Anda di halaman 1dari 2

Dhatu Wicaksono 09/280856/SP/23268 Weekly Assignment THI B

Persamaan Teori Kritis dengan Postmodernisme Persamaan pertama yang muncul ialah kedua teori ini mendorong setiap pemikir ilmu HI untuk membongkar dan merekontruksi ulang sebuah teori (biasanya teori tradisional) melalui kritisasi, dengan tujuan memperlihatkan titik-titik lemah teori tersebut. Kedua Teori ini juga mendorong pemikir HI agar tidak serta merta menerima begitu saja kebenaran teori yang muncul. Realitas dan kebenaran suatu ilmu pengetahuan sebenarnya tidak sepenuhnya bebas nilai. Lebih jauh, Teori Kritis dan Postmodernisme cukup sepaham dalam mengkritik tingkat kebutuhan obyektifitas dalam suatu teori. Kedua teori ini percaya bahwa pemisahan jarak antara subyek dengan obyek agar tercipta obyektifitas, tidak perlu terjadi dalam perumusan sebuah teori. Pengaruh keberadaan sisi subyektif dianggap sebagai hal yang lumrah, karena sebuah teori tidak dapat dipisahkan dari aspek / kehidupan sosialpolitik (pemikiran yang mendasari, serta kondisi psikologis) yang terjadi saat teori tersebut dicetuskan. Kedua Teori ini juga tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan konteks material dan historis dalam menjelaskan sebuah fenomena sosial yang berpengaruh dalam perumusan sebuah teori. Faktor sejarah disini dianggap sebagai hal yang sulit untuk dijelaskan kebenarannya, karena adanya berbagai macam nilai yang berpengaruh.

Perbedaan Teori Kritis dengan Postmodernisme Perbedaan pertama muncul saat proses pembongkaran / rekonstruksi ulang sebuah teori. Teori kritis memiliki tujuan terciptanya kebebasan dimana kebanyakan orang hanya menggunakan teori tersebut, tanpa mengerti tendensi dan kebenaran teori tersebut. Justifikasi Benar atau

salah

sangat

kental

terlihat

pada

teori

kritis.

Sedangkan

Teori

Postmodernisme lebih menekankan pada sikap kritis tanpa menetapkan benar-salahnya suatu teori / perspektif, karena suatu teori memiliki pandangan dan preferensi masing-masing yang menurut mereka benar. Perbedaan selanjutnya ialah pada tahap kritisasi mengenai obyektifitas suatu teori. Teori kritis meskipun tidak setuju dengan pemisahan jarak antara subyek (peneliti) dan obyek, tetapi teori ini tidak menyebutkan bahwa ilmu sosial tidak dapat disebut sebagai ilmu. Sedangkan postmodernis percaya bahwa tingginya obyektifitas ilmu sosial sebagai sebuah ilmu yang bersifat sains, tidak dapat disebut sebagai ilmu. Karena mereka menganggap ilmu sosial sebagai suatu hal yang abstrak, subyektif, dan dinamis.

Anda mungkin juga menyukai