Anda di halaman 1dari 4

Sejarah Lampu non Elektrik Yang dimaksud lampu non elektrik adalah lampu yang dapat menerangi tanpa

perlu menggunakan energy listrik. Lampu non elektrik pertama kali ditemukan pada tahun70.000 SM. Cara pembuatannya yaitu batu cekung, kerang, ata bahan alami apapun diisi dengan lumut. Lumut tersebut dibasahi dengan lemak binatang dan dinyalakan. Sekitar abad ke 7 SM masyarakat Yunani kuno sudah menggunakan teknologi lampu terakota untuk menggantikan obor. Kata lampu sendiri berasal dari bahasa Yunani lampas yang berarti obor. 1. Lampu minyak Perkembangan selanjutnya dalam sejarah lampu terjadi di abad 18M. Saat itu manusia menemukan alat pembakar sentral, hal ini merupakan perubahan yang signifikan pada desain lampu. Bahan bakar lampu disimpan sangat ketat di dalam besi dan sebuah pipa metal yang dapat disetel digunakan untuk mengatur intensitas pembakaran bahan bakar dan intensitas cahaya yang dihasilkan. Di abad yang sama corong asap kaca kecil ditambahkan pada lampu untuk menjaga nyala api dan mengatur aliran udara ke nyala api tersebut. 2. Bahan bakar penerangan Jaman dahulu bahan bakar untuk lampu non elktrik adalah minyak zaitun, minyak kacang, minyak wijen, minyak paus, dan minyak-minyak lainnya. Bahan bakar tersebut digunakan sampai akhir abad ke 18. Pada tahun 1859, pengeboran minyak petroleum mulai sering dilakukan. Alhasil lampu kerosin menjadi popular. Lampu seperti ini pertama kali digunakan di Jerman. Lampu berbahan bakar batu bara dan gas mulai marak digunakan. Sejarah Lampu Elektrik Lampu elektrik pertama kali ditemukan oleh Edison, setelah berkali-kali gagal dalam percobaan. Edison mematenkan ciptaannya pada tahun 1879. Ide lampu sebenarnya sudah berusia 70 tahun sebelum Edison mematenkannya. Sir Humpry Davy adalah orang pertama yang mendemonstrasikan dua batang karbon yang memercikkan cahaya. Hanya saja cahayanya terlalu terang seperti, seperti percikan cahaya saat mengelas besi. Selain itu lampu ini membutuhkan sumber listrik terlalu besar.

Banyak ilmuan yang tertarik pada penemuan Davy, mereka berusaha memecah cahaya yang terang tersebut. Salah satu caranya yaitu dengan mengalirkannya ke suatu material. Hanya saja material tersebut akan termakan oleh listrik yang berpijar. Untuk mengatasinya maka perlu membatasi kontak antara listrik pijar dengan oksigen. Disitulah muncul ide untuk mengurungnya dalam bola. Pada tahun 1841, Fedrick De Moleyns mematenkan bohlam yang terbuat dari campuran platina dan karbon. Empat tahun berikutnya J.W. Starr mematenkan bohlam vakum dengan bahan bakar karbon. Pada tahun 1878, Edison bergabung dalam kompetisi pembuatan bohlam yang efektif dan efisien. Sebelumnya Edison sudah terkenal sebagai penemu telegraf dan fonograf. Pada bulan Oktober dia mengumumkan bahwa dia sudah mampu mengatasi permasalahan bohlam. Pengumuman ini terlalu dini, Edison memang sudah punya gagasannya tetapi dia belum sempat menyempurnakannya. Edison mengajak Francis Upton, dari Universitas Princeton bergabung dalam penelitiannya. Mereka menemukan bahwa pembakar yang tepat adalah material yang memiliki hambatan besar. Material dengan hambatan besar tidak menghabiskan banyak listrik.

Sejarah Lampu Bohlam Pertama Pada bulan Oktober tahun 1879, setahun setelah pengumuman gagasannya. Edison menggunakan kapas yang dikarbonasi sebagai pembakar. Lampu itumenyala namun hanya bertahan 13 jam. Dalam pengembangannya, Edison menemukan bahwa bamboo Jepang yang dikarbonasi merupakan material yang paling tepat sebagai pembakar. Material ini kemudian dikenal sebagai filamen. Bohlam yang menggunakan filament bertahan hingga 600 jam. Jawaban Thomas Alfa Edison sebagai penemu bohlam tidak tepat karena sudah banyak orang yang menemukan bohlam. Hanya saja Edison menemukan Bohlam yang dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari dengan konsumsi listrik yang lebih efisien.

Perkembangan Jenis-Jenis Lampu Kini kita dapat menikmati terangnya cahaya lampu setelah berbagai ilmuan berjuang mencatat sejarah lampu. Saat ini setidaknya ada 4 jenis lampu yang bisa digunakan oleh manusia, yaitu 1. Lampu pijar Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang

menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi. Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volthingga 300 volt. Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu pendar dan diode cahaya, maka secara bertahap pada beberapa negara peredaran lampu pijar mulai dibatasi. Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan, beberapa penggunaan lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan, contohnya adalah pemanas kandang ayam, dan pemanas inframerah dalam proses pemanasan di bidang industri. 2. Lampu pendar Lampu pendar adalah salah satu jenis lampu lucutan gas yang menggunakan

daya listrik untuk mengeksitasi uap raksa. Uap raksa yang tereksitasi itu menghasilkan gelombang cahaya ultraungu yang pada gilirannya menyebabkan lapisan fosfor berpendar dan menghasilkan cahaya kasatmata. Lampu pendar mampu menghasilkan cahaya secara lebih efisien daripada lampu pijar. Lampu pendar dikenal dalam dua bentuk utama. Yang pertama berbentuk tabung panjang atau yang umum dikenal dengan lampu TL (tubular lamp) atau lampu neon dan yang kedua berukuran lebih kecil dengan tabung ditekuk menyerupai spiral, umum disebut dengan sebutan lampu hemat energi (LHE). Karena lampu pendar memiliki efisiensi lebih tinggi daripada lampu pijar, pemerintah Indonesia pernah mencanangkan program penggantian lampu pijar dengan lampu pendar secara gratis. Namun seiring dengan kemajuan teknologi, efisiensi pencahayaandiode cahaya atau lebih

dikenal dengan lampu LED mulai setara dengan efisiensi pencahayaan lampu pendar walaupun harus dalam kondisi tertentu. 3. Lampu Halogen Lampu halogen adalah lampu yang dibuat dari kaca kuarsa. Lampu halogen biasanya dimanfaatkan sebagai lampu spot. Yang dimaksud lampu spot adalah lampu yang cahayanya tidak menyebar melainkan hanya mengarah ke satu area. Lampu spot banyak digunakan di galeri seni, sebagaimana lampu taman dan sebagainya. 4. Lampu LED Lampu LED singkatan dari Light Emitting Dioda. Lampu ini berupa sirkuit semikonduktor yang dapat bercahaya saat dialiri tenaga listrik. Kelebihan lampu ini tidak memancarkan panas saat berpijar, tidak seperti lampu-lampu lainnya.

Anda mungkin juga menyukai