Anda di halaman 1dari 7

I.

Garam Mandi A. Pendahuluan Garam merupakan salah satu kebutuhan yang merupakan pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Walaupun Indonesia termasuk negara maritim, namun usaha meningkatkan produksi garam belum diminati, termasuk dalam usaha meningkatkan kualitasnya. Di lain pihak untuk kebutuhan garam dengan kualitas baik (kandungan kalsium dan magnesium kurang) banyak diimpor dari luar negeri, terutama dalam hal ini garam beryodium serta garam industri. Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium klorida (>80 %) serta senyawa lainnya seperti Magnesium klorida, Magnesium Sulfat, kalsium klorida dan lain-lain. Garam mempunyai sifat / karakteristik yang mudah menyerap air, density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 801oC. Pengelompokan garam di Indonesia berdasarkan SNI adalah garam konsumsi dan garam industri. Kelompok kebutuhan garam konsumsi antara lain untuk konsumsi rumah tangga, industri makanan, industri minyak goreng, industri pengasinan dan pengawetan ikan, sedangkan kelompok kebutuhan garam industri antara lain untuk industri perminyakan, tekstil dan penyamakan kulit, CAP (Chlor Alkali Plant) industrial salt yang digunakan untuk proses kimia dasar pembuatan soda dan chlor, dan pharmaceutical salt. Menurut penggunaannya, garam dapat digolongkan menjadi garam proanalisis (p.a), garam industri, dan garam konsumsi. Garam proanalisis adalah garam untuk reagent (tester) pengujian dan analisis di laboratorium, juga untuk keperluan garam farmasetis di industri farmasi, garam industri yaitu untuk bahan baku industri kimia dan pengeboran minyak, sedangkan garam konsumsi untuk keperluan garam

konsumsi dan industri makanan ssrta garam pengawetan untuk keperluan pengawetan ikan. Untuk garam proanalisis dan garam farmasi, mempunyai kandungan NaCl > 99%, garam konsumsi mempunyai kandungan NaCl > 94% dan garam untuk

pengawetan memiliki kandungan NaCl > 90%. Semakin besar kandungan NaClnya, akan semakin kompleks dan rumit proses produksi dan pemurniannya. Garam dapur yang dikonsumsi masyarakat Indonesia ada tiga jenis yaitu

Garam konsumsi yang diproduksi PN Garam, garam ini diawasi dan dibina seksama

oleh pemerintah sehingga yang beredar di pasaran adalah garam yang telah memenuhi syarat dan standar mutu untuk konsumsi garam dapur. Jenis garam yang diimpor dari luar negeri merupakan garam yang dipasok dari luar negeri hanya dalam jumlah kecil dan pengimpornya dilakukan bila produksi dalam negeri tidak memenuhi kebutuhan masyarakat, misalnya karena musim hujan berkepanjangan atau kesulitan teknik lainnya dan garam rakyat produksi pengrajin garam, merupakan garam rakyat yang mutunya sebagian besar belum memenuhi standar industri bagi garam konsumsi karena cara pengolahannya masih sederhana. Selama ini garam di Indonesia diproduksi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam hal ini PT. Garam (Persero), dan petani-petani garam atau yang dikenal sebagai penggaraman rakyat. Sebagian besar sumber garam di Indonesia didapat dari air laut, dan dalam jumlah yang relatif sangat kecil sekali didapat dari air garam dalam tanah, Teknologi pembuatan garam yang digunakan adalah dengan sistem penguapan air laut menggunakan sinar matahari (solar energy)diatas lahan tanah, namun ada beberapa daerah yang memproduksi garam dengan cara memasak karena kondisi tanah yang porous yaitu propinsi Aceh dan Bali. Produktifitas lahan garam tiap daerah tidaklah sama, hal ini sangat dipengaruhi oleh kualitas tanah yang tersedia, kelembaban udara, kecepatan angin dan sistem teknologi yang digunakan.

B. Definisi Garam Mandi

Garam mandi adalah sebagai bahan aditif (tambahan) untuk keperluan mandiyang terdiri dari campuran garam dengan bahan kimia anorganik lain yang mudah larut,kemudian diberi bahan pewangi (essentials oil), pewarna, dan mungkin juga senyawa enzim. Garam mandi dirancang untuk menimbulkan keharuman, efek

pewarnaan air,kebugaran, kesehatan dan juga menurunkan kesadahan air. Komponen utama garam mandi adalah garam yaitu sekira 90% - 95%. Garam mandi sekarang banyak digunakan di spa dan pusat pengobatan dengan sistem aromaterapi karena adanya kandungan essential oils. Sering ditambahkan zat pengental bersama humektan dengan maksud: Menaikkan viskositas (kekentalan) Sebagai stabilitator busa Mencegah redeposisi kotoran yang terdispersi Pada umumnya garam alkanolamin dari surfaktan anionik lebih stabil dibandingkan garam natriumnya. Garam tersebut juga lebih baik karena lunak terhadap kulit, stabil pada suhu rendah dan daya solubilitasnya baik pada parfum atau emolien demikian pula baik dalam sifatnya sebagai pembentuk viskositas. Akan tetapi garam ini akan menjadi garam ini akan menjadi kehitaman jika terpapar oleh sinar.

C. Manfaat Garam Mandi Garam mandi ini dirancang untuk menimbulkan keharuman, efek pewarnaan air, kebugaran, kesehatan dan juga menurunkan kesadahan air. Garam mandi bermanfaat bagi tubuh, khususnya bila dipergunakan saat mandi, yaitu: Kesegaran Garam dapat membantu membersihkan tubuh, terutama saat digunakan untuk berendam. Menciptakan suasana rileks atau santai, menurunkan rasa stress dan sebagai sarana refreshing. Suasana rileks didapat lantaran adanya campuran pewangi yang dipercaya mempengaruhi emosi seseorang serta suasana hati secara signifikan. Kesehatan Garam mam[u melenturkan otot-otot yang tegang sehabis melakukan aktivitas. Mengurangi rasa nyeri pada otot yang sakit, menurunkan gejala inflamasi atau peradangan serta menyembuhkan infeksi. Kecantikan Garama mandi mengandung enzim yang memiliki fungsi penting dan efek yang nyata, yaitu untuk menghaluskan kulit (cleansing) dengan butiran scrubnya serta memacu pertumbuhan sel kulit sekaligus meremajakan (rejuvenating) serta menjaga kelembutan kulit (moistirizing).

D. Komponen Garam Mandi Komponen utama garam mandi adalah garam NaCl, yaitu sekitar 90% - 95%. Garam mandi dapat dibagi berdasarkan komposisi bahan penyusunnya, yaitu: Hanya mengandung garam NaCl dan garam anorganik Mengandung garam NaCl dan garam anorganik plus essentials oils Mengandung garam NaCl, garam anorganik, essentials oils dan pewarna Mengandung garam NaCl, garam anorganik, essentials oils, pewarna dan enzim

1. Garam anorganik Di antara garam-garam anorgaik banyak digunakan sebagai dasar garam mandi ini, diantaranya: Garam umum. (rocksalt, natrium klorida). Produk ini membentuk kristal atraktif yang stabil, namun hanya ketika garam tersebut bebas dari magnesium klorida, jika mereka kehilangan bentuknya. Bahan ini mudah larut, digunakan secara luas, terutama di Amerika Serikat. Garam ini dalam bentuk kristal kubus yang sedikit higroskopis, dapat diberi warna dan diberi parfum, serta menghasilkan produk garam mandi yang menarik. Akan tetapi garam ini, tidak mempunyai sifat melunakkan air dan menghalangi pembusaan dari sabun. Natrium karbonat (Na2CO3). Bentuk yang paling cocok adalah natrium karbonat anhidrat atau soda dikalsinasi, Na2CO3 yang merupakan bubuk halus tidak higroskopis dan tidak mudah larut dalam air. Bahan ini relatif murah dan efektif sebagai pelunak air. Kristalnya jika diwarnai memberikan tampilan yang menarik. Pada 33 0C sebagian kristal akan terdisosiasi dan melarutkan garamnya sehingga menjadi massa yang basah dan lengket. Karena sifat alkali, sukar diberi warna dan diberi parfum. Bentuk yang paling stabil adalah natrium karbonat monohidrat. Natrium seisquikarbonat. Bahan ini adalah campuran garam natrium karbonat dan natrium bikarbonat, berupa kristal halus, putih berbentuk jarum. Garam yang stabil tidak terjadi pembasahan (effloresce). Larut dalam air dengan cepat, mudah diberi warna dan diberi parfum serta mempunyai penampilan yang menarik.

Natrium tiosulfat (Na2S2O3.5H2O). Ini membentuk kristal mudah larut indah. Jika digunakan dalam jumlah besar, air mandi dan kulit bisa mengembangkan bau yang sedikit tidak menyenangkan. Boraks (Na2B4O7.10H2O). Boraks membentuk kristal kecil, tetapi memiliki reaksi alkali dan dengan mudah bisa berwarna. Boraks tidak higroskopis, tetapi sulit untuk larut dalam air. Boraks mempunyai sifat sedikit deterjen. Dinatrium fosfat (Na2HPO4.12H2O). Dinatrium fosfat adalah pelembut baik dan tidak higroskopis, tetapi mengeruhkan air mandi. Dinatrium pirofosfat dan fosfat trisodium juga kadang-kadang dianjurkan untuk garam mandi, tetapi terakhir terlalu sangat basa untuk dianjurkan. 2. Aditif Untuk meningkatkan daya garam mandi biasanya ditambahkan zat aditif, yaitu zat tambahan yang berfungsi sebagai pembentuk deterjen seperti tripolifosdat atau tetranatrium pirofosfat. 3. Pewarna Setelah komponen utama garam mandi dan zat aditif sudah terpilih, semua bahan dicampur, diwarnai, dan diberi parfum. Pewarnaan dilakukan dengan melarutkan zat warna dalam alkohol dilakukan secara penyemprotan atau dengan cara perendaman. Cara kedua memungkinkan pewarnaan dan pemberian parfum dilakukan secara bersamaan. Zat warna yang digunakan adalah Ext. D&C Yellow No. 7, Ext. D&C Green No. 1, dan Ext. D&C Green No. 5 4. Parfum Sebaiknya harum yang menyegarkan seperti pinus, lavender, citrus, atau wangi bunga (floral). Namun harum yang lebih berat sering digunakan pula. Parfum yang digunakan hatus stabil terhadap alkalis.

E. Cara Kerja Garam Mandi Cara kerja garam mandi yang dipergunakan untuk mandi adalah untuk detoksifikasi. Garam yang beredar dalam air maupun yang dioleskan ke seluruh tubuh masuk melalui pori-pori. Kemudian garam akan menembus otot untuk kemudian mengkikis lemak yang berada tepat di bawah permukaan kulit. Lemak dan kotorankotoran yang terkikis itu nantinya akan terbuang dengan sendirinya leway permukaan pori-pori kulit. Ada pula yang lewat keringat saat melakukan aktivitas.

Akan tetapi, patut diingatkan bagi mereka yang memiliki hipertensi untuk tidak melakukan mandi dengan sarana tambahan garam. Hal ini dikarenakan garam bisa menaikkan tekanan darah dan itu sangat berbahaya.

Daftar Pustaka

Febriana, L. 2011. Garam Mandi. Available at http://www.scribd.com/doc/57735466/garammandi [diakses 30 April 2012] Jellinek, DR. J. S. 1970. Formulation and Function of Cosmetics. John Willey & Sons, Inc. New York Nofiyenti, E. 2011. Tinjauan Pustaka. Available at [diakses

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26536/4/Chapter%20II.pdf 30 April 2012] Purbani, D. 2011. Proses Pembentukan Kristalisasi Garam.

Available

at

http://www.oocities.org/trisaktigeology84/Garam.pdf [diakses 30 April 2012] Harry, Ralph G. 1962. Modern Cosmeticology 8th Edition Volume One. Chemical Publishing Co. Inc. New York.

Rizkeya,

H.

2010.

Manfaat

dan

Kerugian

Garam.

Available [diakses

at 30

http://www.scribd.com/doc/78388479/Manfaat-Dan-Kerugian-Garam April 2012]

Surahman, E. 2007. Buku Ajar Kosmetika. Fakultas Farmasi UNPAD. Jatinangor

Anda mungkin juga menyukai