Anda di halaman 1dari 5

Mengukur Populasi Hewan Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme.

Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi. Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain. Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik. Populasi-populasi yang hidup secara terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh, populasi banteng di Pulau Jawa terpisah menjadi dua subpopulasi, yang satu terdapat di kawasan Taman Nasional Baluran yang terletak di ujung timur, yang lain terdapat di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Jika isolasi geografis atau cuaca itu menyebabkan hewan sama sekali tidak dapat melakukan pertukaran informasi genetik, maka antara kelompok yang satu dengan yang lain bisa terdapat variasi-variasi genetik sebagai akibat seleksi alam yang terjadi di tempat masing-masing. Namun, jika ada kejadian yang memungkinkan dua populasi yang terpisah dapat bersatu, pertukaran informasi genetik dapat berlangsung. Cara Mengukur Populasi Hewan Dengan Metode : 1. Metode Capture Recapture ( tangkap dan tangkap lagi ) Metode capture-recapture, merupakan metode yang sudah populer digunakan untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat, seperti ikan, burung atau mamalia kecil. Metode ini dikenal ,juga sebagai metode Lincoln-Peterson berdasarkan nama penemunya.

Metode ini pada dasarnya adalah menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda dengan tanda yang mudah dibaca atau diidentikasi, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek (umumnya satu hari). Setelah beberapa hari (satu atau dua minggu), dilakukan pengambilan (penangkapan) kedua terhadap sejumlah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua ini, lalu diidentikasi individu yang bertanda yang berasal dari hasil penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan kedua. Adapun cara menandai hewan bermacam-macam, tergantung spesies hewan yang diteliti, habitatnya (daratan, perairan), lama periode pengamatan, dan tujuan studi. Namun, dalam cara apapun yang digunakan, perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:

Individu yang bertanda maupun yang tidak bertanda pengenal bercampur secara acak di dalam populasi, sehingga peluang tertangkapnya setiap individu adalah sama.

Di dalam populasi tidak terjadi migrasi, kelahiran, maupun kematian selama periode penangkapan, pelepasan, dan penangkapan ulang. Tanda pengenal yang diberikan pada individu-individu sampel tidak hilang sampai periode penangkapan berikutnya. Pemberian tanda pengenal tidak mempengaruhi aktivitas hidup individu dan tidak mempermudah atau mempersulit penangkapan selanjutnya. Penangkapan pada suatu waktu tidak berpengaruh terhadap peluang penangkapan ulang pada waktu yang lain.

Dari dua kali hasil penangkapan tersebut diatas, dapat diduga ukuran atau besarnya populasi (N; indeks Petersen-Lincoln) dengan rumus sebagai berikut: N= Mn/n Dengan catatan : M= jumlah individu yang ditandai dan dilepaskan kembali pada periode pencuplikan ke-1. N= jumlah total yang bertanda maupun tidak bertanda pada periode pencuplikan ke-2.

M= jumlah individu bertanda, yang tertangkap kembali pada periode pencuplikan ke-2. 2. Metode Pengukuran Nisbi kerapatan nisbi : Pengukuran

Karakteristik semua metode pengukuran kerapatan nisbi adalah bahwa semuanya tergantung pada pengumpulan cuplikan yang mewakili tetapan nisbi yang tidak diketahui hubungannya dengan besarnya populasi secara keseluruhan. Jadi yang diperoleh hanya petunjuk kelimpahan yang kurang begitu akurat. Sebenarnya banyak teknik perkiraan demikian itu, tetapan disini hanya beberapa saja yang akan disajikan ialah : 1. Jebakan, Termasuk jebakan untuk tikus lapangan,jebakan cahaya untuk insekata yang terbang malam, jebakan sumuran yang dipasang pada permukaan tannah untuk menjebak kutu, atau hewan kecil lainnya, jebakan isap bagi insekta terbang, serta jaring plankton. Hewan yang tertanggap tergantug tidak hanya kerapatan populasi tetapi juga aktivitas hewan itu, kisaran gerakan, dan kemempuan si pemasang jebakan, sehingga sebenarnya hanya akan dieroleh gambaran kasar mengenai kelimpahan dengan teknik ini 2. Cacah butir tinja. Jikalau diketahui cacah butiran tinja dan rerata laju peninjaan akan diperoleh index besarnya populasi. 3. Frekuensi vokalisasi. Beberapa kali ayam hutan berbunyi seletiap 15 menit dapat dipergunakan untuk index besarnya populasi ayam hutan 4. Catatan kulit. Cacah hewan yang ditangkap oleh pemburu atau penjebak dapat dipergunakan untuk memperkirakan perubahan pada populasi mammalia catatan ada yang sampai 150 tahun yang lalu. 5. Tangkapan per satuan usaha penangkapan ikan, misalnya cacah ikan yang ditangkap selama 100 jam dengan pukat harimau. Jika diperbandingkan akan dapat dipergunakan untuk memperkirakan kelimpahar ikan di suatu perairan 6. Cacah artifak, misalnya butir tanah pada rumah kepiting, pohon untuk sarang tupai, bekas kepompong yang telah ditinggalkan insekta, dapat berguna untuk memperkirakan cacah hewan bersangkutan.

7.

Kuesioner dapat dikirimkan kepada penggemar berburu atau penjebak untuk mendapatkan perubahan populasi hewan yang jadi objeknya.

8. Frekuensi. Persentase kuadrat yang dipergunakan dalam pengkajian suatu spesies khusus dapat berguna untuk memperkirakan kelimpahan nisbi. 9. Kapasitas makan. Jumlah umpan yang diambil oleh tikus dapat dipergunakan untuk mengukur sebelum dan sesudah peracunan untuk memperoleh perubahan kerapatan. 10. Penghitungan di jalanan. Cacah burung mangsa yang tampak waktu mengendarai mobil sejauh jarak yang telah dibakukan dapat dipergunakan sebagai index kelimpahan. Hasil metode pengukuran kerapatan nisbi tersebut diatas perlu dipelajari dan di evaluasi secara hati-hati. Hasil tersebut lebih merupakan pelengkap pada teknik langsung. Perlu dipertimbangkan 2 hal : pertama, bahwa informasi sensus yang akurat dan terperinci hanya dapat diperoleh untuk beberapa jenis hewan. Dalam kebanyakan kejadian harus puas dengan perkiraan kasar. Kedua, bahwa terdapat karya penelitian yang hanya berkenaan dengan hewan yang mudah ialah burung dan mamalia 3. Metode sampling (cuplikan) pada metode ini, pencacahan dilakukan pada suatu cuplikan (sample), yaitu suatu proporsi kecil dari populasi dan menggunakan hasil cuplikan tersebut untuk membuat taksiran kerapatan (kelimpahan) populasi. Pemakaian metode ini bersangkut paut dengan masalah penentuan ukurann dan jumlah cuplikan, oleh karena itu bersangkut paut pula dengan metode- metode statistik.beberapa metode pencuplikan yang digunakan antara lain: 1. Metode kuadrat Pencuplikan dilakukan pada suatu luasan yang dapat berbentuk bujur sangkar, persegi enam, lingkaran dan sebagainya. Prosedur yang umum dipakai disini adalah menghitung semua individu dari beberapa kuadrat yang diketahui ukurannya dan mengekstrapolasikan harga rata- ratanya untuk seluruh area yang diselidiki. 2. Metoda menangkap- menandai- menangkap ulang

Metode ini dinamakan juga dengan mark-recapture, metode ini mengambil tiga asumsi pokok, yaitu:

individu- individu yang tidak bertanda maupun yang bertanda ditangkap secara acak. individu- individu yang diberi tanda mengalami laju mortalitas yang sama seperti yang tidak bertanda. tanda- tanda yang dikenakan pada individu tidak hilang ataupun tidak tampak.

3. Metode removal (pengambilan) metode ini umum digunakan untuk menaksir besar populasi mamalia kecil. Asumsi- asumsi dasar yang digunakan dalm metode pengambilan adalah sebagai berikut:

Populasi tetap stasioner selama periode penangkapan. Peluang setiap individu populasi untuk tertangkap pada setiap perioda panangkapan adalah sama. Probabilitas Metode penangkapan Sensus individu dari waktu selama Total) perioda

penangkapan adalah sama. 4. (Pencacahan Pencacahan total merupakan suatu cara menghitung secara langsung semua individu di suatu tempat yang dihuni spesies yang diselidiki. Metode ini biasanya digunakan pada berbagai spesies mamalia berukuran tubuh besar dan mudah tampak dalam habitatnya, misal gajah di semak belukar. Pencacahan total juga dapat dilakukan pada berbagai jenis hewan yang berukuran kecil, misal kelelawar dengan mencacah individu yang keluar masuk dari lubang tempat tinggalnya. Dapat juga dilakukan pada jenis hewan invertebrate sesil dengan ukuran tubuh yang tidak terlalu kecil, misalnya teritip (Balanus sp). Pengukuran Kelimpahan Absolut : Metoda-metoda Pencuplikan Metode pencuplikan (sampling method) merupakan metode yang menggunakan pencacahan, namun dilakukan terhadap individu-individu dari cuplikan-cuplikan (samples) yang masing-masing merupakan suatu proporsi kecil dari populasi yang diperiksa.

Anda mungkin juga menyukai