Anda di halaman 1dari 4

TUGAS III SI 4143 MANAJEMEN LALU-LINTAS

Dosen :

Disusun Oleh: Eyrton C. Silaban 15010123

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013

Pengaturan

Waktu

Operasi

Kendaraan

Angkutan

Barang

biasanya

disesuaikan sesuai daerah masing-masing jadi kebijakannya dibuat oleh

Walikota atau Bupati> Diserahkan kebijaknnya ke daerah masing-masing karena tidak semua daerah mempunyai karakteristik jalan raya yang sama serta tidak semua daerah mempunyai kesibukan yang sama dalam hal pemasokan barang ke dalam wilayahnya. Contoh studi kasus Pengaturan Waktu Operasi Kendaraan Angkutan Barang di Wilayah Kota Tangerang Selatan diatur dalam PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR : 3 TAHUN 2012. Pasal 1 1) Kendaraan angkutan barang yang dilakukan pengaturan adalah kategori mobil barang dengan Muatan Sumbu

Terberat (MST) lebih dari 8 Ton, daya angkut maksimal 5.500 kg, lebar maksimal 2100 milimeter dan Jenis Tronton, Kendaraan atau Kereta Tempelan serta Kendaraan atau Kereta Gandengan. 2) Waktu operasi kendaraan angkutan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada pukul 22.00 WIB sampai dengan pukul 05.00 WIB.

ANALISIS 1. Tujuan Peraturan Tujuan peraturan ini dibuat maksudnya adalah baik yaitu untuk menghindari kemacetan di jalan lokal wilayah tersebut. Ciri khas dari angkutan barang adalah berhenti sampai seluruh barang yang

ada di dalamnya diturunkan sampai tempat tujuan. Hal ini dapat menyebabkan kemacetan karena kendaraan (truk) tersebut akan menutupi badan jalan sehingga menghambat jalur searah yang hendak mendahului. Untuk mencegah hal ini setiap pihak yang menerima barang seharusnya menyediakan lahan parkir yang mampu mengakomodasi truk.

2. Jalan Alternantif Dengan adanya peraturan ini seharusnya pemerintah daerah menfasilitasi adanya jalur alternatif bagi kendaraan yang akan menurunkan barangnya pada saat pukul 05.00-22.00. Dengan adanya jalan alternatif seperti ring road maka kendaraan tersebut tidak akan mengganggu kendaraan kecil dalam aktivitasnya.

3. Koordinasi dengan Kepolisian Peraturan ini agar berjalan sebagaiman mestinya perlu dibantu oleh pihak kepolisian untuk menindak pelanggaran peraturan tersebut. Dengan adanya penindakan ini akan menimbulkan efek jera bagi pengemudi nakal yang mencoba menerobos jam yang sudah dilarang.

4. Kerusakan Jalan

Dengan

tonase

beban

yang

besar

maka

kendaraan

berat

diharapkan frekuensinya dikurangi sebab jalan lokal dan kolektor tidak didesain untuk menahan beban kendaraan bertonase lebih dari 8 ton. Jika tetap dipaksakan

Anda mungkin juga menyukai