasar yaitu sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyehatkan lingkungan pemukiman meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban), pembuangan air limbah dan pengelolaan sampah. 2.3.1. Penyediaan Air Bersih Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh manusia sepanjang masa. Sumber air yang banyak dipergunakan oleh masyarakat adalah berasal dari : 1. Air permukaan , yaitu air yang mengalir di permukaan bumi akan membentuk air permukaan . Air ini umumnya mendapat pengotoran selama pengalirannya. 2. Air tanah, secara umum terbagi menjadi : air tanah dangkal yaitu erjadi akibat proses penyerapan air dari permukaan tanah, sedangkan air tanah dalam terdapat pada lapis rapat air yang pertama. 3. Air atmosfer / meteriologi/air hujan, dalam keadaan murni sangat bersih tetapi sering terjadi pengotoran karena industri, debu dan lain sebagainya. ( Waluyo, 2005) Air mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan. Apabila tidak diperhatikan , maka air yang dipergunakan masyarakat dapat mengganggu kesehatan manusia. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai standard tertentu , saat ini menjadi

34

Universitas Sumatera Utara

barang yang mahal karena sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan- kegiatan lainnya (Wardhana, 2004). Ada 4 macam klasifikasi penyakit yang berhubungan dengan air sebagai media penularan penyakit yaitu ( Kusnoputranto, 2000) : 1. Water Born Desease, yaitu penyakit yang penularannya melalui air yang terkontaminasi oleh bakteri pathogen dari pendrita atau karier . Bila air yang mengandung kuman pathogen terminum maka dapat terjadi penjangkitan pada orang yang bersangkutan, misalnya Cholera, Typhoid, Hepatitis dan Dysentri Basiler. 2. Water based Disease, yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain melalui persediaan air sebagai pejamu (host) perantara , misalnya Schistosomiasis. 3. Water Washed disease , yaitu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk pemeliharaan kebersihan perorangan dan air untuk kebersihan alat-alat terutama alat dapur dan alat makan. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh cara penularan , diantaranya : penyakit infeksi aluran pencernaan .Salah satu contoh penyakit ini adalah diare. Penyakit diare dapat ditularkan melalui beberapa jalur,diantaranya melalui air ( water born ) dan melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (water wshed ). Contoh penyakit ini adalah Cholera, Typhoid dan Dysentri Basiler. Berjangkitnya penyakit ini erat kaitannya dengan ketersediaan air untuk minum , makan , memasak , dan kebersihan alat- alat makan.

35

Universitas Sumatera Utara

4.

Water related insect vectors, vektor-vektor insektisida yang berhubungan dengan air yaitu penyakit yang vektornya berkembang biak dalam air, misalnya malaria, demam berdarah, yellow fever, Trypanosomiasis. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990,

yang dimaksud air bersih adalah air yang digunakan unuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar kehidupan manusia secara sehat. Ketersediaan air yang terjangkau dan berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik yang tinggal di perkotaan maupun di perdesaan. Syarat syarat kualitas air bersih diantaranya adalah sebagai berikut : a. Syarat fisik b. Syarat kimia : tidak berbau , tidak berasa : kadar besi maksimum yang diperbolehkan 1,0 mg/l,

kesadahan maksimal 500 mg/l c. Syarat mikrobiologis : jumlah total koliform dalam 100 ml air yang diperiksa maksimal adalah 50 untuk air yang berasal dari bukan perpipaan dan 10 untuk air yang berasal dari perpipaan. Sarana air bersih adalah bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan membagi bagikan air bersih untuk masyarkat. Jenis sarana air bersih ada beberapa macam yaitu sumur gali sumur pompa tangan dangkal dan sumur pompa tangan dalam, tempat penampungan air hujan, penampungan mata air dan perpipaan.

36

Universitas Sumatera Utara

Air sumur merupakan sumber air yang paling banyak dipergunakan masyarakat indonesia. Sumur gali yang dipandang memenuhi syarat kesehatan ialah ( sanropie, 1999): 1. Lokasi - Jarak minimal 10 meter dari sumber pencemaran misalnya jamban, tempat pembuangan air kotor , lubang resapan , tempat pembuangan sampah, kandang ternak dan tempat tempat pembuangan kotoran lainnya. - Pada tempat-tempat yang miring misalnya pada lereng-lereg pegunungan, letak sumur gali di atas sumber pencemaran. 2. Konstruksi - Dinding sumur harus kedap air sedalam 3 meter dari permukaan tanah untuk mencegah rembesan dari air permukaan. - Bibir sumur harus kedap air minimal setinggi 0,7 meter dari permukaan tanah untuk mencegah rembesan air bekas pemakaian ke dalam sumur. - Cara pengambilan air ke dalam sumur sedemikian rupa sehingga dapat mencegah masuknya kembali kotoran kemali melalui alat yang dipergunakan misalnya pompa tangan, timba dengan kerekan dan sebagainya. - Lantai harus kedap air dengan jarak antara tepi dalam dan tepi luar dinding sumur harus minimal 1 meter dengan kemiringan ke arah tepi lantai. - Saluran pembuangan air kotor atau bekas harus kedap air sepanjang minimal 10 meter dihitung dari tepi sungai. - Dilengkapi dengan sumur atau lubang resapan air limbah bagi daerah yang tidak mempunyai saluran penerimaan air limbah.

37

Universitas Sumatera Utara

Pengolahan air untuk keperluan rumah tangga dapat dilakukan dengan sederhana dengan cara sebagai berikut ( Azwar, 1995) : a. Sediakanlah bahan-bahan pasir, arang aktif (dapat dibuat dari batok kelapa, tawas, kaporit dan bubuk kapur) b. Sediakan pula empat buah kaleng. Kaleng pertama di gunakan untuk menampung air yang akan dibersihkan, dalam proses pengolahan kedalamnya dibubuhi setengah sendok teh kaporit, 2 sendok makan tawas yang telah dilarutkan terlebih dahulu , kemudian semuanya di aduk dalam beberapa menit. Setelah tampak keping-keping bubuhkanlah satu sendok makan bubuk kapur, kemudian aduk lagi, setelah beberpa menit akan tampak kepingan yang lebih besar. Setelah itu endapkan selama setengah jam. c. d. Ke dalam kaleng kedua yang berisi pasir dialirkan air dari kaleng pertama. Kaleng ketiga adalah sebagai penampung air yang telah disaring dari kaleng kedua. Air yang mengalir mula-mula keruh, tetapi lama-kelamaan akan jernih. Air dalam kaleng ketiga ini digunakan untuk proses pengendapan sisa kotoran yang mungkin ada. e. Kaleng keempat diisi dengan arang aktif gunanya ntuk menghilangkan bau khlor yang ada. Air yang keluar dari kaleng keempat ini, telah dapat dipergunakan untuk sumber air bersih. 2.3.2. Pembuangan Kotoran Manusia ( Jamban) Yang dimaksud dengan kotoran mausia semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh.Zat-zat yang

38

Universitas Sumatera Utara

harus dikeluarkan ini berupa tinja (faeces), air seni (urine), dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan. Pembuangan kotoran manusia dalam ilmu kesehatan lingkungan dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urine, pada umumnya disebut latrine, jamban atau kakus (Notoatmodjo,2003). Penyediaan sarana jamban merupakan bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting peranannya. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan terutama tanah dan sumber air. Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan berbagai macam penyakit seperti : thypus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing ( gelang, kremi, tambang dan pita ), schistosomiasis dan sebagainya. Kementerian kesehatan telah syarat dalam membuat jamban sehat. Ada 7 kriteria yang harus dipenuhi : 1. Tidak mencemari air - Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester. - Jarak lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter. - Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang tidak kotoran tidak merembes dan mencemari sumur. - Tidak membuang air kotor dan buangan air besa ke dalam selokan, empang, danau, sungai dan laut.

39

Universitas Sumatera Utara

2.

Tidak mencemari tanah permukaan - Tidak buang air besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan , dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir sungai. - Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya , atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.

3.

Bebas dari serangga - Jika menggunakan bak atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap minggu .Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah. - Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang nyamuk. - Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya. - Lantai jamban harus selalu kering dan bersih. - Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup

4.

Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan - Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai digunakan. - Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup rapat oleh air - Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran.

40

Universitas Sumatera Utara

- Lantai jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus dilakukan secara priodik. 5. Aman digunakan oleh pemakainya - Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran dengan pasangan bata atau selongsongan anyaman bambu atau bahan penguat lain yang terdapat di daerah setempat. 6. Mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan gangguan bagi pemakainya. - Lantai jamban rata dan miring ke arah saluran lubang kotoran - Jangan membuang plastik, puntung rokok atau benda lain ke saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran - Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan cepat penuh. - Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci. 7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan - Jamban harus berdinding dan berpintu - Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari kehujanan dan kepanasan. 2.3.3. Pembuangan Air Limbah Yang dimaksud dengan air limbah, air kotoran atau air bekas adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan, dan lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk industrialisasi ( Azwar, 1995). Beberapa sumber air buangan :

41

Universitas Sumatera Utara

a.

Air buangan rumah tangga (domestic waste water ) Air buangan dari pemukiman ini umumnya mempunyai komposisi yang terdiri dari ekskreta (tinja dan urin) , air bekas cician , dapur dan kamar mandi , dimana sebagian besar merupakan bahan bahan oranik.

b.

Air buangan kotapraja ( minicipal waste water) Air buangan ini umumnya berasal dari daerah perkotaan , perdagangan , selokan, tempat ibadah dan tempat-tempat umum lainnya.

c.

Air buangan industri (industrial waste water) Air buangan yang berasal dari berbagai macam industri. Pada umumnya lebih sulit pengolahannya serta mempunyai variasi yang luas. Zat-zat yang terkandung didalamnya misalnya logam berat, zat pelarut, amoniak dan lain-lain ( entjang, 2000). Dalam kehidupan sehari-hari pengelolaan air limbah dilakukan dengan cara

menyalurkan air limbah tersebut jauh dari tempat tinggal tanpa diolah sebelumnya. Air buangan yang dibuang tidak saniter dapat menjadi media perkembangbiakan mikroorganisme pathogen, larva nyamuk ataupun serangga yang dapat menjadi media transmisi penyakit seperti Cholera, Thypus Abdominalis, Dysentri Basiler, dan sebagainya. Menurut Kusnoputranto (2000), pengelolaan air buangan yang tidak baik akan berakibat buruk terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat, yaitu : 1. Terhadap lingkungan Air buangan antara lain mempunyai sifat fisik, kimiawi, bakteriologis yang dapat menjadi sumber pengotoran, sehingga bila tidak dikelola dengan baik akan dapat menimbulkan pencemaran terhadap air permukaan, tanah, atau lingkunganhidup

42

Universitas Sumatera Utara

lainnya . Disamping itu kadang-kadang dapat menimbulkan bau yang tidak enak serta pemandangan yang tidak menyenangkan. 2. Terhadap kesehatan masyarakat Lingkungan yan tidak sehat akibat tercemar air buangan dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Air buangan dapat menjadi media tempat berkembangbiaknya mikroorganisme pathogen, terutama penyakit penyakit yang penularannya melalui air yang tercemar. 2.3.4. Pengelolaan Sampah Para ahli kesehatan masyarakat menyebutkan sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia , dan tidak terjadi dengan sendirinya ( Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan bahan asalnya, sampah di bagi menjadi dua jenis, yaitu : 1. Sampah organik Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah organik basah dan sampah organik kering. Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah yang mempunyai kandungan air yang cukup tinggi, contohnya kulit buah dan sisa sayuran. Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering diantaranya kertas, kayu atau ranting pohon dan dedaunan kering. 2. Sampah anorganik Sampah anorganik bukan berasal dari makhluk hidup. Sampah ini bisa dari bahan yang bisa diperbaharui dan bahan yang berbahaya serta beracun. jenis yang

43

Universitas Sumatera Utara

termasuk ke dalam kategori ini bisa didaur ulang ( recycle) ini misalnya bahan yang terbuat dari plastik dan logam. Pengelolaan sampah adalah meliputi penyimpanan, pengumpulan dan pemusnahan sampah yang dilakukan sedemikian rupa sehingga sampah tidak menggangu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. a. Penyimpanan sampah Penyimpanan sampah adalah tempat sampah sementara sebelum sampah tersebut dikumpulkan , untuk kemudian diangkut serta dibuang (dimusnahkan) dan untuk ini perlu disediakan tempat yang berbeda untuk macam dan jenis sampah tertentu. Maksud dari pemisahan dan penyimpanan disini ialah untuk memudahkan pemusnahannya. Syarat-syarat tempat sampah antara lain : 1. Konstruksinya kuat agar tidak mudah bocor, untuk mencegah berseraknya sampah. 2. Mempunyai penutup yang mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkan, sangat dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori tangan. 3. Ukuran tempatnya sedemikian rupa, sehingga mudah diangkut oleh satu orang. b. Pengumpulan sampah Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau instansi yang menghasilkan sampah. Oleh karena itu setiap rumah tangga harus menyediakkan tempat khusus sampah. Kemudian dari masing-masing tempat

44

Universitas Sumatera Utara

pengumpulan sampah tersebut harus diangkat ke tempat penampungan sementara (TPS) sampah, dan selanjutnya ke tempat pembuangan akhir (TPA). Mekanisme, sistem atau cara untuk daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah setempat, yang didukung oleh partisipasi masyarakat yang memproduksi sampah, terutama dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPS maupun TPA. Sampah rumah tangga daerah pedesaan umumnya dibakar atau dijadikan pupuk (Notoatmodjo, 2003) c. Pemusnahan sampah Pemusnahan atau pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui berbagai cara , antara lain : 1. Ditanam ( Landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang diatas tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan sampah. 2. Dibakar (incenerator) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di dalam tungku pembakaran 3. Dijadikan pupuk (Composting) yaitu pengelolaan sampah menjadikan pupuk, khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan dan sampah lain yang dapat membusuk. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan memberikan efek negatif terhadap masyarakat dan lingkungan. Adapun pengaruh pengaruh tersebut antara lain (kusnoputranto, 2000) :

45

Universitas Sumatera Utara

1.

Terhadap Kesehatan Pengelolaan sampah yang tidak baik akan menyediakan tempat yang baik bagi vektor vektor penyakit yaitu serangga dan binatang-binatang pengerat untuk mencari makan dan berkembang biak dengan cepat sehinga dapat menimbulkan penyakit.

2.

Terhadap Lingkungan - Dapat mengganggu estetika serta kesegaran udara lingkungan masyarakat akibat gas-gas tertentu yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme. - Debu-debu yang beterbangan dapat menggangu mata serta pernafasan. - Bila terjadi proses pembakaran dari sampah maka asapnya dapat menggangu pernafasan, penglihatan dan penurunan kualitas udara karena ada asap di udara. - Pembuangan sampah ke saluran saluran air akan estetika terganggu, pendangkalan saluran serta mengurangi kemampuan daya aliran saluran. - Dapat menyebabkan banjir apabila sampah dibuang ke saluran yang daya serap alirannya sudah menurun. - Pembuangan sampah ke selokan atau badan air akan menyebabkan terjadinya pengotoran badan air.

2.4. Perilaku Kesehatan Perilaku dalam penelitian ini adalah perilaku kesehatan yang berhubungan dengan adanya keluhan penyakit kulit pada penghuni di asrama putra USU. Perilaku kesehatan tersebut didasarkan pada tiga domain perilaku yaitu pengetahuan, sikap dan

46

Universitas Sumatera Utara

tindakan. Menurut Subchan (2001) bahwa perilaku manusia terhadap sakit dan penyakit yaitu menyangkut dengan reaksinya baik secara passif ( mengetahui, bersikap dan mempersepsikan penyakit yang ada pada dirinya atau diluar dirinya) maupun aktif (tindakan atau praktik) yang dilakukan sehubungan dengan sakit maupun keluhan kesehatan kulit tersebut. Terbentuknya perilaku baru dimulai dari pengetahuan yang kemudian menimbulkan respon yang lebih jauh yaitu tindakan. Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku kesehatan pada dasarnya adalah

respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan yang diuraikan sebagai berikut : a) Perilaku seseorang terhadap sakit atau penyakit yaitu bagaimana manusia merespon, baik secara passif maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut. b) Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respon seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik yang tradisional maupun yang modern. c) Perilaku terhadap makanan adalah respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. d) Perilaku terhadap lingkungan kesehatan adalah respon terhadap lingkungan sebagai determinan. 2.4.1. Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai tingkat yang berbeda-beda termasuk dalam hal ini kemampuan penghuni asrama dalam menjaga kesehatan individu dalam pencegahan terjadi keluhan penyakit maupun dalam pengobatan. Pengetahuan tentang usaha-usaha kesehatn

47

Universitas Sumatera Utara

perseorangan untuk memelihara kesehatan diri sendiri, memperbaiki nilai kesehatan, serta mencegah timbulnya penyakit. Pengetahuan dalam penelitian ini adalah menyangkut pengetahuan tentang personal hygiene,penyakit kulit, sanitasi dasar, dan bagaiman syarat kesehatan perumahan dan pemukiman. 2.4.2. Sikap Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap sesuatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak langsung dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang ditutup. dengan kata lain sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Menurut Newcomb yang dikutip Notoatmodjo (2003) , bahwa sikap itu merupakan sikap atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Ada beberapa tingkatan dalam sikap , yaitu : a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan subjek. b. Merespon (Responding) Memberikan apabila ditanya, mengajarkan dan menyelesaikan tugas yang diberika adalah suatu indikasi dari sikap, karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengajarkan tugas yang diberikan , terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang tersebut menerima ide tersebut. c. Menghargai ( Valuing)

48

Universitas Sumatera Utara

Menghargai orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d. Bertanggung jawab (Responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung . Secara langsung dapat dinyatakan pendapat atau pernyataan respon terhadap sesuatu objek , secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan pertanyaan hipotesis , kemudian ditanyakan pendapat respon. Sikap dalam penelitian ini adalah respon penghuni asrama terhadap personal hygiene,penyakit kulit, sanitasi dasar, dan bagaiman syarat kesehatan perumahan dan pemukiman. 2.4.3. Tindakan Domain terakhir dari perilaku kesehatan adalah tindakan. tindakan tersebut didasari pada penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahuinya, kemudian disikapi dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukannya. Tindakan dalam penelitian ini adalah segala bentuk nyata yang dilakukan dalam mencegah dan menanggulangi terjadinya keluhan kesehatan yang berbasis penularan dari air. Tindakan yang tercakup dalam domain psikomotorik mempunyai empat tingkatan ( Notoatmodjo, 2003) : 1. Persepsi ( perception ) yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

49

Universitas Sumatera Utara

2.

Respon terpimpin (guided response ), yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.

3.

Mekanisme (mecanism) yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.

4.

Adaptasi (adaptaition), yaitu suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Seseorang sudah dapat memodifikasi tindakan tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

2.5.

Rumah Sehat Rumah merupakan salah satu kebutuhan poko manusia, disamping kebutuhan

sandang dan pangan. Rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal serta digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim serta makhluk hidup lainnya. Selain itu rumah juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan sebagian besar waktunya (Depkes RI ,2002). Rumah adalah salah satu syarat pokok bagi kehidupan manusia ( Notoatmodjo, 2007). Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan dan aktivitas setiap penghuninya dapat berjalan dengan baik. Rumah sehat dapat sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial (Sanropie, dkk, 1989). Rumah sehat menurut Winslow memiliki kriteria , antara lain : (Chandra, 2007)

50

Universitas Sumatera Utara

1. Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis 2. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis 3. Dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan 4. Dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit. Hal ini sejalan dengan kriteria rumah sehat menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002, secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Memenuhi fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup , terhindar dari kebisingan yang mengganggu. 2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup, komunikasi sehat antar angota keluargamdan penhuni rumah. 3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindunginya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup. 4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, kostruksi yang kuat, tidak mudah mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir. Dalam pemenuhan kriteria rumah sehat, ada beberapa variabel yang harus diperhatikan : 1. Bahan bangunan

51

Universitas Sumatera Utara

a. Lantai yang kedap air dan mudah di bersihkan. Lantai dari tanah lebih baik tidak digunakan lagi. Sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan / penyakit terhadap penghuninya. Oleh sebab itu , perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik, teraso dan lain-lain (Notoatmodjo, 2010). b. Dinding berfungsi sebagai pendukung atau penyangga atap, untuk melindungi ruangan rumah dari gangguan serangga, hujan dan angin, serta melindungi dari pengaruh panas dan angin luar. Bahan dinding yang paling baik adalah bahan yang tahan api yaitu dinding yang dari batu. ( Sanropie, 1999) c. Langit- langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan. d. Atap berfungsi untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin , panas dan hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti debu, asap dan lain-lain. Atap yang paling baik adalah atap dari genteng karena bersifat isolator, sejuk di musim panas dan hangat di musim hujan. (Sanropie, 1999). 2. Ventilasi Menurut sanropie (1999), ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini karena ventilasi mempunyai fungsi ganda . fungsi pertama adalah sebagai lubang masuk udara yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan. Fungsi kedua dari ventilasi sebagai lubang masuknya cahaya dari luar seperti cahaya matahari , sehingga di dalam rumah tidak gelap pada waktu pagi, siang hari maupun sore hari. Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi syarat kesehatan, ventilasi mutlak ada.

52

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Notoatmodjo (2007), ada dua macam cara yang dapat dilakukan agar ruangannya mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu : Ventilasi alamiah, yaitu pintu , lubang angin , lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi penghuninya dari gigitan serangga tersebut. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara tersebut , misalnya kipas angin dan mesin pengisap udara. 3. Pencahayaan Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah , terutama cahaya matahari , di samping kurang nyaman , juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak mata. Ada dua sumber cahaya yang dapat dipergunakan, yakni (i) Cahaya alamiah yaitu matahari . Rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya matahari yang cukup. Sebaiknya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. (ii) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya. ( Notoatmodjo,2007). 4. Luas bangunan rumah

53

Universitas Sumatera Utara

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni didalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan kepadatan penghuni (over croded). Hal ini tidak sehat , sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi , akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 3 m2 untuk setiap orang (tiap anggota keluarga. 2.4 Kerangka Konsep Prilaku - Pengetahuan - Sikap - Tindakan

Personal hygiene - kebersihan kulit - kebersihan tangan , kaki dan kuku - kebersihan rambut dan kulit kepala

Sanitasi dasar - Penyediaan Air Bersih - Jamban - Pengelolaan Air Limbah - Pembuangan Sampah

Kesehatan Perumahan - Bahan Bangunan - Ventilasi - Pencahayaan - Luas Bangunan Rumah

Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni Asrama Putra USU

54

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai