Anda di halaman 1dari 20

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

VALIDASI METODA PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM BAHAN BAKAR URANIUM OKSIDA MENGGUNAKAN METODA DAVIES GRAY TERMODIFIKASI SECARA TITRASI POTENSIOMETRI
Oleh

Purwadi Kasino Putra


Abstrak

Dalam rangka menjamin mutu hasil analisis kadar Uranium dari produksi elemen bakar nuklir sebagai bahan bakar reaktor nuklir, diperlukan suatu metoda pengujian yang akurat. Untuk mendapat metoda yang akurat perlu dilakukan suatu validasi metoda. Validasi metoda telah dilakukan untuk menentukan Kadar Uranium didalam bahan bakar Uranium Oksida (U3O8) dengan menggunakan metoda Davies-Gray yang termodifikasi menggunakan titrasi Potensiometri. Metoda ini di ambil dari metoda Davies-Gray ISO 7097 yang telah dimodifikasi dengan mereduksi kuantitas pereaksi menjadi 40%. Dari hasil analisis Uji Presisi dan akurasi Metoda Davies-Gray (ISO 7097) diperoleh data pengukuran untuk konsentrasi larutan standar Uranium SRM U3O8 NBL-129A dari dengan konsentrasi 100 mg/mL U, hasil analisisnya berkisar antara konsentrasi rata-rata 99,721 sampai 100,121 mg/l U dengan konsentrasi rata-rata adalah 99,954 mg/l U, dimana standar Deviasinya 0,1419 dan RSD-nya adalah 0,1420%, nilai recoverinya adalah 99,954%. Sedangkan Hasil analisis yang dilakukan menggunakan metoda Davies-Gray termodifikasi Uji Presisi Metoda diperoleh data pengukuran untuk konsentrasi larutan standar Uranium U3O8 NBL dengan konsentrasi 100 mg/mL U, hasil analisisnya berkisar antara 100,180 sampai 100,270 mg/l U dengan konsentrasi rata-rata adalah 100,230 mg/l U, dimana standar Deviasinya 0,0298 dan RSD-nya adalah 0,0298%, nilai % recovery adalah 100,230%. Penentuan Limit Kuantitasi yang masih dapat dideteksi didasarkan atas % RSD yaitu nilai % RSD < 0,3%, adalah 84,667 mg/l U. Linieritas dari metoda ini diperoleh dengan persamaan garis Y = bX + a, yaitu Y = 0,0087 + 49,929X. Nilai intersep yaitu 49,929 mg/L dan nilai slope 0,0087 mg/L. Dikatakan linier apabila perbandingan slope dengan intersep > 0,1% dan untuk persamaan ini didapatkan 0,016%, maka metoda tersebut mempunyai hubungan yang linier antara konsentrasi Uranium dengan mL larutan yang dititrasi. Dari hasil pengujian kesalahan sistematik diperoleh persamaan garis Y = 0,1562X 0,0055 dengan nilai R2 = 0,99997, dan dari persamaan garis tersebut menunjukkan bahwa pada titrasi ini tidak terjadi kesalahan sistematik yang cukup berarti, karena intersep = 0,0055 mL = 5,5 L. Kesalahan sistematik terjadi apabila nilai intersep dari kurva titran terhadap volume standard > 10 L. Nilai Ketidak Pastian Pengukuran dari hasil analisis Kadar uranium di dalam serbuk Uranium Oksida (U3O8) adalah kadar U = 84,80 1,61% Kata Kunci: validasi, davies-gray, uranium oksida

Peneliti di Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

PENDAHULUAN

Pengujian Kadar uranium, O/U ratio dalam uranium oksida sangat diperlukan untuk memberikan informasi tentang kemurnian dan komposisi dari bahan bakar nuklir yang akan digunakan sebagai elemen bakar reaktor daya (1). Metoda yang telah digunakan adalah menggunakan metoda Davies-Gray sesuai dengan International Standard ISO 7097 (1) metoda ini telah digunakan secara luas untuk menentukan kadar uranium dalam bahan bakar nuklir dengan menggunakan besi (Fe) II sulfat sebagai reduktor dan Potasium dichromat sebagai oksidator secara titrimetrik. Prinsip dari Metoda Davies-Gray untuk menentukan kadar uranium dalam bahan bakar nuklir adalah dengan mereduksi U (VI) yang berada dalam cuplikan menjadi U (IV) dalam medium asam fosfat pekat dengan menggunakan besi (II) sulfat sebagai pereduksi. Kelebihan besi (II) sulfat didalam larutan dioksidasi oleh asam nitrat dengan adanya molibdenium. Selanjutnya U (IV) dioksidasi dengan menggunakan kalium dikromat standard dengan titrasi dalam medium vanadium (IV). Kegunaan dari vanadium dalam larutan ini adalah untuk mempercepat tercapainya kesetimbangan sehingga mempercepat terjadinya titik ekivalen. Titik akhir diketahui melalui cara potensiometri(1)(7). Reaksi-reaksi yang berlangsung mengikuti kondisi proses seperti berikut ini : UO2 3Fe Fe
2+

+ 2Fe + 4H+ + NO3 + 4H+


-

2+

Mo

U4+ + 2Fe3+ + 2H2O

2+

Mo

3+ 3Fe + NO + 2H2O

2+

+ NO3 + 2H+

Mo

Fe

3+

+ NO2 + H2O

Selama titrasi berlangsung reaksi terjadi sebagai berikut : Cr2O7 + 3U


= 4+ 2+ + 2H Cr + 3UO2 + H2O + 3+

Proses ini sedikit sekali di pengaruhi oleh gangguan ion-ion asing ; ion-ion Al, Am, Be, Co, Cr, Cu, Fe, Nd, Ni, Pu, Si, Ti, Zr, W, Re, alkali dan alkali tanah, sedangkan F, 3 = ClO4 dan SO4 tidak mengganggu. Mo akan mengganggu bila berada besama NO dalam jumLah yang besar dan sebaliknya (1). 1.1 Potensiometri Metoda Potensiometri dalam elektroanalisis didasarkan pada hubungan antara potensial sel elektrokimia dan konsentrasi atau aktivitas ion di dalam sel tersebut. Potensiometri adalah salah satu metoda analisis tertua yang masih digunakan secara luas. Penerapan Potensiometri umumnya melibatkan penggunaan sel elektrokimia yang tersusun atas elektroda acuan (refrence electrode), yaitu elektroda yang potensialnya tetap selama pengukuran dan elektroda indicator (indicator
2

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

electrode), yaitu electrode yang potensialnya tergantung pada aktivitas ion yang ditentukan. Metoda potensiometri meliputi dua jenis analisis utama yaitu: Pertama, pengukuran langsung potensial elektroda dari aktivitas atau konsentrasi ion-ion aktif, cara ini cukup untuk menentukan aktivitas ion yang bersangkutan, dan kedua perubahan gaya gerak listrik akibat penambahan sejumLah titran, sehingga potensial dapat diukur sebagai fungsi volum titran. Cara pertama disebut potensiometri langsung dan digunakan terutama pada pengukuran pH larutan-larutan dalam air, tetapi pada perkembangan selanjutnya cara ini juga secara luas di gunakan untuk pengukuran ion-ion lain dengan menggunakan elektroda pemilih ion sedangkan cara kedua disebut titrasi potensiometrik yaitu menggunakan pengukuran potensial untuk mengetahui titik ekivalen suatu titrasi. Cara ini dapat diterapkan terhadap semua jenis reaksi yang kita pandang sesuai untuk analisis titrimetik. Persamaan Nernst digunakan untuk menghitung potensial setengah-sel ketika reaksi setengah-sel berada pada kesetimbangan (misal, pada reaksi 1 dimana kecepatan reaksi ke kanan (reduksi Zn ) dan reaksi ke kiri sangat cepat selama pengukuran potensial), reaksi setengah-sel diistilahkan dapat-balik secara elektro kimia (electro-chemically reversible) (3). Persamaan Nernst untuk reksi setengah-sel Ox + ne Red Secara umum adalah sebagai berikut :
0 E = E - RT In nF a 2+

Re =d E0 - 2,303loRgKT aRe KKK.(1) a a Ox nF Ox

Keterangan : E R T N aRed aox


0

= = = = = =

potensial elektroda standar ....................Volt tetapan molar gas (8,314 J/K-mole) Suhu mutlak ................Kelvin Muatan ion aktivitas ion tereduksi akivitas ion teroksidasi

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

Jika semua tetapan disubtitusikan dan pada suhu 25C persamaan Nernst menjadi : 0,05916 E= E n
0 a

Re d ..........(2) Ox

log
a

Tekanan parsial gas dan moralitas zat terlarut tidak bermuatan digunakan sebagai aktivitas pada persamaan (1). Moralitas zat terlarut bermuatan, berbeda terlalu jauh dari aktivitas untuk diterapkan langsung pada persamaan (2). Hubungan aktivitas dan konsentrasi sebagai berikut: ai = fi ci .......... (3) Keterangan: f1 = Koefisien aktivitas Ion i c1 = Konsentrasi ion i

Untuk mengimplementasikan metoda Davies-Gray tersebut di Instalasi Elemen Bakar Eksperiment (IEBE), telah dilakukan modifikasi prosedur metoda Davies-Gray dengan mereduksi kuantitas pereaksi dalam prosedur tersebut sampai 40%. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk menghemat bahan pereksi yang digunakan di laboratorium Instalasi Elemen Bakar Eksperimen guna menganalisis elemen bakar nuklir. Untuk menjamin mutu hasil analisis yang dihasilkan dengan menggunakan metoda yang telah dimodofikasi tersebut, maka dilakukanlah validasi metoda guna memperoleh hasil analisis yang akurat dan presisi. Metoda Davies-Gray yang diperoleh tersebut digunakan untuk menentukan kadar uranium dalam bahan bakar uranium oksida pada elemen bakar nuklir dengan cara titrasi potensiometri Pada pengujian elemen bakar nuklir perlu dilakukan beberapa analisis kimia dan fisika yang digunakan untuk memberikan informasi mengenai kadar bahan bakar uranium, komposisi, pengotor (impuritas), O/U ratio dalam bahan bakar tersebut dan yang lainnya. Proses pembuatan bahan bakar reaktor daya yang ada di Instalsi Elemen Bakar Eklsperimental (IEBE) diawali dari pembuatan serbuk UO2 derajat nuklir melalui proses pelarutan bahan baku yellow cake, kemudian dilakukan pemurnian, pengendapan, pengeringan amonium diuranat (ADU), kalsinasi UO3 menjadi U3O8, reduksi U3O8 menjadi UO2 serta pasivasi UO2. Proses-proses tersebut dilakukan di Pilot Conversion Plant (PCP) area. Peralatan-peralatan proses di PCP hingga kini belum difungsikan untuk menangani/memproses U(4). Proses pembuatan berkas bahan bakar dilakukan di laboratorium fabrikasi bahan bakar (FFL Fuel Fabrication Laboratory). Proses ini meliputi pembuatan
4

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

pelet UO2 sinter (peletisasi), penyiapan komponen dan perakitan elemen bakar, serta perakitan berkas bahan bakar. Proses peletisasi diawali dari pre-kompaksi terhadap serbuk UO2 yang bertujuan untuk mengatur/mendapatkan diameter butir yang sesuai, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan pelet melalui kompaksi butiran UO2 pada tekanan antara 2,5 - 5,0 ton/cm2, sintering pelet UO2 pada suhu sekitar 1700 0C, grinding, cuting, ultrasonic cleaning and drying. Fasilitas peletisasi juga dilengkapi peralatan pengolahan gagalan pelet UO2 menjadi serbuk U3O8 secara kering (tungku kalsinasi atau oksidasi). Untuk karakterisasi bahan awal, produk dan bahan dukung lain, IEBE dilengkapi dengan alat-alat analisis kimia terutama untuk analisa U, O/U ratio, kadar Carbon (C) dalam Zircaloy-2, kadar Nitrogen (N) dalam Zircaloy dan UO2, impuritas dalam U dan Zircaloy dan distribusi partikel/luas permukaan serbuk UO2. Di samping itu juga dilengkapi peralatan mikroskop optik untuk mengamati mikrostruktur Zircaloy-2 dan UO2 dalam bentuk pelet mentah/sinter atau serbuk(4). 1.2 Pengujian/Pengendalian Kualitas

Pengujian dilakukan terhadap serbuk UO2 dan pelet UO2 serta Zircaloy (kelongsong, bar dan strip) bertujuan untuk mengendalikan dan mengetahui mutu produk yang dihasilkan. 1.2.1 Pengujian untuk serbuk uranium dioksida 1. Komposisi isotopik uranium Komposisi Kimia, diantaranya: Kandungan uranium total, O/U ratio, Kandungan pengotor (impuritas), Kandungan moisture (kadar air), Kandungan Boron ekivalen, Kadar Cl dan F Sifat-sifat fisika, diantaranya : Ukuran partikel, Bulk density, Sieve analysis, Surface area, Tap density 1.2.2 Pengujian kualitas pelet UO2 hasil sinter dan grinding 1. Pengujian geometri yang meliputi diameter, panjang dan kekasaran permukaan 2. Pengujian struktur mikro pelet UO2 hasil sintering yang meliputi seramografi umum, distribusi ukuran partikel, distribusi ukuran pori 3. Pengujian hasil grinding yang meliputi pengujian kekerasan permukaan, pengujian densitas 4. Pengujian secara kimia yang meliputi komposisi isotopik uranium, O/U ratio, kandungan F dan Cl, kandungan C (karbon), H (hidrogen) dan N (nitrogen), dan total gas yang diserap(4)
-

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

Selama pabrik beroperasi dijumpai bahan efluen produk yang dinyatakan gagal dan lain sebagainya yang masih mengandung uranium dengan kadar yang cukup tinggi dan memungkinkan untuk dipungut kembali uranium yang terkandung didalamnya. Pemungutan uranium tersebut mutlak diperlukan karena disamping tidak diinginkan menyimpan limbah radio aktif baik dalam bentuk padat maupun cair dalam batas ambang yang tidak diperkenankan, tak kalah pentingnya pula bahwa harga uranium relatif mahal. Untuk itu bahan harus diolah kembali sehingga bahan buang tersebut berada dalam batas ambang yang diperkenankan. Sedang uranium yang diperoleh dari hasil pemungutan dapat dipergunakan kembali sebagai umpan dalam proses konversi (PCP) menjadi UO2 (uranium di oksida). Untuk mengetahui unjuk kerja dari metoda Davies-Gray yang termodifikasi tersebut, pada penenlitian ini dilakukan validasi dari metoda serta perbandingan presisi dan akurasi dari metoda Davies-Gray menurut Internasional standard ISO 7097, dengan metoda Davies-Gray yang dimodifikasi, yaitu mereduksi kuantitas pereaksi dalam prosedur sampai 40 % dengan menggunakan titrasi Potensiometri. II METODOLOGI PENELITIAN Bahan yang digunakan Serbuk U3O8 FeSo4 H3PO4 pekat K2Cr2O7 0,027 N NH2SO3H 1,5M HNO3 pekat 65%, 15,9 M HClO4 Tritrosol Vanadilsulfat Air demineral Alat-alat Titroprosesor 672-Methrohm Switzerland Dosimat 655 Pengaduk magnit (stirer) Elektroda Pt dan Elektroda Kalomel (elektroda ganda) Stop Watch Alat-alat gelas lainnya Pembuatan Pereaksi Larutan K2Cr2O7 0,027 N 1,324 g kalium bikromat dilarutkan dalam 1 liter air demineral. Larutan asam amidosulfonat 1,5M 146 g amidosulfonat dilarutkan dalam 1 liter air demineral.

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

Larutan FeSo4 1,0 M 280 g FeSO4 dilarutkan dalam larutan 1,8 M asam sulfat, yaitu 600 mL air demineral ditambah 100 mL asam sulat pekat 95-97% kemudian ditepatkan menjadi 1 liter dengan air suling. Larutan 0,4 g/l Vanadium dalam larutan 4,8% H2SO4. 2150 mL air demineral ditambahkan 125 mL H2SO4 pekat, ditambah 1 ampul tritrosol 1,0 g Vanadium, kemudian ditepatkan menjadi 2,5 l dengan air demieral. Larutan U3O8 100 ppm Ditimbang 1,1800 g U3O8 dilarutkan dalam HNO3 pekat 65% 1:1 secukupnya dipanaskan hingga larutan sempurna, setelah dingin dilarutkan menjadi 10 mL dengan air demineral. Larutan A Ditimbang 4 g amonium heptamolibdat 4H2O dilarutkan dalam 400 mL air demineral, ditambah 500 mL HNO3 pekat 65%, kemudian ditambahkan 100 mL asam amido sulfonat 1,5 M. Langkah Kerja

1. Analisis kadar Uranium menggunakan metoda Davies-Gray (ISO 7097) Timbang 2,3585 gr U3O8 dari hasil di atas kemudian dimasukkan dalam beker glas 400 cc + 50 mL HNO3 1:1 lalu dipanaskan sampai gas NO da NO2 hilang 45 menit. Tunggu sampai dingin kemudian di encerkan dengan air distilat ke dalam labu takar 1000 mL. Ambil 50 mL dengan alat dosimat dimasukkan ke dalam beker glas 400 mL lalu dipanaskan dengan pemanas air hingga kering kemudian ditunggu hingga dingin tambah sedikit air aquadest untuk melarutkan endapan tambah 5mL HClO4 lalu dipanaskan hingga, kemudian tambahkan air 10 mL lalu tambah 5mL 1,5 M Amido Sulfat kemudian tambahkan lagi 40 mL H3PO4 pekat dan tambahkkan lagi 5 mL Fe2SO4 1 M kemudian dipanaskan dengan pemanas sampai 40C selama 60 detik, kemudian tambah 10 mL larutan A lalu diaduk dengan pengaduk magnit selema 3 menit, setelah itu ditambah 100 mL larutan Vanadyl Sulfat lalu dititrasi dengan larutan K2Cr2O7 0,027 N menggunakan alat titroprocessor(1) 2. Analisis kadar Uranium menggunakan metoda Davies-Gray termodifikasi Ambil cuplikan alikot 50 mL, kemudian masukan kedalam beker gelas 400 mL, panaskan hingga kering. Kemudian tambahkan beberapa mL air, dan 2 mL HClO4 panaskan hingga HClO4 berasap, pemanasan ini bermaksud untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang mengganggu dalam proses reaksi ini. Setelah dingin tambahkan 10 mL air, lalu masukan 2 mL asam amido sulfonat dan 16 mL H3PO4 pekat serta 2 mL FeSO4 kemudian panaskan sampai 40C. Setelah itu tambahkan 4 mL larutan A, kemudian diaduk selama 3 menit. Pemanasan dan pengadukan dilakukan agar reaksi berjalan cepat dan sempurna.

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

Tambahkan Vanadil Sulfat 40 mL, kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan dan dititrasi dengan K2Cr2O7 0,027 N(2) Kadar uranium (%) dihitung dengan menggunakan rumus: VT x 3,2134 x 100 x K U% = IxV di mana, VT = Volume titran (mL) I = Berat total (mg) V = Volume alikot (mL) K = Pengenceran (mL) III HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengamatan Analisis Uranium dengan Metoda Davies-Gray (ISO 7097) 3.1.1 Uji presisi metoda Data pengamatan yang dihasilkan dari uji presisi serbuk standar U3O8 NBL dapat dilihat pada Tabel 1. Konsentrasi larutan standar Uranium berkisar antara 99,721 sampai 100,121 mg/l U dengan konsentrasi rata-rata adalah 99,969 mg/l U, dimana standar Deviasinya 0,1419 dan RSD-nya adalah 0,1420% Tabel 1 Data Pengamatan Analisis Uranium dengan Metoda Davies-Gray (ISO 7097)
No 1 2 3 4 5 6 7 Konsentrasi U (mg/L) 99,721 99,911 100,107 99,981 99,847 99,989 100,121 Rata-rata = 99,954 SD = 0,1419 RSD = 0,1420 % Keterangan

X=

x1 + x2 + x3 + .......+ xn 1 + xn n n 1/2 (x i - x ) SD = 1 n-1

RSD = Rata-rata/SD x 100 % RSD = Relatif Standar Deviasi

3.1.2 Uji akurasi Uji akurasi dari metoda ini dilakukan dengan uji recovery, yaitu dengan mengukur larutan standar acuan primer U3O8 NBL yang konsentrasinya 100 mg/l U. Dari hasil analisis larutan standar acuan primer Uranium yang dilakukan sebanyak 5 kali pengulangan, dihasilkan data yang dapat dilihat pada Tabel 1, jadi nilai % recovery adalah (99,969 /100) x 100% = 99,969%

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

3.2 Pengamatan Analisis Uranium dengan Metoda Davies-Gray termodifikasi 3.2.1 Uji Presisi metoda Data pengamatan yang dihasilkan dari uji presisi serbuk standar U3O8 NBL dapat dilihat pada Tabel 1. Konsentrasi larutan standar Uranium berkisar antara 100,180 sampai 100,270 mg/l U dengan konsentrasi rata-rata adalah 100,230 mg/l U, dimana standar deviasinya 0,0298 dan RSD-nya adalah 0,0298%. Tabel 2 Data Pengamatan Analisis Uranium dengan Metoda Davies-Gray Termodifikasi
No 1 2 3 4 5 6 7 Konsentrasi U (mg/L) 100,220 100,270 100,180 100,240 100,250 100,208 100,242 Rata-rata = 100, 230 SD = 0,0298 RSD = 0,0298 % Keterangan

x + x + x +......+. x + x n 1 n X=1 2 3 n SD = (x i - x ) 1 n -1
n 1/ 2

RSD = Rata-rata/SD x 100 % RSD = Relatif Standar Deviasi

3.2.2 Uji akurasi Uji akurasi dari metoda ini dilakukan dengan uji recovery, yaitu dengan mengukur larutan standar acuan primer U3O8 NBL yang konsentrasinya 100 mg/l U. Dari hasil analisis larutan standar acuan primer Uranium yang dilakukan sebanyak 7 kali pengulangan, dihasilkan data yang dapat dilihat pada Tabel 2, jadi nilai % recovery adalah (100,230 /100) x 100% = 100,230% 3.3 Penentuan Limit Kuantitasi Limit kuantisasi yang masih dapat dideteksi didasarkan atas % RSD yaitu nilai % RSD < 0,3% (5). Dari data Tabel 3 dan Gambar 1 didapatkan bahwa limit kuantisasi untuk larutan standar uranium dari U3O8 NBL adalah 84,667 mg/l U.

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

Tabel 3 Hasil Analisis Bahan Standar SRM U3O8 NBL-129 A dengan Konsentrasi Antara 5 mg Sampai 400 mg
No. A Berat U3O8 ( mg ) 5,897 Uranium teranalisis (mg) 5,012 4,948 5,077 5,141 4,884 9,961 10,090 9,961 9,897 10,154 19,987 20,052 20,052 19,923 20,116 24,743 24,907 25,065 25,160 25,126 50,129 49,936 50,065 49,808 50,258 75,258 75,065 75,386 75,065 75,194 100,001 100,065 99,872 100,194 99,937 199,873 200,131 200,002 199,809 200,131 399,975 400,068 400,004 399,811 399,940 Keterangan X = 5,012 S = 0,012 RSD = 2,204 % X = 10,102 S = 0,107 RSD = 1,172 % X = 20,026 R = 0,073 RSD = 0,367 % X = 25,000 S = 0,155 RSD = 0,572 % X = 50,039 S = 0,173 RSD = 0,347 % X = 75,194 S = 0,136 RSD = 0,181 % X = 100,014 S = 0,124 RSD = 0,124 % X = 199,960 S = 0,147 RSD = 0,073 % X = 399,960 S = 0,094 RSD = 0,024 %

11,795

23,591

29,489

58,980

88,470

117,924

235,849

471,698

10

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

0.7 0.6 0.5 y = -0.0009x + 0.3762 0.4 0.3 0.2 0.1 0 -0.1 0 200 400 6 00 Series1 Linear (Series1)

Gambar 1 Kurva Limit Kuantitasi Larutan Standar Uranium 3.4 Uji Linieritas Uji linieritas dilakukan dengan cara membuat kurva hubungan antara mL, contoh yang dititrasi terhadap konsentrasi. Data hasil percobaan ini dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4 Data Uji Linieritas Larutan Standar Uranium
Contoh yang dititrasi (mL) 7 9 12 15 20 Konsentrasi Uranium yang diperoleh (mg/L) 50,129 49,936 50,065 49,808 50,258

KURVA LINIERITAS
50.000 48.000 46.000 44.000 y = 0.0087x + 49.929 Series1 Linear (Series1)

Ko n sen trasi Uran i u m

42.000 40.000 0 5 10 15 20 25 mL contoh yang dititrasi

Gambar 2 Kurva Linieritas Larutan Standar Uranium Dari data pada Tabel 3 didapatkan garis linier (Gambar 2) dengan persamaan garis Y = bX + a, yaitu Y = 0,0087 + 49,929X. Dari persamaan tersebut didapat nilai intersep yaitu 49,929 mg/L dan nilai slope 0,0087 mg/L. Dikatakan linier apabila perbandingan slope dengan intersep > 0,1% (5) dan untuk persamaan ini didapatkan
11

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

0,016%, yang menun-jukkan bahwa titrasi memberikan hubungan yang linier pada volume 7 sampai 20 mL. 3.5 Uji Kesalahan Sistematik Metoda Penentuan kesalahan sistematik dilakukan dengan cara melakukan titrasi terhadap berbagai volume (mL) larutan standar Uranium, kemudian dibuat kurva antara volume standar Uranium yang dititrasi terhadap volume titran K2Cr2O7 dan ditentukan persamaan garis regresi serta intersepnya. Titrasi dikatakan tidak memberikan kesalahan sistematik yang cukup berarti apabila nilai intersep dari persamaan garis regresi >10L (5). Data yang diperoleh pada uji kesalahan sistematik dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Data Uji Kesalahan Sistematik Larutan Standar Uranium
Volume larutan standar Uranium (mL) 7 9 12 15 20 Volume titran K2Cr2O7 (mL) 1,0892 1,4004 1,8672 2,3340 3,1200

Kurva hasil pengujian kesalahan sistematik dapat dilihat pada Gambar 3 dan diperoleh persamaan garis Y = 0,1562X - 0,0055 dengan nilai R = 0,99997. Dari persamaan tersebut menunjukkan bahwa pada titrasi ini tidak terjadi kesalahan sistematik yang cukup berarti, karena intersep = 0,0055 mL = 5,5 L.
Kurva hubungan antara volume standar dengan volume titran
3.5000 Volume titran K2CrO7 (mL) 3.0000 2.5000 2.0000 1.5000 1.0000 0.5000 0.0000 0 5 10 15 20 25 Volume larutan standar uranium (mL) 2

Gambar 3 Kurva Hasil Pengujian Kesalahan Sistematik

12

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

3.6

Hasil Penentuan Kadar Uranium dalam Bahan Bakar Uranium Oksida dan Ketidakpastian Pengukurannya Prosedur penentuan kadar Uranium di dalam bahan bakar Uranium Oksida: Ditimbang 1,1800 gr U3O8 dilarutkan dalam 10 mL, dipipet 1 mL

Panaskan hingga kering ditambahkan beberapa mL air, dan 2 mL HClO4 ,kmd dipanaskan hingga HClO4 berasap. Setelah dingin ditambahkan 10 mL air,2 mL asam amido sulfonat dan 16 mL H3PO4 pekat serta 2 mL FeSo4 Dipanaskan sampai 40C. Ditambahkan 4 mL larutan A, kemudian diaduk selama 3 menit. Ditambahkan Vanadil Sulfat 40 mL Dititrasi dengan K2Cr2O7 0,027 N *) (VT mL ) *) dengan auto titrator dan titik akhir ditentukan dengan potensiometer Perhitungan: VT x 3,2134 x 100 x K U% = ............... (1) I x V xR Data dan uraian dari simbol tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini Tabel 6 Data untuk Persamaan (1)
Simbol M K2Cr2O7 I MU V K VT R Rep CU Uraian Molaritas larutan K2Cr2O7 Berat contoh(U3O8) yang ditimbang Berat Atom Uranium Volume larutan bahan standar U yang dititrasi Faktor pengenceran Volume K2Cr2O7 /Titran Recovery Repetabilitas Konsentrasi Uranium Nilai 0.027 1,1800 238,03 1 10 0,3125 1,0023 0,000298 84,8 mL kali mL % Satuan Mol /L gram JmL penentuan 5 5 5 5 5 5 5 5 5

13

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

N K2Cr2O7 (1) Kalib pipet Efek suhu

(2) VT (3) K alib pipet K Kalib buret Vp Efek suhu Efek suhu

Kalib labu VL (4) Efek suhu CU

Rep Pemipetan Rep pembacaan Buret Rep titrasi Kalib neraca R MU I

Gambar 4 Diagram Cause & effect Perhitungan ketidakpastian baku : 1. Asal N K2Cr2O7 Dari sertifikat N K2cr2O7 = 0,0270 0,0001 u NK2Cr2O7 = 0,0001/2 = 0,00005 2. Asal V Dari sertifikat kalibrasi pipet : 1 0,001 mL u=0.001/3 =0,0005774 mL Efek suhu: Titrasi dilakukan pada suhu 20 1C Koefisien muai volume air = 2,1x10 4/C u = (1x1x2,1x10 4)/3mL = 0.0001212 mL 2 2 uV = (0.0005774) + ( 0,0001212) =0,00058994 3. Asal VT Dari sertifikat kalibrasi buret = 10 0,005 mL u=0.005/3 =0,002887 mL Efek suhu: Titrasi dilakukan pada suhu 20 1C Koefisien muai volume air = 2,1x10 4/C -5 u = (0,3125x1x2,1x10 4)/3mL =3,788X10 mL 2 -5 2 uVT = (0.002887) + (3,788X10 ) = 0,002887mL 4. Asal K Contoh Dari sertifikat kalibrasi labu takar : 10 0,001 mL u=0.001/3 =0,0005774 m Efek suhu: pelarutan dilakukan pada suhu 20 1C Koefisien muai volume air = 2,1x10 4/C u = (10x1x2,1x10 4)/3mL = 0.0012124 mL 2 2 uVL = (0.0005774) + (0,0012124) =0,0013429 mL Dari sertifikat kalibrasi pipet: 1 0,001 mL u=0.001/3 =0,0005774 mL
14

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

Efek suhu : Titrasi dilakukan pada suhu 20 1C Koefisien muai volume air = 2,1x10 4/C u = (1x1x2,1x10 4)/3mL = 0.0001212 mL 2 2 uV = (0.0005774) + ( 0,0001212) =0,00058999 2 2 uK = 10x (0,0013429/10) +(0.0005899/1) = 0,0060503 5. Asal repetabilitas SDR = 0,000298 u rep = 0,000298 6. Asal B Atom U B atom U = 238,02891 0,000003 -6 u.BA U = 0.000003/ 3 =1,732x10 7. Asal Penimbangan U neraca = 0,0001 g = 0.1 mg (pd tingkat kepercayaan 95%) u.neraca = 0.1/2 = 0,05 mg 2 u I = 2x (0,05) = 0,070711 mg 8. Asal recovery (6)
2 S obs (C CRM ) Rec = R 2 n C obs CCRM 2

di mana: Sobs = Standar deviasi dari hasil analisis (replikasi) Cobs = Konsentrasi dari hasil analisis CRM = Keidakpastian baku dari CCRM CCRM = Konsentrasi CR

Rec = 100,23

0,000888

00000000225

70322

Rec = 100,23
= 0,000002841

2,841x10

16

15

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

Tabel 7 Perhitungan Ketidakpastian Relatif


Asal N K2Cr2O7 V VT K BA I Rep Rec Nilai (x) 0,0270 1 0,3125 10 238,0289 1180 1 100,23 Ketidakpastian baku (u x) 0,00005 0,00058994 0,002887 0,0060503 1,732x10
-6

Ketidakpastian baku relatif ( ux /x) 0,00185 0,0005899 0,0092834 0,0006050 7,2764x10


-9

0,070711 0,000298 0,000002841

5,9924 x10

-5

0,000298 -8 2,841x10

Menghitung ketidakpastian gabungan . 2 2 2 2 2 U = % U { (NK2Cr2O7/ NK2Cr2O7) + (V/V) + VT/VT} +( K/K) +(BA/BA) + 2 2 2 1/2 {(I/I) + (rep/rep ) + ( rec/rec) }
Asal N K2Cr2O7 V VT K BA I Rep Rec Ux/x 0,00185 0,0005899 0,0092834 0,0006050 -9 7,2764x10 5,9924x10
-5

(ux/x)

2 -6

3.4225x10 -7 3.47982x10 8.5348x10 -7 3.66025x10 5.27657x10 -9 3.59092 x10 8.8804x10 5.8081x


-8 -17 -5

0,000298 2,841x10
-8

-16

JumLah = -5 8.95769 x-10 Akar= 0.00946

u U = 84,8 x 0,00946=0.803 Ketidak pastian diperluas pada tingkat kepercayaan 95%(U) =2x0,803 = 1,618 Kadar U = 84,80 1,61%

16

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

Tabel 8 Hasil Analisis Metoda Davies-Gray (ISO 7097) dengan Termodifikasi


No 1 2 Metoda Davies-Gray (ISO 7097) SD = 0.1419, RSD = 0.1420 % Recovery = 99.969 % Metoda Davies-Gray termodifikasi SD = 0.0298, RSD = 0.0298 % Recovery = 100.230 % Keterangan Uji Presisi Akurasi

IV

KESIMPULAN

Dari hasil data analisis dan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari hasil analisis Uji Presisi dan akurasi Metoda Davies-Gray (ISO 7097) diperoleh data pengukuran untuk konsentrasi larutan standar Uranium U3O8 NBL dengan konsentrasi 100 mg/mL U, hasil analisisnya berkisar antara konsentrasi rata-rata 99,721 sampai 100,121 mg/l U dengan konsentrasi ratarata adalah 99,954 mg/l U, dimana standar Deviasinya 0,1419 dan RSD-nya adalah 0,1420%, nilai recoverinya adalah 99,954%. 2. Sedangkan data hasil analisis yang dihasilkan menggunakan metoda Davies Gray termodifikasi diperoleh nilai uji presisi serbuk standar U3O8 NBL (konsentrasi U = 100 0,15) adalah antara 100,180 sampai 100,270 mg/l U dengan konsentrasi rata-rata adalah 100,230 mg/l U, dimana standar Deviasinya 0,0298 dan RSD-nya adalah 0,0298% 3. Uji akurasi dari metoda ini dilakukan dengan uji recoveri, yaitu dengan mengukur larutan standar acuan primer U3O8 NBL yang konsentrasinya 100 mg/l U, dari hasil analisis sebanyak 7 kali pengulangan diperoleh % recovery adalah 100,230%. Limit kuantisasi yang masih dapat dideteksi didasarkan atas % RSD yaitu nilai % RSD < 0,3% (4), diperoleh limit kuantisasi untuk larutan standar uranium dari U3O8 NBL adalah 84,667 mg/l U. 4. Linieritas dari metoda ini diperoleh dengan persamaan garis Y = bX + a, yaitu Y = 0,0087 + 49,929X. Dari persamaan tersebut didapat nilai intersep yaitu 49,929 mg/L dan nilai slope 0,0087 mg/L. Dikatakan linier apabila perbandingan slope dengan intersep > 0,1% (4) dan untuk persamaan ini didapatkan 0,016%, maka metoda tersebut mempunyai hubungan yang linier antara konsentrasi Uranium dengan mL larutan yang dititrasi. 5. Kurva hasil pengujian kesalahan sistematik dapat dilihat dengan persamaan garis Y = 0,1562X - 0,0055 dan nilai R2 = 0,99997. Dari persamaan tersebut menunjukkan bahwa pada titrasi ini tidak terjadi kesalahan sistematik yang cukup berarti, karena intersep = 0,0055 mL = 5,5 L. Sebab kesalahan sistematik terjadi apabila nilai intersep dari persamaan regresi antara volume larutan standar Uranium dan volume titran > 10 L. 6. Ketidak pastian diperluas pada tingkat kepercayaan 95%(U) adalah 1,61108%. Sehingga kadar U = 84,80 1,61%

17

Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009

7. 8. V 1.

Hasil data analisis yang diperoleh dari kedua metoda tersebut, yaitu presisi dan akurasi tidak berbeda jauh.

DAFTAR PUSTAKA International Organization for Standardization. ISO 7097, Determination of uranium in reactor fuel solution and in uranium produce solution iron (II) sulfate reduction/potassium dichromate oxidation titrimetric. First edition 1983/12/15. Geneva International Organization for Standardization. 1993. ISO Guide to the expression of uncertainty of measurement. Geneva John K Taylor. 1993. Standard Reference Material Handbook for SRM User, Edited by N. M Trahey, National Institute of Standards and Technology. Gaithersburg. February 1993 Metrohm Application Bulletin No. 252/1 e,Validation of Metrhm titrators (potentiometric) according to GLP/ISO9001, 1-13 Nira, FFL Quality Qontrol Manual IND-700-00-Q-0498 Pecsok, Robert L, L. Donald Shields, Thomas Cairns dan Ian G. William. 1978. Modern Methods of Chemical Analysis. Second Edition. John Wiley & Sons. New York Putro, Purwadi Kasino, Andi Chaidir Munarka. 1988. Penerapan Cara Analisis Potensiometrik Davies-Gray Termodifikasi untuk Penentuan Kandungan Uranium di Instalasi Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset. Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, Yogyakarta, 12-14 April, 1988, 380-392 W. Davies and Gray. 1984. A Rapid spesific titrimetric method for the precise determination of uranium using iron (II) sulphate us reductant, Talanta. Vol. 11, PP 1203-1211

2. 3.

4. 5. 6.

7.

8.

18

Anda mungkin juga menyukai