Anda di halaman 1dari 19

PEMERIKSAAN LABORATORIUM KUMAN KUSTA

dr. Lim Miranthi Mi Mi, Sp.PK RSK Dr. Sitanala Tangerang

PENDAHULUAN
Penyakit kusta = Morbus Hansen Merupakan salah satu penyakit menular, menahun yg menimbulkan masalah yg sangat kompleks (bukan hanya medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional) Meskipun penyakit kusta saat ini sudah dapat disembuhkan bukan berarti Indonesia sudah terbebas dari masalah penyakit kusta. Hal ini disebabkan karena dari tahun ke tahun masih ditemukan sejumlah penderita baru. Tantangan yg dihadapi adalah bagaimana menjaga kesinambungan pelayanan kusta yg berkualitas dan memastikan setiap orang yg terkena kusta dimanapun dia berada mempunyai kesempatan yg sama untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan oleh petugas kesehatan yg kompeten termasuk sistem rujukan yg efektif dalam mengatasi komplikasi tanpa terlambat dan biaya yg tinggi. Mudah-mudahan setiap orang yg terkena penyakit kusta dapat ditemukan secara dini tanpa cacat dan mempunyai kesempatan yg sama untuk mendapat pelayanan yang berkualitas.

FAKTOR YG MENENTUKAN TERJADINYA SAKIT KUSTA


Penyebab : Mycobacterium leprae
Waktu pembelahannya sangat lama 2 3 minggu Di luar tubuh manusia kuman dapat bertahan sp 9 hari Pertumbuhan optimal in vivo kuman kusta pd tikus pd suhu 27 30 C

Sumber penularan
Manusia sebagai sumber penularan Walaupun kuman ini dapat hidup pada simpanse dan telapak kaki tikus yg tidak mempunyai kelenjar thymus (Athymic nude mouse)

Cara penularan
Saluran napas dan kontak lama kulit yang tidak utuh Masa inkubasi 3 - 5 tahun

Pejamu
Hanya sedikit org yg terjangkit penyakit walaupun sudah kontak lama dg penderita, disebabkan karena adanya imunitas Sebagian besar (95 %) manusia kebal terhadap kusta, hanya 5 % dapat ditulari. Dari 5 % ini sekitar 70 % dapat sembuh sendiri dan hanya 30 % yg menjadi sakit

PENGEROKAN KULIT
Kerokan kulit = skin smear : Pemeriksaan sediaan yg diperoleh lewat irisan dan kerokan pada kulit yg kemudian diberi pewarnaan tahan asam untuk melihat Mycobacterium leprae Tujuan Membantu menentukan diagnosis penyakit kusta Membantu menentukan klasifikasi (tipe) penyakit kusta pd penderita baru Membantu diagnosis penderita relaps dari penderita sebelumnya pernah mendapat pengobatan Membantu menilai hasil pengobatan

Persiapan pengambilan skin smear


Perlengkapan Kaca obyek baru dan kotak kaca obyek (slide box) Skalpel (tangkai pisau ukuran No. 3 dan pisau no. 15) Lampu spiritus (bunsen) Spiritus / alkohol Kapas Korek api Pensil kaca Penjepit kaca obyek Sarung tangan Tempatkan semua perlengkapan di atas meja

Ketentuan skin smear


Petugas yang melakukan pemeriksaan smear adalah : Siapa saja yg pernah dilatih dan berwenang melakukan pemeriksaan skin smear Sebaiknya petugas yg mengambil dan memeriksa sediaan (mikroskopik) dilakukan oleh orang yg berlainan.
Berikan penjelasan pada penderita Mintalah penderita untuk duduk tenang. Jelaskan apa yg akan anda lakukan dan mengapa hal tsb harus dilakukan Jawablah tiap pertanyaan yg muncul dari penderita Catat permintaan pada formulir permintaan pemeriksaan laboratorium Ambillah skin smear dari 2 atau 3 tempat yaitu cuping telinga kanan dan kiri, ditambah kelainan kulit (lesi) aktif (WHO) Sediaan diambil dari kelainan kulit yg paling aktif (lesi yg meninggi dan berwarna kemerahan) Kulit muka sebaiknya dihindarkan karena alasan kosmetik, kecuali tidak ditemukan kelainan kulit di tempat lain Pada pemeriksaan ulangan dilakukan di tempat kelaian kulit yg sama dan bila perlu ditambah dengan lesi kulit yg baru timbul

Cara pengambilan sediaan skin smear


Cucilah tangan lalu kenakan sarung tangan Ambil kaca obyek sediaan yg baru, bersih dan tidak tergores. Beri tanda / nomor pd bg pinggir dg pinsil kaca Nomor tsb harus sama dg no yg tertera pd permintaan pem skin smear Bersihkan lokasi kulit tempat pengambilan skin smear dg kapas alkohol. Biarkan mengering Nyalakan api spiritus Pasanglah bisturi (mata pisau skalpel) pd gagangnya. Jepitlah kulit dg erat menggunakan jari telunjuk dan ibu jari sampai pucat, tetap jepit dg kuat agar darah tidak ikut keluar Buat irisan (insisi) pd kulit dg panjang sekitar 5 mm dan dalam 2 mm. Kulit tetap dijepit agar tidak ada darah yg keluar. Jika berdarah, bersihkan darah tsb dg kapas kering, jepit lebih kuat lagi Putar pisau skalpel 90 derajat. Keroklah irisan tsb sekali atau 2 kali menggunakan skalpel guna mengumpulkan cairan dan bubur jaringan. Jangan ada darah pd spesimen tsb karena dapat mengganggu pewarnaan & pembacaan

Cara pengambilan sediaan skin smear


Lepas jepitan pd kulit & hapus darah dg kapas bersih kering Buat apusan dari kerokan kulit tsb di atas kaca obyek, pd sisi yg sama dg letak identitas. Buat apusan berbentuk lingkaran dg diameter 5 8 mm Hapus kotoran pd mata pisau skalpel menggunakan kapas alkohol Lewatkan mata pisau di atas nyala api selama 3 4 detik. Biarkan dingin tapi jangan sampai menyentuh sesuatu Ulangi langkah diatas untuk lokasi apusan lain. Buat apusan di sisi dekat dg apusan sebelumnya, tapi jangan sampai bersentuhan dg apusan sebelumnya Hapus mata pisau menggunakan kapas alkohol, lewatkan mata pisau di atas nyala api, kemudian lepaskan pisau skalpel dg hati-hati Buang mata pisau Tutup luka dengan kapas kering dan ucapkan terima kasih kepada penderita Biarkan kaca obyek tsb mengering beberapa saat dg temperatur ruang, tetapi tidak di bawah cahaya matahari langsung Fiksasi apusan dg melewatkan di atas nyala api sebanyak 3 kali. Taruh kaca obyek di kotak kaca dan kirim ke laboratorium disertai dg form permintaan pemeriksaan

PEWARNAAN ZIEHL NIELSEN


Perlengkapan :
Rak pewarnaan, pinset, sumbu dg gagang utuk api Reagen : Carbol Fuchsin, Asam alkohol 1 %, Metylen blue 1 %, Air mengalir Letakkan kaca obyek di rak pewarnaan dg sisi apusan menghadap ke atas. Tutupi seluruh permukaan kaca obyek dg larutan carbol fuchsin Panaskan kaca obyek dg hati hati di atas lampu spiritus sampai uap carbol fuchsin keluar (tidak sampai mendidih). Jika pewarna mengering tambahkan lagi reagen dan panaskan kembali Basuh dg hati hati di bawah air mengalir Keringkan air hingga kaca obyek tidak lagi berwarna, meskipun apusan akan menjadi merah tua Tetesi permukaan kaca obyek sp tertutup dg asam alkohol 1 % selama 10 detik Metode lain adalah dg menggunakan asam sulfat 25 % selama 10 menit. Bilas perlahan dg air mengalir Pulas tanding dengan menetesi sediaan dg methylene blue 1 % selama 1 menit Bilas dg air & biarkan kaca obyek mengering di rak pengeringan dg posisi miring dg sisi apusan menghadap ke bawah Apusan siap di baca

Cara :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Bentuk kuman kusta


Bentuk utuh (solid) Dinding sel tidak putus Mengambil zat warna secara merata Panjang kuman 5 kali lebar Bentuk pecah pecah (fragmented) Dinding sel terputus mungkin sebagian / seluruhnya Pengambilan zat warna tidak merata Bentuk granular (granulated) Kelihatan seperti titik-titik tersusun garis lurus atau berkelompok Bentuk Globus Beberapa BTA utuh / fragmented / granulated berkelompok Kelompok kecil 40 60 BTA. Kelompok besar 200 300 BTA Bentuk Clumps Beberapa BTA granular membentuk kelompok

Cara melakukan pembacaan skin smear


Siapkan mikroskop dg pembesaran 1000 dg okuler 10 dan objektif 100 kali Mulai dg menggunakan pembesaran 10 kali Letakkan kaca obyek di bawah mikroskop dg hapusan menghadap ke atas & no identitas terletak di kiri Fokuskan gmbr menggunakan obyektive 10 kali Tetesi hapusan dg setetes minyak imersi Ubah obyektive menjadi pembesaran 100 kali. Lensa obyektif menyentuh minyak imersi Buka diafragma seluruhnya dan naikkan kondensor ke posisi tertinggi Fokuskan dg tepat menggunakan mikrometer Hitung lapangan pandang menggunakan cara Zig Zag / huruf Z

CARA MENGHITUNG BTA MIKROSKOPIK


Periksa tiap apusan sekitar 100 lapang pandang Carilah keberadaan BTA. BTA akan nampak sebagai batang merah dg latar belakang biru. Bentuk dapat lurus atau melengkung, & warna merah dapat merata atau homogen (solid) atau tidak rata (fragmentasi dan granuler) Kelompok basil dalam berbagai bentuk disebut Globus Kelompok basil granuler disebut clump Basil solid menandakan adanya mikroorganisme yg hidup dan dapat mudah terlihat pd penderita baru yg belum diobati atau penderita relaps

BI = BACTERILOGICAL INDEX
= Perkiraan jumlah basil tahan asam (BTA) dalam semua bentuk, tanpa membedakan bentuk, dinyatakan dg index. Dinyatakan sebagai Nilai 0 sampai 6 + menurut Ridley

Tujuan penentuan BI : Untuk membantu menentukan tipe kusta Menilai hasil pengobatan

Bakteriologic index (BI)


Skala 0 1+ 2+ 3+ 4+ 5+ 6+ 0 BTA dalam 100 LP, hitung 100 LP 1 10 BTA dalam 100 LP, hitung 100 LP 1 10 BTA dalam 10 LP, hitung 100 LP 1 10 BTA dalam rerata 1 LP, hitung 10 LP > 10 100 BTA dalam rerata 1 LP, hitung 10 LP >100 1000 BTA dalam rerata 1 LP, hitung 10 LP > 1000 BTA dalam rerata 1 LP, hitung 10 LP

Morfologi Index (MI)


Adalah persentase BTA bentuk solid terhadap seluruh BTA yg tidak berkelompok Untuk mengetahui daya penularan kuman Untuk menilai hasil pengobatan & membantu menentukan resistensi terhadap obat

Contoh menghitung BI
BI apusan : Cuping telinga ka ditemukan LP 1 : 36, LP 2 : 23, LP 3 : 45, LP 4 : 32, LP 5 : 18, LP 6 : 24, LP 7 : 39, LP 8 : 31, LP 9 : 50, LP10 : 60 BI apusan : 36+23+45+32+18+24+39+31+50+60= 358/10 = 35,6 +4

Contoh menghitung BI dan MI:


Lokasi pengambilan Daun telinga ka Daun telinga ki Paha kiri Bokong ka Jumlah BI 5+ 4+ 4+ 4+ 17 + Solid 5 6 3 4 18 F/G 90 / 5 90 / 4 90 / 7 90 / 6 360/ 22

BI = 17 + = 4.25 4

MI =

18 = 4.5 % 18 + 360 + 22

Tuliskan hasil utk semua apusan dalam buku register laboratorium Bilas kaca obyek dg xylene kalau mau disimpan sebagai kontrol Kaca obyek lainnya dimusnahkan dg didesinfeksi. Kaca obyek tidak boleh digunakan ulang untuk apusan kulit lain Sampaikan hasil pemeriksaan pada petugas yg meminta apusan kulit Hasil BI rerata atau tertinggi dapat diambil sebagai BI penderita

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai