Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Natur Indonesia 1I (1): 34 - 37 (1999)

PENGGUNAAN METODE ASPHALT INSTITUTE DAN METODE ANALISA KOMPONEN UNTUK PERBANDINGAN SUATU NILAI RANCANG TEBAL LAPISAN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA
Oleh : Elianora Fakultas Teknik Universitas Riau
Diterima : 14 Juni 1999 Disetujui : 9 Agustus 1999

ABSTRAK
Metode Asphalt Institute dan Metode Analisa Komponen merupakan dua dari banyak metode numerik dalam perencanaan konstruksi jalan raya. Metode Asphalt Institute pada dasarnya menggunakan grafik yang dikeluarkan oleh Asphalt Institute dari Amerika dan grafik yang dikeluarkan oleh Road Research Laboratory dari Inggris. Sedangkan Metode Analisa Komponen menggunakan nomogram-nomogram yang telah ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Dalam penentuan nilai rancang tebal lapisan perkerasan lentur ini, metode Asphalt Institute menetapkan klasifikasi lalu lintas sebagai lalu lintas sangat berat, berat, sedang dan ringan serta nilai CBR dari tiap bahan lapisan konstruksi perkerasan yang dipakai, sedangkan untuk Metode analisa komponen menetapkan nilai daya dukung tanah dasar, lintas ekivalen rencana, indeks permukaan dan faktor regional untuk menentukan indeks tebal perkerasan yang direncanakan. Kata kunci : metode numerik, konstruksi perkerasan.

PENDAHULUAN Persyaratan dasar suatu jalan pada hakekatnya adalah dapatnya menyediakan lapisan permukaan yang selalu rata, konstruksi yang kuat sehingga dapat menjamin kenyamanan dan keamanan yang tinggi untuk masa pelayanan (umur jalan) yang cukup lama yang memerlukan pemeliharaan sekecilkecilnya dalam berbagai keadaan. Konstruksi perkerasan yang lazim pada saat sekarang ini adalah konstruksi perkerasan yang terdiri dari berberapa lapis bahan dengan kualitas yang berbeda, di mana bahan yang paling kuat biasanya diletakkan di lapisan yang paling atas. Bentuk kontruksi perkerasan seperti ini untuk pembangunan jalan-jalan yang ada di seluruh Indonesia pada umumnya menggu-

nakan apa yang dikenal dengan jenis konstruksi perkerasan lentur (Flexible Pavement). Perkerasan lentur (Flexible Pavement) merupakan perkerasan yang menggunakan bahan pengikat aspal dan konstruksinya terdiri dari beberapa lapisan bahan yang terletak di atas tanah dasar, seperti dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Lapisan permukaan (Surface Course) Lapisan pondasi atas (Base Course) Lapisan pondasi bawah (Subbase Course) Tanah dasar (Sub Grade)

Gambar 1. Susunan lapisan konstruksi perkerasan lentur.

35

Penentuan nilai rancang tebal perkerasan lentur dengan menggunakan Metode empiris sebaiknya dilakukan tidak hanya dengan satu Metode saja agar diperoleh hasil perencanaan akhir dari studi perbandingan kedua Metode tersebut dengan memperhatikan nilai-nilai yang lebih ekonomis dan efesien dengan maksud hal ini akan memberikan kemudahan berupa solusi dan alternatif pemecahan masalah perencanaan konstruksi perkerasan jalan pada umumnya. PEMBAHASAN Metode Asphalt Institute Analisa Lalu Lintas Mobil penumpang (2T): 11600 kend/hari Bus (8 T) : 227 kend/hari Truck (20 T) : 809 ken/hari Truck (30 T) : 92 kend/hari Asphalt Institute mengklasifikasikan lalu lintas seperti pada Tabel 1. berikut: Tabel 1. Klasifikasi Lalu Lintas Oleh Asphalt Insitute
Klasifikasi Lalu Lintas Ringan Sedang Berat Sgt.berat Kepadatan lalu lintas maksimum, per jalur per hari
Volume harian mobil penumpang & truck ringan Volume harian truck dan bus

Asphalt Institute menetapkan tebal lapisan minimum perkerasan jalan seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Tebal lapisan minimum
Klasifi-kasi lalu lintas Lapisan permu-kaan + lapisan sambung (t1) 5 cm 7,5 cm 7,5 cm 10 cm Lapisan atas + lapisan pondasi yang terikat aspal (t1 + t2) 10 cm 12,5 cm 16 cm 20 cm Lapisan atas + lapisan pondasi tidak terikat aspal (t1 + t2) 12,5 cm 15 cm 20 cm 25 cm

Ringan Sedang Berat Sgt berat

Untuk Nilai CBR lapisan perkerasan


CBR sub grade = CBR 2 = CBR sub base = CBR 3 = CBR base = CBR 1 =

Gandar tunggal maximum = 6 ton Dari grafik perencanaan tebal konstruksi perkerasan fleksibel yang dikeluarkan oleh The Asphalt Institute Amerika, dapat ditentukan: Tebal total kontruksi (t = 25 cm t = t1 + t2 + t3 Tebal surface dan base (t0 = 13 cm t0 = t1 + t2 (t1 + t2 < t1 + t2 min = 20 cm diambil t1 + t2 = 20 cm Tebal surface (t1 = 13 cm Dari persamaan di atas, diperoleh tebal tiap lapisan konstruksi perkerasan sebagai berikut: t1 = 13 cm t1 + t2 = 20 cm t2 = 7 cm t1 + t2 + t3 = 25 cm t3 = 5 cm Sehingga susunan lapisan perkerasannya seperti gambar berikut ini:
LASTON AGG. BASE Kls A t1 = 13 cm t2 = 7 cm

6,9 % 55 % 94 %

25 500 Tdk terbatas Tdk terbatas

5 25 500 Tdk terbatas

Berdasarkan tabel yang dikeluarkan oleh Asphalt Institute, maka lalu lintas tersebut termasuk dalam klasifikasi lalu lintas sangat berat.

Menentukan minimum.

tebal

lapisan

36 AGG. SUB BASE Kls B t3 = 5 cm

Menentukan Lintas Permulaan (LEP)


n

Ekivalen

Gambar 2. Susunan

lapisan perkerasan dengan Metode Asphalt Institute

LEP = j=1 LHRj. Cj.Ej dimana, C = Koef. Distribusi kendaraan E = Angka ekivalen Menentukan Akhir (LEA)
n

Metode Analisa Komponen Menentukan lalu lintas harian rata-rata (LHR) LHR = LHRj . (1 + i ) dimana, LHRj = LHR untuk masingmasing jenis kendaraan i = faktor pertumbuhan lalu lintas rata-rata = 7,5% UR = umur rencana = 10 tahun
UR

Lintas

Ekivalen

LEA =j=1 LHRj. (1 + i) .Cj Hasil perhitungan LEP dan LEA seperti pada tabel berikut:

UR

Tabel 3. Penentuan Nilai LEP dan LEA


Jenis Kendaraan Mbl Penump 2T Bus 8T Truck 20 T Truck 30T LHR Awal 11.600 227 809 92 i (%) 7,5 LHR Akhir 23.908 468 1.667 189 C 0,5 0,5 0,5 0,5 E 0,0004 0,1593 1,0375 1,3195 LEP 2,32 18,08 419,67 60,69 500,76 LEA 4,78 37,27 864,75 124,69 1031,49

Menentukan Lintas Tengah (LET)

Ekivalen Dengan memaksimumkan tebal lapisan permukaan diperoleh susunan lapisan perkerasan seperti pada Gambar 3
10,5 = 0,4 . D1 + 0,14 . 20 + 0,12 . 10 10,5 = 0,4 D1 + 2,8 + 1,2 D1 = 16,25 LASTON AGG. BASE Kls A D1 = 16,25 cm D2 = 20 cm D3 = 10 cm

LET = (LEP + LEA) = (500,76 + 1031,49) = 766,125 Menentukan Lintas Rencana (LER) LER = LET. FP = 766,125 Ekivalen

FP = UR/10 Tebal

Menentukan Indeks Perkerasan (ITP) Dari nomogram 2, untuk DDT = 5,13 FR = 2,0 diperoleh nilai ITP = 10,5

AGG. SUB BASE Kls B

Gambar 3. Susunan

KESIMPULAN Hasil akhir penggunaan dua metode Numerik tersebut, dapat

Lapisan Perkerasan Dengan Metode Analisa Komponen

37

dilihat perbandingan yang menunjukkan perbedaan tebal lapisan konstruksi perkerasan sebagai berikut: Metode Asphalt Institute Surface Course : 13 cm Base Course : 7 cm Sub Base Course : 5 cm Metode Analisa Komponen Surface Course : 16,25 cm Base Course : 20 cm Sub Base Course : 10 cm DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1987. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen, Direktorat Jenderal Bina Marga, SK B1.2.3.1.6., Jakarta Direktorat. P. U. Jenderal Bina Marga, Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen Sukirman, S, 1995, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova Bandung Asphalt Institute, 1983, Thickness Design Asphalt Pavement For Highways and Streets, Manual Series No. 1 (MS-1). Tamin, Z. 1995, Diktat Kuliah Jalan Raya II, Institute Teknologi Medan, Medan.

Anda mungkin juga menyukai