DEFINISI
2
Morbili adalah :
Morbili adalah :
Penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet,
ETIOLOGI
4
Penyebabnya adalah:
Virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah sealma masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul
bercak-bercak.
Virus ini berupa virus RNA yang termasuk famili paramiksoviridae, genus morbilivirus.
EPIDEMIOLOGI
5
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita
Patofisiologi
7
Organisme (virus morbili) menular melalui rute udara, dalam waktu 24 jam, dari awal muncul reaksi terhadap virus morbili maka akan terjadi eksudat yang serous dan proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus di sekitar kapiler. Kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus dan konjungtiva (Ngastiyah, 1997:352).
MANIFESTASI KLINIS
8
Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari dan kemidian timbul gejalagejala yang dibagi dalam 3 stadium
Stadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam ringan hingga sedang, batuk kering ringan, coryza, fotofobia dan konjungtivitis. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema.
10
Lokalisasinya dimukosa bukalis berhadapan dengan molar dibawah, tetapi dapat menyebar tidak teratur mengenai seluruh permukaan pipi. Meski jarang, mereka dapat pula ditemukan pada bagian tengah bibir bawah, langit-langit dan karankula lakrimalis. Bercak tersebut muncul dan menghilang dengan cepat dalam waktu 12-18 jam. Kadang-kadang stadium prodormal bersifat berat karena diiringi
2. Stadium erupsi
11
Coryza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema / titik merah dipalatum durum dan palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai dengan menaiknya suhu tubuh.
12
Kadang-kadang terdapat perdarahan primer pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan didaerah leher belakang. Juga terdapat
3. Stadium konvalesensi
13
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi
Komplikasi
14
1.
2.
Pneumonia / bronkopneumoni
Encefalitis Bronkiolitis Laringitis obstruksi dan laringotrakkhetis
3.
4.
5.
Pencegahan
15
1.
2.
Pengobatan
16
Terdapat indikasi pemberian obat sedatif, antipiretik untuk mengatasi demam tinggi. Istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat. Mungkin diperlukan humidikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk mengganggu dan lebih baik mempertahanakan suhu ruangan yang hangat.
Pemeriksaan Diagnostik
17
1.
2.
Penetalaksanaan Teraupetik
18
1.
Pemberian vitamin A Istirahat baring selama suhu meningkat, pemberian antipiretik Pemberian antibiotik pada anak-anak yang beresiko tinggi
2.
3.
4.
A. Pengkajian Identitas diri Riwayat Imunisasi Kontak dengan orang yang terinfeksi Pemeriksaan Fisik : Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobia Kepala : sakit kepala Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/koriza, perdarahan hidung (pada stad eripsi ). Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit.
20
Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler pada leher, muka, lengan dan kaki (pada stad. Konvalensi), evitema, panas (demam). Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, renchi, sputum. Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir, Tumbuh kembang R/ imunisasi. Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare Status Nutrisi : intake output makanan, nafsu makanan Keadaan Umum : Kesadaran, TTV
Diagnosa Keperawatan
21
1.
2.
3. 4. 5.
6.
Ketidak efektifan jalan nafas b/d peningkatan produksi sekret. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kegagalan untuk mencernatau ketidak mampuan mencerna makanan atau absorpsi nutrien yang diperlukan Gangguan rasa aman nyaman: nyeri b/d lesi kulit, malaise Resiko tinggi infeksi b/d penjamu dan agens infeksi Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d penggarukan pruritus Ansietas/kecemasan b/d interaksi orang asing
22
Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d peningkatan produksi sekret. Hasil yang diharapkan : 1) Mempertahankan jalan nafas pasien dengan bunyi nafas bersih atau jelas. 2) Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas, misal: batuk efektif dan mengeluarkan sekret. Intervensi : 1) Auskultasi bunyi napas Rasional : beberapa derajat spasma bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas. 2) Kaji atau pantau frekuensi pernapasan
23
Pertahankan polusi lingkungan minimum, misal ; debu, asap, dan bulu bantal yang berhubungan dengan kondisi individu. Rasional : pencetus tipe reaksi alergi pernapasan yang dapat menjadi episode akut. 5) Observasi karakteristik batuk Rasional : batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya bila pasien lansia, sakit akut, atau kelemahan. Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi atau kepala di bawah setelah perkusi. 6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antitusif Rundingkan dengan ahli terapi pernapasan, sesuai dengan kebutuhan.
24
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan atau absorpsi nutrien yang diperlukan. Hasil yang diharapkan : 1) Menunjukkan peningkatan berat badan atau berat badan stabil dengan nilai laboratorium normal. 2) Tidak mengalami tanda malnutrisi. 3) Menunjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang sesuai.
25
26
Gangguan rasa aman nyaman:Nyeri berhubungan dengan lesi kulit, malaise Hasil yang diharapkan : 1) Kulit dan membran mukosa bersih dan bebas dari iritasi. 2) Anak menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan minimum. Intervensi : 1) Gunakan vaporiser embun dingin, kumur-kumur, dan tablet isap. Rasional : untuk menjaga agar membran mukosa tetap lembab 2) Bersihkan mata dengan larutan salin fisiologis Rasional : untuk menghilangkan sekresi atau kusta 3) Jaga agar anak tetap dingin. Rasional : karena udara yang terlalu panas dapat meningkatkan rasa gatal. 4) Berikan mandi air dingin dan berikan lotion seperti kalamin Rasional : untuk menurunkan rasa gatal 5) Berikan analgesik, antipiretik, dan antipruritus sesuai kebutuhan dan ketentuan. Rasional : untuk mengurangi nyeri, menurunkan suhu tubuh, dan mengurangi rasa gatal
27
f. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pejamu dan agens infeksi. adanya Hasil yang diharapkan : Anak yang rentan tidak mengalami penyakit. Infeksi tidak menyebar Anak tidak menunjukkan bukti-bukti komplikasi seperti infeksi dan dehidrasi. Intervensi : Identifikasi anak beresiko tinggi Rasional : memastikan anak menghindari pemajanan Lakukan rujukan ke perawat kesehatan masyarakat bila perlu. Rasional : untuk memastikan prosedur yang tepat di rumah.
Pantau suhu
Rasional : peningkatan suhu tubuh yang tidak diperkirakan dapat menandakan infeksi. Pertahankan higiene tubuh yang baik. Rasional : untuk mengurangi resiko infeksi sekunder dari lesi Berikan serapan air sedikit tapi sering atau minuman kesukaan anak serta makanan halus atau lunak. Rasional : Untuk menjamin hidrasi yang adekuat Banyak anak-anak yang mengalami anoreksia selama sakit 6) Rasional: Dengan pemberian Antibiotik yang tepat akan mengurangi infeksi lebih lanjut Kolaborasi dengan tim Dokter dalam pemberian Antibiotik.
28
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penggarukan/pruritus Hasil yang diharapkan : integritas kulit adekuat Intervensi : 1) Jaga agar kuku tetap pendek dan bersih Rasional : untuk meminimalkan trauma dan infeksi sekunder. 2) Pakailah sarung tangan atau restrein siku Rasional : untuk mencegah penggarukan 3) Berikan pakaian yang tipis, longgar, dan tidak meng mengiritasi. Rasional : karena panas yang berlebihan dapat meningkatkan rasa gatal. 4) Tutup area yang sakit (lengan panjang, celana panjang, pakaian satu lapis). Rasional : untuk mencegah penggarukan 5) Berikan losion yang melembutkan (sedikit saja pada lesi terbuka). Rasional : karena pada lesi terbuka absorpsi obat meningkat untuk menurunkan pruritus. 6) Hindari pemajanan panas atau sinar matahari. Rasional : menimbulkan ruam. Beri terapi sesuai program medik.
29
Ansietas/ Kecemasan b/d interaksi dengan orang asing 1) Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan
Rasional : Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga 2) Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS
Rasional : mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS 3) Berikan pujian jika anak mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan
Rasional : menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya 4) Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal (sentuhan, belaian dll) Rasional : Kasih sayang serta pengenalan diri perawat akan menumbuhkan rasa aman pada klien. 5) Berikan mainan sebagai rangsang sensori anak.
30