Anda di halaman 1dari 13

POMPA DAN KOMPRESOR TORAK

MAKALAH POMPA DAN KOMPRESOR


DENDY 5315087510

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah yang maha mempunyai ilmu, atas terselesaikannya makalah Mekanisme Pompa Torak dan Kompresor Torak ini, seperti yang telah direncanakan. Terima kasih juga kami sampaikan pada dosen yang telah mengajarkan ilmunya kepada kami sehingga dapat membuat makalah ini. Makalah ini, kami maksudkan untuk menunjang mata kuliah Pompa dan Kompresor di Jurusan Teknik Mesin sebagai bacaan tambahan yang berbarengan dengan kuliah teori Mesin Fluida dan Praktikumnya. Walaupun makalah ini banyak menyajikan penjelasan teoritis yang mungkin agak membingungkan pembaca, tetapi dengan bantuan mata kuliah Mesin Fluida dapat diserap pemahamannya. Dengan dibarengi dengan adanya praktikum dengan judul mata kuliah yang sama, diharapkan pembaca dapat memahami secara menyeluruh.

PENDAHULUAN
I. Apa yang dimaksud dengan pompa dan sistim pemompaan? Sistim pemompaan bertanggung jawab terhadap hampir 20% kebutuhan energi listrik dunia dan penggunaan energi dalam operasi pabrik industri tertentu berkisar 25-50% (US DOE, 2004).

Pompa memiliki dua kegunaan utama: Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari aquifer bawah tanah ke tangki penyimpan air) Mensirkulasikan cairan sekitar sistim (misalnya air pendingin atau pelumas yang melewati mesin-mesin dan peralatan)

Komponen utama sistim pemompaan adalah: Pompa(beberapa jenis pompa dijelaskan dalam bagian 2) Mesin penggerak: motor listrik, mesin diesel atau sistim udara Pemipaan, digunakan untuk membawa fluida Kran, digunakan untuk mengendalikan aliran dalam sistim Sambungan, pengendalian dan instrumentasi lainnya Peralatan pengguna akhir, yang memiliki berbagai persyaratan

(misalnya tekanan, aliran) yang menentukan komponen dan susunan sistim pemompaan. Contohnya adalah alat penukar panas, tangki dan mesin hidrolik. Pompa dan mesin penggerak biasanya merupakan komponen yang paling efisien energinya.

II.

Kompresor

Kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Kompresor udara biasanya mengisap udara dari atmosfir. Namun ada pula yang mengisap udara atau gas yang bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfir. dikatakan kompresor bekerja sebagai penguat. Sebaliknya ada

kompresor yang mengisap gas yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini kompresor disebut pompa vakum. Jenis-Jenis Kompresor Kompresor terdapat dalam berbagai jenis dan model tergantung pada volume dan tekanannya. Klasifikasi kompresor tergantung tekanannya adalah : - kompresor (pemampat) dipakai untuk tekanan tinggi, - blower (peniup) dipakai untuk tekanan agak rendah, - fan (kipas) dipakai untuk tekanan sangat rendah. Atas dasar cara pemampatannya, kompresor dibagi atas jenis : - Jenis turbo (aliran) Jenis ini menaikkan tekanan dan kecepatan gas dengan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh kipas (impeler) atau dengan gaya angkat yang ditimbulkan oleh sudu-sudu. - Jenis perpindahan (displacement) Jenis ini menaikkan tekanan dengan memperkecil atau memampatkan volume gas yang diisap ke dalam silinder atau stator oleh sudu. Jenis perpindahan terdiri dari jenis putar (piston putar) dan jenis bolak balik (torak).

Beberapa jenis kompresor tersebut antara lain adalah : - Kompresor piston satu tahap - Kompresor piston dua tahap bentuk V - Kompresor piston dua tahap kerja ganda - Kompresor Membran ( Diaphragma ) - Kompresor Sudu Geser - Kompresor Sekrup - Kompresor Roots Blower - Kompresor Aliran (Turbin)

KOMPRESOR TORAK
Fungsi Kompresor Dalam pembahasan siklus refrigeran pada sistem refrigerasi kompresi gas telah diketahui operasi kompresor. Maksud dari operasi kompresor adalah untuk memastikan bahwa suhu gas refrigeran yang disalurkan ke kondenser harus lebih tinggi dari suhu condensing medium. Bila suhu gas refrigeran lebih tinggi dari suhu condensing medium ( udara atau air) maka energi panas yang dikandung refrigeran dapat dipindahkan ke condensing medium. akibatnya suhu refrigeran dapat diturunkan walaupun tekanannya tetap. Oleh karena itu kompresor harus dapat mengubah kondisi gas refrigeran yang bersuhu rendah dari evaporator menjadi gas yang bersuhu tinggi pada saat meninggalkan saluran discharge kompresor. Tingkat suhu yang harus dicapai tergantung pada jenis refrigeran dan suhu lingkungannya. Dilihat dari prinsip operasinya, maka kompresor dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a.

Mechanical Action

Yang termasuk dalam jenis ini adalah : Kompresor Torak Kompresor Rotary Kompresor Sekrup

Pada mechanical action compressor, efek kompresi gas diperoleh dengan menurunkan volume gas secara reciprocating.

Gambar 11.1 Mechanical Action Kompresor didesain dan dirancang agar dapat memberikan pelayanan dalam jangka panjang walaupun digunakan secara terus menerus dalam sistem refrigerasi kompresi gas. Untuk dapat melakukan performa seperti yang diharapkan maka kompresor harus bekerja sesuai kondisi yang diharapkan, terutama kondisi suhu dan tekanan refrigeran pada saat masuk dan meninggalkan katub kompresor.

b. Rotary Action

Pada rotary action compressor, efek kompresi diperoleh dengan menekan gas yang berasal dari ruang chamber menuju ke saluran tekan yang berdiameter kecil untuk menurunkan volume gas.

Gambar 11.2 Aksi Mekanik Rotary Compressor Kompresor Torak Sesuai dengan namanya, kompresor ini menggunakan torak atau piston yang diletakkan di dalam suatu tabung silinder. Piston dapat bergerak bebas turun naik untuk menimbulkan efek penurunan volume gas yang berada di bagian atas piston. Di bagian atas silinder diletakkan katub yang dapat membuka dan menutup karena mendapat tekanan dari gas.

Jumlah silinder yang digunakan dapat berupa silinder tunggal misalnya yang banyak diterapkan pada unit domestik dan dapat berupa multi silinder. Jumlah silinder dapat mencapai 16 buah silinder yang diterapkan pada unit komersial dan industrial.

Pada sistem multi silinder maka susunan silinder dapat diatur dalam 4 formasi, yaitu :

a. Paralel b. Bentuk V c. Bentuk W d. Bentuk VW

Gambar 11.3 Formasi Silinder kompresor Operasi Piston dan Siklus Diagram Gambar 11.4 memperlihatkan hubungan antara posisi piston(torak) dengan operasi katub-katub kompresor ( katub hisap dan katub tekan ).

Gambar 11.4 Siklus Operasi Kompresor Katub Kompresor Katub kompresor yang digunakan pada kompresor refrigerasi lebih cenderung ke : Pressure Actuated daripada ke : Mechanical Actuated. 192 Perhatikan lagi gambar 11.4 tentang siklus operasi kompresor torak. Pergerakan katub-katub kompresor baik katub pada sisi tekanan rendah (suction) dan katub pada sisi tekanan tinggi (discharge) semata-mata dipengaruhi oleh variasi tekanan yang bekerja pada kedua sisi tekanan tersebut.

Gambar 11.4 a, torak pada posisi titik mati atas, kedua katub menutup, karena tekanan pada ruangan silinder sama dengan tekanan discharge.

Gambar 11.4 b, saat piston mencapai posisi tertentu di mana tekanan pad ruang silinder lebih rendah dari pada tekanan suction, maka katub hisap akan membuka, dan refrijeran masuk ke ruang silinder.

Gambar 11.4 c, piston mulai bergerak dari titik mati bawah, bila tekanan ruang silinder lebih besar dari pada dengan tekanan suction maka katub hisap menutup.

Gambar 11.4 d, Ketika piston mencapai posisi tertentu, tekanan ruang silinder lebih besar dari tekanan discharge, maka katub tekan membuka,menyalurkan refrijeran ke condenseor.

Bandingkan sistem kompresi pada silinder motor bensin. Pergerakan katub-katubnya lebih ke mechanical actuated daripada pressure actuated. Demikian pula pada sistem kompresi kompresor udara biasa. Jadi katub kompresor refrigerasi memang berbeda dengan katub kompresor pada umumnya dilihat dari actingnya. Oleh karena itu ada tuntutan khusus yang harus dipenuhi oleh katub kompresor refrigerasi.

A. Karakteristik Ideal

1. Dapat memberikan efek pembukaan katub yang maksimum dengan sedikit hambatan untuk menimbulkan trotling gas 2. Katub dapat terbuka dengan menggunakan tenaga yang ringan 3. Katub harus dapat terbuka atau tertutup secara cepat untuk mengurangi kebocoran. 4. Katub tidak mempunyai efek menambah clearance volume 5. Katub harus kuat dan tahan lama

POMPA TORAK
Karakteristik sistim pemompaan

1. Tahanan sistim: head Tekanan diperlukan untuk memompa cairan melewati sistim pada laju tertentu. Tekanan ini harus cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sistim, yang juga disebut head. Head total merupakan jumlah dari head statik dan head gesekan/ friksi:

a) Head statik Head statik merupakan perbedaan tinggi antara sumber dan tujuan dari cairan yang dipompakan (lihat Gambar 2a). Head statik merupakan aliran yang independen (lihat Gambar 2b). Head statik pada tekanan tertentu tergantung pada berat cairan dan dapat dihitung dengan persamaan perikut:

Head (dalam feet) = Tekanan (psi) X 2,31 Specific gravity Head statik terdiri dari: H ead hisapan statis (hS): dihasilkan dari pengangkatan cairan relatif terhadap garis pusat pompa. hS nilainya positif jika ketinggian cairan diatas garis pusat pompa, dan negatif jika ketinggian cairan berada dibawah garis pusat pompa (juga disebut pengangkat hhisapan) H ead pembuangan statis (hd): jarak vertikal antara garis pusat pompa dan permukaan cairan dalam tangki tujuan. b) Head gesekan/ friksi (hf) Ini merupakan kehilangan yang diperlukan untuk mengatasi tahanan untuk mengalir dalam pipa dan sambungan-sambungan. Head ini tergantung pada ukuran, kondisi dan jenis pipa, jumlah dan jenis sambungan, debit aliran, dan sifat dari cairan. Head gesekan/ friksi sebanding dengan kwadrat debit aliran seperti diperlihatkan dalam gambar 3. Loop tertutup sistim sirkulasi hanya menampilkan head gesekan/ friksi (bukan head statik).

Kinerja hisapan pompa (NPSH) Kavitasi atau penguapan adalah pembentukan gelembung dibagian dalam pompa. Hal ini dapat terjadi manakala tekanan statik fluida setempat menjadi lebih rendah dari tekanan uap cairan (pada suhu sebenarnya). Kemungkinan penyebabnya adalah jika fluida semakin cepat dalam kran pengendali atau disekitar impeler pompa. Penguapan itu sendiri tidak menyebabkan kerusakan. Walau demikian, bila kecepatan berkurang dan tekanan bertambah, uap akan menguap dan jatuh. Hal ini memiliki tiga pengaruh yang tidak dikehendaki:

Erosi permukaan baling-baling, terutama jika memompa cairan berbasis air. Meningkatnya kebisingan dan getaran, mengakibatkan umur sil dan bearing menjadi ebih pendek Menyumbat sebagian lintasan impeler, yang menurunkan kinerja pompa dan dalam kasus yang ekstrim dapat menyebabkan kehilangan head total.

Head Hisapan Positif Netto Tersedia / Net Positive Suction Head Available (NPSHA) menandakan jumlah hhisapan pompa yang melebihi tekanan uap cairan, dan merupakan karakteristik rancangan sistim. NPSH yang diperlukan (NPSHR) adalah hisapan pompa yang diperlukan untuk menghindari kavitasi, dan merupakan karakteristik rancangan pompa.

Pompa Torak
Pompa torak merupakan bagian terbesar dari kelompok pompa desak dengan gerak bolak-balik. Pompa torak dapat dibagi menjadi beberapa bagian , antara lain sebagai berikut: 1. Menurut cara kerjanya, (a) pompa torak kerja tunggal, (b) pompa torak kerja ganda. 2. Menurut jumlah silindar yang dilaksanakan, (a) pompa torak silindar tunggal, (b) pompa torak silindar banyak.

Cara kerja popma torak silinder tunggal Bila torak bergerak ke atas maka cairan akan terhisap, jika torak bergerak ke bawah maka cairan akan tertekan. Karena torak selalu memilki kecepatan yang tidak tetap, maka pada pompa torak terjadi aliran zat cair yang tidak teratur. Pada awal dana akhir langkahnya, yaitu pada titik mati, torak berhenti sebentar dan torak itu mempunyai kecapatan terbesar pada bagian tengah langkahnya. Pada pompa torak satu silinder yang bekerja tunggal, yang penghisapan dan pengempaannya hanya terjadi pada satu sisi torak, pompa malah tidak mengeluarkan zat cair selam waktu tertentu. Cara kerja pompa torak satu silinder kerja ganda Pompa mempunyai sebuah silinder, sebuah torak, dua buah katup isap dan dua buah katup kempa. Bila torak bergerak ke kanan, maka katup isap akan tertutup dan katup kempa akan membuka. Zat cair yang berada di sebelah kanan sisi torak di kempa ke saluran kempa melalui saluran kempa.

Gambar. Pompa torak

Anda mungkin juga menyukai