BERBASIS PROFESI
DI
UPTD WISATA KESEHATAN JAMU
Disusun oleh:
1. Ahmad Fauzan (E0018001)
2. Chintami Aji Ningrum (E0018009)
3. Dina Maulina (E0018013)
4. Ely Sulistiowati (E0018014)
5. Fiji Indah Gunawan (E0018016)
6. Fitriyani (E0018018)
7. Reza Audrya Ashary (E0018034)
8. Sinta Duita (E0018039)
9. Sintiya Ayu Musiyam (E0018040)
10. Siti Munawaroh (E0018041)
11. Trisnawati (E0018043)
12. Yola Ameri Agustiani (E0018049)
13. Ati Fatimah Azzahro (E0018054)
14. Dea Romantika (E0018059)
15. Nur Afrida (E0018079)
Disusun oleh:
1. Ahmad Fauzan (E0018001)
2. Chintami Aji Ningrum (E0018009)
3. Dina Maulina (E0018013)
4. Ely Sulistiowati (E0018014)
5. Fiji Indah Gunawan (E0018016)
6. Fitriyani (E0018018)
7. Reza Audrya Ashary (E0018034)
8. Sinta Duita (E0018039)
9. Sintiya Ayu Musiyam (E0018040)
10. Siti Munawaroh (E0018041)
11. Trisnawati (E0018043)
12. Yola Ameri Agustiani (E0018049)
13. Ati Fatimah Azzahro (E0018054)
14. Dea Romantika (E0018059)
15. Nur Afrida (E0018079)
Mengetahui,
Ketua Program Studi Farmasi S1
Puji syukur kami sampaikan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan
laporan ini yang berjudul “Laporan Kuliah Kerja Nyata Berbasis Profesi Di
UPTD Wisata Kesehatan Jamu”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas program Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Berbasis Profesi Program Studi Farmasi S1 Universitas BhamadaSlawi.
Kami sadar bahwa dalam membuat laporan ini bukan semata-mata atas
kemampuan kami sendiri, melainkan dibantu oleh beberapa pihak. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Maufur, M.Pd selaku ketua Universitas Bhamada Slawi
2. Ibu apt. Endang Istriningsih, M. Clin.,Pharm selaku ketua Program Studi
Farmasi S1 Universitas Bhamada Slawi.
3. Ibu apt. Endang Istriningsih, M.Clin.,Pharm selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan, arahan, dorongan, serta saran sejak awal
hingga terselesaikan laporan ini.
4. Bapak apt. Ergia A.S., S.Farm. selaku pembimbing lapangan yang telah
memberikan bimbingan, ilmu, nasihat, serta saran baik di lapangan kerja
maupun dalam penyelesaian laporan ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta staf karyawan program Studi Farmasi S1
Universitas Bhamada Slawi.
6. Kedua Orang Tua serta segenap keluarga yang senantiasa selalu memberikan
doa dan restu, serta dukungan yang luar biasa.
7. Teman-teman seperjuangan saya yang telah memberikan dukungan dan
semangat.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu hingga laporan ini terselesaikan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
DAFTAR BAGAN...........................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................2
BAB II TINJAUAN UMUM............................................................................4
A. Sejarah UPTD Wisata Kesehatan Jamu................................................4
B. Visi dan Misi UPTD Wisata Kesehatan Jamu......................................5
C. Lokasi UPTD Wisata Kesehatan Jamu.................................................5
D. Tugas dan Fungsi..................................................................................5
E. Organisasi dan Personalia.....................................................................6
BAB III TINJAUAN KHUSUS.......................................................................8
A. Standar Pelayanan Kefarmasian...........................................................8
B. Administrasi..........................................................................................9
C. Pelayanan Farmasi UPTD Wisata Kesehatan Jamu.............................10
BAB IV TINJAUAN KASUS..........................................................................19
A. Kasus 1..................................................................................................19
B. Kasus 2..................................................................................................
C. Kasus 3..................................................................................................
BAB V PEMBAHASAN..................................................................................
BAB VI PENUTUP..........................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Struktur Organisasi UPTD Wisata Kesehatan Jamu Kalibakung....6
Bagan 2.2 Alur Pelayanan Pasien.....................................................................7
Bagan 2.3 Alur Studi dan Wisata.....................................................................7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pemanenan Tanaman...................................................................
Lampiran 2. Proses Sortasi Basah....................................................................
Lampiran 3, Proses Pencucian..........................................................................
Lampiran 4. Proses Penirisan...........................................................................
Lampiran 5. Proses Pengovenan.......................................................................
Lampiran 6. Uji Kadar Air Simplisia...............................................................
Lampiran 7. Pengemasan Simplisia..................................................................
Lampiran 8. Gudang.........................................................................................
Lampiran 9. Kartu Stok Simplisia....................................................................
Lampiran 10. Formulir Permintaan Simplisia..................................................
Lampiran 11. Rak Simplisia di Griya Jamu (GJ).............................................
Lampiran 12. Rak Sediaan OHT......................................................................
Lampiran 13. Ruang Griya Jamu (GJ)..............................................................
Lampiran 14. Resep..........................................................................................
Lampiran 15. Proses Peracikan Resep..............................................................
Lampiran 16. Proses Pengepresan Kemasan....................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat
mengembangkan tatanan kehidupan yang lebih baik. Salah satu upaya dan
bentuk latihan mahasiswa untuk bermasyarakat adalah melalui kegiatan
Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Kuliah Kerja Nyata (KKN) diartikan sebagai keintegritasan secara
menyeluruh baik dibidang keahlian atau disiplin ilmu pengetahuan untuk
mengaplikasikan tori-teori yang dimilikinya ke dalam sebuah wujud nyata
sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Kuliah Kerja Nyata (KKN)
merupakan program yang harus diikuti semua mahasiswa yang telah
memenuhi persyaratan akademik, dimana pelaksanaan KKN ini merupakan
proses yang sangat penting terhadap kelangsungan proses akhir masa
perkuliahan sebagai salah satu syarat dan kelulusan mahasiswa.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu wujud Tri Dharma
Perguruan Tinggi dengan pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada
para mahasiswa tentang penerapan dan pengembangan ilmu dan teknologi di
luar kampus. Mahasiswa sebagai elemen perguruan tinggi sekaligus generasi
muda yang dibekali intelektualitas, memiliki tanggung jawab melaksanakan
hal tersebut. Sehingga mahasiswa dijuluki sebagai “agent of change” dalam
KKN mahasiswa belajar mengaitkan antara dunia akademik-teoritik dengan
dunia empirik-praktis bagi pemecahan permasalahan masyarakat agar
masyarakat mampu memberdayakan dirinya untuk menolong diri mereka
sendiri.
Tumbuhan herbal adalah tumbuhan atau tanaman obat yang dapat
dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional terhadap penyakit. Sejak zaman
dahulu, tumbuhan herbal berkhasiat obat sudah dimanfaatkan oleh
masyarakat Jawa. Pengobatan tradisional terhadap penyakit tersebut
menggunakan ramuan-ramuan dengan bahan dasar dari tumbuh-tumbuhan
dan segala sesuatu yang berada di alam. Sampai sekarang, hal itu banyak
diminati oleh masyarakat karena biasanya bahan-bahannya dapat ditemukan
dengan mudah di lingkungan sekitar (Suparmi & Wulandari, 2012).
Pengobatan tradisional terhadap penyaktit dengan tumbuhan herbal atau
sering disebut fitoterapi atau pengobatan dengan jamu merupakan pengobatan
tradisional khas Jawa yang berasal dari nenek moyang.
Perkembangan pelayanan kesehatan tradisional menggunakan ramuan
ini kian pesat, terbukti dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010
bahwa persentase penduduk Indonesia yang pernah mengonsumsi jamu
sebanyak 59,12% yang terdapat pada kelompok umur di atas 15 tahun, baik
laki-laki maupun perempuan, di pedesaan maupun di perkotaan, dan 95,6 %
merasakan manfaatnya. Persentase penggunaan tumbuhan obat berturut-turut
adalah jahe 50,36%, kencur 48,77 %, temulawak 39,65 %, meniran 13,93 %
dan mengkudu 11,17%. Bentuk sediaan jamu yang paling banyak disukai
penduduk adalah cairan, diikuti berturut-turut seduhan/serbuk,
rebusan/rajangan, dan bentuk kapsul/pil/tablet. Data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa rumah tangga yang memanfaatkan
pelayanan kesehatan tradisional 30,40%, diantaranya memilih keterampilan
tanpa alat 77,80 %, dan ramuan 49,00 %.
B. Tujuan
Setelah mengikuti Kuliah Kerja Nyata berbasis profesi ini mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Mempelajari dan mempraktikan pelayanan farmasi klinik di UPTD
Wisata Kesehatan Jamu yang meliputi penerimaan resep, racikan obat,
dan penyerahan obat tradisional.
2. Memahami pengelolahan resep yang meliputi alur pelayanan resep,
penyimpanan resep dam pemusnahan resep di UPTD Wisata Kesehatan
Jamu.
3. Mempelajari dan menjelaskan pengelolahan obat tradisional di UPTD
Wisata Kesehatan Jamu.
4. Mempelajari dan memahami fungsi administrasi dan sumber daya
manusia di UPTD Wisata Kesehatan Jamu.
5. Memahami dan mampu menjelaskan struktur organisasi di UPTD Wisata
Kesehatan Jamu.
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Sejarah UPTD Wisata Kesehatan Jamu
UPTD WKJ Kalibakung merupakan Taman Wisata Kesehatan Jamu
milik Kabupaten Tegal. WKJ Kalibakung awalnya berupa kolam renang yang
sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir terlantar
dan tidak berfungsi. Bupati Tegal berinisiatif mengembangkan dan membuka
kembali untuk menjadikan tempat tersebut sebagai Taman Wisata Kesehatan
Jamu yang kemudian direspon oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Tegal. Taman Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) bertujuan untuk mengangkat
kesehatan tradisional khususnya jamu sebagai potensi dalam menyehatkan
masyarakat dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Tegal. Pemerintah Kabupaten dengan didukung oleh Kementrian Kesehatan
yang dimotori oleh Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Direktorat
Bina Pelayanan Kesehatan Tradisioal Alternatif dan Komplementer, Ditjen
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan Balitbangkes, Balai Besar Pusat
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT)
Tawangmangu membuat perencanaan 2012 sampai 2015 untuk
mengembangkan kawasan wisata ini.
Kabupaten Tegal memiliki potensi untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan tradisional dengan menggunakan jamu. Konsep yang mengacu
pada pelayanan kesehatan jamu yang terintegrasi dengan program pariwisata
yang telahada. Dengan potensi demikian, pemerintah Kabupaten Tegal ingin
mewujudkan konsep pelayanan kesehatan jamu yang terintegrasi dengan
program pariwisata kesehatan dan pendidikan melalui sebuah program yang
diberinama “UPTD Wisata Kesehatan Jamu” yang resmi berdiri pada
sekarang telah memiliki gedung sendiri.
Pada awal berdirinya klinik wisata kesehatan jamu berinduk dibawah
koordinator Puskesmas Kalibakung selama tiga tahun, yaitu sejak 2013
sampai 2016. Status klinik wisata kesehatan jamu berubah menjadi UPTD
mulai tanggal 1 Februari 2016. Terdapat sekitar 250 tanaman obat yang
ditanam di etalase wisata kesehatan jamu. UPTD Wisata Kesehatan Jamu
merupakan kloning klinik dari B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional) Tawangmangu dalam
pengadaan tanaman obat dan dalam penanamannya.
B. Visi dan Misi UPTD Wisata Kesehatan Jamu
1. Visi
Masyarakat sehat dengan jamu yang aman dan berkhasiat.
2. Misi
a. Meningkatkan mutu litbang.
b. Mengembangkan hasil litbang.
c. Pemanfaatan hasil litbang tanaman obat dari obat tradisional.
C. Lokasi UPTD Wisata Kesehatan Jamu
Lokasi WKJ terletak di desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang,
Kabupaten Tegal. Berdiri ditanah seluas 3,2 hektar dengan ketinggian 650m
diatas permukaan laut. Terdapat gedung pelayanan klinik saintifikasi jamu
dengan SDM (Sumber Daya Manusia) yang telah tersedia dalam pelayanan
WKJ terdiri dari dokter umum yang terlatih, apoteker, perawat dan tenaga
penyuluh/ pemandu wisata jamu yang profesional. Selain itu, WKJ juga
memiliki pelayanan etalase tanaman obat yang telah dibuat sejak tahun 2010.
D. Tugas dan Fungsi
1. Tugas pokok Wista Kesehatan Jamu yaitu untuk melaksanakan Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.
2. Fungsi
a. Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi penelitian atau pengembangan di
bidang tanaman obat dan obat tradisional.
b. Pelaksanaan eksplorasi, inventarisasi, identifikasi, adaptasi, dan
koleksi plasma nutfah tanaman obat.
c. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi konservasi dan
pelestarian plasma nutfah tanaman obat.
d. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi standarisasi
tanaman obat dan bahan baku obat tradisional.
e. Pelaksanaan pengembangan jejaring kerjasama dan kemitraan di
bidang tanaman obat dan obat tradisional.
f. Pelaksanaan kajian dan diseminasi informasi tanaman obat dan obat
tradisional.
g. Pelaksanaan pelatihan teknis di bidang pembibitan, budidaya, pasca
panen, analisa, koleksi spesimen tanaman obat serta uji keamanan
dan kemanfaatan obat tradisional.
h. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
E. Organisasi dan Personalia
apt. Ergia A. S., S.Farm. Eti Setiawan, S.Kep. Dwi Antoro, A.Md.
KEAMANAN LINGKUNGAN
Sulton F.S. WISATA & PROMKES
Bayu Triatmojo, A.Md.
Pasien Datang
Administrasi
Pasien Pulang
Panitia Rombongan
Informasi
Waktu Pelaksanaan
Pemandu Wisata
Pelaksanaan Kunjungan
Metode SOAP
Subjek :
Objek :
Assesment: Osteoartritis, Kolesterol,
1. Rencana Terapi
No. Point planning Target
1. Mengurangi kadar lemak Kadar lemak dalam darah pasien
dalam darah terjaga pada rentang normal
2. Mengurangi rasa nyeri Nyeri pada tulang terkurang
tulang
a. Terapi Farmakologi
NO. Nama Fungsi Keterangan
Simplisia
1. Rumput Membantu Rumput bolong (Equiisetum debile)
Bolong mengurangi rasa banyak dipakai oleh masyarakat
nyeri Jawa untuk mengurangi gejala nyeri
sendi. Di dalam rumput bolong
terkandung senyawa kimia berupa
asam kersik, asam oksalat, asam
malat, asam akonitat (equisetic
acid), asam tanat, kalium, natrium,
thiaminase, dan saponin yang
memiliki aktivitas antiradang
(Badan Litbang Kesehatan. 2011;
Departemen Kesehatan RI. 1989).
2. Adas Membantu Biji adas (Foeniculum vulgare Mill)
mengurangi sebagai tanaman rempah-rempah
peradangan telah banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia sebagai
penyedap masakan. Kandungan
minyak atsiri seperti limonina yang
mengharumkan, sedangkan
kandungan flavonoida-nya
berkhasiat menyembuhkan radang.
Minyak atsiri juga bisa membunuh
mikroba. Buahnya mengandung
minyak volatile (anetol, pinen,
felandren, dipenten, fenchon,
metilchavikol, anisaldehida, asam
anisat, kamfen) dan minyak lemak.
Kandungan adas hitam juga
membantu mengeluarkan angin, dan
mendorong pengeluaran air seni,
batuk pada anak-anak, sakit perut
pada anak, diare, mual, kembung
dan ambeien (Anon, 2000).
3. Kapulaga Menurunkan tekanan Buah Kapulaga yang disuling
darah mengandung minyak atsiri dengan
komposisi yaitu sineol, terpineol,
borneol.Kadar sineol dalam buah
lebih kurang 12%(Sinaga,
2008).Biji kapulaga mengandung 3-
7% minyak atsiri yang terdiri atas
terpineol, terpinil asetat, sineol, alfa
borneol, dan beta kamfer.Disamping
itu biji juga mengandung
lemak,protein, kalsium oksalat dan
asam kersik.Penyulingan biji
diperoleh minyak atsiri yang disebut
Oleum Cardamomi yang digunakan
sebagai stimulus dan pemberi
aroma. Rimpang kapulaga
disamping mengandung minyak
atsiri, juga mengandung saponin,
flavonoida dan
polifenol, (Sinaga, 2008).
4. Seledri Menurunkan tekanan Seledri mempunyai banyak khasiat
darah , mencegah salah satunya adalah sebagai
peradangan antihipertensi (Syahidah &
Sulistyaningsih, 2018). Beberapa
senyawa yang terkandung dalam
seledri memiliki kemampuan dalam
menurunkan tekanan darah, salah
satunya adalah Apigenin yang
mempunyai sifat sebagai vasodilator
yang berhubungan dengan efek
hipotensifnya (Oktadoni & Fitria,
2016)
5. Pegagan Antiradang Pegagan bermanfaat sebagai
tanaman obat karena mengandung
komponen
fitokimia seperti: triterpenoid,
saponin, flavonoid, tanin, steroid
dan glikosida. Zat aktif yang
terdapat dalam pegagan adalah
antara lain asiatikosida, asam
asiatik, asam
madekasik dan madekasosida
(golongan triterpenoid), sitosterol
dan stigmasterol (golongan steroid)
dan vallerin, brahmosida (golongan
saponin). Kandungan kimia
yang terdapat pada pegagan yang
lain yaitu asiaticoside,
thankuniside,
isothankuniside, madecacoside,
brahmoside, brahminoside,
brahmic acid, madasiatic acid,
meso-inositol, centelloside,
carotenoids, hydrocotylin, vellarine,
tanin serta
mempunyai kandungan garam
mineral seperti kalium, natrium,
magnesium, kalsium dan besi
mengandung fosfor, minyak atsiri
(1%), pektin (17.25%), asam amino
dan vitamin (Santa dan Bambang
1992; Kusuma et al. 1994;
Lasmadiwati et al. 2004).
6. Tempuyung Menurunkan tekanan tempuyung mengandung beberapa
darah , antiradang senyawa metabolit sekunder seperti
alkaloid, flavonoid, fenol dan
saponin. Studi sebelumnya
menunjukkan bahwa senyawa
fenolik seperti flavonoid
mempunyai aktivitas antioksidan
penangkap radikal bebas dengan
membebaskan atom hidrogen dari
gugus hidroksilnya.Kemampuan
pengikatan radikal oleh flavonoid,
tergantung pada adanya sekurang-
kurangnya dua kelompok o-
hidroksil pada cincin B. Hal ini
memungkinkan pembentukan ikatan
hidrogen intramolekul dengan
gugus hidroksil meningkatkan
stabilitas radikal fenoksil
(Majewska et al ., 2011dalam
Kusumawati dkk., 2014).
7. Sambiloto Anti radang , Sambiloto merupakan salah satu
mengurangi kadar jenis tanaman herbal yang telah
gula dalam darah banyak diteliti dan terbukti dapat
mampu menurunkan kadar glukosa
dalam darah. Kandungan utama dari
herbal sambiloto adalah
andrografolid, zat ini dapat
meningkatkan aktivitas penggunaan
glukosa otot pada tikus diabetes
yang diinduksi dengan
streptozotosin (STZ) melalui
stimulasi glucose transporter-4 atau
GLUT4 sehingga dapat menurunkan
kadar glukosa darah plasma pada
tikus (Yulinah et al, 2001).
8. Kencur Membantu Senyawa sesquiterpen berupa
menurunkan kadar zeroadondiol yang terdapat di dalam
gula darah jamu gendong beras kencur juga
memiliki peranan dalam
menurunkan kadar glukosa darah
dengan mekanisme menurunkan
degradasi dan fosforilasi IKкβ
(Ikappa-β) dan MAPK di makrofag
sehingga menghambat aktivasi dari
NF-кβ (Nuclear Factor-kappa β)
yang mengakibatkan aktivitas
produksi senyawa radikal bebas
terhambat pul. Sedangkan
kandungan polisakarida yang
berasal dari beras pada jamu
gendong beras kencur memiliki
aktivitas sebagai antihiperglikemik
dengan cara meningkatkan jumlah
serum insulin, menurunkan kadar
glukosa darah, serta mampu
meningkatkan toleransi terhadap
glukosa (Chowdury, 2014).
9. Kejibeling membantu Secara normal, pembentukan
meluruhkan batu kalsium batu ginjal dihambat oleh
ginjal dan batu flavonoid,
kandung kemih kalium, magnesium, dan asam sitrat.
Senyawa flavonoid adalah suatu
kelompok senyawa fenol yang
terbesar ditemukan di alam.
Kalsium pada batu ginjal dapat
membentuk senyawa kompleks
dengan gugus -OH dari flavonoid
sehingga membentuk Ca-flavonoid.
Senyawa kompleks ini lebih mudah
larut dalam air, sehingga air yang
ada dalam urin akan membantu
kelarutan batu tersebut. Aktivitas
diuretik flavonoid dapat membantu
pengeluaran batu dari dalam ginjal
yaitu dengan dikeluarkan bersama
urin (Djamhuri et al., 2016).
Sedangkan kalium berkompetisi dan
memisahkan ikatan kalsium dengan
fosfat/oksalat sehingga kalsium batu
ginjal menjadi terlarut. Kandungan
kalium dari keji beling membuat
batu ginjal berupa kalsium oksalat
terurai, kemudian kalium bergabung
dengan senyawa kalsium oksalat
yang merupakan pembentuk dari
batu ginjal dengan membentuk
senyawa garam yang mudah larut
dalam air. Batu ginjal tersebut akan
terlarut secara perlahan-lahan dan
ikut keluar bersama urin (Walanda
et al., 2016)
10. Temulawak - Membantu Kandungan kurkuminoid pada
menurunkan kadar temulawak memiliki banyak
gula darah manfaat yaitu dapat digunakan
- Membantu sebagai antioksidan dan
mengurangi rasa hepatoprotektif. antikanker
nyeri (Aggarwal et al. 2003),
gastroprotektif (Yadav et al. 2013),
antihiperglikemik dan antiinflamasi
(Kim et al. 2014). Kurkumin yang
merupakan komponen utama dalam
kurkuminoid berperan sebagai agen
antiinflamasi dengan cara
menghambat aktivasi NF-kB yang
merupakan regulator penting dari
ekspresi COX-2 (Aggarwal et al,
2004).
11. Kunyit Menurunkan
kolesterol
12. Meniran - Membantu Zat yang terkandung dalam meniran
meningkatkan daya seperti flavonoid, filantin,
tahan tubuh hipofilantin, damar dan tanin
- Membantu dipercaya berkhasiat sebagai
memgurangi rasa diuretic, antioksidan, antiinflamasi,
nyeri antidiabetes, antipiretik dan
Membantu penambah nafsu makan. Dalam
menurunkan kadar herba Meniran terdapat kandungan
gula darah flavonoid yang berperan sebagai
antioksidan. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Wahyu Widowati
(2008) dijelaskan bahwa
antioksidan vitamin bermanfaat
dapat mengurangi kerusakan
oksidatif pada penderita diabetes.
Herba meniran memiliki kandungan
kimia flavonoid seperti kuersetin,
kuersitrin, isokuersitrin, astragalin,
dan rutin, serta mengandung
kaempferol-1-4-ramnopiranosid,
eridiktol-7-ramnopiranosid, nirurin,
nirurisid, filantin, hipofilantin,
triterpene, dan alkaloid sekurinin
yang berfungsi sebagai
imunomodulator alami (Ross,
1999).
13. Patikan Meningkatkan Patikan kebo telah dimanfaatkan
kebo system imun tubuh oleh masyarakat Indonesia untuk
mengurangi bengkak, peluruh air
seni, dan menghilangkan gatal.
Beberapa kalangan masyarakat juga
meyakini bahwa tanaman ini dapat
dimanfaatkan untuk mengobati
beberapa penyakit antara lain abses
paru, bronkitis kronis, asma,
disentri, melancarkan kencing, ra
dang kelenjar susu atau payudara
dan
tipus abdominalis (Hariana, 2006).
Metode SOAP
Subjektif :-
Objektif :-
Assesment : Stroke
Planning :
1. Rencana Terapi
No. Point Planning Target
1. Mengurangi cedera neurologis Kerusakan saraf pada pasien
berkelanjutan berkurang
2 Menurunkan angka morbiditas dan Angka harapan hidup pasien
mortalitas jangka panjang meningkat
3. Mencegah komplikasi sekunder Pasien tidak mengalami
menjadi imobilitas dan disfungsi komplikasi sekunder dan
neurologis serta mencegah pasien tidak mengalami
kekambuhan stroke kekambuhan stroke
2. Terapi Farmakologi
No Nama Fungsi Keterangan
. Simplisia
1. Seledri Antihipertensi, Daun seledri digunakan sebagai
menurunkan kadar antihipertensi karena
kolesterol mengandung beberapa senyawa
yang dapat menurunkan tekanan
darah, antara lain apiin, manitol,
apigenin dan potassium
[ CITATION Fit16 \l 1057 ]
Apigenin dalam daun seledri
berfungsi sebagai beta blocker
yang dapat memperlambat detak
jantung dan menurunkan
kekuatan kontraksi jantung
sehingga aliran darah yang
terpompa lebih sedikit dan
tekanan darah menjadi berkurang.
Potasium (kalium) yang
terkandung dalam seledri akan
bermanfaat meningkatkan cairan
intraseluler dengan menarik
cairan ekstraseluler, sehingga
terjadi perubahan keseimbangan
pompa natrium–kalium yang akan
menyebabkan penurunan tekanan
darah. Manitol dan apiin, bersifat
diuretik yaitu membantu ginjal
mengeluarkan kelebihan cairan
dan garam dari dalam tubuh,
sehingga berkurangnya cairan
dalam darah akan menurunkan
tekanan darah [ CITATION Joh05 \l
1057 ].
Daun seledri dapat menurunkan
kadar kolesterol karena memiliki
kandungan senyawa fitosterol
yang mencegah deposisi
kolesterol pada dinding dalam
pembuluh darah [ CITATION Fit16 \l
1057 ].
3. Monitoring
Monitoring tekanan darah pasien, pemantauan motorik pasien secara
berkala.
4. Konseling
Mengurangi asupan garam atau makanan lain yang dapat memicu
naiknya tekanan darah, mengatur pola makan sehat (mengurangi makanan
berminyak dan berkolesterol tinggi, seperti gorengan, seafood, daging dll),
melakukan olahraga ringan, menjaga berat badan agar tetap ideal (tidak
obesitas), menghindari faktor pencetus kambuhnya stroke seperti stres.
5. Cara Penyajian Jamu
Direbus air sebanyak 1 liter menggunakan panci stainless atau kuali
yang terbuat dari tanah liat (jangan menggunakan panci yang berbahan besi,
alumunium ataupun tembaga), kemudian dimasak hingga mendidih, setelah
mendidih dikecilkan api kemudian dimasukkan satu bungkus jamu. Ditutup
kuali hingga air tersisa kurang lebih 3 gelas (±15 menit) dan diamkan hingga
hangat dan saring sari hasil rebusan ramuan herbal tersebut. Diminum tiga kali
sehari setelah makan. Jamu yang sudah dibuat jangan dipanaskan kembali
karena kandungan zat yang bermanfaat bisa menguap.
6. Pembahasan
Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak akut fokal
maupun global akibat terhambatnya aliran darah ke otak karena perdarahan
(stroke hemoragik) ataupun sumbatan (stroke iskemik) dengan gejala dan tanda
sesuai bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan
cacat, atau kematian [ CITATION Jun11 \l 1057 ]. Stroke iskemik merupakan suatu
penyakit yang diawali dengan terjadinya serangkaian perubahan dalam otak
yang terserang yang apabila tidak ditangani dengan segera berakhir dengan
kematian otak tersebut. Sedangkan stroke hemoragik merupakan penyakit
gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya aliran
darah ke otak yang disebabkan oleh perdarahan suatu arteri serebralis. Darah
yang keluar dari pembuluh darah dapat masuk ke dalam jaringan otak,
sehingga terjadi hematom [ CITATION Usr13 \l 1057 ].
Faktor resiko terjadinya stroke antara lain penyakit hipertensi, jantung,
diabetes, hiperkolesterolemia, obesitas, merokok, genetik dan bertambahnya
usia [ CITATION Kem19 \l 1057 ]. Pada fase akut pengobatan stroke dilakukan
berdasarkan penyebab stroke yaitu perdarahan atau sumbatan. Pada fase
rehabilitasi, dimana terjadi gangguan neurologis permanen seperti disartria,
disfagia, dementia dan kelemahan anggota gerak satu sisi pengobatan lebih
ditujukan untuk mengatasi disabilitas yang ada [ CITATION Han17 \l 1057 ].
Penderita stroke di Indonesia seperti halnya di Cina, Korea, Jepang dan
India, sering meminum herbal baik sebagai terapi komplementer maupun
alternatif pada masa rehabilitasi yaitu setelah fase akut terlampaui [ CITATION
Har19 \l 1057 ]. Ramuan herbal biasanya terdiri dari beberapa tanaman dengan
fungsi sinergis yaitu memiliki efek antiinflamasi, antioksidan, menyebabkan
vasodilatasi pembuluh darah, meningkatkan laju aliran darah ke otak,
menghambat agregasi trombosit, melindungi dari luka reperfusi dan
meningkatkan toleransi jaringan terhadap hipoksia [ CITATION Zha20 \l 1057 ].
Secara umum‚ dalam suatu formula ramuan obat tradisional terdiri dari
komponen utama yang berperan sebagai unsur pokok dalam tujuan
pengobatan‚ ajudan untuk membantu menguatkan efek‚ asisten yang bertindak
sebagai unsur pendukung‚ serta pesuruh sebagai pelengkap atau penyeimbang
dalam suatu formula [ CITATION Kat08 \l 1057 ] . Dalam ramuan jamu yang dibuat
untuk pasien stroke ini, tanaman yang bertindak sebagai unsur pokok antara
lain seledri, pegagan dan sembung [ CITATION Ari18 \l 1057 ]. Untuk membantu
menguatkan efek dan mendukung unsur pokok digunakan tanaman kumis
kucing, tempuyung, rumput bolong, cabe jawa, kelembak, daun pepaya dan
cengkeh. Sebagai komponen pesuruh adalah ramuan AAI (Antiinflamsi,
Analgetik dan Imunomodulator) yang terdiri dari tanaman obat Curcuma
xanthorriza (temulawak), Curcuma longa (kunyit), Phyllantus niruri (meniran),
Orthosiphon stamineus (kumis kucing), dan Foeniculum vulgare (adas).
Ramuan AAI berperan sebagai komponen pesuruh karena menyeim- bangkan
formula ramuan herbal secara keseluruhan. Pada pengobatan tradisional,
konsep kesehatan yang dipakai bersifat holistik, artinya tubuh manusia
dipandang memiliki suatu sistem harmoni yang selalu seimbang. Jika tubuh
tidak mampu melakukan fungsi penyeimbangan, maka akan timbul penyakit
[ CITATION Ari18 \l 1057 ].
Seledri memiliki aktivitas sebagai antihipertensi, pegagan yang
memiliki sifat neuroprotektif meningkatkan fungsi kognitif serta sembung
memiliki aktivitas antioksidan, antiinflamasi dan anti agregasi platelet.
Kandungan Apigenin dalam seledri memiliki aktivitas vasorelaksan melalui
mekanisme penghambatan nonspesifik dari aktivitas mitogen-activated protein
kinase (MEK) dan aktivitas Rho-kinase. Asiatikosid dalam pegagan
berdasarkan penelitian pada hewan coba memiliki aktivitas melindungi syaraf
dengan mekanisme meningkatkan panjang sel dendritik, meningkatkan
regenerasi axon (peningkatan ukuran diameter dan penambahan jumlah
mielinisasi axon), mengurangi jumlah jaringan yang mati karena kekurangan
oksigen dan meningkatkan aktivitas neurobehavioral. Sembung mengandung
Borneol. Borneol memiliki aktivitas antioksidan kuat, dengan mekanisme
menurunkan radikal bebas dan relaksasi pembuluh darah sehingga menurunkan
menoupause [ CITATION Pro18 \l 1057 ].
Kumis kucing, tempuyung dan rumput bolong digunakan untuk
menurunkan tekanan darah karena memiliki efek sebagai diuretik. Cabe jawa
digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida karena
mengandung senyawa antara lain seperti minyak atsiri, piperin, piperidin dan
turunannya. Senyawa piperin merupakan senyawa yang berperan dalam
menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida dengan cara meningkatkan
aktivitas enzim LPL menurunkan aktivitas enzim HMG- CoA reduktase dan
meningkatkan ekskresi asam empedu (Anindito, Mustofa, & Susantiningsih,
2014). Daun pepaya digunakan untuk menurunkan kadar lipid dalam darah,
antiplatelet, antikoagulan dan trombolitik karena hasil penelitian menunjukkan
bahwa senyawa alkaloid total dalam daun pepaya memiliki aktivitas
antiplatelet, antikoagulan dan trombolitik melalui peningkatan persentase
inhibisi agregasi platelet, pemanjangan CT, PT, APTT dan peningkatan
persentase trombolitik (Rohmah & Fickri, 2020). Cengkeh digunakan sebagai
antiinflamasi dan analgesik. Kelembak dijadikan sebagai bahan campuran
dalam jamu karena sifatnya sebagai laksatif/penenang (Mulyani, Widyastuti, &
Ekowati, 2016).
C. Kasus 3
Metode SOAP:
Subjek :-
Objek :-
Assessment : Diabetes mellitus, Low Back Pain (LBP)
Planning :
4. Rencana Terapi
No. Point planning Target
1. Mengurangi kadar gula Kadar gula darah pasien terjaga pada
darah rentang normal
2. Mengurangi rasa nyeri Nyeri punggung bawah dapat
berkurang
a. Terapi Farmakologi
No. Nama Fungsi Keterangan
simplisia
1. Salam Membantu Daun salam kaya akan
mengurangi tannin, flavonoid, saponin,
kadar gula darah dan minyak atsiri.
Flavonoid yang
terkandung di dalam daun
salam merupakan salah
satu golongan senyawa
antioksidan yang dapat
mencegah penyakit
degeneratif yang
berhubungan dengan
stress oksidatif akibat
penuaan sel-sel organ atau
sistem dalam tubuh salah
satunya seperti diabetes
mellitus, dengan cara
menghambat kerusakan
sel β pada pulau
Langerhans pankreas.
Tanin pada daun salam
yang merupakan salah
satu kandungan fitokimia
yang berperan untuk
menurunkan kadar
glukosa darah. Sehingga
bagus dikonsumsi oleh
penderita diabetes mellitus
tipe II (Lajuck, 2012).
2. Sambiloto Membantu Sambiloto merupakan
mengurangi salah satu jenis tanaman
kadar gula darah herbal yang telah banyak
diteliti dan terbukti dapat
mampu menurunkan kadar
glukosa dalam darah.
Kandungan utama dari
herbal sambiloto adalah
andrografolid, zat ini
dapat meningkatkan
aktivitas penggunaan
glukosa otot pada tikus
diabetes yang diinduksi
dengan streptozotosin
(STZ) melalui stimulasi
glucose transporter-4 atau
GLUT4 sehingga dapat
menurunkan kadar
glukosa darah plasma
pada tikus (Yulinah et al,
2001).
3. Kayu manis Membantu Kulit kayu manis ini
mengurangi mengandung zat aktif
kadar gula darah yaitu polifenol yang
bekerja dengan
meningkatkan protein
reseptor insulin pada sel,
sehingga dapat
meningkatkan sensitivitas
insulin dan menurunkan
kadar glukosa darah
mendekati normal. Selain
itu, ada minyak esensial
yang didapatkan hanya
dari kulit kayunya, yaitu
trans-cinnamaldehida,
eugenol dan lanalool yang
mempunyai persentase
82,5% dari komposisi
total. (Ranasinghe, 2013).
Salah satu komponen
polifenol tersebut adalah
Cinnamaldehida dengan
mekanisme kerja sebagai
anti inflamasi,
antioksidan, potensial
hipoglikemik serta
hipolipidemik. Karena
kandungan zat aktif inilah
kayu manis dapat diolah
menjadi suatu bahan yang
dapat membantu
menurunkan kadar
glukosa darah pada pasien
diabetes melitus dan dapat
digunakan dalam jangka
panjang.
4. Sembung Membantu Daun sembung (Blumea
mengurangi balsamifera L.) adalah
kadar gula darah salah satu bahan obat
tradisional yang mengan-
dung senyawa antioksidan
dan diindikasikan sebagai
obat penyakit diabetes
mellitus (Dalimartha,
2005).
Daun merupakan bagian
tanaman Blumea
balsamifera yang paling
sering digunakan, sebab
mengandung flavonoid
yang dapat bertindak
sebagai penangkap radikal
hidroksil sehingga
mencegah aksi diabeta-
gonik dari aloksan
(Brahmachari, 2011).
5. Secang Membantu Kandungan kimia dari
mengurangi kayu secang (Caesalpinia
kadar gula darah sappan L.) diantaranya
pigmen, resorsin, brazilin,
fotosterol, saponin,
minyak atsiri, tanin,
brazilein, gelatin, asam
tanat, dan resin. Kayu
secang (Caesalpinia
sappan L.) memiliki
senyawa brazilin yang
merupakan pemberi warna
merah yang termasuk
golongan flavonoid
sebagai isoflvanoid yang
merupakan senyawa
antioksidan (Lestari, et al.,
2013; Hasriani, 2012).
Pengujian kayu secang
(Caesalpinia sappan L.)
telah dilakukan oleh
Swatriani (2012) dalam
menguji pemberian
ekstrak kayu secang
(Caesalpinia sappan)
dengan dosis 100
mg/kgBB yang diberikan
selama 15 hari secara oral
dapat menurunkan kadar
glukosa pada tikus
diabetes melitus secara
signifikan daripada
glibenklamid 5 mg.
Selanjutnya, oleh Lestari,
et al (2013) dalam
menguji pemberian
campuran cairan rebusan
kayu secang (Caesalpinia
sappan L.) dan daun lidah
buaya (Aloe vera)
terhadap kadar glukosa
darah mencit yang
diinduksi dekstrosa
monohidrat 5% dapat
menurunkan kadar
glukosa darah mencit.
Berdasarkan penggunaan
empiris masyarakat dan
penelitian sebelumnya,
maka dilakukan penelitian
uji efek infus kayu secang
(Caesalpinia sappan L.)
terhadap penurunan kadar
gula darah pada mencit
(Mus musculus)
6. Rumput Membantu Rumput bolong
bolong mengurangi rasa (Equiisetum debile)
nyeri banyak dipakai oleh
masyarakat Jawa untuk
mengurangi gejala nyeri
sendi. Di dalam rumput
bolong terkandung
senyawa kimia berupa
asam kersik, asam oksalat,
asam malat, asam akonitat
(equisetic acid), asam
tanat, kalium, natrium,
thiaminase, dan saponin
yang memiliki aktivitas
antiradang (Badan Litbang
Kesehatan. 2011;
Departemen Kesehatan
RI. 1989).
7. Adas Membantu Biji adas (Foeniculum
mengurangi vulgare Mill) sebagai
peradangan tanaman rempah-rempah
telah banyak digunakan
oleh masyarakat Indonesia
sebagai penyedap
masakan. Kandungan
minyak atsiri seperti
limonina yang
mengharumkan,
sedangkan kandungan
flavonoida-nya berkhasiat
menyembuhkan radang.
Minyak atsiri juga bisa
membunuh mikroba.
Buahnya mengandung
minyak volatile (anetol,
pinen, felandren, dipenten,
fenchon, metilchavikol,
anisaldehida, asam anisat,
kamfen) dan minyak
lemak. Kandungan adas
hitam juga membantu
mengeluarkan angin, dan
mendorong pengeluaran
air seni, batuk pada anak-
anak, sakit perut pada
anak, diare, mual,
kembung dan ambeien
(Anon, 2000).
8. Kumis Membantu Daun O. stamineus
kucing menurunkan mengandung orthosiphon
kadar gula darah glukosa, minyak atsiri,
saponin, polifenol,
flavonoid, sapofonin,
garam kalium dan
myonositol. Beberapa zat
ini di dalam tanaman lain
memiliki kemampuan
dalam menurunkan kadar
glukosa darah (Astuti,
2012).
9. Pegagan Membantu Menurut hasil penelitian
menurunkan Nurulita dkk., (2008),
kadar gula darah senyawa yang memiliki
aktivitas antidiabetes
adalah flavonoid, steroid/
triterpenoid dan tanin.
Salah satu tanaman yang
dijadikan obat herbal
alami adalah tanaman
pegagan (Centella
asiatica (L.) Urban),
tanaman ini mengandung
beberapa senyawa
metabolit sekunder antara
lain triterpenoid, saponin,
flavonoid, tanin dan
alkaloid. Senyawa
metabolit sekunder
tersebut dapat mengobati
penyakit diabetes mellitus
(Sukandar dkk., 2012).
10. Kencur Membantu Senyawa sesquiterpen
menurunkan berupa zeroadondiol yang
kadar gula darah terdapat di dalam jamu
gendong beras kencur juga
memiliki peranan dalam
menurunkan kadar
glukosa darah dengan
mekanisme menurunkan
degradasi dan fosforilasi
IKкβ (Ikappa-β) dan
MAPK di makrofag
sehingga menghambat
aktivasi dari NF-кβ
(Nuclear Factor-kappa β)
yang mengakibatkan
aktivitas produksi
senyawa radikal bebas
terhambat pul. Sedangkan
kandungan polisakarida
yang berasal dari beras
pada jamu gendong beras
kencur memiliki aktivitas
sebagai antihiperglikemik
dengan cara meningkatkan
jumlah serum insulin,
menurunkan kadar
glukosa darah, serta
mampu meningkatkan
toleransi terhadap glukosa
(Chowdury, 2014).
11. Temulawak - Membantu Kandungan kurkuminoid
menurunkan pada temulawak memiliki
kadar gula banyak manfaat yaitu
darah dapat digunakan sebagai
- Membantu antioksidan dan
mengurangi hepatoprotektif (Devaraj
rasa nyeri et al. 2014), antikanker
(Aggarwal et al. 2003),
gastroprotektif (Yadav et
al. 2013),
antihiperglikemik dan
antiinflamasi (Kim et al.
2014). Kurkumin yang
merupakan komponen
utama dalam kurkuminoid
berperan sebagai agen
antiinflamasi dengan cara
menghambat aktivasi NF-
kB yang merupakan
regulator penting dari
ekspresi COX-2
(Aggarwal et al, 2004).
12. Meniran - Membantu Zat yang terkandung
meningkatkan dalam meniran seperti
daya tahan flavonoid, filantin,
tubuh hipofilantin, damar dan
- Membantu tanin dipercaya berkhasiat
memgurangi sebagai diuretic,
rasa nyeri antioksidan, antiinflamasi,
- Membantu antidiabetes, antipiretik
menurunkan dan penambah nafsu
kadar gula makan. Dalam herba
darah Meniran terdapat
kandungan flavonoid yang
berperan sebagai
antioksidan. Dalam
penelitian yang dilakukan
oleh Wahyu Widowati
(2008) dijelaskan bahwa
antioksidan vitamin
bermanfaat dapat
mengurangi kerusakan
oksidatif pada penderita
diabetes.
Herba meniran memiliki
kandungan kimia
flavonoid seperti
kuersetin, kuersitrin,
isokuersitrin, astragalin,
dan rutin, serta
mengandung kaempferol-
1-4-ramnopiranosid,
eridiktol-7-
ramnopiranosid, nirurin,
nirurisid, filantin,
hipofilantin, triterpene,
dan alkaloid sekurinin
yang berfungsi sebagai
imunomodulator alami
(Ross, 1999).
b. Terapi non farmakologi
7) Mengganti konsumsi nasi putih dengan nasi merah
8) Mengurangi konsumsi gula
9) Mengurangi konsumsi karbohidrat
10) Rajin berolahraga
11) Mengatur pola makan
5. Monitoring
c. Monitoring kadar gula darah pasien
d. Monitoring efeksamping dari konsumsi jamu
6. Konseling
c. Minum air putih yang banyak
d. Mengurangi konsumsi gula
7. Cara penyajian jamu
Perebusan jamu dilakukan dengan kuali tanah dengan cara 5 gelas
air (±800 mL) direbus sampai mendidih, kecilkan api dan ditambahkan
simplisia. Tutup kuali hingga air tersisa kurang lebih 3 gelas (±15 menit).
Didiamkan hingga dingin. Diminum tiga kali sehari sebelum makan.
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Aggarwal, B., Kumar, A. dan Bharti, A. (2003). Anticancer Potential of
Curcumin: Preclinical and Clinical Studies. Anticancer Research, 23, hlm.
363-398.
Anonim, 2000. Adas. http://www.asiamaya.com/jamu/i/adasfeoculumvulgare.htm.
Ardhani, S., Kurniawaty, E., & Putri, G. (2017). Efektivitas Ekstrak Kunyit
(Curcuma domestica) Sebagai Terapi Non Farmakologi Dislipidemia dan
Antiaterosklerosis. Medula, Volume 7 (5): 194-198.
Arib, F., Ardiyanto, D., Dewi, F., & Akrom. (2018). Gambaran Penggunaan
Ramuan Herbal Antihipertensi di Rumah Jamu Hortus Medicus
Tawangmangu. Conference: Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia
ke-55 (pp. 380-389). Magelang: Universitas Tidar dan Kelompok Kerja
Nasional Tumbuhan Obat Indonesia.
Astana, W., Ardianto, D., & Triyono, A. (2015). Studi Klinik Efek Ramuan Jamu
untuk Insomnia terhadap Fungsi Ginjal Pasien Klinik Hortus Medicus.
Jurnal Farmasi Sains dan Terapi, Volume 2 (1): 46-49.
Chowdury ZM, Mahmud ZA, Ali MS, Bachar SC. Phytochemical and
Pharmacology Investigation of Rhizome Extracts of Kaempferia galanga.
IJP. 2014; 1(3):185-192.
Fauziah, I., Dewi, A., & Wahyuningsih, D. (2015). Efek Kombinasi Ekstrak
Pegagan (Centella asiatica), Gandarusa (Justicia gendarussa), dan
Alangalang (Imperata cylindrica) Terhadap Kadar Ureum-Kreatinin Serum
Tikus Hipertensi. Jurnal Kedokteran Komunitas, Volume 3 (1) : 269-276.
Fitria, T., & Saputra, O. (2016). Khasiat Daun Seledri Terhadap Tekanan Darah
Tinggi Pada Pasien Hiperkolestrolemia. Majority, Volume (5) 2: 120-125.
Han, S., Hong, Z., Xie, Y., Zhao, Y., & Xu, X. (2017). Therapeutic effect of
Chinese herbal medicines for post stroke recovery A traditional and
network meta-analysis. Plos Medicine, 1-13.
Handayani, S., Kadir, A., & Masdiana. (2018). Profil Fitokimia dan Pemeriksaan
Farmakognostik Daun Anting-Anting (Acalypha indica L.). Jurnal
Fitofarmaka Indonesia, Volume 5 (1): 258-265.
Harini, J., Luthra, A., Madeka, S., Shankar, P., Mandava, P., Pervaje, R., &
Purushotham, A. (2019). Treatment of Acute Ischemic Stroke: A
Prospective Observational Study. Global Advances in Health and
Medicine. Ayurvedic, Volume 8: 1-8.
John, A., & Nancy, J. (2005). Senyawa-Senyawa Antihipertensi dan Terapi Obat
Hipertensi. In Goodman, & Gillman, The Pharmacological Basis and
Therapeutics. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Katno. (2008). Tingkat Manfaat Keamanan dan Efektivitas Tanaman Obat dan
Obat Tradisional. Edisi 1. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal: 16-19.
Ardhani, S., Kurniawaty, E., & Putri, G. (2017). Efektivitas Ekstrak Kunyit
(Curcuma domestica) Sebagai Terapi Non Farmakologi Dislipidemia dan
Antiaterosklerosis. Medula, Volume 7 (5): 194-198.
Arib, F., Ardiyanto, D., Dewi, F., & Akrom. (2018). Gambaran Penggunaan
Ramuan Herbal Antihipertensi di Rumah Jamu Hortus Medicus
Tawangmangu. Conference: Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia
ke-55 (pp. 380-389). Magelang: Universitas Tidar dan Kelompok Kerja
Nasional Tumbuhan Obat Indonesia.
Astana, W., Ardianto, D., & Triyono, A. (2015). Studi Klinik Efek Ramuan Jamu
untuk Insomnia terhadap Fungsi Ginjal Pasien Klinik Hortus Medicus.
Jurnal Farmasi Sains dan Terapi, Volume 2 (1): 46-49.
Bramwell, D., & Dakhsini, K. (1971). Luteoline 7-O glucoside and
Hydroxycoumarins in Canary Island Sonchus Species. Phytochemistry,
Volume 10 : 2245-2246.
Fauziah, I., Dewi, A., & Wahyuningsih, D. (2015). Efek Kombinasi Ekstrak
Pegagan (Centella asiatica), Gandarusa (Justicia gendarussa), dan
Alangalang (Imperata cylindrica) Terhadap Kadar Ureum-Kreatinin Serum
Tikus Hipertensi. Jurnal Kedokteran Komunitas, Volume 3 (1) : 269-276.
Fitria, T., & Saputra, O. (2016). Khasiat Daun Seledri Terhadap Tekanan Darah
Tinggi Pada Pasien Hiperkolestrolemia. Majority, Volume (5) 2: 120-125.
Han, S., Hong, Z., Xie, Y., Zhao, Y., & Xu, X. (2017). Therapeutic effect of
Chinese herbal medicines for post stroke recovery A traditional and
network meta-analysis. Plos Medicine, 1-13.
Handayani, S., Kadir, A., & Masdiana. (2018). Profil Fitokimia dan Pemeriksaan
Farmakognostik Daun Anting-Anting (Acalypha indica L.). Jurnal
Fitofarmaka Indonesia, Volume 5 (1): 258-265.
Harini, J., Luthra, A., Madeka, S., Shankar, P., Mandava, P., Pervaje, R., &
Purushotham, A. (2019). Treatment of Acute Ischemic Stroke: A
Prospective Observational Study. Global Advances in Health and
Medicine. Ayurvedic, Volume 8: 1-8.
John, A., & Nancy, J. (2005). Senyawa-Senyawa Antihipertensi dan Terapi Obat
Hipertensi. In Goodman, & Gillman, The Pharmacological Basis and
Therapeutics. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Katno. (2008). Tingkat Manfaat Keamanan dan Efektivitas Tanaman Obat dan
Obat Tradisional. Edisi 1. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal: 16-19.
Mulyani, H., Widyastuti, S., & Ekowati, V. (2016). Tumbuhan Herbal Sebagai
Jamu Pengobatan Tradisional Terhadap Penyakit Dalam Serat Primbon
Jampi Jawi Jilid I. Jurnal Penelitian Humaniora, Volume 21 (2): 73-91.
Oktadoni, S., & Fitria, T. (2016). Khasiat Daun Seledri Terhadap Tekanan Darah
Tinggi Pada Pasien Hiperkolesterolmia. Jurnal Majority, 5(2), 120–125.
Rathaur, P., Raja, W., Ramteke, P., & John, S. (2012). Turmeric: the Golden
Spice of Life. IJSPR, 1987-1994.
Rohmah, M., & Fickri, D. (2020). Uji Aktivitas Antiplatelet, Antikoagulan dan
Trombolitik Alkaloid Total Daun Pepaya (Carica papaya L.) secara in
Vitro. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, Volume 7 (2): 115-125.
Sukandar, D., L.O. Sumarlin, H. Zahroh, dan E.R. Amelia. 2012. Uji aktivitas
antidiabetes fraksi etil asetat daun pandanwangi (p. amaryllifolius roxb.)
dengan metode ∝-glukosidase. Jurnal Valensi. 2(5) : 534-540.
Suparni, Ibunda dan Wulandari, Ari. (2012). Herbal Nusantara: 1001. Ramuan
Asli Indonesia. Yogyakarta: ANDI.
Syahidah, F., & Sulistyaningsih, R. (2018). Potensi Seledri (Apium Graveolens)
Untuk Pengobatan: Review Article. Jurnal Farmaka Suplemen, 16(1), 55–
62.
Sagita, D., Putra, A., Dewi, A., & Purnomo, Y. (2015). Perbandingan Infusa dan
Dekokta Kombinasi Centella asiatica, Jucticia gendarussa, Imperata
cylindrica Terhadap Tekanan Darah Tikus Model Hipertensi. Jurnal
Kedokteran Komunitas, Volume 3 (1): 15-20.
Tim Penyusun. (2012). Herbal Indonesia Berkhasiat: Bukti Ilmiah & Cara Racik
(Volume 10). Depok: PT. Trubus Swadaya.
Xia, Y., Li, X., & Chen, J. (2015). Anti-inflammatory, analgesic and hemostasis
activities of different extracting fractions of Blumea balsamifera Residue.
Natural Product Research and Development, Volume 27 (6): 1086-1091.
Xu, S., Hu, Y., Lin, Y., & Yang, Z. (1994). Study on protection of blumeatin
against experimental liver injury and aggregation of platelet. Suppl. J. Sun
Yatsen Univerty, 48-53.
Yulinah, E., Sukrasno, S., & Fitri, M. A. (2001). Aktivitas Antidiabetika Ekstrak
Etanol Herba Sambiloto. Jms, 6(1), 13–
20.https://www.researchgate.net/profile/Elin_Sukandar/publication/27705
1289_Aktivitas_Antidiabetika_Ekstrak_Etanol_Herba_Sambiloto_Androg
raphis_paniculata_Nees_Acanthaceae/links/55d4acaa08ae43dd17de4764.p
df.
Zhang, B., Saatman, K., & Chen, L. (2020). Therapeutic potential of natural
compounds from Chinese medicine in acute and subacute phases of
ischemic stroke. Neural Regeneration Research, Volume 15 (3): 416-424.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pemanenan Tanaman
Lampiran 8. Gudang