Anda di halaman 1dari 2

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Glaukoma merupakan penyakit neurooptik yang menyebabkan kerusakan serat optik (neuropati optik), yang ditandai dengan kelainan atau atrofi papil nervus optikus yang khas, serta kerusakan lapang pandang dan biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan intraokular sebagai faktor resikonya.
(10)

Pada pasien ini didapatkan diagnosa okuler dekstra glaukoma absolut dan okuler sinistra glaukoma kronis suspek glaukoma sudut tertutup kronis. Hal tersebut ditegakkan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik dan okuler serta pemeriksaan tambahan yaitu menggunakan tonometer. Pemeriksaan pasti dengan menggunakan genioskopi dan perimeter belum bisa dilakukan akibat keterbatasan alat. Glaukoma sendiri dikalasifikasikan sebagai glaukoma sudut terbuka, glaukoma sudut tertutup, dan glaukoma pada anak-anak. Faktor etiologi dan faktor resiko seperti genetik, ras, umur ikut mempengaruhi terjadinya glaukoma. Patofosiologi dari terjadinya glaukoma mempunyai beberapa mekanisme hipotesis, diantaranya hipotesis mekanis, vaskular, inflamasi, autoimun, glutamat dan faktor stress oksidatif yang menyababkan neurpati optik serta manifestasi yang muncul pada pasien glaukoma.(5) Pemberian terapi bisa dilaukan dengan medikamentosa, dan nonmedikamentosa. Pada medikamentosa dapat digunakan pada glaukoma sudut terbuka primer yaitu seperti golongan antagonis beta adrenergik, adrenergik antagonis, agen parasimpatomimetik, inhibitor karbonik anhidrase, serta agen

41

42

hiperosmotik yang dari semua itu bertujuan untuk menurunkan tekanan intraokuler pada bola mata. Terapi pembedahan dapat dilaukan dengan laser trabekuloplasti atau trabekulektomi pada glaukoma sudut terbuka. Sedangkan pada glaukoma sudut tertutup bisa menggunakan laser iridektomi, laser genioplasti atau periferal iridoplasti, atau pembedahan insisi. Pada glaukoma kongenital bisa dilakukan geniotomi dan trabekulotomi.(10)

5.2 Saran Pada pasien dengan glaukoma selalu dilakukan pemeriksaan visus serta lapang pandag yang digunakan sebagai evaluasi terhadap gejala serta pengobatan yang diberikan. Tindakan operatif perlu dilakukan apabila pasien tidak berespon terhadap pengobatan untuk mempertahankan visus dan tidak menyebabkan kondisi yang lebih parah (glaukoma absolut).

Anda mungkin juga menyukai