BERBASIS PROFESI
DI
PUSKESMAS WISATA KESEHATAN JAMU (WKJ)
KALIBAKUNG
Disusun oleh :
1. Abi Aufa (E0016001)
2. Afina (E0016002)
3. Ajeng Purwaningsih (E0016003)
4. Ana Kartika (E0016005)
5. Anizatun Azizah (E0016006)
6. Aryanto (E0016008)
7. Ayu Sholihati (E0016009)
8. Bella Saskia Febri Pramesti (E0016010)
9. Daisa Mei Yuni Yanti (E0016011)
10. Devon S Buyantoro (E0016012)
11. Dindha Pristika Aulia (E0016013)
12. Eka Apriliyani (E0016014)
13. Fanny Septiyadi Hidayatullah (E0016015)
14. Girly Risma Firsty (E0016016)
15. Ikfina Mustaghis (E0016017)
16. Intan Putrianah (E0016018)
Disusun oleh :
1. Abi Aufa (E0016001)
2. Afina (E0016002)
3. Ajeng Purwaningsih (E0016003)
4. Ana Kartika (E0016005)
5. Anizatun Azizah (E0016006)
6. Aryanto (E0016008)
7. Ayu Sholihati (E0016009)
8. Bella Saskia Febri Pramesti (E0016010)
9. Daisa Mei Yuni Yanti (E0016011)
10. Devon S Buyantoro (E0016012)
11. Dindha Pristika Aulia (E0016013)
12. Eka Apriliyani (E0016014)
13. Fanny Septiyadi Hidayatullah (E0016015)
14. Girly Risma Firsty (E0016016)
15. Ikfina Mustaghis (E0016017)
16. Intan Putrianah (E0016018)
Mengetahui,
Ketua Program Studi Farmasi S1
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNYA kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
kuliah kerja nyata berbasis profesi ini dengan baik.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Farmasi di STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi. Dalam penyusunan
laporan ini, penulis mendapatkan bantuan berupa pemikiran, bimbingan, motivasi
serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan tersusunnya laporan ini,
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Risnanto,M.Kes selaku Ketua STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi.
2. Ibu Endang Istriningstih, M.Clin.Pharm.,Apt selaku Ketua Program Studi S1
Farmasi STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi.
3. Ibu Osie Listina, M.Sc.,Apt selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa bersedia
memberikan petunjuk, pengarahan dalam menyelesaikan laporan
4. Bapak Dwi Antoro, A.Md.Jamu selaku pembimbing lapangan yang selalu
memberikan pengarahan dan perbaikan dalam menyelesaikan laporan.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi S1 Farmasi STIKes Bhakti Mandala Husada
Slawi yang telah memberikan bekal dalam penyusunan laporan.
6. Teman–teman apotek putri yang sudah membantu dan memberikan ilmu kepada
kami selama menjalankan KKN.
7. Teman-teman S1 Farmasi STIKes Bhamada Slawi yang senantiasa memberikan
semangat dan motivasi dalam menyelesaikan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih banyak kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
mengarahkan ketingkat yang lebih baik. Semoga proposal ini bermanfaat bagi semua
pihak yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................1
1.2 TUJUAN .................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN UMUM ....................................................................................3
2.1 Penertian Apotek .....................................................................................3
2.2 SEJARAH APOTEK ...............................................................................3
2.3 VISI DAN MISI ......................................................................................4
2.4 LOKASI APOTEK ..................................................................................5
2.5 TUGAS DAN FUNGSI ...........................................................................5
2.6 ORGANISASI DAN PERSONALIA .....................................................6
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS .................................................................................7
3.1 STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN .......................................7
3.2 ADMINISTRASI ...................................................................................10
3.3 PELAYANAN ........................................................................................11
BAB 4 TINJAUAN KASUS ...................................................................................15
1.1 Kasus Kelompok ....................................................................................15
1.2 Kasus Individu ........................................................................................20
1.2.1 Kasus 1 ...............................................................................................20
1.2.2 Kasus 2 ...............................................................................................26
1.2.3 Kasus 3 ...............................................................................................28
1.2.4 Kasus 4 ...............................................................................................31
BAB 5 PEMBAHASAN .........................................................................................38
BAB 6 PENUTUP ..................................................................................................43
6.1 KESIMPULAN ......................................................................................43
6.2 SARAN ...................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1. Pengertian
Jamu adalah obat tradisional indonesia yang tercipta dari penggalian kekayaan
dan keanekaragam bahan alam oleh nenek moyang kita sejak ribuan tahun silam.
Ramuan tersebut diwariskan secara turun temurun digunakan untuk memelihara
kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit, memulihkan kesehatan, serta untuk
kecantikan dan kebugaran (Menkes RI, 2011).
Saintifikasi jamu adalah pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis
pelayanan kesehatan. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan
tumbuhan, hewani, mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut
yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Obat tradisional indonesia adalah
jamu (Menkes RI, 2011).
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif,
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah atau
masyarakat. Pengobatan Komplementer - Alternatif adalah pengobatan non
konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektivitas yang tinggi berlandaskan ilmu
pengetahuan biomedik yang belum diterima dalam kedokteran konvensional (Menkes
RI, 2011).
Ilmu pengetahuan biomedik adalah ilmu yang meliputi anatomi, biokimia,
histologi, biologi sel dan molekuler, fisiologi, mikrobiologi, imunologi yang menjadi
dasar ilmu kedokteran klinik.Saintifikasi jamu diutamakan untuk upaya preventif,
promotif, rehabilitatif, paliatif, sedangkan upaya kuratif dilakukan atas permintaan
tertulis pasien.Persyaratan bahan jamu adalah aman berdasarkan uji toksisitas, berkhasiat
berdasarkan data empiris yang dibuktikan dengan uji manfaat praklinik dan berkualitas
sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional (Menkes RI, 2011).
2.2. Sejarah WKJ
Jamu merupakan obat tradisional Indonesia yang dipakai sejak jaman dahulu
dan sudah terbukti khasiatnya, tidak kalah dengan obat herbal impor yang selama ini
membanjiri pasar Indonesia karena era perdagangan bebas. Potensi alam Indonesia pun
amat besar dengan keanekaragaman etnobotani (tanaman obat) yang dimiliki. Jamu
sendiri adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia yang belakangan populer
dengan sebutan herbal. Melalui pengelolaan dan langkah yang tepat, jamu yang dapat
dikembangkan nilai kekayaannya mampu mendorong pengembangan ekonomi rakyat
yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Sudah tentu ada keuntungan dari
pemanfaatan jamu untuk kesehatan, meski ada berbagai upaya dengan begitu banyak
penelitian tentang bahan jamu/ tumbuhan yang berefek mencegah atau menyembuhkan
penyakit, dan berjalannya beberapa sentra penelitian yang meneliti bahan jamu/
tanaman berkhasiat bagi kesehatan, tampaknya masih perlu didorong ke arah
terwujudnya jamu yang dapat digunakan masyarakat secara luas untuk kesehatan.
Kabupaten Tegal telah memiliki potensi untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan tradisional dengan menggunakan jamu.Konsep yang mewacana yakni
pelayanan kesehatan jamu yang terintegrasi dengan program pariwisata yang telah ada.
Di Kabupaten Tegal yaitu "Obyek Wisata Kalibakung" Kab Tegal dengan ketinggian
kurang lebih 650 m di atas permukaan laut dengan luas lahan sebanyak 3,2 Ha.
Dengan melihat potensi yang ada, pemerintah Kabupaten Tegal ingin
mewujudkan konsep pelayanan kesehatan jamu yang terintegrasi dengan program
pariwisata, melalui sebuah program yang diberi nama “Wisata Kesehatan Jamu (WKJ)
Kalibakung Kabupaten Tegal”. Dasar penyelenggaraan Wisata Kesehatan Jamu (WKJ)
adalah : Perda Kab Tegal no 1 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Wisata Kesehatan
Jamu (WKJ) dan retribusi Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer di
Kalibakung Kabupaten Tegal. Perjanjian Kerja Sama antara Bupati dan B2P2TO-OT
(Balai Besar Pengembangan Penelitian Tanaman Obat dan Obat Tradisional)
Tawangmangu
2.3. Visi Misi WKJ
2.3.1. Visi
Masyarakat sehat dengan Jamu yang aman dan berkhasiat.
2.3.2. Misi
Meningkatkan mutu litbang, mengembangkan hasil litbang dan pemanfaatan
hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional.
2.4. Wilayah Kerja WKJ
Lokasi WKJ terletak di desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang, dengan jarak
dari Pusat Pemerintahan Kab Tegal (Slawi) kurang lebih 7 km atau terletak di Obyek
Wisata kolam renang, arena outbon serta bumi perkemahan Kalibakung dengan lahan
seluas 3,2 Ha.
Kondisi saat ini WKJ memiliki gedung Pelayanan Klinik saintifikasi jamu,
dengan SDM yang telah tersedia dalam pelayanan WKJ terdiri dari Dokter umum
terlatih, Apoteker, perawat dan Tenaga penyuluh/pemandu Wisata Jamu yang
professional. Selain itu WKJ juga memiliki pelayanan Etalase Tanaman Obat yang telah
dibuat sejak tahun 2010. Jenis tanaman yang telah ditanam beraneka jenis tanaman obat
yang bekerjasama dengan B2P2TO-OT (Balai Besar Pengembangan Penelitian Tanaman
Obat dan Obat Tradisional) Tawangmangu.
2.5. Tugas Dan Fungsi
2.5.1. Tugas Pokok
Melaksanakan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional.
2.5.2. Fungsi
1. perencanaan, pelaksanaan, evaluasi penelitian/pengembangan di
bidang tanaman obat dan obat tradisional.
2. pelaksanaan eksplorasi, inventarisasi, identifikasi, adaptasi, dan koleksi
plasma nutfah tanaman obat.
3. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi konservasi dan pelstarian
plasma nutfah tanaman obat.
4. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi standarisasi tanaman obat
dan bahan baku obat tradisional.
5. pelaksanaan pengembangan jejaring kerjasama dan kemitraan di bidang
tanaman obat dan obat tradisional.
6. pelaksanaan kajian dan diseminasi informasi tanaman obat dan obat
tradisional.
7. pelaksanaan pelatihan teknis di bidang pembibitan, budidaya, pasca panen,
analisa, koleksi spesimen tanaman obat serta uji keamanan dan
kemanfaatan obat tradisional.
8. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Plt. Dr.Suwaspodo
Kasubag TU
Administrasi
Unit P4TO
Unit Tanaman Produksi & Etalase
Fahmi Fauzan, A.Md
Dakhori
Keamanan
K3
Sulton
Wahyu Taufan
Pasien Datang
Administrasi
Pemeriksaan
Pasien Pulang
Pemeriksaan
Bagan 2.2 Alur Pelayanan Pasien
2.8. Skema Alur Kunjungan Studi dan Wisata
Panitia Rombongan
Pemeriksaan
informasi
Pemandu Wisata
Pelaksanna Kunjungan
TINJAUAN KASUS
4.1 Resep
KALIBAKUNG
Diagnosa : Dispepsia
R/ Jahe 2 x II
Kunyit 15 g
Jinten hitam 2g
Teki 5g
Sereh 3g
Kayu Pule 3g
m.f la sig no VII S 3 dd 1
Dispepsia merupakan keluhan umum yang dalam waktu tertentu dapat dialami
oleh seseorang. Berdasarkan penelitian pada populasi umum didapatkan bahwa 15-
30% orang dewasa pernah mengalami hal ini dalam beberapa hari. Angka insiden
dispepsia diperkirakan antara 1-8%. Keluhan dispepsia merupakan keadaan klinik
yang sering dijumpai dalam praktek praktis sehari – hari. Diperkirakan bahwa
hampir 30% kasus pada praktek umum dan 60% pada praktek gastroenterology
merupakan kasus dispepsia (Djojoningrat, 2009).
Di berbagai sarana pelayanan kesehatan prevalensi dispepsia cenderung
meningkat setiap tahun. Dispepsia memang bukanlah suatu penyakit yang
mengancam jiwa, namun nyeri yang dapat datang sewaktu-waktu terasa sangat
mengganggu penderitanya. Penyakit ini juga bukan merupakan suatu penyakit
yang dapat sembuh sendiri (self limited disease), sehingga upaya pengobatan,
mengurangi frekuensi dan intensitas serangan dispepsia akut sangat diperlukan.
Pengobatan farmakologis untuk pasien dispepsia fungsional belum begitu
memuaskan (Horrison, 2001).
Berdasarkan Permenkes No.003/MENKES/PER/I/2010 tentang Saintifikasi
Jamu disebutkan bahwa saintifikasi jamu adalah pembuktian ilmiah khasiat dan
keamanan jamu. Saintifikasi jamu dilakukan melalui observasi klinik yaitu penelitian
berbasis pelayanan kesehatan yang merupakan terobosan Kementerian Kesehatan
dalam upaya memberikan dukungan ilmiah (evidence based) terhadap jamu untuk
dapat dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan formal (PERMENKES, 2010).
Ramuan jamu yang terdiri dari jahe, kunyit, jinten hitam, teki, sereh, dan
kayu pule merupakan ramuan yang digunakan di Klinik Saintifikasi Jamu “Wisata
Kesehatan Jamu” Kalibakung sebagai jamu anti dispepsia. Dan hasil observasi
pada pasien selama ini memberikan respon yang lebih baik jika digunakan secara
kombinasi keenam tanaman tersebut daripada digunakan sendirisendiri, serta
penggunannya pada klinik tersebut selama ini tidak ditemukan gejala dan tanda-
tanda toksisitas akut.
Pada ramuan jamu ini digunakan bahan salah satunya yaitu jahe. Pada sistem
gastrointestinal jahe dapat digunakan untuk mengobati mual, muntah, dispepsia,
spasme abdomen dan ulku (Bhandari UMA,2009). Terdapat penelitian mengenai jahe
yang membandingkan efek gastroprotektif pada ekstrak jahe dengan H2 reseptor
didapatkan bahwa jahe dapat melindungi mukosa lambung dengan cara meningkatkan
sekresi mukus dan jahe memiliki efek perlindungan yang lebih tinggi dari ranitidin
terhadap agen iritasi (Chantharangsikul, 2016).
Jahe memiliki beberapa kandungan senyawa kimia yang bermanfaat bagi
lambung. Gingerol memiliki efek sebagai antiinflamasi, antipiretik, gastroprotektif,
kardiotonik, hepatotoksik, antioksidan, anti kanker, antiangiogenesis dan anti
arterosklerotik. Gingerol dan zingerone dapat melindungi mukosa lambung dengan
cara menghambat H+K+ -ATPase sehingga dapat menghambat sekresi asam lambung.
Flavonoid yang terkandung dalam jahe dapat meningkatkan prostaglandin yang
merupakan faktor defensif dari lambung. Aseton dan methanol dapat melindungi
lambung dengan cara menurunkan asam lambung dan mencegah iritasi pada mukosa
lambung (Setyawan, 2015 ; Dharmesh, 2011).
Kunyit (C. domestica) memiliki indikasi sebagai gastritis dan ulkus peptikum.
Efek C. domestica terhadap ulkus peptikum dilakukan dengan menghambat reseptor
H2 (H2R) tikus (pylorus-ligated). Didapat hasil C. domestica melindungi mukosa
gaster sama efektif seperti ranitidine. Penelitian lain mendapatkan bahwa ekstrak
etanol per oral menghambat asam lambung, sekresi gaster dan pembentukan ulkus
yang setara dengan efek ranitidine. C. domestica juga menekan produksi cAMP yang
diinduksi histamin, dengan inhibisi langsung H2R.
Dari data diperoleh adanya peningkatan dari kesembuhan penyakit maag dalam
jangka waktu 1 bulan. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi dari zat yang
terkandung di dalam kunyit yang berperan sebagai obat untuk menghilangkan atau
melapisi dinding mukosa lambung dari luka serta menurunkan kadar asam lambung
yang terdapat pada lambung. Zat tersebut disebut dengan kurkuminoid.
Jinten hitam (Nigella sativa) merupakan anti maag yang efektif karena dapat
menurunkan sekresi asam lambung dan memiliki efektivitas setara dengan simetidin
(Rajkapoor, et al 2002; Khalil, et al 2010).
Menurut penelitian fitokimia yang telah dilakukan sebelumnya didapatkan hasil
bahwa kandungan dari rumput teki (Cyperus rotundusL.) adalah minyak atsiri,
flavonoid, terpenoid dan monosesquiterpenes. Untuk zat kimia yang menyusunnya
terdiri dari cyprotene, acopaene, cyperene,aselinene, rotundene, valencene, cyperol,
gurjunene, transcalamenene, kadalena, amuurolone, gmuurolene, cyperotundone,
mustakone, isocyperol dan acyperone.
Peran minyak atsiri sebagai antioksidan dibuktikan dengan penelitian
sebelumnya secara Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP) yang secara
signifikan terlihat peningkatan absorbansi dan hasil ini bisa menjadi bukti bahwa
minyak atsiri umbi rumput teki bisa menyebabkan pengurangan kompleks Fe3+ atau
ferricyanide ke bentuk Fe2+ dan menyumbangkan satu elektronnya ke radikal bebas
reaktif agar menjadi stabil. Selain itu potensi minyak atsiri dari suatu tumbuhan bisa
dilihat dengan cara 2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) assay yaitu dengan
adanya transfer elektron hydrogen menjadi ikatan yang kuat dengan pelarutnya
seperti etanol dan methanol sehingga lebih stabil dan tidak reaktif dan bisa
menghentikan reaksi pengikatan radikal bebas (Kololu et al., 2014; Hu et al., 2017;
Miguel, 2010). Dengan demikian, fungsi minyak atsiri sebagai antioksidan yang
dapat menghambat ROS akan berguna untuk mencegah pembentukan
megamitokondria dan mencegah teroksidasi protein sulfhydryl dan mengurangi
kerusakan mukosa lambung.
Sereh (Cymbopogon nardus L) biasanya digunakan sebagai bumbu dapur untuk
mengharumkan makanan. Selain itu, sereh bermanfaat sebagai anti radang,
menghilangkan rasa sakit dan melancarkan sirkulasi darah. Manfaat lain yaitu untuk
meredakan sakit kepala, otot, batuk, nyeri lambung, haid tidak teratur dan bengkak
setelah melahirkan. Akar tanaman sereh digunakan sebagai peluruh air seni, peluruh
keringat, peluruh dahak, bahan untuk kumur, dan penghangat badan. Sedangkan
minyak sereh banyak digunakan sebagai bahan pewangi sabun, spray, disinfektan,
dan bahan pengkilap. Sereh wangi mengandung saponin, flavonoid, polifenol,
alkaloid, dan minyak atsiri. Saponin merupakan kelompok glikosida yang tersusun
oleh aglikon bukan gula yang berikatan dengan rantai gula. Sifat antimikroba dari
senyawa saponin disebabkan oleh kemampuan senyawa tersebut berinteraksi dengan
sterol pada membrane sehingga menyebabkan kebocoran protein dan enzim‐enzim
tertentu.
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Sistem pelayanan di WKJ masih mengacu pada B2P2TOOT Tawangmangu Solo dan
bekerja sama dalam pengadaan bibit tanaman dan simplisia kering untuk membantu stok
bahan simplisia untuk pengobatan di klinik saintifikasi jamu. Pelayanan kesehatan
tradisional di WKJ yang sudah berjalan adalah klinik saintifikasi jamu. Pasien yang
datang ke klinik meningkat setiap harinya. Rata-rata pasien datang kurang lebih 300
pasien per bulan. Sebagian besar pasien yang datang ke klinik saintifikasi jamu ini
merasa tidak puas terhadap pengobatan konvensional karena efek samping yang tinggi,
selain itu ada beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan obat kimia, seperti
batu ginjal dan hemoroid.
6.2 Saran
1. Untuk STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi waktu KKN berbasis profesi yang
dilakukan di WKJ sebaiknya di tambah agar lebih mendalami pengobatan saintifikasi
jamu.
2. Untuk WKJ perlu meningkatkan promosi dan sosialisasi saintifikasi jamu ke
masyarakat luas karena masih banyak masyarakat khususnya Kabupaten Tegal yang
belum mengetahui adanya WKJ.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G. 2007. Teknologi Bahan Alam. Bandung: ITB Press.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2014. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Persyaratan
Mutu Obat tradisional. Jakarta.
Bhandari UMA. Protective Effect of Ginger oil on Aspirin and Pylorus Ligation-
Induced Gastric Ulcer model in Rats. Indian J Pharm Sci. 2009;71(5):554-58.
Chantharangsikul G,Kitpati W, Soonthornchareonnon N. Mucus secretion
stimulation : A mechanism in gastroprotective effect of Zingiber officinale.
TJPS. 2016;40:1-8.
Dharmesh SM, Nanjundaiah SM, Annaiah HNM. Gastroprotective effect of ginger
rhizome (Zingiber officinale) extract: Role of gallic acid and cinnamic acid in H
+, K+-ATPase/H. pylori inhibition and anti-oxidative mechanism. Evidence-
based Complement Altern Med. 2011.
Horrison Principles of Internal Medicine, 2001.15 th edition, Mc Grow Hill, New
York
Kementrian Kesehatan Republik Indonesi. 2011. Integrasi Pengobatan Tradisional
dalam Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
Khalil, J., Akhter, S., Bhatti, S.A., & Bukhari, M.H. 2010. Gastric Ulcer Healling
Effects of Nigella Sativa, A Cmparative Experimental Study with Cimetidine.
Biomedica. 26(1): 61-65.
Nurul, Chofizah. 2018. Study Kinetika Reaksi : Ekstrak Kunyit Kuning Dalam
Penyembuhan Penyakit Maag. Padang Sumatera Barat: FMIPA Universitas
Negeri Padang.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 Tentang
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia. Jakarta: Menkes RI.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor: 003/MENKES/PER /I/
2010 tentang Saintifikasi Jamu dalam Penelitian Berbasis Pelayanan
Kesehatan. Jakarta. 2010.
Rajkapoor, B., Anandan, R., & Jayakar, B. 2002. Anti-Ulcer Effect of Nigella sativa
Linn. Against Gastric Ulcers in Rats. Curr Sci, 8(2): 177-179.
Setyawan B. Peluang Usaha Budidaya Jahe. Edisi ke-1. Editor: Mona.Yogyakarta:
Pustaka Baru Press; 2015:17-24.
Siregar, Amarullah H. 2010. Jamu Tanaman Obat Indonesia dari Tradisional Menuju
Era Biomolekular. Kendal: Makalah dipresentasikan pada Pencanangan
Saintifikasi Jamu Indonesia.