Anda di halaman 1dari 6

NYERI KEPALA

Oleh: Andrianto, Yudi, Ruliana

PENDAHULUAN Nyeri kepala merupakan keluhan yang paling sering dialami manusia. Gejala ini dapat dirasakan sementara namun bias juga menetap. Biasanya nyeri kepala dirasakan ringan berupa rasa tidak enak yang tidak mengganggu kegiatan sehari-hari. Nyeri kepala adalah nyeri yang berlokasi di atas garis orbitomeatal, sedangkan nyeri wajah adalah nyeri yang lokasinya dibawah garis orbitomeatal. EPIDEMIOLOGI Nyeri kepala tipe tagang adalah jenis yang paling sering ditemukan (70%). Untuk jenis ini pada wanita lebih banyak dari pria (5:4). STRUKTUR PEKA NYERI Yang tidak termasuk struktur peka nyeri adalah: Parenkim otak Arachnoid Kranium Dura (kecuali bagian dekat pembuluh darah) Ependim, flexus choroidalis Yang termasuk struktur peka nyeri adalah: Struktur eksterna tengkorak Saraf cranial V, VII, IX dan X Sirkulus wilisi dan kelanjutan proksimalnya Vena besar pada otak dan dura MEKANISME NYERI KEPALA Klasifikasi: 1. Primer, tidak terdapat penyebab dasarnya. Diantaranya: a. Migraine, adanya vasodilatasi arteri ekstrakranial dimana pada saat serangan terjadi vasokonstriksi intra cranial b. Nyeri kepala tipe tegang, karena kontraksi otot leher. 2. Sekunder, disebabkan karena vasodilatasi akibat demam tinggi, peningkatan tekanan darah, hipoksia, intoksikasi CO, dan keadaan patologis lainnya. Diantaranya: a. Traction headache, karena trakdi atau kompresi dari struktur peka nyeri intracranial akibat tumor, hematom, dsb.

b. Inflamasi, disebabkan stimulasi struktur peka nyeri intracranial akibat perdarahan subarachnoid, meningitis, dural sinus phlebitis, juga ekstrakranial temporal arteritis. c. Referred head pain, disebabkan sakit mata, hidung atau sinus, gigi, dsb d. Psikogenik, akibat depresi, delusi. Ray dan Wolf (1940) menyimpulkan nyeri kepala disebabkan oleh: 1. Traksi vena-vena dengan displacement sinus venosus besar 2. Traksi arteri meningea media 3. Traksi arteri besar pada dasar otak 4. Distensi dan dilatasi arteri intra dan ekstrakranial 5. inflamasi pada struktur peka nyeri dikepala atau daerah sekitarnya 6. penekanan langsung oleh tumor pada saraf cranial dan servikal yang mengandung serabut aferen nyeri dari kepala. PATOFISIOLOGI Nyeri kepala timbul karena perangsangan terhadap bangunan-bangunan di daerah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri. Nyeri kepala akibat perangsangan bangunan intracranial akan diproyeksikan kepermukaan dan dirasakan di daerah distribusi saraf bersangkutan. Perangsangan bangunan supratentorial akan dirasakan sebagai nyeri di daerah frontal, di dalam atau di belakang bola mata, dan di daerah temporal bawah. Sedangkan perangsangan bangunan infratentorial dan fosa superior akan dirasakan di daerah retroaurikuler dan oksipitonukhal. Rasa nyeri dapat mengalami perluasan karena rangsang yang tiba juga menjalar ke nucleus-nukleus lain. PENDEKATAN UMUM ANAMNESA 1. Faktor yang yang berhubungan, tanda peringatan (prodormal), kelemahan, visual, halusinasi dan faktor yang menyebabkan hal tersebut. 2. Temporal profile: mendadak, semakin meningkat, waktu terjadinya, frekuensi, berapa lama, mengganggu tidur. 3. Karakter dan lokasi 4. Perburukan 5. Pengaruh lingkungan 6. Gejala neurologis 7. Yang telah dilakukan sebelumnya 8. Dampak fungsional 9. Riwayat keluarga PEMERIKSAAN FISIK 1. Tanda vital 2. Mata

3. 4. 5. 6. 7. 8.

Temporomandibular joint Gigi Mulut Arteri pada pasien >50 tahun. Pulsasi dan bruit arteri karotis pada pasien dengan resiko arterosklerosis Pemeriksaan neurologist

PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. 2. 3. 4. 5. Sysmex SGOT/SGPT LP, indikasi meningitis dan encephalitis CT scan MRI

KLASIFIKASI NYERI KEPALA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Migren Nyeri kepala tipe tegang Nyeri kepala klaster & Hemikrania paroksismal kronik Nyeri kepala lainnya yang tidak ada hubungannya dengan lesi struktural di otak Nyeri kepala karena trauma kepala Nyeri kepala karena penyakit vaskuler lainnya Nyeri kepala karena kelainan intrakranial yang non vaskular Nyeri kepala karena reaksi putus obat Nyeri kepala karena infeksi non spesifik Nyeri kepala karena gangguan metabolic Nyeri kepala karena kelainan anatomi struktur fasial Neuralgia kranialis, nyri trunkus saraf dan nyeri deaferentasi Nyeri kepala yang tak terklasifikasi.

DIAGNOSA 1. Migren Adalah nyeri kepala yang paroksismal, biasanya unilateral, berdenyut, familial, serangan berakhir 4-72 jam, disertai mual/muntah atau foto/fonofobia, yang dapat didahului aura. Aura adalah suatu gejala neurologik fokal yang kompleks yang mendahului atau menyertai migren, misalnya ura visual, sensorik, dan motorik. Jenis migren: Migren dengan aura Migren tanpa aura Migren oftalmoplegik Migren retinal Sindrom periodik migren pada anak Komplikasi migren 1. Status migrenosus

2. Migren infark = migren komplikata Migren yang tidak memenuhi criteria

Penatalaksanaan Umum: 1. Psikologik 2. Fisiologik 3. Mencegah retensi garam dan air 4. Pengaturan tidur yang cukup 5. Menghindari faktor pencetus. Farmakologik Terapi simptomatik: a. Terapi nonspesifik, diberikan NSAID dosis tinggi seperti ibuprofen 800 mg, naproxen 500 mg atau asetaminofen 1000 mg, juga obat anti mual (promethazine 25 mg). bila diperlukan golongan narkotik seperti codein 30-60 mg tablet, meperidine 25-100 mg atau morfin 5-15 mg i.v. b. Terapi abortif (spesifik simptomatik), diberikan ergotamine tablet 1 mg yag dapat diulang 30 menit kemudian. Dosis maksimum 5 mg dalam satu serangan atau tidak lebih dari 10 mg dalam seminggu. Juga dapat diberikan gologan triptan seperti sumatriptan dosis 6 mg subkutan atau tablet 25-50 mg. c. Terapi profilaksis, diberikan beta blocker (propanolol 40-160 mg dosis terbagi), antikonvulsi (fenitoin 200-400 mg/hari) dan trisiklik antidepresan (amitriptilin 50-75 mg/hari). 2. Nyeri kepala tipe tegang Sinonim: nyeri kepala kontraksi otot, nyeri kepala psikogenik, nyeri kepala idiopatik, nyeri stress, nyeri kepala esensial. Proses penyebab: a. Stress psikis atau depresif yang kronis b. Pulsasi arteri pada kulit kepala yang berkurang c. Gangguan elektrolit d. Sikap dan posisi badan yang salah dalam waktu lama e. Perangsangan tidak wajar akibat penyakit kronik. Gejala: a. Nyeri kepala bersifat konstan dan terus menerus b. Terasa berat atau seperti ditekan c. Tempat sakitnya tidak karakteristik d. Frekuensi dan fluktuasi dan intensitas nyeri sangat bervariasi akan bertambah. Jenis-jenis:

a. Episodik b. Kronik c. Yang tidak memenuhi criteria Penatalaksanaan Umum: a. Cara hidup yang baik dan teratur b. Fisioterapi c. Psikoterapi Farmakologik: a. NSAID: muscle relaksan dosis nrendah diazepam 2 mg b. Amitriptilin sebagai analgetik 3. Trigeminal Neuralgia (Tic Dolourex) Terbagi menjadi: a. Simptomatik, seperti trauma, tumor atau radang. b. Idiopatik Etiologi Belum diketahui pasti, namun ada teori yaitu kompresi ganglion Gasseri oleh arteri karotis interna atau kompresi nervus trigeminus dekat pos oleh arteri serebelaris superior, suatu proses degeneratif atau infeksi virus. Gejala: Nyeri unilateral pada wajah terbatas pada area persarafan satu atau dua cabang nervus trigeminus, biasanya pada cabang kedua atau ketiga nervus trigeminus. Nyeri seperti ditusuk, sayat, atau kesetrum. Ada faktor presipitasi seperti makan, sikat gigi, dll. Namun bias juga spontan. Nyeri akan hilang lambat laun bila penderita memaksakan terus makan, bicara bahkan mengusap-usap mukanya dengan keras. Seolah-olah ada masa refrakter, dimana penderita merasakan bebas dari nyeri, meskipun pencetusnya tetap ada. Umumnya terjadi umur >40 tahun. Kriteria diagnosis: a. Serangan paroksismal pada wajah beberapa detik tapi >2 menit. b. Nyeri sekurang-kurangnya memenuhi 4 dari karakteristik ini: Distribusi sepanjang satu atau lebih persarafan nervus trigeminus. Mendadak, nyeri tajam, superfisial, seperti terbakar Intensitas berat Mempunyai faktor predisposisi Di antara serangan, asimtomatik c. Tidak ada defisit neurologis d. Serangan khas pada masing-masing pasien

e. Tidak ada riwayat penyebab nyeri wajah yang lain 4. Glossopharyngeal neuralgia Memenuhi kriteria neuralgi dengan lokasi nyeri di dalam telinga, bagian posterior lidah, fosa tonsilar, pharyng atau rahang bawah. Penatalaksanaan Karbamazapin dimulai dengan dosis 3 x 1/2 tablet (100 mg) dan dapat dinaikkan dosisnya menjadi 3 x 1 tab (200 mg). bila tidak berefek, ditambahkan fenilhidantoin 3 x 25-100 mg/hari. Dapat juga ditambahkan anti depresan trisilik seperti amitriptilin atau imipramin. Terapi operatif perlu dipertimbangkan bila pengobatan medikamentosa tidak membawa hasil. Operasi dapat dilakukan dengan suntikan alkohol setempat, termoregulasi dari saraf trigeminus atau dengan cara membuka fosa kranii posterior dan melakukan dekompresi. DAFTAR PUSTAKA a. Evans RW, Mathew NT: Handbook of Headache, Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia, 2000; 1-65. b. Harsono (ed): Kapita selekta neurologi, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2000; 237-250. c. Kelompok Studi Nyeri Kepala PERDOSSI: Konsensus Nasional Nyeri Kepala di Indonesia, Jakarta, 1999.

Anda mungkin juga menyukai