Anda di halaman 1dari 15

INTRATEKAL

INDIKASI : Pemberian kemoterapi untuk penyakit keganasan. . KONTRAINDIKASI : 1. Adanya gejala tekanan tinggi intrakranial [TIK] yaitu penurunan kesadaran , sakit kepala hebat yang disertai muntah, parese Nervus III/IV/VI, ubun-ubun besar menonjol, frekuensi pernapasan abnormal, hipertensi,

bradicardia, edema papil, postur dekortikasi/deserebrasi. 2. Syok 3. Infeksi kulit lokal pada tempat yang akan dilakukan intratekal. 4. Gangguan pembekuan darah.

KOMPLIKASI : 1. Sakit kepala ( paling sering ) 2. Herniasi otak ( jarang ) 3. Sangat jarang : - Buta kortikal - Infark pada medula spinalis - Hematom dan kompresi pada medula spinalis - Tumor epidermoid intraspinal.

ALAT-ALAT DAN OBAT 1. Lidokain 1 % 2. Larutan antiseptik : betadin dan alkohol 70 % 3. Obat kemoterapi [ methotrexate, Cytarabine, Dexamethasone ] 4. Obat narkose dengan masa kerja singkat [ untuk pasien yang tidak kooperatif ] 5. Kain steril 6. Sarung tangan steril 7. Jarum Pungsi lumbal no 27 8. Tabung steril[ bila diperlukan]

8. Spuit 3 ml 9. Kapas steril 10. Kassa steril ukuran 4x4cm 11. Plester 12. Swab alkohol 13. Steril sponge forceps 14. Jarum hipodermik no 22 dan no 20

PEMILIHAN LOKASI PUNGSI : Tentukan garis melalui titik tertinggi antara kedua ujung tulang iliaka [ iliac crest/SIAS] melalui L4. Lakukan palpasi garis tengah Prosesus Spinosus L3 hingga L5, tentukan ruang antara L3 dan L4 atau antara L4 dan L5 Lokasi Penusukkan : Pada bayi diantara L2 dan L3

Pada anak yang lebih besar diantara L3 dan L4 atau L4 dan L5. POSISI PASIEN UNTUK MELAKUKAN PUNGSI : 1. Pasien berbaring miring 2. Posisi duduk. CARA MELAKUKAN : 1. Informed concent 2. Pasien di posisikan untuk tindakan 3. Cuci tangan dan kenakan sarung steril. 4. Kassa steril yang dipegang dengan forceps dicelupkan kedalam povidone iodin, kemudian oleskan ke daerah pungsi mulai dari tengah melingkar ke arah luar sekitar 10-15 cm. Iodin kemudian di bersihkan dengan alkohol 70 % dengan cara yang sama . Sepuluh cm sekitar tempat penusukan jarum pungsi harus di sterilisasi. Pasang duk steril berlubang.

5. Lokasi yang di pilih di tandai oleh operator yang telah menggunakan sarung tangan steril dengan menggoreskan jarum hipodermik atau dengan menggunakan penekanan oleh kuku operator selama 15-30 menit. 6. Lakukan anestesi menggunakan lidokain 1%, tunggu 3-5 menit 7. Persiapan obat : - Siapkan obat-obat yang akan disuntikan ( dosis berdasarkan usia atau LPT )

- Buat larutan 3 ml dari methotrexate dengan Nacl fisiologis. 8. Masukkan jarum untuk pungsi dengan cara : a. Pungsi median Jarum di masukkan di garis tengah dan akan di rasakan tahanan. Tahanan akan hilang bila jarum telah melalui ligamentum flavum. Perubahan resistensi juga akan terjadi bila jarum melewati duramater. Setelah perubahan resistensi stylet di keluarkan dari jarum untuk melihat

Apakah cairan spinal telah di capai. Jika tidak di dapatkan cairan, jarum di putar 90 derajat ke sisi yang lain untuk menghindari obstruksi jaringan. Jika masih tidak di temukan cairan, pasang kembali stylet dan dorong jarum lebih dalam. Cek sperti yang telah di jeaskan. Jika cara ini tidak berhasil dapat di capai pungsi lateral. b. Pungsi Lateral Jarum di masukkan di lateral batas atas prosessus

spinosus L3 atau L4. Arah jarum harus sedikit ke atas untuk menghindari lamina tulang vertebra yang berada di bawahnya dan diarahkan sedikit ke medial untuk kompensasi. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan cara yang sama seperti pungsi median. 9. Setelah cairan serebrospinalis menetes , keluarkan cairan serebrosinal sejumlah volume cairan yang akan dimasukkan. 10. Tampung cairan serebrospinal dalam botol steril. Sebagian diambil untuk pemeriksaan lab (sitologi ).

11. Suntikkan obat pelan pelan ( methotrexat yang sdh di encerkan dg Nacl fisiologis ). 12. Setelah injeksi obat intratekal di rekomendasikan untuk injeksi Nacl fisiologis 2-5ml. 13. Tutup bekas tempat pungsi dengan kassa steril yang telah di beri cairan antiseptik. 14. Kembalikan pasien dalam posisi berbaring. Pasien di pertahankan dalam keadaan berbaring dengan kepala lebih rendah selama 4-6 jam setelah injeksi.

Pemindahan pasien dalam posisi berbaring. 15. Evaluasi keadaan pasien.

KEPUSTAKAAN
1. Kotagal S. Increased intracranial preassure. Dalam : Swaiman KF, Ashwal S, penyunting. Pediatric neurology-principle and practice. Edisi ke 3. st Louis : Mosby ; 1999. h. 94553. 2. Hughes WT. Buescher ES. Pediatric prosedures. Edisi ke-2, Philadelphia: WB Saunders Co: 1980.

3. Sutaryo. Protocol Wijaya Kusuma leukemia limfoblastik pada anak. Yogyakarta; 2000.

Anda mungkin juga menyukai