Anda di halaman 1dari 73

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Malaysia adalah negara yang terkenal dengan budaya Melayu, dimana adat dan bahasa yang digunakan adalah Melayu. Malaysia juga terkenal dengan nama Negeri Sembilan yang maksudnya, negara Malaysia dibagi menjadi sembilan kawasan yaitu : yaitu Malaka, Perlis, Pahang, Perak, Penang, Sabah, Serawak, Trengganu dan Kelantan. Malaysia sebagai negara yang sedang berkembang memiliki potensi yang tinggi untuk mendatangkan turis-turis mancanegara maupun turis lokal untuk menikmati apa yang ada di Malaysia. Dengan demikian dibutuhkan akomodasi bagi mereka, sehingga para pebisnis melihat hal ini sebagai sesuatu yang sangat menjanjikan dan menguntungkan. Malaysia merupakan negara kepulauan yang mempunyai objek wisata yang menarik kaya akan budaya dan masyarakat yang beragam, pariwisata sebagai penunjang devisa negara tentu tidak dapat berdiri sendiri, ada beberapa sarana dan prasarana penunjang. Di negara Malaysia juga terdapat objek wisata yang menarik, sehingga banyak wisatawan yang datang dari berbagai negara untuk menikmatinya. Dengan banyaknya para wisatawan yang datang baik untuk tujuan menikmati objek wisata maupun untuk berbisnis maka diperlukan jasa akomodasi untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan antara lain fasilitas hotel atau penginapan. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu negara untuk menarik wisatawan dalam jumlah besar adalah kemampuan untuk

memberikan produk pariwisata yang sangat diminati, karena meningkatnya jumlah arus kunjungan wisata akan meningkatkan pula pembangunan sarana pariwisata yang berupa akomodasi, transportasi, makan dan minum serta objek dan daya tarik wisata. Maka dari itu pemerintah berusaha mengembangkan sektor pariwisata dan usaha tersebut harus didukung oleh peranan masyarakat Malaysia itu sendiri. Pembangunan sarana periwisata akan berkembang terus mengikuti pertumbuhan jumlah wisatawan yang berkunjung. Oleh karena itu disediakan fasilitas pendukung kegiatan kepariwisataan. Salah satu usaha yang menujang kepariwisataan di Malaysia yang saat ini sangat berkembang yaitu usaha penyediaan jasa akomodasi yang mana salah satunya adalah hotel. Hotel merupakan salah satu sarana akomodasi yang paling dibutuhkan oleh wisatawan, karena hotel merupakan bagian dari industri pariwisata yang menjual jasa pelayanan dan penginapan. Guna mempertahankan kesinambungan usahanya, hotel harus selalu dapat mempertahankan atau meningkatkan mutu produk dan pelayanan. Kwalitas pelayanan hotel tidak hanya dapat terpenuhi dengan fisik hotel yang megah dan atmosfir yang nyaman serta peralatan yang muktahir saja, namun harus ditunjang dengan keterampilan dan pengembangan sumber daya dari karyawan itu sendiri, pembinaan moral, komunikasi yang baik, promosi yang terencana dengan dibukanya peluang saluran baik ide, inovasi dan saran agar dapat meningkatkan mutu pelayanan dan citra hotel serta penyediaan peralatan dan perlengkapan kerja yang memadai. Hotel adalah akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan serta menyediakan jasa pelayanan penginapan makanan dan minuman

serta jasa lainnya bagi umum. Usaha perhotelan saat ini sangat menjamur dimana masing-masing hotel harus bersaing ketat untuk dapat terus tumbuh dan berkembang. Di Malaysia sendiri telah tercatat ratusan atau mungkin puluhan ribu hotel berbintang maupun hotel kelas melati yang menyediakan berbagai macam service serta fasilitas yang lengkap. Persainganpun dimulai dari berbagai macam cara baik itu dari segi service, fasilitas, intertainment dan bahkan tarif yang ditawarkan beragam. Dalam usaha perhotelan dibagi atas beberapa department, salah satu dari departemen itu adalah Housekeeping Department. Housekeeping Department adalah bagian dari hotel yang bertanggung jawab atas kebersihan, kerapian, dan kenyamanan kamar (guest room), ruangan umum, restorant, bar dan outlet lainnya. Housekeeping adalah salah satu bagian yang mempunyai peranan dan fungsi yang cukup vital dalam memberikan pelayanan kepada tamu, terutama yang menyangkut pelayanan kenyamanan dan kebersihan ruangan hotel. Banyak hotel-hotel yang menyadari bahwa tanpa adanya pelaksanaan kerja dari housekeeping dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan hotel maka akan dapat dipastikan bahwa operasional hotel akan terganggu. Adapun seorang roomboy adalah seksi atau bagian yang bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kenyaman kamar-kamar tamu. Dengan demikian mereka memiliki ruang lingkup pekerjaan hanya menjaga kebersihan dan kenyamanan kamar tamu. Adapun roomboy banyak memberikan keuntungan seperti kita lihat bagaimana banyak pekerjaan mereka membuat orang lain merasa senang. Contohnya seorang tamu merasa puas dengan keadaan kamarnya yang bersih dan nyaman sehingga dia merasa senang dan betah tinggal di dalam kamar dan dia akan memceritakan kepada temannya atau orang lain sehingga orang

tersebut merasa tertarik untuk menginap di hotel kita dan ingin kembali lagi untuk masa yang akan datang. Penilaian kualitas pelayanan yang diberikan oleh roomboy sangat ditentukan oleh tamu sebagai pemakai jasa pelayanan tersebut. Oleh sebab itu, kualitas pelayanan dapat diciptakan melalui identifikasi terhadap tamu tentang apa yang dibutuhkannya dan diinginkannya. Kemudian disesuaikan dengan pelayanan yang akan disediakan hotel. Bila Pelayanan yang diterima oleh tamu melebihi dari apa yang diharapkannya, maka dapat dikatakan pelayanan tersebut adalah baik dan memuaskan, akan tetapi apabila pelayanan yang diterima ternyata kurang dari apa yang diharapkan, maka dapat dikatakan pelayanan tersebut sangat buruk. Dalam pelaksanaan pembersihan kamar, agar roomboy dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik serta dia juga dapat memberikan laporan tugasnya kepada supervisor. Laporan roomboy ini sangat menentukan dalam hal penjualan kamar. Dalam hal ini roomboy harulah dituntut dalam melaksanakan pekerjaan selalu disiplin sehingga pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan lancar. Housekeeping department yang sangat luas dengan area kerjanya , agar fungsinya berjalan dengan baik maka diperlukan suatu system operasional yang baik, birokrasi yang tepat dan team yang solid. System manajemen yang baik dapat dilakukan dengan system operasional yang dilaksanakan dengan komitmen yang di patuhi dari manajemen puncak sampai bawah. Komitmen Ini sangat penting sebagai fondasi dari suatu system manajemen, faktor kepemimpinan juga sangat besar pengaruhnya dalam merealisasikan system manajemen yang sesuai dengan company goal yang diusung.

Dalam Housekeeping Department, roomboy harus benar-benar mengurusi atau menanggani kamar tersebut agar benar-benar bersih, rapi, aman dan nyaman serta lengkap dalam pemenuhan fasilitas kamar. Semua itu harus dilakukan dengan mengacu pada Standar Operational Procedure yang telah ditetapkan oleh perusahaan, hotel sendiri tidak akan menjual kamar tanpa ada komitmen dari bagian housekeeping bahwa kamar tersebut siap di jual karena jika kamar tidak siap dijual maka akan terjadi kerugian besar bagi hotel itu sendiri. Perencanaan merupakan suatu fungsi manejerial yang sangat penting untuk dilakukan oleh seorang excecutive housekeeper. Tanpa perencanaan yang matang dan tepat, maka pelaksanaan operasional housekeeping akan berakibat timbulnya masalah dari setiap pekerjaan yang dilakukan. Masalah yang paling mungkin terjadi adalah menurunnya kinerja dan moral karyawan, penurunan produktivitas dan besarnya biaya operasional yang akan di keluarkan oleh hotel. Tanpa perencanaan yang tepat juga dapat mengakibatkan seorang excecutive housekeeper tidak akan dapat menjalankan program kerja secara maksimal, dengan melihat pekerjaan mana yang harus didahulukan dan mana pekerjaan yang dapat ditunda pelaksanaannya, dalam rangka pencapaian tujuan di Hotel Malacca Straits Malaysia. Karena housekeeping department bertanggung jawab atas kebersihan dan pemeliharaan seluruh area hotel yang sangat beragam karakteristiknya, maka perencanaan pekerjaan di housekeeping merupakan suatu pekerjaan atau tugas yang amat berat. Tanpa suatu perencanaan yang sistematik dan berkesinambungan, executive housekeeper akan mudah dibuat kesulitan oleh demikian banyak pekerjaan yang bukan saja harus dapat diselesaikan, tetapi harus terlaksana secara sempurna, tepat waktu dan biaya yang dikeluarkan harus sesuai dengan rencana pembiayaannya.

Di dalam melakukan pekerjaannya seorang roomboy harus memiliki perencanaan pekerjaan sehingga hal yang dikerjakannya dapat terarah dengan baik. Perencanaan pekerjaan roomboy dibuat oleh executive housekeeper dengan nama Standar Operational Procedure. Setiap kali kepala department ingin membuktikan kemampuannya masing-masing dalam mengelola department nya, menunjukan prestasi yang mengagumkan dalam bidang pengelolaan cost ataupun menekan budget dan meningkatkan revenue atau prestigous dalam menganalisa guest comment. didalam pelaksaaan nya executive housekeeper harus

melaksanakan perencanaan pekerjaan housekeeping untuk meningkatkan kinerja roomboy sehingga pelayanan terhadap tamu dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.perencanaan pekerjaan itu sendiri bertujuan untuk memperbaiki atau mengevaluasi kualitas kerja roomboy dan pelayanannya. Berdasarkan dari uraian diatas maka penulis tertarik mengambil judul penelitian sebagai berikut: Perencanaan Pekerjaan Housekeeping Dalam Meningkatkan Kinerja Roomboy Di Hotel Malacca Straits Malaysia.

B. Perumusan Masalah Adapun permasalahan yang penulis uraikan dalam penelitian ini dapat penulis rumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah Perencanaan Pekerjaan Housekeeping Dalam Meningkatkan Kinerja Roomboy Di Hotel Malacca Straits Malaysia.

C. Pembeberan Masalah Berdasakan judul di atas, maka penulis membeberkan permasalahan yang ada agar lebih memudahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini, yang mana pembeberan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perencanaan pekerjaan housekeeping dalam meningkatkan kinerja roomboy di Hotel Malacca Straits Malaysia. 2. Bagaimanakah cara kerja roomboy dalam melaksanakan perencanaan pekerjaan di housekeeping Departement ?. 3. Bagaimanakah penerapan perencanaan pekerjaan oleh roomboy di Hotel Malacca Straits Malaysia?. 4. Bagaimanakah kinerja roomboy dalam melaksanakan pelayanan bagi tamu di Hotel Malacca Straits Malaysia?. 5. Bagaimanakah Standar Operational Procedure kerja roomboy dalam perencanaan pekerjaan housekeeping? 6. Bagaimanakah tanggapan tamu terhadap hasil kerja roomboy di Malacca Straits Malaysia?. Hotel

D. Pembatasan Masalah Agar lebih terarah dalam penulisan skripsi ini, maka penulis berusaha membatasi permasalahan yang ada sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perencanaan pekerjaan housekeeping dalam meningkatkan kinerja roomboy di Hotel Malacca Straits Malaysia. 2. Bagaimanakah Standar Operational Procedure kerja roomboy dalam pembuatan perencanaan pekerjaan housekeeping department. 3. Bagaimanakah SOP roomboy dalam melaksanakan perencanaan pekerjaan di housekeeping department .

E. Tujuan Penelitian Agar lebih terarah dalam penulisan makalah ini maka penulis berusaha membatasi permasalahan yang ada sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perencanaan pekerjaan housekeeping dalam meningkatkan kinerja roomboy di Hotel Malacca Straits Malaysia. 2. Untuk mengetahui Standar Operational Procedure kerja roomboy dalam pembuatan perencanaan pekerjaan housekeeping depatment. 3. Untuk mengetahui SOP roomboy dalam melaksanakan perencanaan pekerjaan di housekeeping department.

F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat lebih jauhnya adalah sebagai berikut : 1. Penulisan ini dimaksud untuk mengembangkan dan menerapkan teori-teori yang penulis peroleh selama perkuliahan, sekaligus penulis akan mendapat pengalaman dan pengetahuan dari penulisan yang dilakukan. 2. Bagi pihak hotel dapat bermanfaat sebagai bahan masukan untuk mengatasi permasalahan dalam penyusunan perencanaan pekerjaan bagi roomboy dalam meningkatkan kinerja. 3. Hasil penulisan ini diharapkan sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta menjadi landasan pemikiran bagi penelitian dalam pembahasan yang sama.

4.

Bermanfaat sebagai penambah literatur perpustakaan pada Sekolah Tinggi Pariwisata Riau.

G. Penjelasan Istilah Untuk tidak menimbulkan kekeliruan mengenai asumsi judul dan untuk menciptakan kesamaan pengertian dan keseragaman penafsiran serta untuk memudahkan dalam penelitian dan penulisan ini, maka istilah-istilah yang dipergunakan adalah : 1. Perencanaan pekerjaan Adalah suatu rencana kerja yang sudah tersusun dan harus dilakukan oleh seseorang sehingga kinerja seseorang dapat dicapai untuk mendapatkan hasil yang sempurna, Menurut H Kodyat Dan Romaini (2002) 2. Housekeeping Adalah salah satu bagian yang ada di hotel, yang menangani hal-hal yang berkaitan dengan keindahan, kerapian, kebersihan, kelengkapan dan kesehatan seluruh kamar dan juga area umum lainnya agar seluruh tamu maupun karyawan merasa nyaman dan aman berada di hotel tersebut 3. Meningkatkan Adalah suatu upaya yang dilakukan sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang lebih dari hasil semula. 4. Kinerja Adalah hasil kerja yang ditunjukkan oleh seseorang yang memiliki standar keberhasilan tinggi sehingga bernilai lebih. 5. Roomboy

10

Adalah

orang

yang

bertugas

menjalankan

kebersihan,

keserasian,

kelengkapan, keamanan dan kenyamanan tamu serta menjalankan tugas sesuai dengan petunjuk atasan. 6. Hotel Adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bangunan untuk menyediakan jasa penginapan dan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersi.

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai kerangka pemikiran dalam penulisan ini, perlu adanya suatu landasan teori yang mendukung penulisan ini. Berikut penulis mengemukakan beberapa teori yang ada hubungannya dengan penulisan ini. A. Pengertian Hotel Sebagai industri jasa, hotel harus memberikan kepuasan dan kenyamanan kepada tamu. hotel adalah suatu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersil. Dunia perhotelan berkembang dengan pesatnya seiring dengan perkembangan kepariwisataan. Jadi jelas betapa pentingnya sarana pendukung seperti hotel dan sebagainya. Hotel merupakan suatu bidang usaha yang bersifat komersil. Maka dari itu tata laksana hotel harus berorientasi pada keuntungan. Untuk memperoleh keuntungan yang berkesinambungan tidak terlepas dari mutu pelayanan, karena hotel bergerak dibidang jasa, maka baik buruknya mutu sangat ditentukan oleh fasilitas dan pelayananya. Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersil, serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan dalam Kep Men Par Pos Tel. Agusnawar (2002 : 13). 11

12

Menurut Agus Sulastiyono (1999: 7) Hotel adalah suatu jenis akomodasi, menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada, menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya disediakan untuk umum dan dikelola secara komersial. Adapun yang di maksud dengan Hotel itu sendiri menurut keputusan Mentri Kepariwisataan, Pos dan Telekomunikasi No.Km.l994/HK

103/MPTT/1997, tentang ketentuan usaha dan golongan hotel antara lain berbunyi sebagai berikut: Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang menggunakan jasa pelayanan, penginapan,makan dan minuman serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial yang ditentukan dalam keputusan ini. Menurut Susilo Soeparman (1998 : 10). Menyimpulkan beberapa hal tentang pengertian hotel adalah sebagai berikut: a. Suatu jenis akomodasi b. Menyediakan jasa pelayanan, penginapan, makan dan minum. c. Dikelola secara komersil. d. Diperuntukkan bagi umum. Sesuai dengan fungsinya sebagai pembeli jasa akomodasi, hotel mempunyai peranan yang cukup penting dalam menciptakan rasa aman, nyaman dan lebih merasa dihargai. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nyoman S. Pendit (1995: 37) menyatakan bahwa hotel sebagai sarana akomodasi bagi para wisatawan merupakan rumah sementara (Temporary home) yang membutuhkan kenyamanan (comfort) serta pelayanan yang sempurna. Sesuai dengan fungsinya, hotel adalah usaha komersial yang menyoali aan tempat penginapan, makan dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum. Groler Electronic Publishing Inc (1995).

13

Hotel merupakan perusahaan yang menyediakan jasa-jasa dalam bentuk akomodasi (penginapan) serta menyajikan hidangan dan fasilitas lainnya dalam hotel untuk umum yang memenuhi syarat-syarat dan bertujuan komersial, Khodyat dan Romaini, (2002; 07). Charles E. Steadmon dan Michael L (1990-40) Hotel adalah sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan, pencuci pakaian dan dapat menggunakan fasilitas perabotan dan menikmati hiasan-hiasan yang ada di dalamnya. Menurut Happy Marpaung (1998 : 52) Hotel adalah merupakan satu badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa komersial yang menyediakan akomodasi bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan yang dilengkapi dengan penjualan makanan dan minuman, serta merupakan salah satu komponen dalam sektor pariwisata. Menurut Agustinus Darsono (1995: 27) Tugas-tugas di hotel lebih banyak bergerak dibidang jasa pelayanan, lebih dari 80 % jasa layanan di hotel dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu peran manusia sebagai karyawan di hotel sangat dominan.

B. Pengertian Housekeeping Menurut Yayuk Sri Purwani (1992:12) Housekeeping adalah salah satu bagian yang ada di hotel, yang menangani hal-hal yang berkaitan dengan keindahan, kerapian, kebersihan, kelengkapan dan kesehatan seluruh kamar dan

14

juga area umum lainnya agar seluruh tamu maupun karyawan merasa nyaman dan aman berada di hotel tersebut. Menurut Agusnawar (2002 :2) Roomboy adalah orang yang bertugas melaksanakan pembersihan di dalam kamar tamu, menyediakan atau menata tempat tidur dan pembersihan kamar mandi. Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas housekeeping department atau tata graha di hotel memiliki tanggung jawab penuh terhadap kebersihan, kerapian, keindahan dan kelengkapan kamar. Hal ini dijelaskan oleh Yayuk Sri Purwani (1992:12), bahwa tata graha adalah salah satu bagian yang ada di hotel, yang menangani hal-hal yang berkaitan dengan keindahan, kerapian, kebersihan, kelengkapan dan kesehatan seluruh kamar dan juga area umum lainnya agar seluruh tamu maupun karyawan merasa nyaman dan aman berada di hotel tersebut. Dalam operasionalnya hotel dibagi dalam beberapa departemen, salah satunya adalah Housekeeping Department. Housekeeping Department adalah bagian di hotel yang bertanggung jawab atas kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan kamar (guest room), ruangan umum, restoran, bar, dan outlet lainnya. Agustinus Darsono (1995 : 1) Menurut Agus Sulastiyono (1999:65) mengatakan bahwa housekeeping adalah bagian yang melakukan pelayanan kesemua tamu yang datang untuk menginap di dalam kamar hotel. Dalam setiap operasionalnya sebuah bagian housekeeping atau bagian kamar sudah tentu membutuhkan peralatan seperti hal yang di atas sebagai penunjang pekerjaan mereka. Tetapi jika peralatan tidak

15

memadai akan menyebabkan operasional kegiatannya akan terganggu dan itu akan mendatangkan ketidak puasan bagi tamu hotel yang menggunakan fasilitas di dalam kamar. Roomboy adalah orang yang bertugas melaksanakan pembersihan di dalam kamar tamu, menyediakan atau menata tempat tidur dan pembersihan kamar mandi, Agusnawar (2002 :2). Selain itu juga seseorang untuk bekerja dengan benar, luwes menarik serta menyenangkan, gesit, lincah serta kreatif sesuai dengan pendapat Marsum W A (1995: 127) untuk menjadi seorang pekerja haruslah orang pilihan, terdidik, terlatih serta mempunyai good appeareance. Dalam setiap operasionalnya di sebuah bagian housekeeping atau bagian kamar sudah tentu membutuhkan peralatan seperti hal yang di atas sebagai penunjang pekerjaan mereka. Tetapi jika peralatan tidak memadai akan menyebabkan operasional kegiatannya akan terganggu dan itu akan

mendatangkan ketidak puasan bagi tamu hotel yang menggunakan fasilitas restoran. Menurut Marra Widjaya dan Usin S. Artyasa (2005: 58) Jumlah parstok linen yang ideal adalah empat (4) kali,yaitu: a. b. c. d. Satu set terpakai di dalam kamar tidur/ mandi. Satu set di pantry (roomboy station) Satu set di linen room. Satu set di loundry dan linen kotor. Dalam menangani semua jenis pekerjaan yang ada di bagian kamar memerlukan adanya peralatan yang lengkap dan memadai. Ini sangat penting karena kekurangan dari alat-alat yang diperlukan bisa menghambat jalannya

16

pelaksanaan kerja. Standard operational procedure (SOP) housekeeping adalah memberikan pelayanan yang baik kepada tamu yaitu menciptakan kamar yang rapi, indah, nyaman dengan cara yang efisien yang dikombinasikan dengan tehnik pelayanan yang tepat, penuh perhatian serta keramah tamahan, Marsum WA (1996 : 98). Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang roomboy sebelum melaksanakan tugas membersihkan kamar tamu yang sesuai dengan Standar Operational Procedure (SOP). Standar Operational Procedure (SOP) sebelum bekerja adalah : a) Pengambilan kunci kamar sesuai dengan tugas yang diberikan dari Floor supervisor. Ada dua sistim pembagian kamar yang biasa di lakukan yaitu pembagian kamar berdasarkan section yaitu pembagian kamar yang ditetapkan selalu sama setiap hari, artinya roomboy/maid bertanggung jawab atas kebersihan kamar yang tetap sama setiap hari. Sedangkan yang kedua adalah pembagian kamar berdasarkan occupancy, yaitu pembagian kamar yang diberikan berdasarkan tingkat hunian atau jumlah kamar yang berpenghuni dibagi rata kepada semua roomboy yang bertugas. b) Pengecekan Status Kamar Pengecekan kamar ditujukan untuk mengetahui status kamar yang sebenarnya, baik kamar kosong maupun berpenghuni. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh roomboy untuk pengecekan status kamar ini yaitu:

17

1) Pengecekan dapat dilakukan dengan cara mengetuk pintu kamar masingmasing pada pagi hari, dengan cara ini status kamar dapat di identifikasi secara langsung. Namun terkadang banyak tamu yang belum terbangun, sehingga dirasakan menggangu. Pengecekan dengan cara ini biasanya dilakukan sambil menawarkan pencucian pakaian tamu. 2) Cara pengecekan lain yaitu dengan melihat data pada komputer. Pengecekan dengan cara ini tidak membutuhkan pengecekan langsung pada pagi hari, sehingga tidak mengganggu tamu yang sedang istirahat, sedangkan data kamar sebenarnya dapat dilakukan pada saat

membersihkan kamar. Namun ada kelemahan pada cara ini yaitu data selalu sama sehingga tidak akan timbul Room Discripancy . untuk mencegah hal ini maka di butuhkan kerjasama yang baik antara bagian housekeeping dengan front office. c) Pengisian Roomboy Control Sheet Setelah melaksanakan kedua kegiatan tersebut di atas, maka roomboy dapat melakukan penghitungan kebutuhan barang-barang, baik guest supplies maupun guest amenities berdasarkan jumlah dan kebutuhan pada masing-masing kamar yang ada di hotel tersebut. Pengisian roomboy control sheet ini sangat penting karena dari data ini akan dapat dilihat jumlah pemakaian guets supplies maupun guest aminities setiap kamarnya. Setelah dilakukan perhitungan masukan data persediaan barang yang harus disiapkan, ke dalam roomboy control sheet. d) Mempersiapkan alat-alat Persiapan peralatan kerja sangat penting dilakukan karena dengan adanya persiapan yang baik, akan menghasilkan pekerjaan yang efektif dan effisien. Mempersiapkan semua peralatan dengan baik akan membuat pekerjaan juga akan

18

berjalan dengan baik sehingga pelayanan yang dilakukan juga akan berjalan dengan lancar. Peralatan yang disiapkan harus sesuai dengan kebutuhan setiap roomboy dalam melakukan pekerjaan. Dengan demikian roomboy akan mudah memnyiapkan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. e) Mempersiapkan Vacum Cleaner Persiapan vacuum cleaner dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap kondisi vacuum cleaner tersebut, yaitu : a. Memeriksa apakah dust bag dan vacuum cleaner tank dalam keadaan kosong, jika belum kosongkan b. Memeriksa apakah dust filter dalam keadaan bersih, jika belum bersih, bersihkan c. d. Memeriksa apakah mesin bekerja dengan baik Memeriksa apakah perlengkapan vacuum cleaner yang akan digunakan sudah tersedia, seperti : Floor brush, wide attachment, round brush, flat attachment. Demikianlah persiapan yang dilakukan dalam melaksanakan pekerjaan yang dilakukan oleh roomboy sehari-hari pada saat akan melaksanakan tugas membersihkan kamar-kamar tamu. Semua persiapan ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu penyelesaian pekerjaan dengan cepat dan efektif serta efisien. Menurut Nuraini (1997 : 128) pengawasan atau pengendalian adalah penilaian dan koreksi terhadap pelaksanaan tugas oleh bawahan sehingga sesuai dengan rencana. Masih menurut Nuraini (1997: 128) Tujuan dari pengawasan adalah mengarahkan dan meluruskan penyimpangan yang terjadi sehingga organisasi berjalan sesuai dengan rencana. Dari pengertian pengawasan ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

19

1. 2.

Pengawasan tidak dapat dilakukan tanpa adanya rencana. Pengawasan adalah fungsi tiap pejabat yang diserahi pelaksanaan rencanarencana, tidak tergantung pada hirarki organisasi.

3.

Pengawasan pada umumnya mengandung unsur koreksi, yaitu adanya tindakan-tindakan follow-up supaya penyimpangan tidak terulang kembali.

4.

Secara ideal, pengawasan harus dapat mencegah sebelum penyimpangan itu terjadi. Pengawasan yang dilakukan oleh supervisor ini menyangkut dua kategori

menurut Hadoko, T. Hani. 1994, yakni: 1. Tehnik pengawasan langsung (Direct Control) Yang dimaksud dengan pengawasan ini adalah pelaksanaan pengawasan sendiri terhadap objek atau kegiatan operasional yang sedang berlangsung. Sehubungan dengan keterbatasan yang ada baik faktor waktu maupun lingkup kegiatan yang cukup luas maka tehnik ini tidak selalu dapat dilaksanakan, jadi merupakan pilihan ke dua. 2. Tehnik pengawasan tidak langsung (Indirect Control) Pengawasan ini dilaksanakan dari jauh melalui laporan, baik lisan maupun tulisan. Laporan yang mencantumkan yang baik-baik saja merupakan ciri sekaligus kelemahan tehnik pengawasan ini. Dikaitkan dengan tehnik pengawasan langsung maka banyak diambil jalan tengah menggabungkan cara tersebut di atas karena masing-masing tehnik mempunyai kelemahan. Untuk dapat melaksanakan fungsi pengawasan secara efektif, maka sistem atau teknik-teknik pengawasan yang akan dipergunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

20

1. mencerminkkan sifat dan kebutuhan organisasi: Sistem pengawasan akan lebih efektif bagi kepentingan organisasi dan manajemen apabila lebih ditujukan dan mencerminkan ciri khusus dan struktur rencana kegiatan masing-masing. 2. melaporkan kesalahan dengan cepat. Sistem pengawasan hendaknya dapat menjamin tindakan perbaikan secepat mungkin. 3. Harus menunjukkan aspek penyimpangan yang strategis. Pengawasan akan lebih efisien apabila dipusatkan pada kejadian atau penyimpangan yang luar biasa. 4. Pengawasan harus objektif Obyektivitas pengawasan tergantung dari faktor manager. 5. Harus flexible Pengawasan harus dapat menampung perubahan rencana atau kegagalan yang tidak terduga sebelumnya.

C. Pengertian Perencanaan Pekerjaan (Work Plan) Menurut H. Kodyat & Romaini (2002: 27) Perencanaan pekerjaan adalah aktivitas yang menggambarkan di muka bagian mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan berikut petunjuk-petunjuk biasanya mengenai menyangkut cara pelaksanaannya. waktu

Aktivitasnya menggambarkan

juga jangka

penyelesaiannya, penggunaan material dan peralatan yang diperlukan, pembagian

21

wewenang dan tanggung jawab serta kejelasan lainnya yang dianggap perlu. Perencanaan sebenarnya mempunyai ruang lingkup yang lebih besar. Menurut Siagian (1994:108) perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Menurut T. Hani Handoko, (2002 : 165) mengistilahkan kinerja (performance) dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Berikut ini adalah beberapa pengertian kinerja oleh beberapa pakar yang dikutip oleh Bambang Guritno dan Waridin (2005) yaitu: 1. Menurut Winardi (1992) kinerja merupakan konsep yang bersifat universal yang merupakan efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan bagian karyawannya berdasar standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam memainkan peran yang mereka lakukan dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. 2. Menurut Gomes (2000) kinerja merupakan catatan terhadap hasil produksi dari sebuah pekerjaan tertentu atau aktivitas tertentu dalam periode waktu tertentu.

22

3.

Dessler (1997) menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah memberikan umpan balik kepada karyawan dengan tujuan memotivasi orang tersebut untuk menghilangkan kemerosotan kinerja atau berkinerja lebih tinggi lagi. Menurut Dessler penilaian kerja terdiri dari tiga langkah, pertama mendifinisikan pekerjaan berarti memastikan bahwa atasan dan bawahan sepakat dengan tugas-tugasnya dan standar jabatan. Kedua, menilai kinerja berarti membandingkan kinerja aktual atasan dengan standar-standar yang telah ditetapkan, dan ini mencakup beberapa jenis tingkat penilaian. Ketiga, sesi umpan balik berarti kinerja dan kemajuan atasan dibahas dan rencanarencana dibuat untuk perkembangan apa saja yang dituntut. Menurut Agus Dharma (2004;49) Rencana pelaksanaan merupakan

uraian mengenai cara pencapaian sasaran. Sebuah rencana yang baik paling sedikit memiliki tiga komponen sebagai berikut: 1) Rencana kegiatan. Rencana ini meliputi sejumlah kegiatan yang harus di lakukan atau hasil yang harus di capai dalam rangka pencapaian tujuan. 2) Sumber Daya. Sumber daya mencakup manusia, peralatan, dana, dan sebagainya untuk mendukung pelaksanaan setiap kegiatan. 3) Jadwal pelaksanaan. Apabila kegiatan dan sumber daya telah di tetapkan. Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja (2002 : 56) berpendapat bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai peranannya dalam organisasi. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai seseorang baik kualitas maupun kuantitas sesuai dengan tanggungjawab yang diberian kepadanya. Selain itu kinerja seseorang dipengaruhi

23

oleh tingkat pendidikan, inisiatif, pengalaman kerja, dan motivasi karyawan. Hasil kerja seseorang akan memberikan umpan balik bagi orang itu sendiri untuk selalu aktif melakukan pekerjaannya secara baik dan diharapkan akan menghasilkan mutu pekerjaan yang baik pula. Pendidikan mempengaruhi kinerja seseorang karena dapat memberikan wawasan yang lebih luas untuk berinisiatif dan berinovasi dan selanjutnya berpengaruh terhadap kinerjanya. Menurut Sopiah (2008: 86) menyatakan lingkungan juga bisa

mempengaruhi kinerja seseorang. Situasi lingkungan yang kondusif, misalnya dukungan dari atasan, teman kerja, sarana dan prasarana yang memadai akan menciptaka kenyamanan tersendiri dan akan memacu kinerja yang baik. Sebaliknya, suasana kerja yang tidak nyaman karena sarana dan prasarana yang tidak memadai, tidak adanya dukungan dari atasan, dan banyak terjadi konflik akan memberi dampak negative yang mengakibatkan kemerosotan pada kinerja seseorang. Sedangkan menurut Henry Simamora (2004 : 162) kinerja karyawan adalah tingkat hasil kerja karyawan dalam pencapaian persyaratan pekerjaan yang diberikan. Deskripsi dari kinerja menyangkut tiga komponen penting yaitu: 1. Tujuan, ini akan memberikan arah dan mempengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan organisasi terhadap setiap personel. 2. Ukuran, dibutuhkan untuk mengetahui apakah seorang personel telah mencapai kinerja yang diharapkan, untuk itu kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas dan jabatan personal memegang peranan penting. 3. Penilaian kinerja regular yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan kinerja setiap personel. Tindakan ini akan membuat personel untuk senantiasa

24

berorientasi terhadap tujuan dan berperilaku kerja sesuai dan searah dengan tujuan yang hendak dicapai.. Menurut H. Yohanes Oemar, MM , (2007 : 49 ) kinerja adalah hasil kerja yang dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar) dengan pertimbangan kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu kerja. Dimana kualitas adalah kaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam waktu tertentu dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan. Menurut Armstrong dan Baron, (1998 : 15 ) kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Bila rencana kerja ini diterapkan, ia bersifat menyeluruh atau menggarap semua fungsi dari sebuah organisasi. Perencanaan pekerjaan ini akan menjamah semua elemen, unsur yang harus didayagunakan oleh organisasi untuk meningkatkan kinerja organisasi tersebut. Menurut Soejono Trimo (1996: 20) Setelah pimpinan organisasi menetapkan tujuan dari perencanaan pekerjaan dan menetapkan tindakan apa yang harus dilakukan, maka tindakan yang harus diambil dalam rencana kerja dapat di rinci sebagai berikut: a. Sarana dan Prasarana Kondisi dan kemampuan semua sarana maupun prasarana yang ada, tujuannya untuk mengetahui apakah sarana dan prasarana tersebut masih layak operasi atau tidak, bila masih layak operasi, maka apa saja perbaikan

25

dan

penyempurnaan

yang

harus

dilakukan,

untuk

menjalankan

program 1 tahun ke depan. b. Metode Suatu metode yang digunakan dan proses yang dijalankan, untuk menjal ankan program kegiatan satu tahun ke depan. c. Kemampuan Sumber Daya Manusia Untuk mengetahui kemampuan sumber daya manusia terhadap metode dan proses kerja oleh pimpinan organisasi untuk memenuhi sampai dimana kemampuan anggota pengurus dalam melaksanakan pekerjaannya, maka di butuhkan suatu penyesuaian dengan bidang masing-masing di lapangan, dari penelitian tersebut maka pimpinan akan mampu mengindentifikasi

kemampuan pengurus dalam melaksanakan tugasnya. d. Semangat Kerja Seorang pimpinan harus mengetahui kondisi pengurus atau sifatsifat bawahan mereka, sehingga seorang pimpinan memberi semangat kerja pada pengurus tentang kebijakan dan sistem imbalan yang mencakup intensif dan penilaian prestasi kerja. (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179905-

pengertian-program-kerja/#ixzz26j0iryyu, 2012).

D. Pengertian Pengawasan Rencana Kerja Menurut Nuraini (1997 : 128) pengawasan atau pengendalian adalah penilaian dan koreksi terhadap pelaksanaan tugas oleh bawahan sehingga sesuai dengan rencana.

26

Tujuan

dari

pengawasan

adalah

mengarahkan

dan

meluruskan

penyimpangan yang terjadi sehingga organisasi berjalan sesuai dengan rencana. Dari pengertian pengawasan ini dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Pengawasan tidak dapat dilakukan tanpa adanya rencana. b. Pengawasan adalah fungsi tiap pejabat yang diserahi pelaksanaan rencanarencana, tidak tergantung pada hirarki organisasi. c. Pengawasan pada umumnya mengandung unsur koreksi, yaitu adanya tindakan-tindakan follow up supaya penyimpangan tidak terulang kembali. d. Secara ideal, pengawasan harus dapat mencegah sebelum penyimpangan itu terjadi. Untuk dapat melaksanakan fungsi pengawasan secara efektif, maka sistem atau teknik-teknik pengawasan yang akan dipergunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. mencerminkkan sifat dan kebutuhan organisasi: organisasi besar berbeda dengan organisasi kecil. Bidang keuangan berbeda dengan bidang produksi. Kepala bagian berbeda dengan kepala sub bagian.

Sistem pengawasan akan lebih efektif bagi kepentingan organisasi dan manajemen apabila lebih ditujukan dan mencerminkan ciri khusus dan struktur rencana kegiatan masing-masing. 2. melaporkan kesalahan dengan cepat. Sistem pengawasan hendaknya dapat menjamin tindakan perbaikan secepat mungkin. Untuk maksud menemukan penyimpangan atau kesalahan yang mungkin terjadi atau yang sebenarnya terjadi.

27

3. Harus menunjukkan aspek penyimpangan yang strategis. Pengawasan akan lebih efisien apabila dipusatkan pada kejadian atau penyimpangan yang luar biasa. 4. Pengawasan harus objektif Obyektivitas pengawasan tergantung dari faktor manager. 5. Harus flexible Pengawasan harus dapat menampung perubahan rencana atau kegagalan yang tidak terduga sebelumnya. Pada dasarnya setiap kegiatan organisasi dapat diawasi mengenai salah satu atau kesuluruhan faktor-faktor sebagai berikut: Kuantitas Kwalitas biaya dan waktu. Disamping itu pengawasan dapat pula dipergunakan terhadap pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, misalnya: a. b. c. d. e. Pengawasan produksi Pengawasan Penjualan Pengawasan keuangan Pengawasan kepegawaian Pengawasan mutu dan sebagainya. Seorang Floor Supervisor tidak akan ada artinya tanpa bantuan roomboy, begitu juga manager tidak akan dapat bekerja baik jika tidak bekerjasama dengan bawahannya, bahkan dengan adanya kerjasama yang baik akan menambahkan

28

rasa senang terhadap pekerjaaan yang dilakukan. Apabila supervisor tidak dapat menerapkan pendekatan pengawasan maka ia tidak dapat memimpin dengan baik karyawan/bawahannya, menurut A. A. Gondokusumo (1993 :52). Pentingnya kerjasama antar shift yang dilakukan akan berpengaruh pada efektifitas kerja. Jika antar room boy tidak ada kerjasama yang baik, maka efektifitas kerja tidak akan tercapai. Walau bagaimanapun bagusnya kerja seseorang seandainya bekerja sendiri maka akan menyita waktu yang lebih lama dan hasilnya kurang memuaskan dibandingkan dengan bekerjasama dalam melakukan pekerjaaan. Konsekwensi yang jelas terhadap efektifitas tersebut tidak akan maksimal. Menurut Howard H. Hyot, 1992 didalam buku supervisor training menyatakan bahwa:Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing atau mengarahkan orang. Manusia adalah makhluk individual artinya setiap orang mempunyai karakteristik masingmasing sehingga cara memimpin atau mengarahkan mereka akan berbeda pula disesuaikan dengan karakteristiknya itulah mengapa kepemimpinan dikatakan sebagai suatu seni. Menurut Sondang P.Siagian, (1992). di dalam buku supervisor training mengatakan bahwa: Proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

29

Secara garis besar bagaimanapun juga supervisor / pimpinan tingkat bawah yang berarti kepala seksi atau seorang yang mengawasi bawahan yang merupakan kunci manajemen, menurut Agus Kartadinata, (1992 :24). Motivasi secara sederhana dapat dikatakan bahwa suatu tenaga, kekuatan, dorongan dari dalam diri seseorang yang menggerakkan orang tersebut untuk berbuat sesuatu guna memuaskan kebutuhan yang dirasakan. Menjadi salah satu tugas dari seorang pimpinan (supervisor) untuk bisa memberikan motivasi (dorongan) kepada bawahannya agar bisa bekerja sesuai dengan pengarahan yang diberikan. Karena itulah pengetahuan motivasi perlu diketahui oleh setiap pimpinan.

30

BAB III METODE PENELITIAN

1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan penulis lakukan di hotel yang bertaraf Hotel Bintang Tiga (***) yakni Hotel Malacca Straits Malaysia yang beralamatkan di Jl. Chan Koon Cheng No. 37 A Off Jln Parameswara 75000 Malaka-Malaysia, yang dilakukan pada Bulan Maret - Agustus 2012.

2. a.

Populasi dan Sampel Populasi Yang menjadi populasi dalam penelitian ini melibatkan pemimpin dan seluruh karyawan Housekeeping di Hotel Malacca Straits Malaysia khususnya roomboy.

b.

Sampel Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 67 orang dengan kriteria sebagai berikut: - 1 orang Executive Housekeeping - 1 orang supervisor - 5 orang Roomboy - 60 orang tamu

30

31

3.

Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara Dilakukan kepada seluruh karyawan bagian housekeeping terutama roomboy serta bagian personalia guna mendapatkan data yang dibutuhkan. b. Observasi Merupakan pengamatan langsung yang dilaksanakan selama penelitian secara berkesinambungan yaitu pada pagi atau siang atau sore hari untuk melihat langsung cara kerja roomboy dan penyusunan perencanaan pekerjaan bagian housekeeping. c. Angket Penulis melakukan penyebaran daftar pertanyaan yang telah tersusun kepada responden untuk memperoleh data. d. Study pustaka Yaitu mengambil data dari beberapa literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang penulis lakukan.

4. a.

Jenis Data Data Primer Yaitu data tentang cara kerja roomboy, penerapan perencanaan pekerjaan yang telah dibuat dalam memberikan pelayanan terhadap tamu.

b. Data Sekunder

32

Yaitu data yang di dapat dari personalia yang berupa angket yang telah terisi, sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan arsip-arsip yang bermanfaat lainnya bagi penelitian.

5.

Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dipilah-pilah dan diklasifikasikan menurut jenisnya dan kemudian dianalisis serta diolah dengan menggunakan tabulasi terhadap data yang terkumpul, kemudian melakukan analisis untuk mendapatkan gambaran dan menarik suatu kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian ini.

33

BAB IV TINJAUAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Hotel Malacca Straits Malaysia Di Negara Malaysia juga terdapat objek wisata yang menarik, sehingga banyak wisatawan yang berkunjung dari berbagai mancanegara, ini memberikan dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan industri pariwisata. Tujuan wisatawan yang berkunjung bukan hanya untuk menikmati objek wisata tetapi juga untuk keperluan berbisnis maka diperlukan jasa akomodasi untuk memenuhi jasa wisatawan antara lain fasilitas hotel atau penginapan. Di Kota Malaka terdapat bermacam-macam hotel dan salah satu diantaranya adalah Hotel Malacca Straits. Hotel Malacca Straits di bangun pada tahun 2005, hotel ini didirikan oleh seorang pengusaha Melaka berdarah India yaitu Mr. Bharat K Ajmera. Pada awalnya, beliau hanya membuka sebuah usaha kedai kraf tangan kecil-kecilan di kawasan melaka. Setelah lama beliau berusaha memajukan usahanya tersebut, akhirnya beliau dapat membuka hotel pertamanya yaitu The Trend Hotel yang berlokasi di Kawasan Mahkota Medical Centre. Walaupun hotel ini hanya berkelas melati, tapi banyak pengunjung yang datang, sebagian besar adalah merupakan pasien dari

Mahkota Medical Centre dan banyak juga yang berasal dari Indonesia. Untuk lebih memajukan / meningkatkan jumlah occpancynya, Marketing Department The Trend Hotel yang ditangani langsung oleh Mr. Bharat K Ajmera, menjalin

33

34

kerjasama dengan pihak MMC, jadi setiap pasien MMC akan mendapatkan diskon 10% jika menginap di Trend Hotel, dan kerjasama itu terjalin dengan baik sampai sekarang. Berhasil dengan hotel budgetnya tersebut, Mr. Bharat K Ajmera mulai membuka hotel berbintang tiga yang unik. Dengan tema bontique hotel (hotel butik), yang menggunakan dekorasi dari bahan batik dan songket yang menarik. Hotel ini diberi nama Hotel Malacca Straits, salah satu alasannya adalah karena hotel ini menghadap Selat Melaka. Sebelum dibangun, lokasi ini juga pernah dibangun tempat penginapan yang diberi nama, Straits Inn. Hotel ini merupakan hotel butik pertama di Malaysia yang mengangkat tema batik dan songket khas melayu. Dilihat dari segi jumlah kamar dan fasilitas lainnya, hotel ini memang tidak termasuk kategori hotel berbintang tiga, akan tetapi Perhimpunan Hotel Malaysia mengambil penilaian dari keunikan hotel dan ide serta tema yang digunakan membuat hotel ini berhak menyandang hotel bintang tiga. Pada awalnya Mr. Bharat K Ajmera ingin membuat Boutique Hotel yang sebenarnya yang hanya memiliki 15 kamar, dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas terbaik dan servis terbaik ala Boutique hotel, tapi rencana tersebut sedang dijalankan oleh beliau. Dengan semakin pesatnya tingkat kunjungan wisatawan ke Malaka, tingkat occupany hotel Malacca Straits yang hanya memiliki 45 kamar itu semakin hari semakin tinggi, setiap akhir pekan (Jumat, Sabtu, Minggu), kamar penuh disewa oleh pelanggan dari luar kota, luar negeri maupun dari dalam kota sendiri.

35

Sejauh ini, hotel yang baru berdiri selama hampir 2 tahun tersebut terus menarik minat para wisatawan untuki menginap disana. Alasannya selain hotel ini menarik dan unik, juga hotel ini dekat dengan pusat perbelanjaan dan objekobjek wisata di Malaka.

B. Lokasi Hotel Dilihat dari letaknya Hotel Malacca Straits, terletak pada lokasi yang cukup strategis, tepatnya ditengah kota yang beralamat di jalan Chan Koon Cheng No. 37 A Off Jalan Parameswara 75000 Melaka. Tepatnya, dibelakang Equatorial Hotel atau di depan High School Malacca.

C. Klasifikasi Hotel Tiap-tiap Hotel mempunyai Klasifikasi yang berbeda, Hotel Malacca Straits merupakan hotel yang termasuk bintang tiga (***) mendapat status hotel berbintang tiga ini sejak tahun 2005. Tiap-tiap hotel mempunyai klasifikasi yang berbeda , hal ini ditinjau dari berbagai segi, antara lain : 1. Berdasarkan Lokasi Hotel Malacca Straits terletak di tengah-tengah kota Malaka dan jenis tamu yang datang sebagian besar adalah untuk urusan berbisnis dan ada sebagian tamu yang menginap dalam jangka waktu yang lama. Jenis tamu yang menginap di Hotel ini berasal dari bermacam-macam negara seperti: Indonesia, Singapura, Australia, India, Cina dan lokal. Maka dari itu hotel ini digolongkan kepada Transient Hotel.

36

2. Berdasarkan Jumlah Kamar Jumlah kamar yang ada di Hotel Malacca Straits berjumlah 54 kamar dengan bermacam-macam jenis kamar. Maka hotel ini termasuk ke dalam hotel sedang.

3. Berdasarkan Plan (Hotel Plan Usage) Hotel Malacca Straits menetapkan harga kamar termasuk sarapan pagi

(American Breakfast) oleh karena itu mereka dalam menetapkan harga kamar sesuai dengan perencanaan daya jual.

4. Berdasarkan jenis tamu (According To The Type of Patronage) Jumlah tamu yang menginap rata-rata adalah pengusaha atau orang yang berbisnis. Maka hotel ini digolongkan sebagai Bussiness Hotel.

5. Berdasarkan masa Tinggal (According To The Over Night) Tamu yang menginap di hotel ini rata-rata memiliki masa tinggal adalah dua sampai tiga hari.

D. Fasilitas Hotel Hotel Malacca Straits merupakan hotel berbintang tiga (***), dengan jumlah kamar 54, yang dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas lainnya, fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh hotel ini adalah :

37

a.

Kamar Seperti yang telah dijelaskan di halaman sebelumnya, Malacca Straits

ini memiliki 45 kamar yang semua beroperasi dengan baik. Ada 3 jenis kamar yang memiliki yaitu : 1. 2. 3. Executive Suite Suite Room Deluxe Room : 2 kamar : 13 kamar : 30 kamar

Fasilitas yang disediakan didalam kamar adalah : 1) Mini Bar 2) Coffee / tea making facilities 3) Satellite Television ( ASTRO ) 4) Computer di Semua Executive dan Suite Room 5) Sambungan Internet and Wifi Gratis 6) Bathroom with hot and cold water 7) Air Conditioner 8) IDD telephone system 9) Jacuzzi disemua kamar Suite dan Executive Suite b. Food and Beverages Fasilitas yang melayani makanan dan minuman adalah Selat Restaurant. Restaurant ini dibuka dari pukul 7.00 pagi sampai 10.30 malam setiap harinya. Restaurant ini mempunyai kapasitas 90seats/18 tables yang mempunyai metode pelayanan ala carte dan buffee. Selat restaurant menyediakan masakan Melayu, China, India, dan jenis makanan kombinasi antara masakan Melayu dan China yang biasa disebut Baba Nyonya. Restaurant ini sangat mengutamakan keaslian makanan budaya daerah, itulah sebabnya kenapa Selat

38

Restaurant tidakmenyediakan masakan Eropa seperti hotel lainnya, kecuali diminta khusus oleh tamu yang mengambil paket special. c. Room Service Selat restaurant juga mempunyai room service yang akan melayani pemesanan didalam kamar. Room service tidak terpisah dengan restoran, semua pemesanan ditangani langsung oleh staff Selat restaurant. Itulah sebabnya kenapa room service dihotel ini tidak melayani pemesanan 24 jam. d. Banquet Hall Selain room service, fasilitas banquet juga disediakan bagi tamu yang ingin mengadakan event-event tertentu. Hotel ini hanya mempunyai satu banquet hall yaitu Jati room yang berkapasitas maksimum 120 orang. Untuk memudahkan pelanggan, Hotel Malacca Straits menyediakan paket-paket khusus dengan harga yang khusus pula. Ballroom ini mempunyai kapasitas sebagai berikut : 1) Restaurant Style berkapasitas 100 pax 2) Theatre Style berkapasitas 120 pax 3) Classroom Style berkapasitas 80 pax e. Bar and Lounge Untuk pelayanan minuman dan makanan ringan, hotel ini mempunyai Straits Bar yang beroperasi dari pukul 05.00pm sampai dengan pukul 12.00am. bar ini baru dibuka sekitar bulan Juni lalu, jadi masih perlu banyak ide untuyk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan jenis minumannya.

39

f.

Swimming Pool Kolam renang berlokasi dibelakang hotel atau disebelah Selat

Restaurant, buka setiap hari dari pukul 08.00am sampai pukul 08.00 pm. kolam renang ini mempunyai kedalaman 4 kaki. g. Taxi Servcice

Pihak Malacca Straits hotel juga menyediakan layanan taxi service 24 jam.

40

BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Perencanaan Pekerjaan Housekeeping Dalam Meningkatkan Kinerja Roomboy Di Hotel Malacca Straits Malaysia Bagian tata graha atau dikenal dengan Housekeeping, yang merupakan salah satu departemen yang sangat penting dalam hal pemeliharaan Inventary Hotel, penyediaan peralatan atau prabot, kebersihan, keindahan, dan kenyamanan, restoran, bar dan outlet lain, bagian-bagian yang mendukung tugas dari Housekeeping Department adalah Houseman, Gardening, Swimming pool, Uniform, Linen room, Room section. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab bagian housekeeping memiliki perencanaan pekerjaan yang dibuat dengan sebaik mungkin. Diperencanaan pekerjaan yang dibuat akan dapat dilihat mengenai alur kerja yang dilakukan. Perencanaan pekerjaan ini dibuat oleh Executive Housekeeper yaitu adalah orang nomor satu dalam organisasi housekeeping, wilayah pekerjaannya tentu sangat luas meliputi aspek operational dan administrasi. Seorang Executive Housekeeper dituntut untuk dapat menganalisa, memprediksi, membuat estimasi yang benar dan execute yang tepat sasaran. Tanggung jawab yang diembannya sangat besar, reporting langsung kepada juga

Room Division Manager atau Executive Assistant Manager atau dapat

langsung kepada General Manager, hal ini disesuaiken dengan struktur organisasi yang dibuat manajemen.

41

Perencanaan pekerjaan Housekeeping Deparment dibuat oleh executive housekeeper bertujuan meningkatkan kualitas kinerja dari karyawan untuk mencapai hasil yang maksimal. Agar dapat mempermudah dalam penyusunan kerja karyawan yang efisien dan efektif di Hotel Malacca Straits Malaysia, diperlukan pembuatan working schdule/ daftar kerja, yang tepat untuk mengerjakan perbaikan, perawatan, dan pembersihan. Perencanaan pekerjaan Housekeeping Department di Hotel Malacca Straits Malaysia dapat

menyeimbangkan antara standar kualitas pekerjaan dengan tingkat kuantitas pekerjaan. Didalam perencanaan pekerjaan Housekeeping Department segi

kelengkapan peralatan sangat penting bagi pelaksanaan kerja karyawan, untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Apabila perencanaan pekerjaan housekeeping department berjalan dengan baik maka suatu kamar itu dapat dikatakan dengan kamar yang layak untuk di jual, ada 4 syarat utama yang harus dipenuhi yaitu: 1. Bersih: Kebersihan kamar di cek secara detil (ruang tamu, ruang tidur, dan kamar mandi) 2. Nyaman: Semua peralatan berfungsi dengan Semestinya (TV, wastafel, toilet, shower bidet, shower bath-ub, dan bath tub) 3. Lengkap: Guest supplies dan Amenities serta furniture (remote, pen, all bath supplies) 4. Aman: Pastikan tidak ada yang membahayakan jiwa tamu (lantai atau bath tub tidak licin, tidak ada kabel yang terkelupas)

42

Dalam

membuat

dan

menyusun

suatu

perencaan

pekerjaan

di

Housekeeping Department pada Hotel Malacca Straits Malaysia, executive housekeeper harus perencanaan kerja sebagai berikut: a. Perencanaan Area Inventory List di Housekeeping Department Perencanaan pekerjaan di Housekeeping department dimulai dengan pembuatan sebuah inventory list dari semua bagian yang menjadi tanggung jawab dari Housekeeping Department. Pembuatan inventory list merupakan langkah awal dalam perencanaan, karena dengan daftar tersebut akan diketahui semua pekerjaan yang harus dilakukan oleh housekeeping. Inventory list merupakan suatu daftar kegiatan yang mengatur segala pekerjaan yang dilakukan oleh Housekeeping Department dan harus ditulis secara terperinci. Hal tersebut disebabkan karena beragamnya karakteristik ruang dan area yang menjadi bidang tugas housekeeping. Untuk pembuatan inventory list sebuah guest room di Hotel Malacca Straits Malaysia, cara yang paling baik adalah dengan mengikuti tata cara atau urut-urutan pembersihan kamar oleh roomboy dan urutan-urutan pemeriksaan kamar oleh Supervisor. Hal ini juga akan memudahkan Excecutive Housekeeper dalam pembuatan prosedur pembersihan, pembuatan modul training karyawan dan pembuatan daftar pengecekkan kamar. Dalam pengecekkan kamar, dibuat oleh executive housekeeper secara berurutan searah dengan jarum jam serta dari atas ke bawah. Dan apabila seorang roomboy atau pun supervisor mendapatkan kendala dalam melaksanakan tugasnya, maka setiap petugas kebersihan di housekeeping harus mengetahui cara-cara pembersihan segala bentuk kotoran, seperti debu, lem,

43

getah, macam-macam obat pembersih, cara-cara menggunakan obat-obat tersebut, yaitu dalam pembersihan toilet bowl, bath tub, mirror secara cepat, bersih dan rapi serta mengatur sedemikian rupa sehingga rasa bau yang tidak sedap di seluruh tempat, ruangan atau kamar hotel tersebut menjadi harum, dan bebas dari bau busuk. Cepat atau tidaknya pembersihan sebuah kamar tergantung dari beberapa faktor antara lain seperti: 1. Bentuk fisik bangunan hotel tersebut, yang meliputi planningnya, konstruksi bangunan, bahan bangunan serta kualitas kerjanya. 2. Pengaturan giliran jam kerja para Roomboy dan Roomaid yang baik disesuaikan dengan kondisi pekerja yang bersangkutan. 3. Para supervisor hendaknya mempunyai pengalaman yang cukup dalam bidangnya, pandai mengatur, mengarahkan, dan harus disegani oleh bawahan maupun oleh pegawai lainnya. Disamping itu supervisor harus teliti dalam melakukan pengecekkan, dapat bekerja sama serta mempunyai dedikasi yang tinggi dan harus menjadi suri tauladan bagi bawahannya. Beragam metode lain dapat saja dibuat sesuai dengan selera dan kebutuhan, namun yang terpenting dalam hal ini adalah sistem yang telah dibuat harus dijalankan dan dipatuhi baik oleh roomboy dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.

b. Perencanaan Frequency Schedules di Housekeeping Department Pengertian frequency schedule adalah berapa kali sebuah item yang tercantum dalam inventory list harus dibersihkan atau di maintained. Frekwensi

44

pembersihan sebuah item dapat saja setiap hari atau setiap minggu tergantung pada prosedur standar pelaksanaan pekerjaan sebuah hotel, sedangkan waktu pemeriksaannya dapat saja harian atau mingguan, tetapi secara berkala harus tetap dilaksanakan general ( deep ) cleaning. Masalah administrasi dan organisasi tidak terlepas dari masalah manajemen, karenanya manajemen dan para staf haruslah berperan aktif dalam mengatur administrasi antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. Mengatur efisiensi kerja Pembagian shift (working schedule) Perlengkapan kerja Forms/ sheet/ slips Serta sebagai dokumentasi lainnya Dalam mengatur efisiensi kerja, sebaiknya working schedule diatur dengan baik dan tidak sering diubah-ubah, mengatur laporan dengan menggunakan formform yang dapat disediakan sebulan sekali. Dan dalam pembuatan jadwal general cleaning harus dibuat dalam suatu calendar plan. Calendar plan tersebut merupakan pedoman housekeeper untuk membuat bukan saja untuk jadwal kerja bagi stafnya, tetapi jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melaksanakan general cleaning project tersebut. Dalam pembuatan jadwal general cleaning, maka Excecutive housekeeper harus memperhitungkan beberapa hal. Sebagai contoh general cleaning dilakukan pada saat low season dan memperhatikan rencana kerja departemen lain, misalnya dengan memperhatikan kapan jadwal pemeliharaan Air Conditioner (A.C) oleh engineering department. Perencanaan sebuah jadwal general cleaning haruslah dapat meminimalkan gangguan terhadap

45

tamu maupun departemen lainnya. Sehingga masalah organisasi, setiap department head/ section head atau supervisor dapat beperan aktif dalam mengendalikan jalanya operation department/section/ outlet masing-masing dengan mencatat setiap permasalahan yang timbul atau dengan menggunakan check list form, sehingga memudahkan pembuatan report komunikasi. Pembuatan Historical data untuk engineering department harus dicatat pada log-book setiap saat, sehingga dapat diketahui macam-macam kerusakan yang terjadi di setiap section/ outlet atau di kamar tamu, berapa kali terjadi dalam 1 shift/ hari. Bagaimana follow-upnya/ perbaikanya dan lain-lain harus diketahui sehingga dapat diteliti dengan sangat seksama akan kebutuhan maintanance dari hotel itu secara realistis dan rasional. Untuk mengatur hubungan dengan engineering department, maka housekeeping harus mempunyai work order form atau maintenance order form, diisi untuk disampaikan ke engineering dengan demikian engineering dapat melaksanakan perbaikan berdasarkan bukti work order form, sehingga semua bukti pekerjaan disamping adanya kenyataan juga ada catatan yang diketahui oleh kedua departemen yang bersangkutan.

c.

Perencanaan Performance Standard di Housekeeping Department Dalam pembuatan performance standard di Hotel Malacca Straits

Malaysia, hal yang pertama dilakukan adalah dengan menjawab pertanyaan : 1) Item apa saja yang harus dibersihkan atau di-maintain dan di area mana berada?

46

2) Standar apa saja yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pekerjaan tersebut ? Performance standard bukan saja berisi tentang kegiatan apa saja yang harus dilaksanakan, namun juga mencakup secara detail bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan. Salah satu tujuan utama dalam merencanakan pekerjaan di housekeeping adalah bagaimana agar setiap karyawan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kunci agar pelaksanakan pekerjaan selalu konsisten atau standar, maka seorang Excecutive Housekeeper harus membuat performance standard, dengan melakukan komunikasi dan pengarahan kepada bawahannya. Aspek terpenting yang dapat dicapai dengan adanya performance standard adalah terjadinya suatu konsensus tentang bagaimana pelaksanaan suatu pekerjaan di lingkungan hotel. Performance standard merupakan hasil kerja sama yang dibuat antara management dan karyawan dalam sebuah program pelatihan. Sehingga dapat dikatakan performance standard merupakan kesepakatan bersama yang harus dijalankan dan ditaati oleh semua karyawan, karena mereka sendirilah yang membuatnya. Pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan standar hanya dapat dicapai melalui program pelatihan yang berkesinambungan. Setelah

mendiskusikan (lebih tepat apabila dikatakan menguji) sebuah performance standard dalam sebuah program pelatihan, maka seorang Excecutive Housekeeper harus melaksanakannya. Untuk memastikan apakah pelaksanaan setiap pekerjaan sudah sesuai dengan performance standard, maka kata kuncinya adalah pengawasan.

47

Hasil pengawasan yang dilaksanakan setiap hari dan evaluasi hasil kerja yang dilakukan secara berkala harus ditindak-lanjuti dengan program retraining. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap karyawan melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien. Excecutive Housekeeper harus melakukan review minimal sekali setahun, untuk melihat apakah departemennya secara keseluruhan telah melaksanakan performance standard yang telah ditetapkan, ataukah dia harus melakukan suatu revisi dan membuat metode kerja baru untuk diterapkan pada tahun berikutnya.

d. Perencanaan Productivity Standards di Housekeeping Department Productivity standards atau standar produktivitas, dapat diartikan, jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh setiap karyawan. Pembuatan standar produktivitas dimulai dengan menjawab pertanyaan : berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh seorang karyawan dalam menyelesaikan pekerjan (sesuai dengan performance standards yang telah ditetapkan) yang dibebankan kepadanya. Standar produktivitas harus ditentukan bagi setiap karyawan dengan mengacu pada rencana biaya operasional yang telah ditetapkan. Karena beragamnya performance standards yang diterapkan oleh setiap hotel, sehingga tidak mungkin untuk dapat membuat suatu standar produktivitas yang berlaku secara umum. Besar kecilnya suatu hotel dan tingkat pelayanan yang harus diberikankepada para tamunya juga mengakibatkan beragamnya standar produktivitas bagi setiap karyawannya. Salah satu cara yang digunakan untuk menetapkan standar produktivitas

48

adalah, excecutive housekeeper harus mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh karyawannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, sesuai dengan standar pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, standar produktivitas seorang Pramukamar dalam menyiapkan kamar, adalah dengan membagi waktu kerja yang tersedia dengan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan sebuah kamar dalam satu priode kerja atau shift. Di Malaysia dalam melakukan standard kegiatan pembersihan kamar, rata-rata untuk peraturan dan penataan satu kamar yang kotor (dirty room) memerlukan waktu 30-40 menit. Kualitas dan kuantitas hasil kerja dapat menjadi sebuah pisau yang bermata dua. Disatu sisi, jika penetapan performance standards terlalu tinggi, maka jumlah pekerjaan yang dihasilkan akan rendah. Hal ini dapat dijadikan sebagai suatu kekuatan bagi seorang Excecutive Housekeeper, untuk menambah jumlah karyawan agar semua perkerjaan dapat terlaksana. Sementara di lain pihak, lambat atau cepat (biasanya lebih cepat dari perkiraan), pimpinan tertinggi hotel atau general manager akan menggunakan kekuasaanya untuk membatasi tingginya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh housekeeping department. Tindakan ini memaksa Excecutive Housekeeper mengurangi jumlah karyawannya serta menyeimbangkan antara produktivitas dan kualitas dengan cara, meninjau kembali performance standard agar tetap sejalan dengan productivity standards. Disisi yang lain jika penetapan performance standards terlalu rendah, kuantitas pekerjaan akan semakin banyak. Pada awalnya general manager mungkin saja akan merasa puas. Tetapi di lain pihak performance standards yang

49

terlalu rendah dapat mengakibatkan keluhan dari tamu dan jumlah karyawan bertambah, sebagai refleksi dari kondisi hotel yang berubah kotor atau tidak standar, keadaan ini memungkinkan General Manager sekali lagi menggunakan kekuasaannya dengan menghentikan karier Excecutive Housekeeper dengan jalan menggantinya dengan orang lain, dan mengawasi langsung biaya operasional housekeeping dengan ketat. Maka dapat kita lihat faktor manusia memiliki peran penting yang sangat besar pengaruhnya terhadap industri perhotelan. Berikut ini penulis sajikan Work Plan roomboy, yang dibuat oleh executive housekeeper di Hotel Malacca Straits Malaysia. Gambar V. 1 Work Plan Roomboy Di Hotel Malacca Straits Malaysia

Executive Housekeeper

Floor Report

Housekeeping Report

Work Plan

Roomboy Room Report Make Up Room

Special Request

Kebersihan Kamar

SOP Roomboy

Sumber: Housekeeping Department Hotel Malacca Straits Malaysia 2012

50

Berikut ini penulis sajikan tanggapan roomboy terhadap perencanaan pekerjaan yang dibuat oleh executive housekeeper di Hotel Malacca Straits Malaysia. Tabel V.1 Tanggapan Roomboy Terhadap Perencanaan Pekerjaan Yang Dibuat Oleh Executive Housekeeper Di Hotel Malacca Straits Malaysia No 1. 2. 3. 4. Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Total Sumber: Data Olahan Maret Agustus 2012 Dari tabekl diatas dapat dilihat mengenai tanggapan roomboy yang menyatakan bahwa perencanaan pekerjaan yang dibuat oleh executive Jumlah 1 3 1 5 Persentase 20 60 20 100

housekeeper tergolong ke dalam hal Baik (B) yang dinilai oleh 3 orang roomboy yaitu 60%. Roomboy menyatakan demikian dikarenakan beberapa hal yaitu: 1. Perencanaan pekerjaan yang dibuat oleh executive housekeeper sudah sesuai dengan standar operasional hotel lainnya yang sekelas dengan Hotel Malacca Straits. 2. Dalam pelaksanaan standar operasional kerja tersebut tidak ada kesulitan bagi roomboy.

51

B. Standart Operational Procedure Kerja Roomboy Dalam Perencanaan Pekerjaan Housekeeping Setiap karyawan yang ada di sebuah hotel wajib melaksanakan Standart Operational Procedure (SOP) yang ditetapkan oleh manajemen tanpa terkecuali. Hal ini dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan pelayanan terhadap tamu sehingga dapat dicapai tingkat kepuasan tamu yang lebih tinggi. Dengan ditetapkannya Standart Operational Procedure (SOP) pada suatu bagian oleh manajemen harus mampu seiring dan sejalan dengan jasa yang ditawarkan terhadap tamu. Seperti yang kita ketahui bahwa seluruh departemen yang ada di hotel memiliki Standart Operational Procedure (SOP) sendiri termasuk bagian housekeeping di sebuah hotel. Dilaksanakannya Standart Operational Procedure (SOP) oleh roomboy tentu saja akan berdampak fositif untuk perkembangan penjualan kamar disebuah hotel. Di dalam bekerja setiap departemen atau bagian yang ada di dalam sebuah hotel sudah pasti memiliki Standart Operational Procedure (SOP) pekerjaan masing-masing. Antara bagian satu dengan bagian yang lainnya Standart Operational Procedure (SOP) yang dimiliki berbeda. Standart Operational Procedure (SOP) ini harus dilakukan oleh setiap bagian tanpa terkecuali termasuk pada bagian housekeeping. Bagian housekeeping memiliki Standart Operational Procedure (SOP) yang harus dilaksanakan oleh roomboy. Setiap pekerjaan yang mereka lakukan di housekeeping harus mengacu pada Standart Operational Procedure (SOP) yang ada.

52

Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya complaint dari tamu sehingga pelayanan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancer. Sebelum memulai pekerjaan, roomboy selalu diberikan breafing yang berisi pengarahan mengenai Standart Operational Procedure (SOP) yang berlaku di housekeeping serta pengarahan lain yang berhubungan dengan pekerjaan roomboy. Dengan demikian diharapkan mereka tahu dan mengerti tugas dan tanggung jawab mereka selama mereka bertugas pada saat sebelum memulai pekerjaan. Standart Operational Procedure (SOP) yang di lakukan oleh roomboy harus selalu dalam pengawasan supervisor sehingga hasil yang dicapai dapat lebih maksimal. Jika ada pelanggaran Standart Operational Procedure (SOP) oleh roomboy maka seorang supervisor tidak akan segan-segan untuk memberi teguran. Berikut ini penulis sajikan tabel mengenai tanggapan roomboy terhadap SOP di bagian Housekeeping. Tabel V. 2 Tanggapan Roomboy Terhadap SOP Di Bagian Housekeeping Di Hotel Malacca Straits Malaysia No 1. 2. 3. 4. Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Total Sumber: Data Olahan Maret Agustus 2012 Jumlah 2 3 5 Persentase 40 60 100

53

Dari data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tanggapan roomboy terhadap SOP di bagian Housekeeping tergolong ke dalam hal Cukup Baik (CB) yaitu 3 orang dengan persentase 60. Berikut ini penulis sajikan tanggapan supervisor terhadap pelaksanaan Standart Operational Procedure (SOP) oleh roomboy di Hotel Malacca Straits Malaysia. Tabel V. 3 Tanggapan Supervisor Terhadap Pelaksanaan Standart Operational Procedure (SOP) Oleh Roomboy Di Hotel Malacca Straits Malaysia No 1. 2. 3. 4. Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Total Sumber: Data Olahan Maret Agustus 2012 Dari data tabel diatas dapat dilihat pelaksanaan Standart Operational Procedure (SOP) Oleh Roomboy tergolong ke dalam hal Baik (B) yaitu dikasanakan oleh 4 orang dengan persentase 80%. Jadi dapat disimpulkan bahwa: 1. Roomboy telah mengerti dengan baik bagaimana Standart Operational Procedure (SOP) yang berlaku di Hotel Malacca Straits. 2. Jarang terjadi komplin dari tamu yang disebabkan oleh pelayanan kamar yang diberikan oleh roomboy Jumlah 4 1 5 Persentase 80 20 100

54

Berikut ini penulis sajikan Standart Operational Procedure (SOP) roomboy dalam bekerja yang telah sesuai dengan perencanaan pekerjaan yang dibuat oleh executive housekeeper.

a. Standart Operational Procedure (SOP) roomboy pada morning shif Berdasarkan hasil pengamatan penulis dan Standart Operational Procedure (SOP) roomboy di Hotel Malacca Straits Malaysia, khususnya pada Morning Shif yaitu: 1. 2. Datang tepat pada waktunya dan mengisi absensi pada Housekeeping Office Mendatangi order taker untuk mengetahui pada section atau floor mana roomboy tersebut bertugas. 3. Meminta room keys dan cup board station keys pada Supervisor yang ditugaskan. 4. Membawa productivity sheet Housekeeping Report, Maids room Verification Report, Guest Supplies, Reques List dan Loundry Chut apabila hendak memulai pekerjaan. 5. Memeriksa kembali keadaan Station Cup Board apabila ada kekurangan linen atau guest supplies yang dipakai oleh roomboy malam. 6. 7. 8. 9. Membuat requets apabila masih ada kekurangan. Mempersiapkan atau mengisi trolly. Mengecek kembali kamar-kamar yang Check Out. Memulai make up room pada kamar-kamar yang ditugaskan dengan mendahulukan kamar-kamar yang VIP atau yang memberi tanda Please Make Up Room dipintu kamar.

55

10. Mengisi roomboy sheet report setelah make up room pada setiap kamarnya, seperti mencatat jumlah pemakaian linen, bath inventory, dan guest supplies, mencatat lamanya waktu yang digunakan dalam make up room dan nomor kamar serta status kamar yang dikerjakan. 11. Membuang sampah pada tempat sampah yang ada di station roomboy apabila kantong sampah pada trolly sudah penuh. 12. Mengumpulkan linen kotor dari kantong trolly dan di masukkan dalam loundry chut untuk dibuang kedalam pembuangan linen koter yang jatuh langsung ke lantai dasar dimana tempat penerimaan linen kotor berada (loundry). 13. Meletakkan greeting sign pada kamar yang menggantungkan dont disturb sign melalui sela-sela bawah pintu kamar. 14. Melengkapi kembali cup board station atas linen-linen dan guest supplies yang telah terpakai dan untuk digunakan oleh roomboy yang masuk pada sore hari atau Evening Shif. 15. Mengecek kembali kamar-kamar yang menggantungkan dont disturb sign, apabila belum ada permintaan untuk make up dalam waktu yang telah ditentukan. Dan apabila ini terjadi, roomboy segera melaporkan kepada Supervisor atau hubungi order taker. 16. Membersihkan dan merapikan kembali station dan cup boardnya, serta peralatan yang telah dipakai untuk di simpan pada tempatnya. 17. Mengisi producktivity sheet report dengan mengubah setiap status dirty/kotor yang tercantum menjadi clean/bersih, serta mencatat waktu akhir kerja disetiap kamar.

56

18. Mencatat jumlah linen yang dipakai setiap kamar pada productivity sheet report. 19. Mengisi maids room verification report apabila ada kekurangan yang belum dilengkapi nantinya dapat dikerjakan atau dilengkapi oleh roomboy yang bertugas pada sore hari dan mengubah status kamar apabila ada yang check out atau check in pada saat morning shif. 20. Melengkapi kembali atas linen/ towel yang telah dipakai dan

mempersiapkan/melengkapi cup board apabila sedang hight season (kamar penuh). 21. Menyerahkan kembali room keys dan cup board station keys, maids room verification report, productivity sheet report dan barang-barang tamu yang tertinggal (jika ada) untuk dimasukkan ke dalam lost and found cup board yang ada di Housekeeping Office. 22. Memelihara suasana kerja yang sehat.

b. Standart Operational Procedure (SOP) roomboy pada evening shif Pada Evening Shif, Standart Operational Procedure (SOP) kerja roomboy tidak begitu banyak jika tidak banyak tamu yang check out. Mereka hanya melakukan open bed dan memeriksa serta melengkapi kekurangan yang ada. 1. 2. Datang tepat pada waktunya dan mengisi absensi di housekeeping office. Mendatangi order taker untuk mengetahui pada section mana atau floor mana roomboy tersebut bertugas.

57

3.

Meminta room keys dan cup board station keys pada supervisor dan mengadakan serah terima dengan roomboy morning shif mengenai pekerjaan yang belum diselesaikan oleh morning shif.

4.

Membawa productivity sheet, maids room verification report, housekeeping report dan loundry chut apabila hendak memulai pekerjaan.

5.

Melengkapi kekurangan-kekurangan linen atau guest supplies yang dipakai oleh roomboy pagi.

6. 7. 8. 9.

Mengerjakan kamar yang belum dikerjakan oleh roomboy morning shif. Mengecek kamar-kamar yang vacant. Membagi-bagikan koran atau majalah-majalah ke kamar-kamar. Untuk kamar yang occupied dilakukan opening bed, menutup gorden, mengganti handuk yang basah atau telah dipakai dan menghidupkan lampu.

10. Mengisi productivity sheet, maids room verification report, housekeeping report. 11. Memelihara suasana kerja yang sehat.

c. Standart Operational Procedure (SOP) roomboy pada night shif 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Mengisi night productivity sheet, maidd room verification report. Menyiapkan housekeeping report untuk morning shif. Mengecek kunci-kunci yang terdapat di housekeeping office. Mengecek atau memeriksa kamar yang check out. Membuat housekeeping office. Menyiapkan guest supplies untuk morning shif. Menunggu permintaan tamu. Memelihara suasana kerja yang sehat.

58

Dari Standart Operational Procedure (SOP) kerja roomboy di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa tugas roomboy pada setiap shif nya saling terkait satu sama lain. Dalam terkaitan tugas ini sangat diharapkan dari roomboy morning shif untuk bekerjasama dengan roomboy afternoon shif, seperti: a. Membaca log book untuk mengetahui hal-hal yang belum terselesaikan pada roomboy shif sebelumnya. b. c. d. e. Melengkapi kembali cup board station. Mengecek roomboy report. Mengecek productivity sheet. Mengecek maids room verification report. Hal-hal tersebut di atas menjadi hal utama yang sangat diharapkan sekali kerjasama roomboy setip shift nya, khususnya roomboy Morning shift dengan roomboy Afternoon shift. Berikut ini penulis sajikan tabel mengenai tanggapan tamu terhadap cara kerja roomboy dalam membersihkan kamar saat tamu berada di dalam kamar di bagian housekeeping Hotel Malacca Straits Malaysia. Tabel V. 4 Tanggapan Tamu Terhadap Cara Kerja Roomboy Dalam Membersihkan Kamar Saat Tamu Berada Di Dalam Kamar Di Bagian Housekeeping Hotel Malacca Straits Malaysia No 1. 2. 3. 4. Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Total Sumber: Data Olahan Maret Agustus 2012 Jumlah 11 23 26 60 Persentase 18.4 38.3 43.3 100

59

Dari tabel diatas dapat dapat disimpulkan bahwa tamu rata-rata menilai terhadap cara kerja roomboy dalam membersihkan kamar saat tamu berada di dalam kamar di bagian housekeeping Hotel Malacca Straits Malaysia tergolong ke dalam hal Cukup Baik (CB) yaitu 26 orang dengan persentase 43.3%. Berikut ini penulis sajikan tabel mengenai tanggapan tamu terhadap kelengkapan kamar (guest suplies) di Hotel Malacca Straits Malaysia. Tabel V. 5 Tanggapan Tamu Terhadap Kelengkapan Kamar (Guest Suplies) Di Hotel Malacca Straits Malaysia No 1. 2. 3. 4. Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Total Sumber: Data Olahan Maret Agustus 2012 Dari tabel diatas mengenai tanggapan tamu terhadap kelengkapan kamar (guest suplies) di Hotel Malacca Straits Malaysia dapat diambil kesimpulan bahwa tergolong ke dalam hal yang Baik (B) yaitu dinilai oleh 25orang yakni 41.7%. Alasan mengapa terjadi jawaban demikian dikarenakan beberapa hal yaitu: 1. Roomboy selalu memperhatikan guest suplies untuk setiap kamarnya, berhubung kamar yang ada di Hotel Malacca Straits hanya 45 kamar maka gampang sekali bagi roomboy dalam melengkapi guest suplies tersebut pada saat mereka bekerja. 2. Disamping itu, Penulis juga melihat penyerahan tugas terhadap kamar yang yang belum terselesaikan atau tertinggal, biasanya roomboy pada morning Jumlah 21 25 14 60 Persentase 35 41.7 23.3 100

60

shift ataupun Afternoon shift selalu menginformasikan melalui pesan yang ditulis melalui log book, atau dengan mengatakan langsung pada roomboy Afternoon shift untuk dapat menyelesaikan kamar yang belum dibersihkan atau belum lengkap agar dapat dilengkapi. Berikut ini penulis sajikan tanggapan roomboy terhadap peralatan kerja di bagian housekeeping Hotel Malacca Straits Malaysia. Tabel V. 6 Tanggapan Roomboy Terhadap Peralatan Kerja Di Bagian Housekeeping Hotel Malacca Straits Malaysia No 1. 2. 3. 4. Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Total Sumber: Data Olahan Maret Agustus 2012 Daro data tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata roomboy menilai peralatan kerja dibagian housekeeping tergolong kedalam hal yang Baik (B) yaitu 2 orang dengan persentase 40%. Jumlah 1 2 2 5 Persentase 20 40 40 100

C. SOP Roomboy Dalam Melaksanakan Perencanaan Pekerjaan Di Housekeeping Department Salah satu bagian operasional yang sangat penting adalah tata graha yang sering dikenal dengan Housekeeping. Tata graha berkaitan dengan kelancaran penyiapan dan pemeliharaan kebersihan kamar. Seksi-seksi atau bagian tata graha yang bertugas meliputi Houseman, Gardening, Swimming Pool, uniform, Room

61

Section, Linen Room. Housekeeping Department adalah bagian dari hotel yang bertanggung jawab atas kebersihan, kerapian, dan kenyamanan kamar (guest room), ruagan umum, restoran, bar, dan outlet. Karena pendapatan hotel yang paling besar berasal dari penyewaann kamar maka tata graha harus diperhatikan dengan baik agar para tamu betah tiggal di hotel. Dalam pelaksanaan pembersihan kamar, agar roomboy dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik maka dia harus berpedoman pada petunjuk pelaksanaan kerja. Pengenalan dan pemahaman mengenai area umum sangat penting bagi pekerja bagian housekeeping terutama roomboy. Hal ini akan memudahkan roomboy dalam melaksanakan pekerjaan membersihkan atau menata apa yang menjadi tanggung jawabnya. Di Hotel Malacca Straits Malaysia, seorang roomboy harus dapat membersihkan kamar dengan baik. Dengan kebersihan dan penataan fasilitas yang baik akan membuat tamu merasa nyaman dan betah berada di dalam kamar yang disewanya. Dengan demikian di harapkan tamu mau menginap lebih lama dan sesering mungkin. Dalam menjalankan tugasnya, roomboy pada Hotel Malacca Straits Malaysia dibagi pada tiga Shif yaitu Shif pagi dimulai pada pukul 08:00 sampai pukul 16:00 Wib, shif sore dimulai dari pukul 15:00 sampai pada pukul 23:00 Wib dan shif malam dimulai sejak pukul 23:00 sampai pada pukul 07:00 wib. Petugas roomboy pada Housekeeping Departement Hotel Malacca Straits Malaysia bekerja sesuai dengan jadwal yang telah di buat oleh supervisor sehingga terjadi saling melengkapi antara roomboy satu dengan yang lainnya. Dalam malaksanakan tata cara kerja roomboy, yang diperlukan seorang roomboy untuk mendapatkan hasil sempurna bukan hanya kerja sama, tetapi juga

62

keterampilan seorang roomboy dalam melaksakan tugasnya, misalnya dalam making bed. Standarisasi roomboy dalam membersihkan kamar di Hotel Malacca Straits Malaysia adalah 30-40 menit setiap kamarnya. Berikut ini penulis sajikan tabel mengenai tanggapan roomboy terhadap pengawasan supervisor saat bekerja di Housekeeping Hotel Malacca Straits Malaysia. Tabel V. 7 Tanggapan Roomboy Terhadap Pengawasan Supervisor Saat Bekerja Di Housekeeping Hotel Malacca Straits Malaysia No 1. 2. 3. 4. Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Total Sumber: Data Olahan Maret Agustus 2012 Dari data diatas dapat dilihat mengenai tanggapan roomboy terhadap pengawasan yang dilakukan oleh supervisor terhadap roomboy disaat mereka bekerja. Rata-rata roomboy menjawab Baik (B) yaitu 3 orang dengan persentase 60%. Didalam mengerjakan tugasnya sehari-hari, roomboy hendaknya Jumlah 1 3 1 5 Persentase 20 60 20 100

menyadari bahwa mereka merupakan duta hotel yang selalu berhubungan dengan tamu-tamu hotel dan mereka ikut bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional hotel di dalam menjaga kebersihan dan kerapihan kamar-kamar hotel. Menyadari dari arti kata tersebut maka roomboy mengadakan introfeksi diri sendiri sebelum memberikan pelayanan yang diberikan kepada tamu sesuai dengan standar hotel dengan tidak membedakan antara tamu yang satu dengan

63

tamu yang lain. Hal-hal lain yang harus diperhatikan oleh seorang roomboy dalam menjalankan pekerjaannya harus memenuhi persyaratan kerja yang telah ditentukan dalam job description nya maupun etika umum seperti sopan santun sehingga tercapai produktivitas kerja. Berikut ini penulis sajikan tabel mengenai tanggapan tamu terhadap

kebersihan kamar di Hotel Malacca Straits Malaysia. Tabel V. 8 Tanggapan Tamu Terhadap Kebersihan Kamar Di Hotel Malacca Straits Malaysia No 1. 2. 3. 4. Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Total Sumber: Data Olahan Maret Agustus 2012 Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kebersihan kamar di Hotel Malacca Straits Malaysia tergolong ke dalam hal Baik (B) yakni di nilai oleh 29 orang dengan persentase 48.3%. tamu menilai demikian rata-rata dengan alasan bahwa: 1. Mereka mendapatkan kamar yang nyaman dan bersih saat mereka check in serta saat mereka berada di dalam kamar tersebut. 2. Tamu tidak menemukan kotoran ataupun bekas sampah baik itu di dalam kamar maupun di koridor. Berikut ini penulis sajikan tabel mengenai tanggapan supervisor terhadap kebersihan kamar di Hotel Malacca Straits Malaysia. Jumlah 19 29 12 60 Persentase 31.7 48.3 20 100

64

Tabel V. 9 Tanggapan Supervisor Terhadap Kebersihan Kamar Di Hotel Malacca Straits Malaysia No 1. 2. 3. 4. Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Total Sumber: Data Olahan Maret Agustus 2012 Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kebersihan kamar di Hotel Malacca Straits Malaysia tergolong ke dalam hal Baik (B) yakni di nilai oleh supervisor dengan persentase 60 %. Hal-hal yang diperhatikan oleh roomboy di Hotel Malacca Straits Malaysia dalam melayani tamu-tamu di bagian housekeeping adalah sebagai berikut: a. Make Up Room Adalah melaksanakan pembersihan kamar dengan baik dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh hotel. Dalam melakukan make up room seorang roomboy harus memperhatikan setiap detail nya peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan di dalam kamar sehingga tidak terjadi keluhan dari tamu. Make-Up room ini dilakukan oleh roomboy harus setiap hari yang mengacu pada room status. Jumlah 3 2 5 Persentase 60 40 100

65

b.

Special Request Adalah permintaan-permintaan khusus tamu terhadap roomboy untuk

segera membersihkan kamarnya maupun hal yang lainnya. Special request ini bukan hanya dalam hal pembersihan kamar tetapi juga permintaan yang lain dan harus segera dipenuhi oleh roomboy seperti permintaan air mineral, towel, serta permintaan yang lainnya.

c.

Kebersihan Kamar Yaitu pelayanan yang diberikan oleh roomboy dalam menjaga kamar-

kamar tamu sehingga selalu dalam keadaan baik, rapi dan nyaman. Jika demikian tamu-tamu akan merasa betah dan senang untuk berada di dalam kamar. Dalam membersihkan kamar di bagian housekeeping ada tiga macam status jenis kamar yang di laksanakan oleh roomboy. Tiga macam status jenis kamar tersebut adalah: 1. Kamar Check In Kamar check in adalah kamar yang baru saja di pesan oleh tamu dimana tamu harus melakukan transaksi dengan pihak hotel untuk mendapatkan pelayanan penginapan dan memberikan uang muka dari setengah harga kamar yang akan dipesan. Tamu tersebut langsung menempati kamar tersebut dan menggunakan fasilitasnya. 2. Kamar Check Out Kamar check out adalah kamar yang telah di tinggalkan oleh tamu dan tamu hendak keluar dari semua pelayanan hotel dengan melunasi sejumlah

transaksi yang telah didapat selama menginap.

66

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa prosedur penanganan guest check out room oleh roomboy adalah sebagai berikut:

Pertama, roomboy harus segera memeriksa kamar-kamar yang berstatus CO (check out). Selain itu roomboy harus segera menangani

kamar-kamar tersebut untuk segera dibersihkan, melakukan making bed, melengkapi guest supplies, membersihkan bath room, melakukan dusting dan melakukan vacuum cleaner. 3. Kamar Occupaid Adalah keadaan status kamar terisi dan kotor. Status Occupaid/Dirty dapat terjadi jika Guest telah menginap satu malam, maka secara otomatis pada keesokan hari status kamar akan berubah dari Occupaid/Clean menjadi Occupaid/Dirty dalam keadaan status seperty ini petugas housekeeping harus segera membersihkannya. Dalam pelaksanaan pembersihan kamar, agar roomboy dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik roomboy melakukan pekerjaan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan kerja untuk mengerjakan sebuah kamar diperlukan waktu 30 menit. Berikut ini penulis sajikan tabel mengenai tanggapan supervisor terhadap cara kerja roomboy di Hotel Malacca Straits Malaysia.

67

Tabel V. 10 Mengenai Tanggapan Supervisor Terhadap Cara Kerja Roomboy Di Hotel Malacca Straits Malaysia No 1. 2. 3. 4. Baik Cukup Baik Tidak Baik Total Sumber: Data Olahan Maret Agustus 2012 Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa supervisor menilai rata-rata roomboy dalam bekerja tergolong ke dalam hal yang Baik (B) yaitu 3 orang adalah 60%. Supervisor menilai demikian dikarenakan beberapa hal yaitu: 1. Roomboy yang dimiliki oleh Hotel Malacca Straits sudah memiliki pengalaman yang cukup lama dalam bekerja. 2. Roomboy sudah terlatih dan selalu diberikan pelatihan mengenai pelayanan di housekeeping sehingga mereka sudah faham apa yang harus dilakukan. Berikut ini penulis sajikan tanggapan supervisor terhadap pelayanan yang diberikan oleh roomboy terhadap tamu di Hotel Malacca Straits Malaysia. Tabel V. 11 Tanggapan Supervisor Terhadap Pelayanan Yang Diberikan Oleh Roomboy Terhadap Tamu Di Hotel Malacca Straits Malaysia No 1. 2. 3. 4. Baik Cukup Baik Tidak Baik Total Sumber: Data Olahan Maret Agustus 2012 Penilaian Sangat Baik Jumlah 4 1 5 Persentase 80 20 100 Penilaian Sangat Baik Jumlah 1 3 1 5 Persentase 20 60 20 100

68

Dari data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh roomboy terhadap tamu dibagioan housekeeping sudah tergolong kedalam hal yang Baik (B) yaitu 4 orang dengan persentase 80%. Berikut ini penulis sajikan tabel mengenai tanggapan roomboy terhadap briefing yang dilakukan oleh supervisor sebelum memulai pekerjaan di Hotel Malacca Straits Malaysia. Tabel V. 12 Tanggapan Roomboy Terhadap Briefing Yang Dilakukan Oleh Supervisor Sebelum Memulai Pekerjaan Di Hotel Malacca Straits Malaysia No 1. 2. 3. 4. Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Total Sumber: Data Olahan Maret Agustus 2012 Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata roomboy menilai briefing yang dilakukan oleh supervisor sebelum memulai pekerjaan tergolong ke dalam hal yang Cukup Baik (CB) yaitu 3 orang dengan persentase 60%. Jumlah 2 3 5 Persentase 40 60 100

69

BAB VI PENUTUP Bertitik tolak pada uraian dan pembahasan yang telah diungkapkan pada bab terdahulu, maka pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran. Adapun beberapa kesimpulan dan saran tersebut adalah sebagai berikut: A. Kesimpulan Sebagai kesimpulan dari penelitian ini maka dapat penulis sampaikan beberapa hal yaitu: 1. Di bagian housekeeping agar pekerjaan yang dilakukan dapat lebih terarah dan terkoordinir dengan baik maka executive housekeeper membuat beberapa perencanaan pekerjaan. Perencanaan pekerjaan di housekeeping yang dilakukan oleh executive housekeeper terbagi kedalam beberapa hal yang dilakukannya, yaitu: b. c. d. e. 2. Perencanaan Area Inventory List di Housekeeping Department Perencanaan Frequency Schedules di Housekeeping Department Perencanaan Performance Standard di Housekeeping Department Perencanaan Productivity Standards di Housekeeping Department

Standart Operational Procedure (SOP) yang dibuat oleh executive housekeeper dapat dilaksanakan dengan baik oleh roomboy dalam hal menyelesaikan sebuah kamar. Dalam melaksanakan pembersihan atau penangganan sebuah kamar dilakukan oleh roomboy selama 30-40 menit sehingga sesuai dengan perencanaan pekerjaan yang dibuat oleh executive housekeeper. 69

70

3.

Cara kerja roomboy dalam menanggani pelayanan kebersihan kamar tergolong ke dalam hal Baik (B). Hal ini dapat dilihat dari tabel V.5 Mengenai Tanggapan supervisor terhadap cara kerja roomboy di Hotel

Malacca Straits. Roomboy dalam bekerja dapat melaksanakan tanggung jawab dengan baik dikarenkan jumlah kamar yang ada di Hotel malacca Straits tidak banyak hanya 45 kamar. Dengan jumlah kamar demikian maka pekerjaan roomboy tidak terlalu sulit dan memakan banyak waktu.

B. Saran Sebagai saran yang dapat penulis uraikan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Dalam melakukan perencanaan pekerjaan di housekeeping sebaiknya executive housekeeper melakukan koordinasi dengan supervisor sehingga dapat diketahui apa dan bagaimana hal yang baik atau tidak untuk diterapkan bagi bagian housekeeping. Karena yang paling dekat berhubungan langsung dengan roomboy adalah supervisor. Biasanya kendala ataupun keluhan yang dimiliki oleh roomboy selalu disampaikan keatasan yaitu supervisor, dengan demikian executive housekeeper dapat mengevaluasi mengenai kebijakan yang dibuatnya sesuai apa tidak dilapangan. 2. Standart operational procedure (SO) yang dilaksanakan oleh roomboy sebaiknya selalu dievaluasi minimal sekali 3 bulan. Hal ini berguna untuk melihat sejauhmana pelaksanaan Standart operational procedure (SO) tersebut dilaksanakan oleh roomboy. Bila perlu diadakan perubahan-

71

perubahan yang bersifat demi kemajuan pelayanan dengan meminta pendapat dari roomboy itu sendiri. Dengan demikian hal-hal yang perlu mendapat perhatian mengenai kekurangan-kekurangan dalam Standart operational procedure (SO) tersebut dapat dibenahi segera. 3. Apabila roomboy melakukan pekerjaannya dengan baik maka sebaiknya selalu diberikan penghargaan (reward) yang nyata seperti penghargaan

sebagai karyawan terbaik, memberikan ucapan pujian dan sebagainya sehingga roomboy merasa lebih diperhatikan. Hal ini akan berdampak baik terhadap cara mereka dalam bekerja menyelesaikan tyugas dan tanggung jawabnya.

72

DAFTAR PUSTAKA

AA. Ganda Kusumo. 1993. Pengawasan Supervisor. Gramedia. Jakarta. Amstrong dan Baron. 1998. Prestasi kerja karyawan, Mandar Maju, Bandung Agus Kartadinata. 1992. Supervisi yang Sukses, Bumi Aksara, Jakarta. Agus Nawar. 2002. Tatagraha, Gramedia, Jakarta. Agus Dharma. 2004. Personalia Supervisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Agus Sulastiyono. 1999. Manajemen Penyelenggaraan Hotel, Alfabeta, Bandung. Agustinus Darsono. 1995. Tata Graha Hotel (Housekeeping), Widiasarana Indonesia, Jakarta. PT Gramedia

Charles E Steadmon dan Michael L. 1990. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Dessler. 1997. Meningkatkan Efektivitas Fungsi Supervisor dan Pelayanan Pelanggan, Bandung Groler Electronic Publishing Inc. 1995, Pengetahuan Dasar Perhotelan, Deviri Ganan, Jakarta. Gomes. 2000, Efektivitas Organisasi, Erlangga, Jakarta. Hotel Malacca Straits. 2012. Standard Operational Procedure, housekeeping, Malaysia. Hadoko, T. Hani. 1994, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPPE. Yogyakarta. Henry Simamora. 2004. Kinerja Karyawan, Andi, Yogyakarta. H. Kodyat & Romaini. 2002. Akomodasi Perhotelan. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Howard H Hyot. 1992. Professional Management Housekeeping Operations 3rd wiley, Jakarta. Happy Marpaung. 1998. Pengetahuan Dasar Perhotelan, Deviri Ganan, Jakarta. Marra Widjaya dan Usin S Artyasa. 2005. Psikologi Management cetakan ketiga, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

73

Menteri Kepariwisataan Pos dan Telekomunikasi, No / KM / 1994 / HK / MPPT / 1997. Tentang Ketentuan Usaha dan Golongan Hotel, Jakarta. Marihot Tua Efendi Harianja. 2002. Manajemen Sumber daya manusia; Dasar dan Kunci Keberhasilan. CV Haji Masagung, Jakart. Nuraini. 1997. Pengendalian Pengawasan. Angkasa. Bandung. Susilo Suparman. 1998. Perencanaan Strategi, Angkasa, Bandung. Sondang P. Siagian. 1992. Supervisi Seorang Supervisor. Angkasa. Bandung. Sopiah. 2008. Kepemimpinan Dalam Organisasi Dan Manajemen, Sinar Baru, Bandung. Sudjono Trimo. 1996. Pemasaran jasa, edisi 1, April, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Siagian. 1994, Manajemen Personalia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Winardi. 1992. Management Perkantoran dan Pengawasan. Almuni Jakarta. www.wikipidea.com/housekeeping sarticles good housekeeping darnius tarigan. Yayuk Sri Perwani. 1992. Teori dan Petunjuk Praktek Housekeeping untuk Akademi perhotelan Make Room, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Yohanes Oemar. 2007. Pengukuran Kinerja. Gajah Mada University Press, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai