Anda di halaman 1dari 3

Pendidikan di Era Modern Persepsi pendidikan di era ini mulia goyah dan rapuh karena teridentifikasi dari beberapa

persespsi dan fakta dilapangan. Pendidikan di Era ini tidak banyak lagi yang mempersepsikan dirinya sebagai pengemban amanat yang suci dan mulia tetapi mempersepsikan dirinya sebagai petugas mata yang mendptkan gaji baik dari negara maupun organisasi swasta. Kadang-kadang muncul sifat egoisme bahwa ketika seorang pendidik akan melakukan tugasnya termotivasi oleh sifat yang materialistis dan prakmatis dengan tidak lagi mempunyai rasa keikhlasan panggilan mengembangkan fitrahnya dan fitrah anak didiknya. Kesejahteraan daan kemakmuran seorang pendidik sangat krusial bagi kelangsungan, keluarga dan menjalankan tugas pendidik akan tetapi yang paling penting ketika seorang menjadi seorang pendidik hendaklah mengapresiasikan tugas yang mulia itu terlebih dahulu kemudian tentang kes ejahteraan kemakmuran itu adalah bias dari pekerjaannya itu sendiri pendidik kurang lagi emposisikan dirinya sebagai seorang figur teladan yang perlu ditiru, Pendidikan diera modern sekarang ini dlaam mejjalankan tugasnya lebih banyak menyetuh aspek kecerdesan akliat (aspek kognitif) dan kecerdasan ajasamiliat (aspek psikomotorik) dan kurang memperhatikan kecerdasan ruhiat (afektif). Hal ini terbukti dari produktivitas pendidikan yang banyak melahirkan siswa dan kesarjanaan cerdas dan terampil tetapi masih banyak siswa yang bersifat asusila, serta masih banyak sarjana berdasi yang korupsi, menindas, maling hak rakyat. Kenyataan seperti ini merupakan salah satu indikator bahwa pendidikan yang didapatkannya belum lengkap.

Pendidikan ideal (sebuah upaya menuju pendidik yang berkualitas) Bagaimanakah karakterpendidik yang ideal untuk masa era globalisasi sekarang, jawabanya ditemukan apibila dapat menyatukan pola yang karakter yang berbeda dari dalam mencari terobosan yang baru dan dapat menjujung kwalitas dan kwantitas kepribadian anak didik menjadi lebih lengkap, baik dari aspek akliat, ruhiat maupun ajsaniat sehingga melahirkan kperibadian yang baik dan utuh. Pendidik dalam masyarakt modern yang ideal seperti dalam masyaarakat islam lebnih dari sekerdar petugas yang mendapat gaji dari pemerintah atau organisasi swasta semata. Islam mengisyarakatkan bahwa seorang pendidik diwajibkan untuk memnuhi syaraat bukan hanya orang yang paandai tetapi juga orang yang berbudi, orang yang beriman yang perbuatannya sendiri dapat memberikan pengaruh pada pola pikir, jiwa dan akhlak muridnya. Al-Kanani sebagaimana pendapatnya dikutif : bahwa ada beberapa syarat menjadi seorang pendidik yakni : 1. Yang berkenaan dengan dirinya sendiri 2. Yang berkenaan dengan pelajaran 3. Yang berkenaan dengan muridnya Pertama, Yang berkenaan dengan dirinya sendiri Syarat-syarat guru:

1. Guru hendaknya senantiasa insyaf akan pengawasan Allah terhad-Nya 2. Guru hendaknya memelihara kemulyaan ilmu 3. Guru hendaknya bersifat zuhud 4. Guru hendaknya tidak berorientasi duniawi 5. Guru hendaknya menjauhi mata pencaharian yang hina dalamn pandangan syara 6. Guru hendaknya memelihara syariat islam 7. Guru hendaknya melaksanakan hal-hal yang sunah 8. Guru hendaknya memelihara akhlak yang mulia 9. Guru hendknya pandai memanfatkan waktu luang 10. Guru hendaknya selalu belajar 11. Guru hendaknya rajin meneliti, menyusun, mengarang dan memperhatikan keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan Kedua, yang berkenaan dengan pelajaran 1. Guru hendak mengajar sebelum keluar dari rumah hendaknya bersuci dari hadats dan kotoran 2. Guru ketika keluar darir rumah hendaknya selalu berdoa 3. Guru hendaknya memosisikan dirinya pada tempat yang dapat dilihat ooleh anak didik 4. Sebelum mengajar guru membaca basmala, untuk mendapatkna berkah dari Allah 5. Guru hendaknya mengajarkan hierarki keilmuan dalam b, idang keahliannya 6. Guru hendaknya dapat mengatur suara dengan baik 7. Guru hendaknya mengendalikan majllis dalam mengontrol agar tidak menyimpang 8. Guru hendaknya menegur anak didik yang tidak menjaga kesopanan Ketiga, yang berkenaan dengan murid 1. Guru hendaknya mengajar dengan niat mendapatkan keridoan dari Allah 2. Tidak menolak mengajar anak didiknya yang tidak tulus dan ikhlas belajar 3. Mencintai anak didiknya 4. Memberikan motivasi anak didiknya untuk belajar 5. Berusaha menyampaikan materi pelajran agar dapat dipahami anak didiknya 6. Melakukan evaluasi terhadap pembeljaran 7. Bersikap adil terhadap semua anak didiknya

Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah Islam mengenal lembaga pendidikan semenjak awal turunnya wahyu kepada Allah Swt. Rumah Al-Arkom bin Abi Al-Arkom merupakan lembaga pendidikan pertama. Guru Agung yang pertama yaitu Nabi Muhammad Saw. Pusat pendidikan islam bukanlah lembaga buku tetapi fleksibel, berkembang dan menurut kehendak waktu dan tempat. Ketika orang islam berpindah dari mekkah ke madinia sesudah hijrah, rumah Al-Quran dan rumah lain masih tidak memuat bilangan kaum muslimin yang sangat besar sudah mereka mendirikan negar dikot madinah. Tetapi sekarang masjidlah yang membuat bilangan kaum muslimin yang besar ini menjadi pusat kehidupan masyarakt islam. Masjid sebagai lembaga atau pusat pendidikan kedua dalam islam merupakan lembaga pendidikan pokok pada zaman nabi Muhammad saw dan juga pada Kulafaur Rosyidin, ketika ilmu-ilmu memasuki masyarakt islam ia juga memasuki masjid dan harus dipelajari bersamasama dengan ilmu-ilmu agama. Lembaga pendidikan islam yang ketiga, dalam islam hanya muncul setelah kerajaan umayyah sudah lama memerintah diman masjid dijadikan tempat belajar. Tetapi ini menghendaki adanya pelajaran diberikan sebelum mereka memasuki masjid, terutama bagi kanak-kanak.

Anda mungkin juga menyukai