1. Progresif supranuklear palsi (PSP) dengan gejala parkinsonism progresif, terutama instabilitas postural, gerak sakadik vertikal lambat atau gangguan pandangan vertikal, disertai: a. Kesulitan bicara dan menelan b. Demensia c. Ada degenerasi globus pallidus dan STN 2. Degenerasi kortiko basal (CBD) dengan gejala: a. Parkinsonism (bradikinesia + rigiditas) b. Disfungsi sensorik kortikal (apraksia) c. Asimetris, rigiditas fokal dan distonia d. Alien libs phenomenon e. Atrofi asimetris lobus frontal dan parietal 3. Atrofi multisistem (MSA), termasuk: a. Degenerasi striatonigral dengan gejala parkinsonism tanpa tremor, disartria, disfoni, stridor, hiperrefleksia, dan instabilitas postural tubuh. b. Sindrom Shy Dragger: parkinsonism dengan gangguan otonom/impotensi, tekanan darah labil, dan gangguan vegetatif. c. Degenerasi olivopontoserebelar adalah parkinsonism dengan gejala serebelar dengan spastisitas. 4. Demensia Lewy bodies dengan gejala: a. Demensia sejak dini, gangguan otonom b. Halusinasi visual c. Terdapat Lewy bodies pada korteks, limbus, hipotalamus dan nuklei batang otak 5. Parkinsonism vaskuler dengan gejala: Lower half parkinsonism: rigiditas tungkai menyebabkan gangguan berjalan dan disfungsi kortikospinal serta pseudobulber palsy. B. Parkinson sekunder, seperti: Infeksi, drug-induced, tumor, trauma, dan toksin serta vaskuler.
Mengapa tremor Parkinsons disease hanya terjadi saat istirahat:
Bagian otak yang terdefek saat seorang pasien mengalami Parkinsons disease adalah substansia nigra mesensefalon dan ganglia basalis. Salah satu fungsi ganglia basalis adalah mengendalikan atau menghentikan gerakan involunter. Apabila ganglia basalis terganggu, maka fungsinya pun ikut terganggu. Hal ini menyebabkan pasien Parkinsons disease mengalami tremor saat sedang beristirahat, namun berkurang saat pasien melakukan gerakan volunter (karena sudah bukan cangkupan fungsi ganglia basalis).