Diare
Diare
Penyakit
yang ditandai
dengan bertambahnya frekuensi defekasi > 3 kali sehari, dengan perubahan konsistensi tinja, dengan/
Diare akut
Diare yang berlangsung < 7 hari dan disebabkan oleh infeksi Diare akut yang berlangsung 7 14 hari dan disebabkan oleh infeksi Diare akut karena infeksi, yang melanjut dan berlangsung >14 hari Diare yang berlangsung >14 hari, disebabkan oleh infeksi dan non-infeksi
Diare Melanjut
Diare Persisten
Diare Kronik
1)
Kuman yang menyebabkan diare terdapat pada makanan/minuman yang tercemar tinja atau kontak langsung dengan tinja penderita (fecal- oral)
2)
Imunodefisiensi/imunosupresi
Secara proporsional, diare lebih banyak terjadi pada golongan balita (55%)
Causes Viral infections Bacterial infections Parasites Helminths (intestinal worms) Allergic Autoimmune Malabsorptive Nutritional
Examples Rotavirus, Norwalk virus , adenovirus E. coli, Vibrio cholerae, Campylobacter, Shigella Giardia, Entamoeba Strongyloides
Functional
Bakteri
Infeksi
Shigella, Salmonella, E.coli, Gol. Vibrio Bacillus cereus, Clostridium perfringes, Staphlococcus aureus, Campylobacter aeromonas Enterovirus, Rotavirus, Adenovirus
Enteral Virus
Parasit Parenteral
Protozoa, entamoeba Histolytica, Giardia Lamblia, Balantidium coli Cacing perut, Ascaris, Trichuris, Strongyloides
Jamur, Candida
Disakarida, monosakarida, intoleransi laktosa
Malabsorpsi
Karbohidrat Lemak
Psikologis
Makanan
Protein
5 F
Faeces
Finger
Food
Fluid
Fly
Diare sekretorik
Toksin bakteri Melekat pada enterosit
Mengaktifkan enzim intraseluler Stimulasi cAMP dan cGMP Merangsang sekresi air dan elektrolit ke dalam lumen usus halus Menghambat absorbsi air dan elektrolit dari dalam usus ke sel
Diare
Diare sekretorik
Brush border Lumen usus
Bakteri
Toksin
Adenilat siklase Sekresi air CL + Na+ H2O Protein kinase
AMP
cAMP
Blok
Diare osmotik
Virus (makanan/ minuman) Berkembang di usus halus Merusak epitel apikal vili usus halus
Digantikan oleh krypta yang belum matang Sel tidak berfungsi menyerap makanan Krypta tidak menghasilkan enzim disakaridase
Laktosa tidak dapat dipecah Glukosa dan galaktosa Tekanan osmotik dalam lumen usus Menarik cairan ke dalam lumen Diare
kulit kering, terdapat fontanel dan mata yang cekung serta terjadi
Tabel : Gejala klinis, dan sifat tinja penderita diare karena infeksi usus.
Rotavirus Simtom & gejala Mual & muntah Panas Sakit Sifat Tinja Volume Frekuensi Konsistensi Mukus Darah Bau Warna Leukosit Sedang Sampai 10/ lebih Berair Jarang Hijau kuning Sangat banyak Hampir terus menerus
Vibrio cholera
Salmonella
Shigella
E. coli
enterotoksigenik
E. coli
enteroinvasif
Jarang Kolik
+ + Tenesmus Kolik
Kadangkadang
+ Tenesmus Kolik
Anamnesis
Asupan peroral Frekuensi dan volume diare Bentuk tinja
Nyeri abdomen
Demam Frekuensi miksi/ urin
Mual-muntah
Penggunaan obat
Pemeriksaan
fisik
mulut kering
Jika berat kesadaran menurun
Pemeriksaan
darah
ensefalopati metabolik
Analisis gas darah pada keadaan klinis yang diduga
Pemeriksaan
tinja
Infeksi bakteri
cahaya
Infeksi parasit
dengan sediaan tinja segar, digunakan mikroskop untuk mencari parasit ( telur / kista cacing )
Pemeriksaan
urin
pemeriksaan berat jenis urin dapat membantu menilai adanya dehidrasi pada penderita diare
Uji
hidrogen napas
didasarkan atas adanya peningkatan kadar hidrogen dalam udara ekspirasi yang berasal dari fermentasi bakteri
Hiponatremi
Koreksi natrium :
Kadar Na yang diharapkan ( 145 ) Na serum x 0.6 x BB
Hipokalemia
Kadar K yang diharapkan ( 4.5 ) K serum x 0.3 x BB
Gangguan
metabolik
: Kejang hanya sekali merupakan gejala yang sering terjadi akan tetapi jika sifatnya lama dan berulang kali maka sebaiknya berikan antikonvulsan IV dan hindari pemberian antikonvulsan rektal.
Hipoglikemia
Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/ penyediaan glikogen dalam hati
dan adanya gangguan absorpsi glukosa. Oleh karena itu, pemberian makanan dan susu
pada anak yang sedang diare tetap dilanjutkan seperti biasa.
Rehidrasi oral Dukungan nutrisi Antibiotik secara rasional Pemberian Zinc Edukasi pada orang tua
Kriteria WHO
Penilaian 1. Lihat - KU - Mata A Baik, sadar Normal B *Gelisah, rewel Cekung Tidak ada Kering *Haus, ingin minum banyak *Kembali lambat Dehidrasi ringan/sedang Bila ada 1 tanda * ditambah 1 atau lebih tanda lain Rencana Terapi B C *Lesu, lunglai atau tdk sadar Sangat cekung & kering Tidak ada Sangat kering *Malas minum atau tdk bisa minum *Kembali sangat lambat Dehidrasi berat Bila ada 1 tanda * ditambah 1 atau lebih tanda lain Rencana Terapi C
- Air mata Ada - Mulut & lidah Basah - Rasa haus Minum biasa, Tidak haus 2. Periksa: Turgor kulit 3. Derajat Dehidrasi Kembali cepat Tanpa dehidrasi
4. Terapi
Rencana Terapi A
Jika anak diberi larutan oralit di rumah, tunjukkan kepada ibu jml oralit yg diberikan setiap habis BAB & berikan oralit yg cukup utk 2 hari:
Umur Jml oralit yg Jml oralit yg disediakan di rumah diberikan tiap BAB
<1 th 1-4 th
>5 th Dewasa
50-100 ml 100-200 ml
200-300 ml 300-400 ml
Bila BB anak tidak diketahui dan/ atau untuk memudahkan di lapangan, berikan oralit sbb: Umur < 1 th 1-4 th 600 ml > 5 th 1.200 ml Dewasa 2.400 ml
Setelah 3-4 jam Nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian, kemudian pilih rencana terapi a, b atau c utk melanjutkan terapi tdk ada dehidrasi ganti ke Rencana Terapi A Bila dehidrasi telah hilang, anak biasanya kencing & lelah kemudian mengantuk & tidur Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/sedang ulangi Rencana Terapi B Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat ganti dengan Rencana Terapi C
Bila
Bila anak masih dapat minum CRO dapat diberikan sampai cairan parenteral dapat diberikan Cairan parenteral RL 100 ml/ kgBB
1 jam * jam *
5 jam 2 jam
Catatan : -RL diberikan pada 1 jam tahap pertama, sedangkan pada tahap selnjutnya dapat diberikan KaEn 3B - Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak), pasien dievaluasi dengan menggunakan tabel penilaian dehidrasi dan tentukan rencana terapi selanjutnya sesuai status dehirasi (A, B, C) * Ulangi 1 kali lagi bila pulsasi nadi masih sangat lemah atau tidak teraba
Komposisi
oralit :
Na K
: 75 mmol/ L : 20 mmol/ L
:10 mmol/ L
Makanan sehari-hari sesuai usianya diteruskan dan diberikan sebanyak dia mau Setelah diare berhenti, berikan makanan paling tidak satu kali lebih banyak selama 1 minggu
Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika oleh karena umumnya disebabkan oleh Rotavirus yang dapat sembuh sendiri (self limiting) Antibiotik hanya diperlukan pada sebagian kecil penderita diare misalnya kholera, shigella, dll
Kolera
Shigella
Tetrasiklin Furasolidon
Trimetroprim Sulfametoksasol Asam Nalidiksat
Amebiasis Giardiasis
Metronidasol Metronidasol
Untuk
anak
Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain); Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik.