Anda di halaman 1dari 17

Kepustakaan: 1. Henry Rosenberg, mortality asssociated with anesthesia : http://expertpages.com/news/mortality_anestehesia .htm 11/7/2008 2.

Mat lee,2004 Draft proposal for initiations of morbidity and mortality at the dentisttry school. British journal of dentistry 3. B.G. Covino, D.B. Scott. 1994 complications of spinbal anesthesian in hand book of spinalm anesthesia and analgesia W.B. Saunders Co. Philadhelpia pg 149 4. Robert K stoelting, simon C Hillier,2006. Local anesthetic in pharmacology and physiology in anesthesia practice 4ed. Lipincott william and wilkin co. Phildelpia pg 179 203. 5. G. Edward Morgan JR, Maged S mikail 2005. Local anesthetic in Clinical Anesthesiology Mc Graw-hill Co. Singapore pg 233-243 6. Brendan T. Finucane. 1999. local anesthetc toxicity in Copmplications of regional anesthesia churcchill livingstone Co. Phyladhelpia pg 94-105

_____________________________ DISAMPAIKAN DALAM SIMPOSIUM SEHARI PABMI PENG-WIL DIY ALL ABOUT LOCAL ANESTHESIA IN DENTISTRY 15 NOVEMBER 2008 MELIA PUROSANI YOGYAKARTA

17

Kesimpulan 1. Komplikasi sistemik lokal anestesi biasanya berat dan fatal sehingga pencegahan lebih baik, 2. pengetahuan tentang pharmacology lokal anestesi yang baik saagat berguna untuk mengantipasi dini gejal komplikasi sistemik lokal anestesi 3. moinitoring kondisi dan explorasi pre existing disease pasien sejak awal akan sangat membantu untuk pecegahan

_____________________________ DISAMPAIKAN DALAM SIMPOSIUM SEHARI PABMI PENG-WIL DIY ALL ABOUT LOCAL ANESTHESIA IN DENTISTRY 15 NOVEMBER 2008 MELIA PUROSANI YOGYAKARTA

16

analgesi, memperpanjang lama kerjanya dan membatasi efek samping yang toksik. Efek vasokonstriksi ini lebih menonjol. Dimukosa mulut epinefrin juga diabsorsi cepatsehingga bisa menimbulkan gejala sistemik hipertensi takikardi bagi yang sensitif.6 Kontraksi yang lebih rendah karena pemberian lidokain akan bisa memberikan cara yang efektif untuk disritmia ventrikular. Kontraktilitas myokardial dan tekanan darah arteri biasanya tak terpengaruh oleh dosis intravena yang biasa. Pengobatan Pengobatan toksisitas kardiovaskuler obat anestesi okal ini biasanya sangat berat dan hasilnya tidak memuaskan.5 pijat jantung pada awal tejadanya syok, obat obatan sulpas atropin diperlukan untuk bradikardi bila tidak terjadi syok, sebaliknya kalau sudah terjadi syok apalagi asistole diperlukan adrenalin berulang dalam dosis besar. Biasanya bila

disebabkan oleh long acting anestesi lokal lebih sulit dan membandel. Bila terjadi blok total kadang kadang diperlukan temporary pace maker. Pernah dilaporkan pemakaian mesin jantung paru untuk henti jantung total (cardiopulmonary by pass).5,6 Reaksi anapilaksi Metabolit hasil hidrolisa lokal anestesi golongan amino ester yang dikenal PABA adaalh allergen yang dapat memicu terjadinnya syok anafilaktik, sayang semua gejala toksisitas dari lokal anestesi diangap sebagai reaksi alergi. Golongan amino amida banyak memakai bahan pengawat dari golongan methylperaben sebagai bakterio statik dan fungi statik, yang diketahui juga sebagai alergen sehingga kedua golongan anestesi lokal

berpotensi sebagai pemicu syok anapilaksi.4,5,6 Bila terjadi anapilaksi letakkan posisi pasien terlentang dengan kaki dinaikan 300 jaga jalan nafas tetap aman cegah aspirasi. Beri oksigen, bila terjadi sirculatory arrest segera lakukan CPR, epineprin 0,1mg iv segera diberikan, bisa diulang tiap 3-5 menit dan dinaikan sesuai dengan kebutuhan.4,5 _____________________________ DISAMPAIKAN DALAM SIMPOSIUM SEHARI PABMI PENG-WIL DIY ALL ABOUT LOCAL ANESTHESIA IN DENTISTRY 15 NOVEMBER 2008 MELIA PUROSANI YOGYAKARTA
15

lebih berat depresi dari sistem saraf pusat. Gejala ini muncul bisa dipicu olehg adanya kondisi asidosis pasien yang menyebabkan up take obat lokalanestesi keotak meningkat6. Pengobatan bila terjadi kejang kejang, yang tebaik adalah mencegah dengan aspirasi setiap penyutikan lokal anestesi, tapi untuk sejawat dokter gigi harap diingat bahwa penyerapan mukosa mulut hampir sama cepatnya dengan pemberian intravena5. Dan tidak melalui first pass metabolisme.5sehingga sebagian besar obat anestesi lokal bisa berpengaruh sistemik. Bila terjadi kejang kejang yang paling penting adalah penatalaksanaan airway breathing dan circulations untuk mecegah syok dan asidosis yang akan memperberat toksisitas lokal anestesi6. Bila terjadi kejang kejang pemberian obat-obat antikejang sedasi damn hynotik hati hati karena dapat menutupi depresi ssaraf yang mungkin terjadi. Bila demikian hebat kejang kejang yang terjadi dan sulit untuk memeberikan bantuan nafas perlu dipertimbangkan pelumpuh otot.7 Kardiovakuler Gejala obat lokal anestesi menekan automatisitas myokardial (fase spontan depolarisasi fase IV) dan menurunkan durasi periode refraktoris. Kontraktilitas myokardial dan konduksi kecepatan akan tertekan pada konsentrasi yang tinggi. Efek ini akan menyebabkan perubahan membran otot jantung secara langsung (yakni melalui blokade channel sodium) dan penghambatan sistem syaraf autonom. Relaksasi otot polos akan menyebabkan dilatasi arteriolar. Kombinasi yang dihasilkan adalah bradikardi, gagal jantung dan hipotensi yang akan berakhir dengan cardiac arrest. Disritmia jantung atau kolapsnya sirkulasi sering merupakan tanda adanya overdosis anestesi dengan anestesi umum3,4,5. Adanya vasokonstriksi, dengan penambahan epinefrin atau fenilefrin atau norepinefrin akan menyebabkan vasokonstriksi pada lokasi pemberiannya. Akibatnya akan terjadi penurunan absorbsi dan akan meningkatkan uptake neuronal, serta meningkatkan kualitas _____________________________ DISAMPAIKAN DALAM SIMPOSIUM SEHARI PABMI PENG-WIL DIY ALL ABOUT LOCAL ANESTHESIA IN DENTISTRY 15 NOVEMBER 2008 MELIA PUROSANI YOGYAKARTA
14

Gejala neurologis transient (sementara), gejala terdiri atas dysesthesia, nyeri rasa terbakar, dan juga gatal-gatal pada ekstremitas bawah dan juga pada pantat seperti banyak dilaporkan setelah diberikan anestesi spinal dengan berbagai macam bahan anestesi lokal. Etiologi gejala ini dikarenakan iritasi radikular, dan gejala ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1 minggu. Faktor resiko meliputi pemberian lidokain (versus mepivacaine, bupivacaine atau tetracaine), posisi litotomi, kegemukan dan status pasien rawat jalan. D. Immunologi Reaksi hipersensitivitas yang sebenarnya terhadap pemberian agen anestesi lokal biasanya khas karena toksisitas sistemik yag disebabkan oleh konsentrasi dalam plasma yang terlalu banyak, hal seperti ini agak jarang terjadi. Bahan ester cenderung menyebabkan reaksi alergi karena ester ini merupakan derivat dari p-amino asam benzoat (PABA) suatu bahan yang dikenal sebagai allergen. Pemberian sediaan amida dalam dosis yang banyak sering mengandung metilparaben, yang struktur kimianya mirip dengan p-amino asam benzoat. Bahan preservatif ini bisa menyebabkan respons alergi bila dicampur dengan bahan amida. Bahan anestesi lokal akan menghambat fungsi neutrofil dan secara teoritis akan menghambat penyembuhan luka.

Penata laksanaan Komplikasi lokal anestesi Kejang kejang Sebelum terjadi kejang kejang karena anestesi lokal biasnya ditandai dengan kepala pusing, melayang, mata kabur disertai telinga berdenging, dengan level plasma lebih tinggi terjadi menggigil, kedutan, tremor terutama otot otot wajah, bila level plasma semakin tinggi maka akan terjadi kejang tonik klonik yang menyeluruh.6 kadang bisa timbul gejala yang _____________________________ DISAMPAIKAN DALAM SIMPOSIUM SEHARI PABMI PENG-WIL DIY ALL ABOUT LOCAL ANESTHESIA IN DENTISTRY 15 NOVEMBER 2008 MELIA PUROSANI YOGYAKARTA
13

suplemen untuk tehnik anestesi umum, oleh karena dengan cara ini memungkinkan penurunan anestesi volatil MAC sampai 40%. Kokain akan memacu sistem syaraf pusat dan biasanya akan menyebabkan pasien mempunyai perasaan euforia (selalu senang). Overdosis obat ini akan disertai dengan sulit tidur, emesis, tremor, kejang-kejang dan gagal nafas. Anestesi lokal hanya merupakan bloking fungsi neuronal sementara. Meskipun demikian pemberian kloroprokain yang banyak yang disuntikkan ke subarachnoidea disamping ke rongga epidural akan menyebabkan gangguan neurologis berkepanjangan. Penyebab toksisitas neural adalah pH dari kombinasi kloroprokain dan bahan preservatif, sodium bisulfat yang rendah dan telah digantikan dengan bahan-bahan antioksidan yakni suatu jenis EDTA (asam disodium etilediamin tetraasetat). Kloroprokain juga ada hubungannya dengan nyeri punggung yang hebat setelah pemberian anestesi epidural. Etiologi yang mungkin terjadi dalam hal ini adalah pemberian anestesi yang terlalu banyak (> 40 mL) atau oleh infiltrasi lokal memakai kloroprokain, pH yang rendah dan bahan preservatif EDTA. Kloroprokain sekarang sudah bisa didapatkan dalam bentuk sediaan tanpa bahan preservatif (pengawet), yang bisa dipergunakan untuk blokade epidural. Pemberian ulang lidokain 5% dan tetracaine 0,5% akan menyebabkan neurotoksisitas (sindroma cauda equina) setelah dilakukan infus dengan melalui kateter yang lobangnya kecil dan dipakai untuk pemberian anestesia spinal yang kontinyu. Semua ini disebabkan oleh terkumpulnya obat disekitar cauda equina sehingga menyebabkan konsentrasi obat yang tinggi dan menimbulkan kerusakan syaraf yang permanen.

_____________________________ DISAMPAIKAN DALAM SIMPOSIUM SEHARI PABMI PENG-WIL DIY ALL ABOUT LOCAL ANESTHESIA IN DENTISTRY 15 NOVEMBER 2008 MELIA PUROSANI YOGYAKARTA

12

pusat respiratori di medulla setelah diberikan agen anestesi lokal secara langsung (misalnya sindroma apnea post-retrobulbaris, lihat bab 38). Anestesi lokal akan menyebabkan relaksasi otot polos bronkhi. Lidokain intravena (1,5 mg/kg) mungkin efektif dalam memberikan bloking refleks bronkhokonstriksi kadangkala ada hubungannya dengan intubasi. Lidokain yang diberikan sebagai aerosol akan menyebabkan bronkhospasme pada sejumlah pasien yang terkena penyakit jalan nafas reaktif.

C. Neurologis Sistem syaraf pusat cenderung terkena keracunan anestesi lokal dan merupakan tempat gejala overdosis premonitoris pada pasien yang sadar. Gejala dini yang terjadi adalah mati rasa, paresthesia lidah dan bingung. Keluhan pada sensoris bisa meliputi tinnitus dan

pandangan kabur. Gejala-gejala ekstitatoris (misalnya sulit tidur, agitasi, gugup, paranoia) seringkali didahului dengan penekanan sistem syaraf pusat (misalnya bicara menjadi gagu, mengantuk, tak sadar). Ada perasaan otot yang terpuntir akan menyebabkan kejang tonusklonus. Seringkali juga disertai dengan henti nafas. Reaksi eksitasi merupakan hasil dari blokade lintasan inhibisi yang selektif. Dengan menurunnya aliran darah otak dan obat yang diberikan, maka akan terjadi kenaikan ambang batas kejang terhadap benzodiazepin serta hiperventilasi yang dipacu oleh anestesi lokal. Pada pemberian thiopental (1-2 mg/kg) akan bisa mengakhiri aktivitas kejang yang timbul dengan cepat. Ventilasi yang adekuat dan oksigenasi harus selalu dipertahankan. Pada pemberian lidokain intravena (1,5 mg/kg) akan bisa menurunkan aliran darah ke otak dan akan memacu kenaikan tekanan intrakranial yang diikuti dengan intubasi pasien dengan penurunan kompliance intrakranial. Infus lidokain dan prokain dipergunakan sebagai _____________________________ DISAMPAIKAN DALAM SIMPOSIUM SEHARI PABMI PENG-WIL DIY ALL ABOUT LOCAL ANESTHESIA IN DENTISTRY 15 NOVEMBER 2008 MELIA PUROSANI YOGYAKARTA
11

merupakan lipid yang larut. Potensinya, onset waktu dan lama kerjanya mirip dengan ropivacaine bisa menyebabkan bloking motoris, yang mungkin disebabakn oleh keseluruhan potensi sebagaimana yang ditunjukkan dalam studi. Mungkin disini ropivacaine mempunyai indeks terapeutik yang lebih besar oleh karena 70% bahan ini akan bisa menyebabkan disritmia jantung yang berat dibandingkan dengan bupivacaine, dan ropivacaine itu ada hubungannya dengan toleransi sistem syaraf sentral yang lebih besar. Hal demikian ini akan memperbesar keamanan yang mungkin disebabkan oleh kelarutan lipid yang rendah atau tersedianya sebagai bahan isomer murni, dan berlainan dengan yang ada merupakan campuran rasemis bupivacaine. Isomer S(-) dari bupivacaine (levobupivacaine) dilaporkan bisa menyebabkan efek samping dibandingkan dengan yang mempergunakan campuran rasemis. Bila tidak demikian levobupivacaine dan bupivacaine itu kelihatannya menunjukkan efek anestesi yang mirip. Reaksi kardiovaskular kokain tidak seperti yang didapatkan pada anestesi lokal yang lain. Terminal syaraf adrenergik biasanya akan menyerap norepinefrin setelah pelepasannya. Kokain sendiri bisa menghambat reuptake ini, sehingga sangat potensial berpengaruh pada stimulasi adrenergik. Respon kardiovaskular karena kokain meliputi hipertensi dan ektopi ventrikular. Yang terakhir ini pemakaiannya dikontraindikasikan dengan pemakaian untuk pasien yang diberikan anestesi memakai halothane. Disritmia yang dipacu oleh kokain berhasil diterapi dengan menggunakan adrenergik dan calcium antagonis channel. Kokain disini akan bisa menyebabkan vasokonstriksi bila diberikan secara topikal. B. Respiratoris Lidokain akan menekan hipoksik (respons ventilatoris terhadap PaO2). Selanjutnya akan terjadi apnea dari paralisis nervus interkostalis dan nervus phrenikus atau terjadi depresi _____________________________ DISAMPAIKAN DALAM SIMPOSIUM SEHARI PABMI PENG-WIL DIY ALL ABOUT LOCAL ANESTHESIA IN DENTISTRY 15 NOVEMBER 2008 MELIA PUROSANI YOGYAKARTA
10

A. Kardiovaskular Secara umum anestesi lokal itu akan menekan automatisitas myokardial (fase spontan depolarisasi fase IV) dan menurunkan durasi periode refraktoris. Kontraktilitas myokardial dan konduksi kecepatan akan tertekan pada konsentrasi yang tinggi. Efek ini akan menyebabkan perubahan membran otot jantung secara langsung (yakni melalui blokade channel sodium) dan penghambatan sistem syaraf autonom. Relaksasi otot polos akan menyebabkan dilatasi arteriolar. Kombinasi yang dihasilkan adalah bradikardi, gagal jantung dan hipotensi yang akan berakhir dengan cardiac arrest. Disritmia jantung atau kolapsnya sirkulasi sering merupakan tanda adanya overdosis anestesi dengan anestesi umum. Kontraksi yang lebih rendah karena pemberian lidokain akan bisa memberikan cara yang efektif untuk disritmia ventrikular. Kontraktilitas myokardial dan tekanan darah arteri biasanya tak terpengaruh oleh dosis intravena yang biasa. Injeksi intravaskular yang tidak disegaja dengan memakai bupivacaine selama anestesi regional telah menyebabkan berbagai reaksi kardiotoksik yang berat. Termasuk disini hipotensi, gagal jantung atrioventrikular dan disritmia misalnya seperti fibrillasi ventrikular. hipoksemia, dan asidosis respiratori merupakan faktor resiko yang mungkin terjadi. Studi dengan mempergunakan elektrofisiologi menunjukkan bahwa bupivacaine itu ada hubungannya dengan perubahan depolarisasi yang sangat menonjol dibandingkan dengan memakai lidokain. Bupivacaine akan menghambat channel sodium jantung dan akan mengubah fungsi mitokondria; tingkat pengikatan proteinnya yang sangat tinggi menyebabkan pertolongan dengan resusitasi akan lama dan sulit. Ropivacaine merupakan anestesi lokal amida yang relatif baru, bahan ini mempunyai berbagai sifat kimia fisik yang mirip dengan bupivacaine terkecuali hanya setengahnya _____________________________ DISAMPAIKAN DALAM SIMPOSIUM SEHARI PABMI PENG-WIL DIY ALL ABOUT LOCAL ANESTHESIA IN DENTISTRY 15 NOVEMBER 2008 MELIA PUROSANI YOGYAKARTA
9

Efek pada sistem organ Oleh karena blokade channel sodium itu akan berpengaruh pada potensial aksi dalam penyebaran diseluruh tubuh. Jadi tidak mengherankan bilamana anestesi lokal itu mempunyai kemampuan toksisitas sistemik. Oleh karena sistem organ itu berpengaruh pada anestesi ini, maka harus diketahui bahwa masing-masing obat itu berlainan dalam farmakologinya. Toksisitas itu seringkali sebanding langsung dengan potensi. Dosis maksimum yang aman diberikan dalam tabel 14-1. Campuran dari anestesi lokal harus dianggap mempuyai efek toksik tambahan. Larutan yang mengandung 50% dosis toksik lidokain dan 50% dosis toksik bupivacaine secara kasar mempunyai efek toksik100% dari masing-masing obat itu.

_____________________________ DISAMPAIKAN DALAM SIMPOSIUM SEHARI PABMI PENG-WIL DIY ALL ABOUT LOCAL ANESTHESIA IN DENTISTRY 15 NOVEMBER 2008 MELIA PUROSANI YOGYAKARTA

Metabolisme prilocarpine (derivat dari o-toluidine) yang akan ber-akumulasi setelah diberikan dosis obat yang sangat banyak (> 10 mg/kg) akan mengubah hemoglobin itu menjadi methemoglobin. Bayi yang berasal dari ibu yang mendapatkan anestesi epidural prilokain selama melahirkan dan pasien yang cadangan kardio-pulmonalis yang sangat terbatas merupakan pasien yang peka terhadap perubahan transport oksigen. Benzocaine yang merupakan bahan utama untuk spray anestesi lokal, juga bisa menyebabkan

methemoglobinemia. Perawatan methemoglobinemia yang sangat signifikan meliputi pemberian obat methylen blue secara intravena (1-2 mg/kg 1% larutan diatas 5 menit). Methylen blue akan bisa mengurangi methemoglobin (Fe3+) menjadi hemoglobin (Fe2+) Gambar1 : struktur kimia anestesi lokal

_____________________________ DISAMPAIKAN DALAM SIMPOSIUM SEHARI PABMI PENG-WIL DIY ALL ABOUT LOCAL ANESTHESIA IN DENTISTRY 15 NOVEMBER 2008 MELIA PUROSANI YOGYAKARTA

Metabolisme dan ekskresinya Metabolisme dan ekskresi anestesi lokal tergantung pada strukturnya (golongan) : Ester Ester sebagai anestesi lokal terutama akan dimetabolisir oleh pseudokholinesterase (plasma kholinesterase). Hidrolisis ester berlangsung sangat cepat dan metabolit yang larut dalam air akan diekskresikan melalui urine. Salah satu metabolitnya yakni p-amino asam benzoat (PABA) ada kaitannya dengan timbulnya reaksi alergi. Pasien yang mengalami pseudokholinesterase yang secara genetik abnormal akan mempuyai resiko yang meningkat terkena efek toksik, oleh karena metabolismenya berlangsung lambat. Cairan serebrospinal tidak mempunyai enzim esterase, sehingga terminasi aksi injeksi intrathecal anestesi lokal ester akan tergantung pada absorbsinya kedalam aliran darah. Yang berlainan dengan anestesi ester, bahan kokain terutama akan dimetabolisir dalam hati dan sebagian diekskresikan melalui urine tanpa diubah bentuknya. Amida, amida ini merupakan anestesi lokal yang dimetabolisir oleh enzim mikrosomal dalam hati. Kecepatan metabolismenya sangat tergantung pada agen spesifik (prilokain lebih cepat dibandingkan dengan lidokain, yang lebih cepat dibandingkan dengan bupivacaine) akan tetapi jauh lebih lambat dibandingkan dengan hidrolisis ester. Penurunan dalam fungsi hati (misalnya karena sirhosis hati) atau aliran darah dalam hati (misalnya terjadi gagal jantung kongesti) akan menurunkan kecepatan metabolik dan pasien yang predisposisi untuk mengalami keracunan sistemik. Hanya sedikit sekali obat yang diekskresikan tanpa berubah melalui ginjal. Meskipun metabolitnya sangat tergantung pada clearance ginjal. _____________________________ DISAMPAIKAN DALAM SIMPOSIUM SEHARI PABMI PENG-WIL DIY ALL ABOUT LOCAL ANESTHESIA IN DENTISTRY 15 NOVEMBER 2008 MELIA PUROSANI YOGYAKARTA
6

menonjol dengan memakai bahan-bahan yang bekerjanya lebih pendek. Misalnya dengan penambahan epinefrin terhadap lidokain biasanya akan bisa memperpanjang durasi anestesi setidaknya 50% akan tetapi epinefrin ini tidak mempunyai efek yang berarti bila ditambahkan pada bupivacaine yang cara kerjanya disebabkan oleh tingkat pengikatan proteinnya yang panjang. 3. Anestesi lokal, anestesi lokal ini merupakan ikatan jaringan yang lebih lama diserap (misalnya etidocaine). Bahan-bahan yang dipergunakan sangat bervariasi dalam sifat vasodilator intrinsik. Distribusi Distribusi bahan ini akan sangat tergantung pada uptake organnya, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor berikut : 1. Perfusi jaringan, bertambah tinggi perfusi suatu organ (otak, ginjal , liver, dan jantung) merupakan bahan yang paling berperanan untuk uptake awal yang cepat (fase alfa), yang akan diikuti dengan menurunnya redistribusi (fase beta).

Khususnya jaringan paru mempunyai daya serap yang tinggi untuk anestesi lokal. 2. Koefisien partisi jaringan/darah, pengikatan plasma protein yang kuat itu sangat tergantung pada anestesi yang masuk kedalam darah, sedangkan kelarutan lipid yang tinggi akan mempermudah uptake jaringan. 3. Massa jaringan, otot akan memberikan cadangan yang terbesar untuk agen anestesi lokal oleh karena massanya sangat besar.

_____________________________ DISAMPAIKAN DALAM SIMPOSIUM SEHARI PABMI PENG-WIL DIY ALL ABOUT LOCAL ANESTHESIA IN DENTISTRY 15 NOVEMBER 2008 MELIA PUROSANI YOGYAKARTA

lokal yang larut dalam lemak untuk menjamin analgesia. Krim EMLA suatu campuran eutektik yang mudah mencair) dari anestesi lokal terdiri atas campuran 50% lidokain dan 5% prilokain dalam emulsi minyak dalam air. Analgesia dermal cukup untuk memulai anestesi dengan pemberian intravena dengan lama kontak sekitar 1 jam dengan dressing yang cukup. Kedalaman penetrasi (biasanya 3-5 mm). Lama kerja (biasanya dalam 1-2 jam) dan banyaknya obat yang diserap akan sangat tergantung pada waktu aplikasinya, aliran darah pada kulit , ketebalan keratin dan dosis total yang diberikan. Biasanya ada 1-2 g krim yang dipakai per 10 cm2 untuk orang dewasa sampai 2000 cm2 (100 cm
2

pada anak-anak yang

beratnya kurang dari 10 kg). Skin graft dengan ketebalan yang terbagi , lithotripsi dan sirkumsisi telah berhasil dikerjakan dengan mempergunakan krim EMLA ini. Efek samping yang timbul meliputi kulit menjadi pucat , erythema dan edema. Krim EMLA jangan dipergunakan pada membran mukosa, kulit yang retak-retak, atau bayi yang umurnya kurang dari 1 bulan, atau pada pasien dengan predisposisi mengalami methhemoglobinemia4,5,6. Absorbsi sistemik dari anestesi lokal yang disuntikkan sangat tergantung pada aliran darah, yang ditentukan oleh faktor-faktor berikut 5,6: 1. Lokasi injeksinya, kecepatan absorbsi sistemik akan sebanding dengan

vaskularisasi lokasi injeksi : intravena > trakhea > interkosta > kaudal > paraservikal > epidural >pleksus brakhialis > sciatika > subkutan. 2. Adanya vasokonstriksi, penambahan obat obatan vasokonstriktor sepeti epinefrin atau fenilefrin atau norepinefrin akan menyebabkan vasokonstriksi pada lokasi pemberiannya. Akibatnya akan terjadi penurunan absorbsi dan akan meningkatkan uptake neuronal, serta meningkatkan kualitas analgesi, memperpanjang lama

kerjanya dan membatasi efek samping yang toksik. Efek vasokonstriksi ini lebih _____________________________ DISAMPAIKAN DALAM SIMPOSIUM SEHARI PABMI PENG-WIL DIY ALL ABOUT LOCAL ANESTHESIA IN DENTISTRY 15 NOVEMBER 2008 MELIA PUROSANI YOGYAKARTA
4

menyebabkan kelebihan muatan positif (kation) intraselluler dan ini mengakibatkan potensial membran menjadi + 35 mV. Akibatnya akan terjadi penurunan permeabilitas sodium (yang disebabkan oleh inaktivasi channel sodium) dan akan terjadi peningkatan konduktansi potassium (sehingga memungkinkan lebih banyak potassium keluar dari sel) dan mengembalikan membran ke potensial istirahat. Gradien konsentrasi dasar bisa ditegakkan kembali dengan pompa sodium potassium. Perubahan dalam potensial membran akson ini secara kolektif disebut dengan potensial aksi3,4,5. Sebagian besar obat anestesi lokal mengikat pada channel sodium dalam keadaan yang tak aktif, dan ini akan mencegah aktivasi channel selanjutnya dan influks sodium yang sangat besar yang disertai dengan depolarisasi membran. Semua ini tidak akan mengubah potensial membran istirahat atau kadar ambang, akan tetapi akan memperlambat kecepatan depolarisasi. Potensial aksi tidak akan menyebar karena ambang batas tidak pernah tercapai. Untuk itu ada reseptor spesifik pada bagian dalam channel sodium dan mungkin merupakan tempat yang pas untuk lokasi kerja anestesi lokal5. Efek, mekanisme kerja cara kerja anestesi lokal sangat tergantung kepada strukur kimianya.5 FARMAKOLOGI KLINIK Farmakokinetik Absorbsi Biasanya anestesi lokal itu dipergunakan untuk membran mukosa (misalnya konjunctiva okular) atau disuntikkan ke berbagai jaringan dan bagian badan. Sebagian besar membran mukosa ini bisa memberikan barrier yang lemah untuk penetrasi anestesi lokal, sehingga akan memberikan onset kerja yang cepat. Untuk kulit yang masih utuh, tentu memerlukan konsentrasi air yang sangat banyak untuk penetrasinya dan konsentrasi anestesi _____________________________ DISAMPAIKAN DALAM SIMPOSIUM SEHARI PABMI PENG-WIL DIY ALL ABOUT LOCAL ANESTHESIA IN DENTISTRY 15 NOVEMBER 2008 MELIA PUROSANI YOGYAKARTA
3

KEGAWAT DURATAN DAN KOMPLIKASI SISTEMIK ANESTESI LOKAL

Komplikasi neurogenik dan sistemik pemakaian obat obatan lokal anestesi sekitar 200 kasus per 10.000. 75% diantaranya menyebabkan kematian dan kerusakan syaraf permanen.1 Dalam praktek gigi ada keadaan yang dapat menjadikan problem yang petential : syncope, arrythmia, inadequate pain management, inappropriate condition of pre-existing medical condtions, inappropriate management of medical emergencies.1.2 pengetahuan tentang parmakologi obat lokal anestehesi3,4 dan kondisi anatomi khususnya bagi dokter gigi sangat membantu mengurangi kejadian komplikasi pemakaian lokal anestesi. CARA KERJA ANESTESI LOKAL Sel-sel syaraf akan mempertahankan potensial membran istirahat dengan melakukan transport aktif dan difusi pasif ion-ion. Transport sodium dengan mempergunakan pompa sodium-potassium untuk keluar dari sel dan potassium untuk masuk ke sel serta terjadi difusi intraselluler sodium. Membran sel itu merupakan bagian yang jauh lebih permeabel terhadap potassium dibandingkan dengan sodium, meskipun demikian ada kelebihan relatif ion yang bermuatan negatif (anion) yang berakumulasi intraselluler. Ini akan menyebabkan perbedaan polarisasi potensial istirahat negatif (sebesar -70 mV)3,4. Setelah eksitasi kimiawi, mekanis dan elektrik , maka impuls itu dijalarkan disepanjang axon syaraf. Penyebaran impuls biasanya disertai dengan depolarisasi membran syaraf. Bilamana depolarisasi ini melebihi batas ambang (potensial membran -55 mV), channel sodium dalam membran akan diaktifkan, sehingga akan menyebabkan influks yang tiba-tiba dan spontan dari ion sodium. Ini akan menyebabkan kenaikan permeabilitas sodium dan akan _____________________________ DISAMPAIKAN DALAM SIMPOSIUM SEHARI PABMI PENG-WIL DIY ALL ABOUT LOCAL ANESTHESIA IN DENTISTRY 15 NOVEMBER 2008 MELIA PUROSANI YOGYAKARTA
2

KEGAWAT DURATAN DAN KOMPLIKASI SISTEMIK ANESTESI LOKAL

Bhirowo Yudo Pratomo


Bagian anestesi dan reanimasi RS dr Sardjito FAKULTAS KEDOKTERAN UGM Jogyakarta

_____________________________ DISAMPAIKAN DALAM SIMPOSIUM SEHARI PABMI PENG-WIL DIY ALL ABOUT LOCAL ANESTHESIA IN DENTISTRY 15 NOVEMBER 2008 MELIA PUROSANI YOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai