Anda di halaman 1dari 56

KATA PENGANTAR

Buku Fisika SMA XI ini merupakan buku yang dapat digunakan sebagai buku ajar mata pelajaran Fisika untuk siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA). Buku ini memenuhi kebutuhan pembelajaran Fisika yang membangun siswa agar memiliki sikap ilmiah, objektif, jujur, berfikir kritis, bisa bekerjasama maupun bekerja mandiri. Untuk memenuhi tujuan di atas maka setiap bab buku ini disajikan dalam beberapa poin yaitu : penjelasan materi yang disesuaikan dengan pola berfikir siswa yaitu mudah diterima, contoh soal dan penyelesaian untuk mendukung pemahaman materi dengan disertai soal yang dapat dicoba, latihan disetiap sub-bab untuk menguji kompetensi yang telah dikuasai, latihan sebagai wahana siswa untuk mencoba menyelesaikan suatu permasalahan yang bersifat konsep atau kontekstual, penting yang berisi konsep-konsep tambahan yang perlu diingat, rangkuman untuk kilas balik materi penting yang perlu dikuasai, dan evaluasi bab disajikan sebagai evaluasi akhir dalam satu bab dengan memuat beberapa kompetensi dasar. Penyusun menyadari bahwa buku ini masih ada kekurangan dalam penyusunannya, namun penyusun berharap buku ini dapat bermanfaat bagi bapak/ ibu guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Kritik dan saran dari semua pengguna buku ini sangat diharapkan. Semoga keberhasilan selalu berpihak pada kita semua.

Penyusun

1|Page

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS XI

SEMESTER 2 Standar kompetensi Kompetensi Dasar menformulasikan hubungan antara

2. menerapkan konsep dan prinsip mekanika 2.1

klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan konsep torsi, momentum sudut, dan momen masalah inersia

2|Page

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................... Standar Kompetensi ................................................................................. Daftar Isi ................................................................................................... DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR...... A. Dinamika Rotasi ........................................................................... B. Keimbangan Benda Tegar ............................................................ C. Titik Berat ..................................................................................... Rangkuman Materi ................................................................................... Contoh soal .......................................................................................... Evaluasi Kompetensi ................................................................................ DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. GLOSARIUM .......................................................................................... INDEKS ...................................................................................................

1 2 3 4 4 25 27 30 32 46 53 54 56

3|Page

A.

Momen gaya
Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah poros jungkat-jungkit. Pada katrol yang berputar karena bergesekan dengan tali yang ditarik dan dihubungkan dengan beban. Momen gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik tumpu. Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi, diberi lambang (baca: tau). = F . d Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule. Momen gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran jarum jam disebut momen gaya positif. Sedangkan yang menyebabkan putaran benda berlawanan arah putaran jarum jam disebut momen gaya negatif. Titik 0 sebagai titik poros atau titik acuan. Momen gaya oleh F1 adalah t1 = + F1 . d1 Momen gaya oleh F2 adalah t2 = F2 . d2 Pada sistem keseimbangan rotasi benda berlaku resultan momen gaya selalu bernilai nol, sehingga dirumuskan: = 0 Pada permainan jungkat-jungkit dapat diterapkan resultan momen gaya = nol. = 0 - F2 . d2 + F1 . d1 = 0 F1 . d1 = F2 . d2 Pada sistem keseimbangan translasi benda berlaku resultan gaya selalu bernilai nol, sehingga dirumuskan: F=0 Pada mekanika dinamika untuk translasi dan rotasi banyak kesamaan-kesamaan besaran yang dapat dibandingkan simbol besarannya.

4|Page

B.

Dinamika Rotasi

Cek Kemampuan Prasyarat Sebelum Anda mempelajari Sub-bab ini, kerjakan terlebih dahulu soal-soal berikut ini di buku latihan Anda. Jika Anda dapat mengerjakan dengan benar, maka akan memudahkan Anda dalam mempelajari materi di Sub-bab berikutnya. 1. Apa yang dimaksud dengan diagram gaya untuk benda bebas? 2. Tuliskannlah bunyi hukum kekekalan energi mekanik. 3. Gambarkanlah diagram gaya untuk benda bebas yang terdiri katrol dan balok berikut:

Katrol Tali

Balok

3.1 Dinamika Rotasi

Seperti yang telah Anda pelajari tentang materi dinamika partikel, di mana suatu benda sebagai obyek pembahasan dianggap sebagai suatu titik materi mengalami gerak translasi (dapat bergerak lurus atau melengkung) jika resultan gaya eksternal yang bekerja pada benda tersebut tidak nol Untuk .

menyelesaikan masalah dinamika partikel, Anda harus menguasai

5|Page

menggambar diagram gaya untuk benda bebas dan kemudian menggunakan Hukum II Newton .

Dalam sub bab ini Anda akan mempelajari dinamika benda tegar (benda yang ukurannya tidak diabaikan), dimana resultan gaya dapat menyebabkan gerak translasi dan juga rotasi (berputar terhadap poros tertentu). Rotasi disebabkan oleh adanya torsi, yaitu ukuran kecenderungan sebuah gaya untuk memutar suatu benda tegar terhadap suatutitik poros tertentu. Seperti dinamika partikel , untuk menyelesaikan masalah dinamika rotasi , Anda harus mahir menggambar diagram bebas, kemudian menggunakan untuk benda bertranslasi dan

untuk benda berotasi. Gaya F mirip

dengan torsi , massa m mirip dengan momen inersia I , dan percepatan linear ( tangensial) a mirip dengan percepatan sudut. Pada materi sebelumnya Anda telah mempelajari tentang Hukum Kekekalan Energi Mekanik dan menemukan bahwa masalah gerak translasi partikel dapat diselesaikan secara lebih mudah dan cepat menggunakan hukum kekekalann energi mekanik daripada menggunakan dinamika partikel . Ternyata masalah gerak rotasi tertentu , seperti gerak menggelinding (translasi sambil rotasi) benda tegar menuruni atau mendaki suatu bidang miring , juga dapat diselesaikan dengan lebih mudah dan cepat dengan menggunakan hukum kekekalan energi mekanik daripadamenggunakan dinamika rotasi dengan persamaan dan .

Dalam materi sebelumnya telah mempelajari hukum kekekalan momentum linear. Dalam buku ini akan diperkenalkan dengan hukum kekekalan momentum sudut. Aplikasi hukum ini dijumpai pada penari es (ice skater) yang meningkatkan laju putarannya dengan cara menarik kedua lengannya yang terentang merapat ke badannya.

6|Page

1. Torsi dan Momen Inersia


Torsi Bila Anda ingin memutar permainan gasing, Anda harus memuntirnya terlebih dahulu. Pada kasus itu yang menyebabkan gasing berotasi adalah torsi. Untuk memahami torsi dalam gerak rotasi, Anda tinjau gambar batang langsing yang diberi poros di salah satu ujungnya (titik O) dan diberikan gaya F yang membentuk sudut terhadap horizontal. Atau untuk melihat suatu benda diam menjadi gerak translasi( lurus), Anda perlu mengerjakan gaya pada benda itu. Anallog dengan itu, untuk membuat suatu benda tegar berotasi (berputar) terhadap suatu poros tertentu, anda perlu mengerjakan torsi ( dari bahasa latin torquere; memutar) pada benda itu. Besaran besaran apakah yang terkait dengan torsi? Lengan momen atau lengan torsi dari sebuah gaya F terhadap suatu poros melaui P didefinisikan sebagai panjang garis yang ditarik dari poros P samapai memotong tegak lurus garis kerja gaya F.

Torsi atau momen gaya terhadap suatu poros P didefinisikan sebagai hasil kali besar gaya F dengan Lengan momennya, jiak torsi dilambangkan dengan huruf yunani tau () maka besar torsi

dengan sudut antara lengan gaya dengan garis kerja gaya dan arah torsi searah sekrup diputar kanan. dengan sudut antara lengan gaya dengan garis kerja gaya dan arah torsi searah sekrup diputar kanan.

7|Page

Arah torsi

Seperti halnya gaya F torsi () juga termasuk besaran vektor yangmemiliki besar dan arah. Bedanya, arah torsi hanya dua, searah atau berlawanan arah jarum jam. Kedua arah torsi ini cukup dibedakan dengan memberikan tanda positip atau negatip. Supaya konsisten dengan aturan matematika maupun aturan arah pada momentum sudut dan gaya lorentz (dipelajari di kelas XII), penentuan arah positip untuk torsi mengikuti aturan putaran tangan kanan.

Aturan putaran tangan kanan untuk torsi Putar keempat jari yang dirapatkan dari arah kepala vektor gaya F menuju ke arah poros rotasi melalui sudut terkecil, maka ibu jari akan menunjuk menyatakan rah torsi . Jika arah putaran keempat jari berlawanan arah jarum jam, torsi bertanda positip (+) sebaliknya jika arah putaran keempat jari searah jarum jam torsi bertanda negatip (-)

Catatan: Buku buku pelajaran fisika lain mungkin mentapkan torsi yang searah jarum jam bertanda positip dan torsi yang berlawanan arah jarum jam bertanda negatip. Walaupun perjanjian ini tidak salah, tetapi tidak konsisten dangan atura putaran tangan kanan yang akan digunakan untuk besaran besaran lain seperti momentum sudut, gaya lorentzz dan lain lain

8|Page

Contoh 1 . pemahaman konsep torsi


Tentukan torsi tiap gaya dan torsi totalnya terhadap poros O
5N 8N

40 cm

370

20 cm

20 N 10 N

jawab : untuk menghitung torsi gaya 8 N lebih baik jika gaya itu diuraikan menjadi komponen komponennya. (lihat gambar berikut) menjadi 8 cos 370 dan 8 sin 370.
5N C 8 sin 370 8N 8 cos 370

20 cm A O D

B 20 N 10 N 40 cm 9|Page

Lengan momen dan momen tiap gaya terhadap poros O ditunjukkan pada tabel berikut. Gaya (N) 5 20 8 cos 370 8 sin 370 Lengan Torsi (m) Torsi lf (mN) Arah Torsi Searah jarum jam Searah jarum jam

OA= x 0,4 = 0,2 -0,2 x 5 = -1,0 OB= x 0,2 = 0,1 OC = 0,1 -0,1 x 2 = -2,0

-1,0 x 8 cos 370 = - Searah jarum jam 0,64 +0,20 x 8 sin 370 = Berlawanan +0,96 jarum jam

OD = 0,2

arah

Torsi total adalah Tanda negatif (-) menunjukkan bahwa torsi total terhadap poros O adalah 2,68 m N searah jarum jam

Momen inersia Benda tegar adalah benda padat yang tidak berubah bentuk apabila dikenai gaya luar. Dalam dinamika, bila suatu benda tegar berotasi, maka semua partikel di dalam benda tegar tersebut memiliki percepatan sudut () yang sama. Momen gaya atau gaya resultan gerak rotasi didefinisikan sebagai berikut. Apabila sebuah benda tegar diputar terhadap suatu sumbu tetap, maka resultan gaya putar (torque, baca torsi) luar terhadap sumbu itu sama dengan hasil kali momen inersia benda itu terhadap sumbu dengan percepatan sudut. Definisi lain dari momen inersia adalah perbandingan gaya resultan (momen) terhadap percepatan sudut.

10 | P a g e

v O m partikel

Misalkan Anda memiliki sebuah batang ringan (anggap massa batang nol)dengan panjang r. Salah satu ujung batang yaitu titik O, ditetapkan sebagai poros rotasi, sedangkan pada ujung yang lain dihubungkan ke sebuah benda partikel bermassa m. Kemudian sistem Anda putar terhadap titik poros O sehingga partikel bermassa m berotasi dengan kecepatan linear v (dengan kecepatan sudut putar sistem adalah ). Tentu saja energi kinetik rotasi partikel (EK) adalah

Tetapi v

sehingga persamaan diatas dapat ditulis sebagai

Kecepatan linear v analog dengan kecepatan sudut , da fisikawan berpikir supaya persamaan 3 analog dengan persamaan 2, maka formula dalam tanda kurung , yaitu dalam persamaan 3 haruslah analog dengan besaran ini kemudian diberi

massa m pada ruas kanan persamaaan 2 . Formula (

nama momen inersia ( diberi lambang I). Dengan demikian momen inersia dari sebuah partikel bermassa m definisikan sebagai hasil kali massa partikel (m) dengan kuadrat jarak tegak lurus partikel dari titik poros (r2)

11 | P a g e

................(4)

Momen Inersia Partikel


Poros rotasi m1
r

Karena momen inersia I pada gerak rotasi

analog dengan massa m pada gerak translasi , maka fungsi momen inersia sama dengan fungsi

r1

r
m3

r
3

massa. Jika massa m


2

pada gerak translasi

m2

menyatakan uuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan linearnya , momen inersia benda pada gerak rotasi menyatakan ukuran kemampuan benda untuk

mempertahankan kecepatan rotasinya


Gambar diatas yaitu tentang sebuah benda tegar terdiri atas banyak partikel, dimana tiap partikel memiliki massa m dan jarak r dari poros putaran

..... (5) Sebuah benda tegar tersusun atas banyak partikel terpisah yang masing masing memiliki massa m1 ,m2, m3,.....(lihat padagambar) . Untuk menentukan momen inersia dari benda benda seperti itu terhadap poros tertentu , mula mula kita harus mengalikan massa tiap partikel dengan kuadrat jaraknya antara poros (r12 ,r22
,r3 2

........) kemudian dijumlahkan atau kita tulis

Contoh 2 pengertian momen inersia

12 | P a g e

Tiga benda kecil massanya masing-masing 0,1 kg, 0,2 kg dan 0,3 kg, diletakkan berturut-turut pada titik A (0,0) m, B (4,0) m dan C (2,3) m seperti pada Gambar dan dihubungkan dengan batang tegar yang massanya diabaikan. Berapakah momen inersia sistem ini bila diputar terhadap sumbu X ? Ketiga benda terletak secara diskrit, maka momen inersia: I = mA2A r + mB2B r + mC2Cr Mengingat benda A dan B terletak sepanjang sumbu rotasi, maka rA dan rB sama dengan nol, sehingga: I = mC2C r = (0,3 kg) (3m)2 = 2,7 kg m2.

Catatan: Momen inersia suatu benda bergantung pada poros rotasinya. Makin besar massa benda terhadap poros rotasinya makin besar momen inersianya. Dari sini didapatkan bahwa benda benda dengan massa sama dapat memilki Momen inersia benda tegar dengan massa terdistribusi kontinu momen inersia yang berbeda

Pada contoh sebelumnya telah dijelaskan bahwa benda tegar sebagai massa dari

berbagai partikel (titik materi) dan momen inersia kita peroleh dengan cara menjumlah. Jika benda tegar memiliki distribusi masa kontinu seperti silinder pejal atau pelat, kita perlu menghitung momen inersia dengan metode integrasi untuk menghitung penjumlahan

13 | P a g e

Jika suatu benda tegar tidak dapat ditampilkan sebagai kumpulan partikel , melainkan merupakan distribusimassa kontinu penjumlahan dengan tanda ( pada persamaan 5 harus diganti dengantanda integral. Kita bayangkan membagi benda menjadi berbagai elemen massa kecil dm yang berjarak r dari poros rotasi sehingga momen inersia I dapat dinyatakan oleh

.................. 6

Hasil hasil metode integerasi untuk menentukan mommen inersia berbagai benda pejal dapat kita lihat pada tabel berikut

14 | P a g e

Kaitan torsi dan percepatan sudut Anda telah mengetahui bahwa gaya F menyebabkan suatu benda bergerak translasi dengan percepatan linear a. Anda juga mengethui bahwa torsi menyebabkan suatu benda berotasi terhadap suatu poros tertentu. Karena torsi analog dengan gaya F dan percepatan sudut analog dengan percepatan linear a , kita bertanya apakah torsi berkaitan dengan percepatan sudut dari gerak rotasi?

15 | P a g e

Sekarang kita akan menurunkan persamaan


r

yang menghubungkan torsi dengan kecepatan sudut. Gambar disamping menunjukkan

sebuah partikel bermassa m yang sedang berotasi pada jarak r dari poros O. Sebuah gaya F yang tegak lurus pada lintasan partikel memberikan percepatan a sesuai dengan Pada gambar tersebut gaya bekerja pada sebuah partikel bermassa m yang sedang berotasi pada jarak r yang menghasilkan sebuah momen gaya jika F tegak lurus pada lintasan persamaan F=ma

Karena percepatan tangensial at sama dengan r, maka F=mr Dengan mengalikan kedua ruas persamaan dengan r kita peroleh rF=m r2 Kita mengenal rF sebagai torsi gaya yang dihasilkan oleh gaya F terhadap poros rotasi partikel dan mr2 sebagai momen inersia partikel I. Dengan demikian , persamaan tersebut dapat ditulis

Dengan = momen inersia (kg m2) = percepatan sudut (rad/s2) = torsi m N r = jarak titik ke poros

16 | P a g e

Rumus

adalah hukum II newton untuk benda yang bergerak rotasi ,yang

analog dengan F=ma, hukum II Newton untuk benda yang bergerak translasi. Jadi , dalam gerak rotasi , torsi berperan sebagai gaya pada gerak translasi. Pemecahan Masalah Dinamika Rotasi Untuk memecahkan persoalan dinamika rotasi, apabiladi dalamnya terdapat bagian sistem yang bergerak translasi maka pemecahannya dapat langkah sebagai berikut: 1. Identifikasi benda bagian dari sistem sebagai obyek pembahasan dan kelompokkan mana yang bergerak translasi dan yang rotasi. 2. Tentukan sumbu koordinat yang memudahkan untuk penyelesaian berikutnya. 3. Gambar diagram gaya benda bebas untuk masing-masing benda. 4. Gunakan persamaan F=ma untuk translasi dan untuk gerak rotasi dilakukan dengan mengambil langkah-

5. padukan dua persamaan pada langkah 4 untuk penyelesaian akhir Untuk memahami penyelesaian dengan urutan langkah tersebut di atas silahkan Anda mengimplementasika pada studi kasus dinamika rotasi berikut ini :
Contoh : Benda A massa m (kg) dihubungkan dengan tali pada sebuah roda putar berjari-jari R dan bermassa M (kg) seperti Gambar . Bila mula-mula benda A diam pada ketinggian h1 (m) kemudian dilepas sampai pada ketinggian h2 (m), tentukan tegangan tali dan percepatan linier benda A sepanjang geraknya.

17 | P a g e

Analisa rotasi : Setelah benda A dilepas roda (bagian sistem yang berotasi ) berputar dengan percepatan sudut , dalam hal ini gaya penggerak rotasinya adalah gaya tegangan tali T. Dari hukum kedua Newton untuk gerak rotasi = I dan definisi momen inersia roda tetrhadap sumbu I= M R2 diperoleh T x R = M R2 karena T tegak lurus R maka bila ditulis dalam bentuk skalar menjadi

Untuk analisis translasi Benda A merupakan bagian system yang bertranslasi, percepatan linier benda A sama dengan percepatan linier roda, yaitu a = R, sehingga gaya

tegangan tali dapat dinyatakan dalam:

18 | P a g e

Sepanjang gerakan benda A berlaku hukum ke dua Newton : mg T = ma

Sehingga dengan memasukkan harga T, maka besaran percepatan linier benda A, percepatan sudut roda dan gaya tegangan tali berturut-turut dapat dinyatakan sebagai

Kegiatan 2. Menghitung percepatan linier dan sudut, tegangan tali. 1. Ambil katrol dan tali, susunlah membentuk

system mekanik dimana di kedua ujung tali diberi dua ember yang sama, 2. Isi masing-masing ember dengan air, 2 kg dan 4 kg, 3. Posisikan system awalnya diam setimbang dengan posisi kedua ember sama tinggi, 4. Dari keadaan setimbang, kedua ember dilepas, 5. Ukur radius katrol, massa katrol dan hitung momen inersianya, 6. Dengan stop watch, catat waktu yang dibutuhkan ketika salah satu ember menempuh 50 cm, 7. Dengan analisa kinematika translasi dan rotasi,

hitung percepatan linier ember, tegangan tali dan


19 | P a g e

percepatan sudut katrol.

Tugas 2. Seorang siswa mengamati seorang pekerja bangunan yang sedang mengangkat benda balok 40 kg ke atas lantai 2 setinggi 3 m dari lantai dasar dengan menggunakan krane /sistem katrol. Jika radius katrol 25 cm dan benda sampai di lantai 2 dalam waktu 3 sekon, hitung percepatan sudut katrol dan tegangan tali. Percepatan benda bergerak ke atas 1 m/s.

Pemecahan Masalah Dinamika Rotasi dengan Hukum Kekekalan Energi Mekanik Anda telah mencoba mengimplementasikan pemecahan

masalah dinamika rotasi dengan menggunakan hukum II Newton untuk gerak translasi F= ma dan gerak rotasi = I . . Perlu Anda ingat pula

bahwa masalah dinamika translasi dapat juga diselesaikan secara mudah dan cepat dengan hukum kekekalan energi mekanik, demikian juga secara

analogi masalah dinamika rotasi dapat juga diselesaikan dengan menggunakan hukum kekekalan energi mekanik. Pada bagian ini kita akan

mempelajari cara pemecahan masalah dinamika rotasi

berupa gerak

menggelinding dengan menggunakan hukum kekekalan energi mekanik. Gerak menggelinding adalah suatu gerak dari benda tegar yang melakukan gerak translasi sekaligus melakukan gerak rotasi. Benda tegar yang

melakukan gerak menggelinding maka selama gerakan berlaku hukum kekekalan energi mekanik, yang diformulasikan sebagai berikut:

20 | P a g e

Jika Anda telah mengenal bahwa

sebagai momen inersia maka

.......6

Persamaan 6 menyatakan energi kinetik dari suatu benda tegar yang Momen inersia I dan berputar pada kecepatan sudut analog dengan inersia I dan kecepatan sudut . Tampak bahwa

sebab massa m analog dengan momen analog dengan kecepatan linear .

Energi kinetik translasi dihitung berdasarkan asumsi bahwa benda adalah suatu partikel yang kelajuan liniernya sama dengan kelajuan pusat massa sedangkan energi kinetik rotasi dihitung berdasarkan asumsi bahwa benda tegar berotasi terhadap poros yang melewati pusat massa. Sekarang Anda implementasikan pada masalah gerak menggelinding dari silinder pejal pada lintasan miring dengan dua cara sekaligus berikut ini:

Latihan dasar

Sebuah silinder pejal bermassa M dan berjari-jari R diletakkan pada bidang miring dengan kemiringan terhadap bidang horisontal yang mempunyai kekasaran tertentu. Setelah dilepas silinder tersebut menggelinding, tentukan kecepatan silinder setelah sampai di kaki bidang miring!

Kegiatan 3. Menerapkan hukum kekelan energi mekanik

1.

Silakan ambil sebuah bola sepak dan ukur radius beserta

21 | P a g e

massanya, 2. Tempatkan bola pada puncak sebuah papan kayu yang miring (kemiringan 53o terhadap horizontal), 3. Lepaskan bola dari puncak (awalnya diam), 4. Catat waktu yang dibutuhkan bola dari posisi awal hingga dasar, 5. Jika papan kasar, hitung kecepatan linier dan kecepatan sudut dari bola ketika mencapai dasar dengan menggunakan analisa kinematika dan kekekalan energi mekanik.

Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Pada gerak rotasi, benda mempunyai besaran yang dinamakan momentum sudut yang analog pada gerak translasi yang terdapat besaran momentum linier. Momentum sudut, L, merupakan besaran vektor dengan besar berupa hasil kali momen inersia, I, dengan kecepatan sudut Z, yang diformulasikan sebagai berikut

Bila momen gaya eksternal resultan yang bekerja pada suatu benda tegar sama dengan nol, maka momentum sudut total sistem tetap. Prinsip ini dikenal sebagai prinsip kekekalan momentum sudut. Tinjau suatu benda tegar berotasi mengelilingi sumbu z yang tetap, momentum sudut benda tersebut adalah

dengan I adalah momen inersia benda, sedangkan adalah kecepatan sudutnya. Bila tak ada momen gaya eksternal yang bekerja, maka LZ tetap, sehingga bila I

22 | P a g e

berubah maka

harus berubah agar efek perubahannya saling meniadakan.

Kekekalan momentum sudut akan berbentuk

dengan Io dan

adalah momen inersia benda dan kecepatan sudut mula-mula.

Prinsip ini sering dipakai oleh penari balet atau peloncat indah untuk dapat berputar lebih cepat, yaitu dengan mengatur rentangan tangan maupun kakinya.

Penari ballet berputar perlahan saat membentangkan tangannya. Ketika sang penari melipat tangannya di dada kecepatan putarannya bertambah, dan membentangkan kembali tangannya saat akan berhenti dari putaran. Pada kejadian ini berlaku hukum kekekalan momentum yaitu momentum sudut saat membentangkan sama dengan momentum sudut saat melipat tangannya

Contoh soal

Roda pertama berputar pada as (sumbu) dengan kecepatan sudut 810 putaran/menit. Roda kedua mula-mula diam, momen inersianya 2 kali momen inersia roda pertama. Bila roda ke dua tiba-tiba digabungkan sesumbu dengan roda pertama, seperti ditunjukkan pada Gambar. a. berapakah kecepatan sudut dari gabungan ke dua roda?

23 | P a g e

Penyelesaian: Karena digabungkan sesumbu, kedua roda bergerak dengan

kecepatan sudut yang sama, dan pada gerak rotasi gabungan tersebut tidak ada momen gaya luar yang bekerja, sehingga berlaku hukum kekekalan momentum sudut.

Momentum sudut awal = momentum sudut akhir

Misal kecepatan sudut roda pertama mula-mula sudut gabungan kedua roda adalah , maka

dan kecepatan

Karena frekuensi putaran roda pertama 810 putaran/menit, maka kecepatan sudut gabungan kedua roda tersebut adalah

rad / menit

24 | P a g e

Pertanyaan diskusi: 1. dapatkah suatu benda memiliki lebih dari satu momen inersia ? Selain dari bbentuk dan massa benda , informasi apakah yang harus diberikan untuk menentukan momen inersia? 2. Selembar plastik tipis homogen berbentuk segitiga sama sisi .pertimbangkanlah dua poros rotasi . Kedua poros tegak lurus pda bidang segitiga, poros A melalui pusat segitiga poros B melaui salah satu titik sudutnya. Jika kecepatan sudut nya terhadap tiap poros sama, poros manakah yang menghasilkan energi kinetik rotasi lebih besar?jelaskan! 3. Silindre berongga , silinder pejal, bola tipis berongga dan bola pejal diletakkan diam di suatu pucak pada suatu bidang miring . Semua benda tersebut memiliki massa dan jari jari sama. Benda benda itu kemudian dibebaskan pada saat bersamaan . Bagaimanakah urutan benda benda itu ketika mencapai dasar bidang?jelaskan jawaban Anda! 4. Berapakah sudut anatara vektor kecepatan liear engan vektor momentum sudut ? 5. Jika suatu sistem momentumnya kekal , energi mekaniknya juga kekal maka jelaskan jika pertanyaannya benar dan berilah contoh kebalikannya jika pernyataan salah!

Kesetimbangan Benda Dalam subbab ini Anda akan dipelajari kesetimbangan benda tegar.

Kesetimbangan ada dua yaitu kesetimbangan statis (benda dalam keadaan tetap diam) dan kesetimbangan kinetis (benda dalam keadaan bergerak lurus beraturan). Benda dalam keadaan kesetimbangan apabila bergerak translasi) dan
berotasi).

(tidak

Berikutnya dalam subbab ini apabila tidak dinyatakan, yang dimaksud

kesetimbangan adalah kestimbangan statis (benda tetap diam) dan supaya mempermudah dalam menyelesaikan masalah kestimbangan, Anda harus

menguasai menggambar diagram gaya benda bebas dan menghitung torsi terhadap suatu poros oleh setiap gaya dari diagram gaya benda bebas tersebut. A. Kesetimbangan Statis Sistem Partikel Dalam system yang tersusun dari partikel, benda dianggap sebagai satu titik materi. Semua gaya eksternal yang bekerja pada system tersebut dianggap bekerja pada titik materi tersebut sehingga gayatersebut hanya

25 | P a g e

menyebabkan gerak translasi dan tidak menyebabkan gerak rotasi. Oleh karena itu kesetimbangan yang berlaku pada sistem partikel hanyalah kesetimbangan
translasi. Syarat kesetimbangan partikel adalah:

Dengan :

resultan gaya pada komponen sumbu x: resultan gaya pada komponen sumbu y

Untuk memahami masalah kesetimbangan sistem partikel, silahkan pelajari studi kasus kesetimbangan berikut: Benda dengan berat 400 N digantung pada keadaan diam oleh tali-tali seperti pada Gambar 3.5. Tentukan besar tegangan-tegangan pada kedua tali penahannya.

Penyelesaian: Dari gambar (c ), diperoleh komponen tegangan tali sebagai berikut: T1x = T1 cos 37o = 0,8T1 T2x= T2 cos 53o = 0,6T2

26 | P a g e

T1y = T1 sin 37o = 0,6T1 T2y = T2 sin 53o = 0,8T2 Berikutnya kita menggunakan persamaan kesetimbangan statis partikel dan perhatikan tanda positif untuk arah ke kanan atau atas dan negatif untuk arah ke kiri atau bawah. Dengan mensubstitusi nilai T2 dari persamaan (1) ke persamaan (2) kita dapat nilai tegangan tali T2 = 320 N dan dengan mensubstitusi ke persamaan (1) diperoleh nilai tegangan tali T1 = 240 N.

Dengan mensubstitusi nilai T2 dari persamaan (1) ke persamaan (2) kita dapat nilai tegangan tali T2 = 320 N dan dengan mensubstitusi ke persamaan (1) diperoleh nilai tegangan tali T1 = 240 N

Titik Berat Definisi dan Cara Menentukan Titik Berat Titik berat dari suatu benda tegar adalah titik tunggal yang dilewati oleh resultan dari semua gaya berat dari partikel penyusun benda tegar tersebut. Titik berat disebut juga dengan pusat gravitasi. Letak titik berat dari suatu benda secara kuantitatif dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut. Tinjau benda tegar tak beraturan terletak pada bidang XY. Benda tersusun oleh sejumlah besar partikel dengan berat masingmasing w1, w2, w3, berada pada koordinat (x1,y1), (x2,y2), (x3,y3). Tiap partikel menyumbang torsi terhadap titik O sebagai poros yaitu w1x1, w2x2, w3x3. Torsi dari berat total benda W dengan absis XG adalah WXG, di mana torsi ini sama dengan jumlah torsi dari masing-masing partikel penyusun benda tegar. Dengan demikian kita dapat rumusan absis titik berat sebagai berikut:

27 | P a g e

Hal itu juga berlaku untuk koordinat y maka akan didapatkan sistem

Keidentikan Titik Berat dan Pusat Massa

Gaya berat suatu benda tegar merupakan hasil kali antara massa benda dengan percepatan gravitasi (w = mg). Untuk itu apabila gaya berat benda w = mg disubstitusikan ke persamaan .12 dan .13 akan diperoleh titik pusat massa (XG,YG) yang identik dengan titik berat dan

Kegiatan 4. Menentukan titik pusat massa 1. Ambil sebuah lembar kertas karton dengan ukuran 30 cm x 40 cm, 2. Timbang dan catat massa kertas karton tersebut, 3. Buat perpotongan garis diagonal, 4. Buat garis yang membagi kertas karton menjadi empat bagian yang sama, 5. Tempatkan acuan titik pusat (0,0) di titik perpotongan diagonal,

28 | P a g e

6.

Secara teoritis tentukan titik pusat massa kertas karton dengan menggunakan empat luasan bagian kertas yang Anda buat,

7.

Buktikan bahwa titik pusat massa kertas karton berada di titik perpotongan garis diagonal dengan cara ambil sebuah benang yang diikatkan pada sebarang titik pada kertas karton dan posisikan kertas menggantung dan setimbang,

8.

Amati bahwa posisi benang akan segaris / melewati titik pusat massa yang berada di perpotongan diagonal.

Tugas 4. Tentukan titik pusat massa dari selembar seng dengan bentuk sebarang dengan cara melakukan penyeimbangan dengan benang dan digantungkan sehingga posisi setimbang. Lakukan pada dua titik ikat benang berbeda posisi pada seng tersebut. Titik pusat massa ditentukan dengan melakukan perpotongan perpanjangan garis yang segaris dengan benang tersebut

29 | P a g e

Rangkuman
Momen gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik tumpu. Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi, diberi lambang (baca: tau). = F . d Momen gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran jarum jam disebut momen gaya positif. Sedangkan yang menyebabkan putaran benda berlawanan arah putaran jarum jam disebut momen gaya negatif. Torsi atau momen gaya terhadap suatu poros P didefinisikan sebagai hasil kali besar gaya F dengan Lengan momennya, jiak torsi dilambangkan dengan huruf yunani tau () maka besar torsi

Aturan putaran tangan kanan untuk torsi Putar keempat jari yang dirapatkan dari arah kepala vektor gaya F menuju ke arah poros rotasi melalui sudut terkecil, maka ibu jari akan menunjuk menyatakan rah torsi . Jika arah putaran keempat jari berlawanan arah jarum jam, torsi bertanda positip (+) sebaliknya jika arah putaran keempat jari searah jarum jam torsi bertanda negatip (-) momen inersia dari sebuah partikel bermassa m definisikan sebagai hasil kali massa partikel (m) dengan kuadrat jarak tegak lurus partikel dari titik poros (r2) Gerak menggelinding adalah suatu gerak dari benda tegar yang melakukan gerak translasi sekaligus melakukan gerak rotasi.

30 | P a g e

Benda tegar yang melakukan gerak menggelinding maka selama gerakan berlaku hukum kekekalan energi mekanik, yang

diformulasikan sebagai berikut:

Momentum sudut, L, merupakan besaran vektor dengan besar berupa hasil kali momen inersia, I, dengan kecepatan sudut Z, yang diformulasikan sebagai berikut rumusan absis titik berat sebagai berikut:

31 | P a g e

Contoh soal

Untuk lebih memahami konsep dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar berikut diberikan contoh contoh soalnya

1.

Sebuah roda berputar dari kecepatan 10 rad/s menjadi 70 rad/s

karena mendapat momen gaya tetap dalam waktu 3 sekon. Jika momen kelembaman roda 4 kg m2, tentukanlah besar momen gaya tersebut. Jawab Diketahui: o = 10 rad/s, = 70 rad/s, I = 4 kg m2, dan t = 3 s. = I = I.[( o)/t] = 4.[(70 rad/s 10 rad/s)/3 s] = 80 Nm 2. Sebuah silinder pejal berjari-jari 15 cm dan bermassa 2 kg dijadikan

katrol untuk sebuah sumur, seperti tampak pada gambar. Batang yang dijadikan poros memiliki permukaan licin sempurna. Seutas tali yang massanya dapat diabaikan, digulung pada silinder. Kemudian, sebuah ember bermassa 1 kg diikatkan pada ujung tali. Tentukan percepatan ember saat jatuh ke dalam sumur.

32 | P a g e

Jawab

Diketahui: R = 15 cm, massa katrol silinder M = 2 kg, dan massa ember m = 1 kg. Rotasi pada katrol silinder: Berdasarkan persamaan momen gaya didapatkan = I RT = Ia/R T = (I.a)/R2 . (a) Translasi pada ember: Berdasarkan Hukum Newton didapatkan

F = m.a mg T = ma . (b)

33 | P a g e

Dengan menggabungkan Persamaan (a) dan Persamaan (b), diperoleh hubungan.

Selanjutnya, substitusikan harga I = M R2 pada Persamaan (c) sehingga diperoleh

dengan m adalah massa ember dan M adalah massa katrol silinder.

3. Sebuah benda pejal bermassa M dan berjari-jari R, memiliki momen inersia I = kMR2. Benda tersebut menggelinding pada suatu bidang miring dengan sudut kemiringan, seperti tampak pada gambar.

a. Berapakah percepatan yang dialami benda pejal tersebut? b. Tentukanlah percepatan yang terjadi, jika benda itu berupa bola dengan momen inersia I =(2/5)MR2, atau silinder dengan I = MR2.

Jawab Diketahui: I benda pejal = kMR2.

34 | P a g e

a. Menurut Hukum Kedua Newton pada gerak translasi, diperoleh hubungan Mg sin f = Ma atau Ma + f = Mg sin . (a) Berdasarkan prinsip rotasi terhadap pusat benda, berlaku hubungan = I f R = kMR f = kMa . (b) Substitusikan Persamaan (b) ke dalam Persamaan (a), diperoleh Ma + kMa = Mg sin a = (g sin) / (k +1) b. Untuk silinder dengan k = , diperoleh a = (g sin) / ( + 1) = (2/3) (g sin) 4. Posisi sudut suatu titik pada roda dinyatakan oleh = (3t2 8t + 10) rad dengan t dalam sekon. Tentukanlah: a. posisi sudut titik tersebut pada saat t = 2 sekon, b. kecepatan sudut rata-rata selama 10 sekon pertama, dan c. kecepatan sudut titik pada saat t = 10 sekon.

Kunci Jawaban : Diketahui: = (3t2 8t + 10) rad. a. Posisi sudut titik pada saat t = 2 sekon adalah : = 3t2 8t + 10 = 3(2)2 8(2) + 10 = 6 rad.

b. Tentukan lebih dahulu posisi sudut titik pada saat t = 0 dan t = 10 s. t = 10 s = 3(10)2 8(10) + 10 = 230 rad t = 0 = 3(0)2 8(0) + 10 = 10 rad = 230 10 = 220 rad. Untuk selang waktu t = 10 sekon, kecepatan sudut rata-rata adalah

c. Kecepatan sudut sesaat sebagai fungsi waktu ditentukan sebagai berikut.

35 | P a g e

Kecepatan sudut sesaat titik pada t = 10 s adalah = 6t 8 = 6(10) 8 = 52 m/s.

5. Sebuah roda berotasi pada suatu poros tertentu. Titik partikel pada roda tersebut memenuhi persamaan kecepatan sudut = 2t2 3t + 8, dengan dalam rad/s dan t dalam sekon. Tentukanlah: a. percepatan sudut rata-rata partikel untuk selang waktu t = 2 sekon sampai t = 6 sekon, b. percepatan sudut awal partikel, dan c. percepatan sudut partikel pada saat t = 6 sekon. Kunci Jawaban : Diketahui: = 2t2 3t + 8. a. Persamaan umum kecepatan sudut adalah = 2t2 3t + 8 sehingga untuk t2 = 6 sekon, 2 = 2(6)2 3(6) + 8 = 62 rad/s, dan untuk t1 = 2 sekon, 1 = 2(2)2 3(2) + 8 = 6 rad/s. Percepatan sudut rata-ratanya, diperoleh :

b. Percepatan sudut sebagai fungsi waktu diperoleh dengan menerapkan persamaan berikut

Percepatan sudut awal partikel (pada t = 0) adalah = 3 rad/s2. c Percepatan sudut partikel pada saat t = 6 sekon adalah = 4(6) 3 = 21 rad/s2.

36 | P a g e

6. Sebuah piringan hitam berputar dengan percepatan sudut = (10 4t) rad/s2 dengan t dalam sekon. Pada saat t = 0, sebuah titik berada pada sudut 0 = 0 dengan kecepatan sudut awal 0 = 4 rad/s. Tentukan:

a. persamaan kecepatan sudut, dan b. posisi sudut sebagai fungsi waktu.

Kunci Jawaban : Diketahui: = (10 4t) rad/s2, 0 = 0, dan 0 = 4 rad/s.

7. Pada sebuah benda bekerja gaya 20 N seperti pada gambar. Jika titik tangkap gaya berjarak 25 cm dari titik P, berapakah besar momen gaya terhadap titik P?

Diketahui: F = 20 N, r = 25 cm, dan = 150. = r F sin = (0,25 cm)(20 N)(sin 150) = (0,25 cm)(20 N)(1/2) = 2,5 Nm.

37 | P a g e

8. Sebuah gaya F = (3i + 5j) N memiliki lengan gaya r = (4i + 2j) m terhadap suatu titik poros. Vektor i dan j berturut-turut adalah vektor satuan yang searah dengan sumbu-x dan sumbu-y pada koordinat Kartesian. Berapakah besar momen gaya yang dilakukan gaya F terhadap titik poros?

Kunci Jawaban : Diketahui: F = (3i + 5j)N dan r = (4i + 2j)m. = r F = (4i + 2j)m (3i + 5j)N = (4)(5) (k) Nm + (2)(3) (k) Nm = 14 k

Jadi, besarnya momen gaya 14 Nm yang searah sumbu z.

9.

Batang AC yang panjangnya 30 cm diberi gaya seperti terlihat pada gambar. Jika BC = 10 cm dan F1 = F2 = 20 N, berapakah momen gaya total terhadap titik A?

Diketahui: r1 = 20 cm, F1 = F2 = 20 N, r2 = 30 cm, 1 =53, dan 2 = 90. = r1 F1 sin 1 + r2 F2 sin 2 = (0,2 m)(20 N)(sin 53) + (0,3 m)(20 N)(sin 90) = 3,2 Nm + 6 Nm = 2,8 Nm.

10. .Sebuah papan panjangnya 2 m diberi penopang tiap-tiap ujungnya seperti pada Gambar. Massa papan 10 kg. Pada jarak 50 cm dari penopang B

38 | P a g e

diletakkan beban 80 N. Jika sistem dalam keadaan seimbang maka tentukan gaya tekan normal yang bekerja di titik A dan B! Penyelesaian : Untuk menentukan nilai NA dan NB dapat digunakan syarat persamaan di atas. Karena keduanya belum diketahui, gunakan syarat = 0 terlebih dahulu. Acuan titik A Momen gaya yang bekerja dari titik A dapat digambarkan seperti pada Gambar , dan berlaku syarat berikut. A = 0 (AB). NB (AO). wAB (AC) . w = 0 2 . NB 1. 100 1,5 . 80 = 0 2 NB = 220 NB = 110 N Nilai NA dapat ditentukan dengan syarat F = 0 sehingga diperoleh : F = 0 NA + NB wAB w = 0 NA + 110 100 80 = 0 NA = 70 N 11. . Sebuah roda mamiliki massa 13 kg dan jari jari 1 m. bertumpu dilantai dan bersandar pada anak tangga yang tingginya 0,6 m dari lantai seperti pada gambar. Tentukan gaya mendatar F minimum untuk mengungkit roda jika g = 10 m/s2! Diketahui : m = 13 kg g = 10 m/s2 R = 1m h = 0,6 m ditanyakan : F min..? jawab : W = m .g = 13.10 = 130 N

39 | P a g e

l1 = R- h = 1 0,6 = 0,4 l2 = (R2 l12) = (12 0,42) = (1 0,16) = 0,84 tS = 0 t1 + t2 = 0 F . l1 W . l2 = 0 F . 0,4 130 . 0,84 = 0 F = (1300,84)/0,4 = 3250,84 N

12. Suatu batang pemikul AB panjangnya 90 cm (berat diabaikan) dipakai untuk memikul beban A dan B masing masing beratnya 48 N dan 42 N. supaya batang setimbang, orang harus memikul (menumpu) di C. maka tentukan jarak AC! Diketahui : batang pemikul AB = 90 cm FA = 48 N FB = 48 N Ditanyakan : Jarak AC? Jawaban : misal jarak AC adalah x maka BC adalah 90 x tS = 0 tA + tB = 0 -WA . lA + WB . lB = 0 -48x + 42 (90 x) = 0 -48x + 3780 42x = 0 -90x = 3780 x = 3780/90 = 42 cm

40 | P a g e

13. Sebuah ember berikut isinya bermassa m = 20 kg dihubungkan dengan tali pada sebuah katrol berbentuk silinder pejal bermassa M = 10 kg. Ember mula-mula ditahan dalam kondisi diam kemudian dilepaskan.

Jika jari-jari katrol 25 cm dan percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 tentukan : a) percepatan gerak turunnya benda m b) percepatan sudut katrol c) tegangan tali Pembahasan a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol :

(Persamaan 1) Tinjau benda m :

(Persamaan 2) Gabung 1 dan 2:

41 | P a g e

b) percepatan sudut katrol

c) tegangan tali

14. Silinder pejal berjari-jari 8 cm dan massa 2 kg. Sedangkan bola pejal berjari-jari 5 cm dan massa 4 kg. Jika kedua benda tadi berotasi dengan poros melalui pusatnya maka tentukan perbandingan momen inersia silinder dan bola! Penyelesaian : mS = 2 kg, RS = 8 cm = 8.10-2 m mB = 4 kg, RB = 5 cm = 5.10-2 m Momen inersia silinder pejal : IS = mS RS = . 2 . (8.10-2)2 = 64.10-4 kg m2 Momen inersia bola pejal : IB = mB RB = 2/5 . 4. (5.10-2)2 = 40.10-4 kg m2 Maka perbandingannya Sebesar : IS / IB = 64.10-4 kg m2 / 40.10-4 kg m2 = 8/5

15. seorang anak dengan kedua lengan berada dalam pangkuan sedang berputar pada suatu kursi putar dengan 1,00 putaran/s. Ketika ia

42 | P a g e

merentangkan kedua lengannya, ia diperlambat sampai 0,40 putaran/s. Tentukan perbandingan: a. momen inersia gabungan anak + kursi sebelum dan sesudah kedua lengannya direntangkan b. energi kinetik sebelum dan sesudahnya jawab: = 1 rps (sebelum merentangkan tangan) = 0,4 rps (sesudah merentangkan tangan)

a). Gunakan Hukum Kekekalan momentum sudut => L= L =>I= I =>I(1) = I(0,4) maka : I: I= 0,4 : 1 atau : I: I= 2 : 5 b). Rumus energi kinetik rotasi adalah : Ekr = I Maka : Ekr= I dan Ekr= I Sehingga perbandingan : Ekr: Ekr= (I/ I).(: ) Ekr: Ekr= (2/5) . (5/2) = 5/2 Ekr: Ekr= 5 : 2 16. pada sistem keseimbangan benda tegar, AB adalah batang homogen panjang 80 cm, beratnya 18 N, berat beban 30 N. BC adalah tali. Berapa tegangan pada tali (dalam newton) jika jarak AC = 60 cm? (gambar no. 2 ini berbentuk siku2, dengan siku2 di A, B sejajar horizontal dengan A, dan C sejajar vertikal dengan A. BC adalah sisi miring. pada B, tergantung beban) Jawab: Langkah 1.
43 | P a g e

Gambarkan semua gaya-gaya pada tongkat AB, yaitu : Wt = 80 N (berat tongkat - ke bawah) => letak ditengah AB Wb = 30 N (berat beban di B -m kebawah) => letaknya di B T = gaya tegangan tali (pada garis BC - arah dari B ke C)

Langkah 2. hitung sudut ABC () => tan = AC/AB = 60/80 = 3/4 sehingga diperoleh : = 37 buat garis tegak lurus, dari titik A ke BC (garis ini kita beri nama d, dimana d tegak lurus BC) => d = AB sin => d = 80 sin 37 = 48 cm (d = jarak gaya tegang tali T ke titik A)

Langkah 3. Ambil resultan momen di titik A (A sebagai poros). (di A) = 0 (di A) = Wt.d1 + Wb.d2 - T.d = 0 ======> 80.(40) + 30.(80) - T.(48) = 0 ======> 3200 + 2400 = 48.T ======> 5600 = 48.T ======> T = 5600/48 = 116,67 N

Catatan : untuk mencari gaya tegangan tali (T) pada soal-soal sejenis di atas, kamu ga perlu menghitung : Fx = 0 dan Fy = 0 (syarat setimbang translasi), Tapi cukup dengan memperhitungkan syarat setimbang rotasinya saja, yaitu = 0. 17. . Dua silinder homogen disusun seporos dengan panjang dan massanya masing-masing: l1 = 5 cm ; m1 = 6 kg ; l2 = 10 cm ; m2 = 4 kg. Tentukan letak titik berat sistem silinder tersebut !

44 | P a g e

Jawab: Kita ambil ujung kiri sebagai acuan, maka: x1 = 0.5 . l1 = 2.5 cm x2 = l2 + 0.5 . l1 = 5 + 5 = 10 cm X = ( mi . xi)/(mi) X = (m1.x1) + (m1.x1)/(m1 + m2) X = (6 . 2.5 + 4 . 10)/(6 + 4) X = (15 + 40)/(10) = 5.5 cm Jadi titik beratnya terletak 5.5 cm di kanan ujung m1

45 | P a g e

EVALUASI AKHIR
PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. 1. Sebuah pintu yang lebarnya 90 cm, pada ujung daun pintu ditarik dengan

gaya 50 N membentuk sudut 37, besarnya torsi yang bekerja adalah sebesar ...mN a. e. 27 2. Batang AD ringan panjangnya 4,5 m. Batang bisa berputar di titik C dan diberi tiga gaya seperti gambar. AB = 1,5 m dan CD = 1,5 m. Torsi yang bekerja pada batang terhadap titik C adalah .... mN 4500 b. 2700 c. 270 d. 45

3.

Sebuah silinder pejal dengan massa 4 kg memiliki momen inrsia 0,18 kgm2,

maka jari-jari silinder tersebut adalah....cm a. 4. 30 b. 25 c. 20 d. 15 e. 10

Sebuah roda mula-mula diam, kemudian diputar dengan percepatan sudut

10, banyaknya putaran setelah roda berputar selama 4 detik adalah... kali. a. 5. 20 b. 40 c. 60 d. 80 e. 100

Beban bermassa 10 kg ditempatkan pada jarak 1,5 m dari kaki B (lihat

gambar) pada sebuah meja datar bermassa 5 kg yang panjangnya 6 m. Gaya yang bekerja pada kaki B untuk menahan beban dan meja adalah .... N

46 | P a g e

6. Sebuah bola dengan massa 2000 gram (I=2/5 mr2) didorong dengan gaya 70 N, bergerak menggelinding tanpa slip. Percepatan bola adalah ... m/s2. a. 7. 70 b. 40 c. 30 d. 25 e. 15

Sebuah silinder pejal, jari-jari 20 cm dengan massa 1 kg, mula-mula diam,

kemudian dilepas pada bidang miring kasar dengan kemiringan 37, sehingga bergerak menggelinding. Percepatan sudut silinder tersebut adalah... rad/s2 (g = 10 m/s2). a. 45 b. 40 c. 20 d. 9 e. 4

8. Berat beban = 30 N, BC adalah tali. Jika jarak AC = 50 cm, batang AB homogen dengan massa 1 kg dan panjangnya 120 cm, maka tegangan tali (dalam newton) adalah .... a. A. 25 B. 30 C. 65 D. 80 E. 91

47 | P a g e

9.

Sistem katrol (I=1/2 M.r2) dengan dua buah benda,

m1 = 2 kg dan m2 = 3

kg dihubungkan katrol bermassa 10 kg. Percepatan yang dialami benda m1 dan m2 adalah ....m/s2 a. 10 b. 5 c. 4 d. 2 e. 1

10. Sebuah batang homogen dengan panjang l bersandar pada dinding licin dan lantai kasar membentuk sudut 60. Besarnya koefisien gesekan antara lantai dan batang adalah... a. b. c. d. e.

11. Seorang anak laki-laki berdiri di atas papan yang dapat berputar bebas. Saat kedua lengannya terentang, kecepatan sudutnya 0,5 putaran/detik. Tetapi saat kedua lengan tertekuk kecepatannya menjadi 2 putaran/detik, maka perbandingan momen inersia anak waktu kedua tangan terentang dengan sesudah menekuk adalah .... a. 8 12. Bidang persegi diiris sehingga seperti bidang pada gambar. Koordinat titik berat bidang tersebut adalah .... 5:2 b. 2 : 5 c. 4 : 1 d. 1 : 4 e. 5 :

13.

Jika beban 24 N digantung seperti pada gambar, maka tegangan tali T1 dan

T2 adalah ... N

48 | P a g e

14. Suatu sistem dikatakan mengalami kesetimbangan translasi jika .... a. b. c. d. e. Sistem terlihat tidak bergerak sama sekali. Jumlah total torsi yang bekerja adalah nol. Jumlah gaya arah mendatar sama dengan jumlah gaya arah vertikal. Jumlah gaya arah mendatar dan jumlah gaya arah vertikal adalah nol. Jumlah gaya arah mendatar dan arah vertikal sama dengan jumlah torsi.

15. Pernyataan berikut yang benar adalah... a. Pada kesetimbangan stabil, jika dikenai gaya, titik pusat massa tidak pernah

berubah. b. berubah. c. d. e. Kesetimbangan stabil tidak berbeda dengan kesetimbangan indiferen. Pada kesetimbangan labil, letak titik pusat massa selalu berubah. Pada kesetimbangan indiferen, titik pusat mudah berubah. Pada kesetimbangan labil, jika dikenai gaya, titik pusat massa mudah

b. Kerjakan soal dibawah ini dengan baik dan benar!

49 | P a g e

1. Seandainya benda-benda yang massanya mA = 20 kg dan mB = 50 kg disusun sedemikian hingga terjadi kesetimbangan, dengan tg = 3/4 a. Hitunglah mC jika lantai pada bidang miring licin sempurna. b. Hitunglah 2 kemungkinan jawab untuk mC jika bidang miring kasar dengan koefisien gesekan statis 0,3 2. Gaya 8 N, 6 N, 5 N, 3 N, 7 N, 9 N dan 4 N bekerja terhadap persegi panjang yang sisi-sisinya berukuran : 4 m x 2 m. Tentukan jumlah aljabar momen gaya dengan pusat : a. Titik A b. Titik B c. Titik C d. Titik O 3. Pada sebuah batang horisontal AC yang panjangnya 10 m bekerja tiga buah gaya 3 N, 2 N dan 4 N .Tentukan : a. Resultan dari gaya-gaya tersebut. b. Momen gaya yang bekerja pada sumbu-sumbu yang melalui A, B dan C c. Letak titik tangkap gaya Resultannya. 4. Batang AB yang panjangnya 5 meter dan beratnya boleh diabaikan, padanya bekerja 5 buah gaya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Jika tg = 3/4. a. Tentukan besar dan letak dari gaya resultannya. 5. Batang AB yang mempunyai panjang 6 m mendapat gaya pada ujung-

ujungnya seperti tampak pada gambar. Tentukan besar dan letak gaya resultannya. 6. Sebuah batang homogen AB panjangnya 6m dan massanya 40 kg ditahan pada kedua ujungnya. Dimana kita harus menempatkan beban 2000 N pada batang itu agar tekanan-tekanan di A dan B berbanding sebagai 2 : 1 . Berat batang dianggap bertitik tangkap di tengah-tengah batang.

50 | P a g e

7. . Suatu batang AB yang homogen, massanya 30 kg, panjangnya 5 meter, menumpu pada lantai di A dan pada tembok vertikal di B. Jarak dari B ke lantai 3 meter; batang AB menyilang tegak Lurus garis potong antara lantai dan tembok vertikal. Berapa besarnya gaya K mendatar yang harus di berikan pada batang di A supaya batang tetap seimbang ? dan Hitung juga tekanan pada A dan B. 8. Suatu batang AB yang homogen, massanya 30 kg, panjangnya 6 meter,

bersandar di atas tembok yang tingginya 3 meter ujung A dari batang menumpu pada lantai dan berjarak 4 meter dari tembok. Berapa besarnya gaya K mendatar yang harus diberikan pada batang di A supaya batang tetap seimbang ? dan Hitung juga gaya-gaya tekanan pada A dan C. 9. Pada sebuah balok kayu yang massanya 10 kg dikerjakan gaya K = 50 N yang mengarah kebawah dan garis kerjanya berimpit dengan garis kerja gaya berat balok itu. Tentukan letak dan besar gaya tekanan N ( gaya reaksi ) yang dilakukan bidang terhadap balok itu. 10. Pada sebuah balok kayu, massanya 20 kg, panjangnya 30 cm dikerjakan gaya K = 100 N ( lihat gambar ). Tentukan letak dan besar gaya tekanan N ( gaya reaksi ) yang dilakukan bidang terhadap balok itu. 11. . Sebuah papan berbentuk empat persegi panjang ABCD ( beratnya diabaikan ) dapat berputar pada bidangnya disekeliling titik A sebagai sendi, AB = 4 meter ; AD = 3 meter. Persegi panjang itu setimbang karena gaya-gaya yang bekerja pada bidang persegi panjang itu ialah : K1 = 30 N pada titik C dengan arah BC; K2 = 150 N pada titik D dengan arah sejajar AC ; K pada titik B dengan arah BD. Hitunglah : a. Besar gaya K itu b. Besar dan arah gaya sendi. 12. Sebuah batang AB massanya 10 kg, panjangnya 6 meter. Ujung B diikat dengan tali dan ujung tali yang lain diikat di C pada sebuah tembok vertikal. Ujung A dari batang bertumpu pada tembok itu juga. Dalam sikap seimbang ini tali membuat sudut 300 dengan tembok. Tentukan : a. Gaya tegangan tali. b. Tekanan tembok di A
51 | P a g e

c. Sudut yang dibuat batang dengan tembok. 13. Sebuah batang dengan berat 50 N seperti tampak pada gambar di bawah ini. Berapa besar tegangan dalam kabel pendukungnya dan berapa komponen dari gaya yang dikerjakan oleh engsel pada batang.

52 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

1. Kanginan,marthen.2006. FISIKA untuk Kelas SMA kelas XI. Jakarta:Erlangga 2. Halliday dan Resnick . 1991. FISIKA Jilid 1(Terjemahan). Jakarta : Erlangga 3. Tripler, P.A. 1998. Fisika untuk sains dan tehnik jilid 1 terjeahan. Jakarta: Erlangga 4. http://adiwarsito.wordpress.com/2010/11/04/materi-ajar-fisika-sma-kelasxi-ipa/

53 | P a g e

GLOSARIUM
aturan tangan kanan : putar keempat jari yang dirapatkan sesuai dengan arah gerak rotasi , maka arah tunjuk ibu jari menyatakan arah vektor momentum sudut Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari luar. Hukum kekekalan momentum adalah momentum total adalah konstan dari suatu sistem benda benda (sedikitnya dua benda) dimana pada sistem tersebut tidak bekerja gaya luar Hukum kekekalan momentum linear adalah dalam peristiwa tumbukan, momentum total sistem sesaat sesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem Hukum kekekalan momentum sudut jika tidak ada resultan momen gaya yang bekerja pada sistem, maka momentum sudt sistem adalah kekal Kecepatan sudut adalah laju perubahan pergeseran sudut terhadap waktu Lengan torsi panjang garis yang ditarik dari titik poros misalkan p , sampai memotong tegak lurus gaya kerja Menggelinding adalah gerak benda tegar menuruni atau menaiki bidang miring, dimana benda translasi sambil berotasi Momen gaya adalah ukuran efek berputar yang dilibatka suatu gaya di sekitar poros Momen inersia adalah hasil kali massa partikel dengan kuadrat jarak tegak lurus partikel dari titik poros Momentum sudut adalah hasil kali momen inersia dan dengan kecepatan sudut Percepatan sudut adalah laju perubahan kecepatan sudut
54 | P a g e

Pusat massa sebuah titik yang dianggap sebagai konsentrasi seluruh massa sebuah benda Titik berat titik tempat resultan gaya gravitasi partikel partikel terkonsentrasi Torsi ukuran kecenderungan sebuah gaya untuk memutar suatu benda untuk memutar suatu benda tegar terhadap suatu titik poros tertentu

55 | P a g e

Indeks
B Benda Tegar E Energi kinetik rotasi K Kekekalan momentum sudut L Lengan momen Lengan torsi M Menggelinding Momen gaya Momen inersia Momentum Momentum sudut P Pusat massa T Titik berat torsi

56 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai