Anda di halaman 1dari 11

GLAUKOMA YANG DIINDUKSI OBAT

Penulis: Douglas J Rhee, MD, Assistant Professor, Department of


Ophthalmology, Harvard Medical School; Consulting Staff, Massachusetts
Eye and Ear Infirmary
Asisten Penulis: Steven Gedde, MD, Program Director, Assistant
Professor, Department of Ophthalmology, Bascom Palmer Eye Institute,
University of Miami School of Medicine
Update: 18 Mei 2009

Pendahuluan

Latar Belakang
Beberapa obat mempunyai potensi untuk menaikkan tekanan intraokuler
(TIO), melalui mekanisme sudut terbuka atau sudut tertutup. Glaucoma
yang diinduksi oleh steroid merupakan bentuk dari glaucoma sudut
terbuka yang dihubungkan dengan penggunaan obat steroid topical,
tetapi dapat juga bersamaan dengan steroid inhalasi, oral, intravena,
periokuler atau intravitreal. Peresepan obat untuk berbagai penyakit
sistemik (depresi, alergi, penyakit Parkinson) dapat menyebabkan dilatasi
pupil dan mempercepat serangan glaucoma sudut tertutup dan
predisposisinya pada mata yang secara anatomis memiliki sudut sempit.
Sudut terbuka
Kenaikan TIO yang diinduksi obat umumnya karena mekanisme sudut
terbuka. Kortikosteroid merupakan kelas obat yang dapat menyebabkan
kenaikan TIO. Tidak semua pasien yang menggunakan kortikosteroid
dapat menyebabkan kenaikan TIO. Faktor risikonya pada penderita yang
sudah menderita glaucoma primer sudut terbuka, riwayat keluarga
terdapat glaucoma, myopia yang tinggi, diabetes mellitus, dan riwayat
penyakit jaringan ikat (arthritis rheumatoid).
Jumlah pasien yang berrespon terhadap kenaikan TIO berbeda-beda
sehubungan dengan cara pemberian obat. Sebagian besar pasien
berespon terhadap kortikosteroid topical yang diteteskan (termasuk juga
krim pada arean periorbital) atau injeksi intravitreal. Oleh karena itu untuk
menurunkan frekuensi dan insidensi kenaikan TIO yaitu dengan
menggunakan cara pemberian secara intravena, parenteral dan inhalasi.
Pada pasien yang mendapat kortikosteroid jangka panjang dapat tidak
terdiagnosis dengan kenaikan TIO dimana dapat berakhir dengan
kerusakan nervus optic.
Kenaikan TIO yang diinduksi oleh steroid dapat terjadi dalam beberapa
minggu sejak pemberian awal steroid. Pada banyak kasus, TIO dapat
menurun secara spontan dalam beberapa minggu sampai bulan setelah
steroid dihentikan. Pada kasus yang jarang, TIO tetap meninggi. Sebagai
tambahan, ada beberapa pasien yang dalam kondisi tertentu
mengharuskan tetap meneruskan konsumsi steroid sekalipun menaikkan
TIO. Pasien tersebut diobati seperti pengobatan glaucoma primer sudut
terbuka.
Sudut tertutup

1
Banyak kategori obat yang mencantumkan glaucoma sebagai
kontraindikasi atau efek samping yang dapat menginduksi glaucoma
sudut tertutup. Obat-obat tersebut dapat mendorong serangan glaucoma
hanya pada individu dengan sudut yang occludable (bilik mata depan
yang sangan sempit). Kelas obat yang dapat menginduksi glaucoma sudut
tertutup adalah antikolinergik topical, simpatomimetik drop, trisiklik
antidepresan, monoamine oksidase inhibitor, antihistamin, obat
antiparkinson, obat anti psikotik dan antispasmolitik agen.
Obat yang mengandung sulfa dapat menginduksi glaucoma sudut
tertutup dengan melalui mekanisme yang berbeda, yaitu melibatkan
rotasi anterior dari badan siliar. Glaukoma sudut tertutup biasanya
bilateral dan dapat terjadi dalam beberapa dosis awal dari penggunaan
sulfonamide. Pasien yang mempunyai sudut sempit atau lebar berpotensi
tekena serangan ini dan terkena reaksi iridosyncratic.

Patofisiologi
Sudut terbuka
Patofisiologi secara pasti dari glaucoma yang diinduksi oleh obat belum
diketahui. Yang diketahui adalah bahwa kenaikan TIO karena steroid
secara sekunder dapat meningkatkan resisteni pengeluaran humor aquos.
Beberapa evidens menunjukkan bahwa defek dapat ditingkatkan oleh
akumulasi glikosaminoglikan atau peningkatkan produksi protein pada
anyaman trabekula yang diinduksi oleh respon glukokortikoid, sehingga
mengakibatkan obstruksi aliran keluar humor aquos. Evidens yang lain
mengarah pada perubahan sitoskeletal yang diinduksi oleh kortikosteroid
sehingga dapat menghabat pinositosis dari humor aquos atau
menghambat penghilangan glikosaminoglikan sebagai hasilnya terjadi
akumulasi substansi sini.
Sudut tertutup
Patofisologi dari glaucoma sudut tertutup yang diinduksi oleh obat melalui
mekanisme papillary blok (meningkatnya kontak iris dan lensa pada tepi
pupil) saat dilatasi pupil. Obat mempunyai efek langsung atau efek
sekunder, keduanya menstimulasi simpatis atau menginhibisi
parasimpatis yang menyebabkan dilatasi pupil sehingga dapat
menyebabkan glaucoma sudut tertutup pada pasien dengan sudut yang
occludable.
Lain halnya dengan obat yang mengandung sulfa. Mekanismenya
melibatkan rotasi anterior dari badan siliar atau efusi koroid,
menyebabkan sempitnya bilik mata depan dan memblokade anyaman
trabekula oleh iris. Dilatasi pupil dan adanya bilik mata depan yang
dangkal tidak penting. Defek yang pasti yang menyebabkan badan siliar
membengkak belum diketahui.

Frekuensi

United States
Sudut terbuka

2
Insiden dari kenaikan TIO yang diinduksi oleh steroid pada pasien yang
menggunakan sistemik kortikosteroid tidak diketahui, karena kebanyakan
dari pasien tersbut tidak memerikan TIOnya. Pasien tersebut diketahui
saat pemeriksaan mata rutin saat berobat atau glaucoma sudah
mengakibatkan pandangan visual yang terganggu.
Risiko terkena glaucoma yang diinduksi steroid berhubungan dengan cara
pemberian. PAsien dengan glaucoma primer sudut terbuka mempunyai
potensi yang lebih besar dalam kenaikan TIO karena steroid topical.
Pasien dengan gluakoma primer kronik sudut tertutup dan pasien dengan
glaucoma sekunder sudut terbuka berrespon seperti mata normal
terhadap steroid.
Penelitian yang di lakukan oleh Armaly menunjukkan bahwa hampir
sepertiga dari mata normal dan lebih dari 90% dari pasein dengan
glaucoma primer sudut terbuka berrespon kenaikan TIO lebih besar dari 6
mmHg setelah mendapat dexamethason 0,1% topical selama 4 minggu.
Pada injeksi intravitreal dengan triamsinolon, lebih dari 50% pada pasien
non-glaukoma mempunyai peningkatan TIO, kenaikan ini terjadi selama 6
bulan setelah injeksi.
Sudut tertutup
Prevalensi dari sudut yang occludable pada kulit putih adalah 3,8% dalam
studi Framingham.
Populasi asia kebanyakan mempunyai sudut sempit. Penelitian pada
populasi orang Vietnam, diperkirakan sudut yang occludable adalah 8.5%.

Motalitas / morbiditas
Glaukoma merupakan peringkat ke 3 yang menyebabkan kebutaan di
Amerika Risiko menjadi buta pada salah satu mata pada glaucoma sudut
terbuka adalah sekitar 20%, sedangkan buta bilateral sekitar 9%.
Ras
Tidak ada perbedaan dalam dalam berrespon terhadap kenaikan TIO yang
diinduksi steroid.

Sex
Tidak ada perbedaan jenis kelamin dalam berrespon terhadap kenaikan
TIO yang diinduksi steroid.

Age
Kenaikan TIO yang diinduksi steroid dapat terjadi pada semua umur, akan
tetapi anak kecil lebih sedikit.

Klinis

Riwayat
Anamnesis keadaan pasien saat ini

• Gejala

3
○ Glaukoma yang diinduksi steroid, kenaikan TIO secara
perlahan-lahan seperti glaukoma primer sudut terbuka,
sehingga gejala sangat sedikit.
○ Gejala gangguan penglihatan hampir sama dengn glaukoma
akut primer sudut tertutup.
• Riwayat penyakit mata/pengobatan sebelumnya
○ Riwayat penyakit sistemik yang memerlukan penggunaan
kortikosteroid jangka panjang ( uveitis, penyakit kolagen
vaskular, asma, dermatitis).
○ Patien dengan glaukoma primer sudut terbuka, riwayat
keluarga glaukoma primer sudut terbuka, diabetes melitus,
miopia yang tinggi, atau penyakit jaringan ikat mempunyai
risiko yang tinggi berrepon terhadap steroid.

Fisik
Lakukan pemeriksaan oftalmik yang lengkap.
• Visus dan refraksi – Pasien dengan hiperopia merupakan risiko
tinggi untuk sudut yang dangkal.
• Pupil - Test untuk mengetahui apakah ada defek pada aferen pupil
dikarenakan pengobatan topikal secara unilateral atau apabila
serangan hanya terkena pada salah satu mata.
• Pemeriksan luar – gunakan senter untuk mengidentifikasi sudut
mata yang sempit.
• Pemeriksaan menggunakan slit lamp – mengeleminasi penyebab
lain dari glaukoma sekunder.
○ Kornea - Krukenberg spindle (glaukoma pigmentasi), keratitis
presipitat ( glaukoma uveitis, Fuchs heterochromic
iridocyclitis)
○ Bilik mata depan – ukur kedalaman bilik mata depan untuk
menunjukkan adanya kesempitan sudut.
○ Iris - Heterochromia (Fuchs heterochromic iridocyclitis), iris
transillumination defects (pseudoexfoliation, pigment
dispersion, episode sudut tertutup intermiten sebelumnya)
○ Lensa – Material pseudoexfoliation (glaukoma
pseudoexfoliation)
• Pemeriksaan gonioscopi – periksa anatomi sudut untuk
mengidentifikasi apakah sudutnya termasuk risiko terjadinya oklusi
saat dilatasi.
• Pemeriksaan dilatasi – inspeksi nervus optikus untuk melihat
kerusakan nervus akibat glaukoma.

4
Etiologi
Glaukoma yang diinduksi oleh obat dapat terjadi karena dua mekanisme,
yaitu sudut terbuka karena induksi steroid dan sudut tertutup karena
dilatasi pupil.

Diagnosis Diferensial
Glaukoma kronik sudut
terutup

Glaukoma sudut resesi

Glaukoma bertekanan
rendah

Glaukoma pigmentasi

Glaukoma uveitis

Glaukoma primer sudut


terbuka

Masalah lain yang perlu dipertimbangkan


Terapi steroid (katarak subkapsular posterior)

Diagnosis

Pemeriksaan laboratorium
• Tidak ada indikasi pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan foto
• Tidak ada indikasi pemeriksaan foto pada glaukoma.

Pemeriksaan lain
• Pemeriksaan luas lapang pandang (Humphrey, Octopus, Goldmann.

Pengobatan

Medikamentosa
• Sudut terbuka
○ Apabila pasien dalam kondisi yang dapat mentoleransi
penghentian kortikosteroid, maka penghentian steroid dapat
menormalkan kembali TIO.
○ Pada kasus kortikosteroid topikal drop, gunakan yang paling
lemah potensinya seperti bentuk fosfat dari prednisolone dan

5
dexamethasone, rimexolone, loteprednol etabonate,
fluorometholone, atau medrysone, dapat dipertimbangkan.
Obat tersebut mempunyai efek yang kecil dalam menaikkan
TIO, tetapi obat tersebut tidak seefektif obat antiinflamasi.
Obat antiinflamsi non steroid topikal ( diclofenac, ketorolac)
adalah alternatif yang tidak mempunyai efek menaikkan TIO
tetapi obat tersebut mungkin tidan cukup mempunyai aktifitas
antiinflamasi untuk mengobati pasien dengan kondisi
tertentu.
○ Kadang-kadang terdapat pasien yang TIO tidak menjadi
normal setalah penghentian kortikosteroid atau pasien
dimana harus konsumsi obat kortikosteroid terus-menerus,
maka gunakan pengobatan standar glaukoma.
• Sudut tertutup.
○ Apabila etiologinya karena obat yang mengandung sulfa,
peningkatan TIO akan membaik setelah penghentian
pemberian obat. Bagaimanapu, beberapa kasus glaukoma
sudut tertutup yang diinduksi sulfa (TIO>45mmHg) mungkin
tidak respon dengan sekedar penghentian pemberian obat.
Kasus ini respon terhadap Solu-Medrol dan manitol intravena .
○ Untuk etiologi yang lain, diobati sesuai dengan pengobatan
glaukoma akut primer sudut tertutup.

Pembedahan
• Sudut terbuka
○ Apabila terapi obat-obatan tidak efektif dalam menurunkan
TIO sesuai target atau pasien tidak beresppon dengan terapi
maka terapi pembedahan diindikasikan.
○ Pada pasien dengan sudut terbuka dan tidak adanya inflamasi
intraokular, trabeculoplasty laser argon dapat menurunkan
TIO.
○ Pada pasien dimana terapi obat dan laser tidak berhasil dalam
menurunkan TIO secara adekuat, maka terapi bedah dapat
dipertimbangkan. Biasanya, trabekulektomi (teknik filtrasi ),
dengan atau tanpa antimetabolit intraoperatif merupakan
prosedur utama. Pada kasus dimana mata terdapat
neovaskularisasi aktif atau inflamasi maka drainase glaukoma
dapat digunakan sebagai prosedur utama.
• Sudut tertutup: Pengobatan sama dengan glaukoma akut primer
sudut tertutup.

Konsultasi
Apabila tidak dapat mengontrol TIO, pasien dirujuk ke spesialis glaucoma.

6
Pengobatan
Tujuan dari farmakoterapi adalah untuk mengurangi morbiditas dan
menghindari komplikasi.
Bimatoprost (Lumigan) and travoprost (Travatan) merupakan analog
prostaglandin oftalmik yang telah disetujui penggunaanya di Amerika
Serikat. Bimatoprost merupakan analog prostamide dengan aktifitas
hipotensif ocular. Obat ini mirip dengan aktifitas prostemid dalam
menurunkan TIO melalui jalur prostamid. Travoprost dan bimatoprost
merupakan analog prostaglandin F2-alpha (dinoprost) yang mirip dengan
latanoprost. Obat ini selektif terhadap agonist reseptor prostanoid FP
untuk menurunkan TIO dengan meningkatkan pengeluaran uveoscleral.
Obat ini diindikasikan untuk menurunkan TIO pada pasien dengan
glaucoma sudut terbuka atau hipertensi ocular yang intoleran terhadap
obat-obat penurun TIO lainnya atau tidak responsif (gagal mencapai TIO
yang di targetkan setelah beberapa kali pengukuran) terhadap obat-obat
penurun TIO.
Bimatoprost dan travoprost diberikan sehari satu kali saat akan tidur (1
gtt pada mata yang terkena), obat ini belum diteliti pada anak-anak.
Obat ini dikontraindikasikan pada mereka yang hipersensitifitas terhadap
obat ini. Tidak ada interaksi dengan obat lain yang dilaporkan. Termasuk
kategori C pada ibu hamil (risiko terhadap janin di temukaan pada
penelitian terhadap hewan, tetapi pada manusia belum dilakukan
penelitian, dapat digunakan bila keuntungan lebih dari pada risikonya).
Seperti latanoprost, semuanya mempunyai efek samping meningkatkan
pigmen iris (menaikkan pigmen coklat) dan kelopak mata, dan dapat
memanjangkan bulu mata. Keratitis bakteri dapat terjadi.

Agonis Adrenergic
Obat topical (simpatomimetik) menurunkan produksi humor aquos dan
menurunkan resistensi pembuangan humor aquos. Kadang digunakan
dengan agonis kolinergik seperti pilokarpin. Efek sampingnya berupa
mulut kering.

Apraclonidine (Iopidine) 0.5%, 1%


Menurunkan TIO baik tidak disertai dengan glaucoma. Selektif terhadap
alfa-adrenergik tanpa aktifitas local anestesi yang signifikan. Mempunyai
efek terhadap kardiovaskular yang sangan sedikit.
• Dosis dewasa: 1 gtt 3x sehari
• Interaksi: Monitor nadi dan tekanan darah saat diberikan bersamaan
dengan obat jantung, tidak digunakan secara sering bersamaan
dengan MAO
• Kontraindikasi: Hipersensitifias, pasien dalam pengobatan
menggunakan MAO atau 14 hari pernah mengkonsumsinya.
• Pencegahan: risiko fetus ditemukan pada penelitian hewan sedang
pada manusia belum dilakukan; dapat digunakan jika keuntungan
melebihi dari risiko fetus. Hati-hati pada penderita insufisiensi

7
koroner, gagal ginjal kronik, infark miokard, penyakit
serebrovaskular, penyakit Raynaud, obliteran tromboangiitis dan
pada pasien depresi.

Beta-bloker
Topical antagonis reseptor beta-adrenergik menurunkan produksi humor
aquos oleh badan siliar. Efek sampingnya karena absorpsi sistemik yaitu
menurunkan kardiak output dan bronkokonstriksi. Pada pasie yang
rentan, dapat menyebabkan bronkospasme, bradikardi, heart blok atau
hipotensi. Monitor pasien jumlah nadi dan tekanan darah. Anxietas dan
depresi dapat terjadi pada beberapa pasien serta dapat terjadi
kekambuhan disfungsi seksual.

Timolol (Betimol, Timoptic) 0.25%, 0.5%


Dapat menurunkan kenaikan atau normal TIO, dengan atau tanpa
glaucoma dengan mereduksi produksi humor aquos.
• Dosis dewasa: 1 tetes 2 x sehari pada mata yang terkena.
• Dosis anak : seperti dosis dewasa
• Interaksi: dapat menyebabkan bradikardi dan asistol bila
dikombinasikan dengan sistemik beta bloker
• Kontraindikasi: hipersensitifitas, asma bronkial, sinus bradikardi, AV
blok derajat 2 dan 3, COPD , gagal jantung, shok kardiogenik.
• Pencegahan: fetus ditemukan pada penelitian hewan sedang pada
manusia belum dilakukan; dapat digunakan jika keuntungan
melebihi dari risiko fetus. Obat tersebut dapat mengandung sulfites
sehingga dapat terjadi reaksi alergi pada orang-orang tertentu.

Simpatomimetik
Meningkatkan pengeluaran humor aquos melalui anyaman trabekula dan
keluar melalui jalur uveoskleral oleh aksi agonis beta2. Lebih dari
sepertiga pasien tidak berespon terhadap obat ini.

Epinephrine (Epifrin) 0.5%, 1%, 2%


Menurunkan TIO dengan menaikkan pengeluaran dan mereduksi humor
aquos. Digunakan sebagai tambahan terapi beta-bloker atau miotik.
Kombinasi simpatomimetik dengan miotik dapat menimbulka efek
tambahan dalam menurunkan TIO.
• Dosis dewasa: 1 tetes 2-4 x sehari.
• Interaksi: meningkatkan toksisitas beta dan alfa bloker dan anestesi
inhalasi halotan.
• Kontraindikasi: hipersensitifitas, glaukoma sudut sempit, afakia.
• Pencegahan: fetus ditemukan pada penelitian hewan sedang pada
manusia belum dilakukan; dapat digunakan jika keuntungan
melebihi dari risiko fetus. Hati-hati pada orang tua, prostat

8
hipertrofi, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, hipertiroid,
dan insufisiensi serebrovaskular.

Inhibitor Karbonic anhidrase


Menurunkan sekresi humor aquos dengan menginhibisi karbonic
anhidrase pada badan siliar. Pada glaucoma akut sudut tertutup,
pemberian secara sistemik, apabila pada glaucoma sudut terbuka
gunakan secara topical. Efek samping relatif jarang tetapi dapat terjadi
keratitis pungtata, asidosis, parestesia, mual, depresi dan kelesuan.

Dorzolamide HCl (Trusopt) 2%


Gunakan bersamaan dengan obat topical lainnya untuk menurunkan TIO.
Apabila penggunaan lebih dari 1 macam obat berikan obat selang 10
menit.
Dorzolamide merupakan inhibitor karbonic anhydrase yang bersifat
reversible yang dapat menurunkan sekresi humor aquos. Obat ini juga
memperlambat formasi ion bikarbonat sehingga mereduksi garam dan
cairan. Absorpsi sistemik dapat memberika efek karbonic anhidrase pada
ginjal, menurunkan sekresi ion hydrogen pada tubulus renal dan
menaikkan sekresi garam, kalium bikarbobat dan air pada ginjal.
• Dosis dewasa: 1 gtt pada mata yang terkena 3x sehari.
• Interaksi: Pemberian bersama dengan salisilat dosis tinggi dapat
menaikkan toksisitas, dapat mempunyai efek sistemik tambahan
apabila pasien sudah mengkonsumsi inhibitor karbonik anhidrase.
• Kontraindikasi: hipersensitifitas.
• Pencegahan: fetus ditemukan pada penelitian hewan sedang pada
manusia belum dilakukan; dapat digunakan jika keuntungan
melebihi dari risiko fetus. Efek samping lokal pada mata,
konjungtivitis, dan reaksi kelopak mata apabila digunakan jangka
lama (hentikan terapi dan evaluasi pasien sebelum terapi di
lanjutkan).

Obat miotic (parasimpatomimetik)


Mengkontraksi muskulus siliaris, menencangkan anyaman trabekula dan
melancarkan aliran keluar humor aquos. Hasilnya terjadi miosis pupil. Efek
sampingnya meliputi, nyeri kening, myopia, dan menurunkan penglihatan
pada cahaya yang sedikit.

Pilocarpine (Pilocar, Pilagan, Pilogel) 1%, 2%, 4%


Secara langsung menstimulasi reseptor kolinergik pada mata,
menurunkan resistensi pengeluaran humor aquos.
Individu dengan pigmentasi iris yang berlebih memerlukan kekuatan obat
yang lebih tinggi. Apabila pengobatan glaucoma juga diberikan sebelum
tidur, maka gunakan tetes minimal 5 menit sebelum gel.

9
• Dosis dewasa: bentuk solution : 1-2 tetes 2-3 x sehari. Bentuk gel:
0,5 inch panjang pada konjungtiva inferior pada mata yang terkena,
waktu tidur.
• Interaksi: dapat tidak efektif apabila diberikan bersamaan dengan
agen antiinflamasi steroid.
• Kontraindikasi: hipersensitifitas, penyakit inflamasi akut pada bilik
mata depan.
• Pencegahan: fetus ditemukan pada penelitian hewan sedang pada
manusia belum dilakukan; dapat digunakan jika keuntungan
melebihi dari risiko fetus. Hati-hati pada gagal jantung akut, ulkus
peptik, hipertiroid, spasme gastrointestinal, asama bronkial,
parkinson, obstruksi saluran kemih dan hipertensi atau hipotensi.

Analog prostaglandin
Menaikkan pengeluaran humor aquos melalui uveoskelral. Mekanismenya
melalui induksi metalloproteinase pada badan siliar, dimana merusak
matriks ekstraseluler, mereduksi resistensi pengeluran melalui badan
siliar. Obat ini dapat juga digunakan bersama dengan beta-bloker, alfa-
agonis atau inhibitor karbonik anhidrase topical. Banyak pasien berrespon
baik terhadap obat tersebut, berberapa juga tidak berespon. Efek samping
meliputi iris pigmentasi, edema macula dan uveitis.

Latanoprost (Xalatan) 0.005%


Menurunkan TIO dengan menaikkan pengeluaran humor aquos.
• Dosis dewasa: 1 tetes (1,5mcg) pada mata yang terkena setiap
menjelang waktu tidur. Frekuensi yang lebih sering dapat
menurunkan efektifitasnya.

Follow-up

Perawatan Komplikasi
• Sudut terbuka
○ Direkomendasikan pada semua pasien yang menggunakan
kortikosteroid jangka panjang untuk dievaluasi keadaan
matanya.
○ Pasien dengan kortikosteroid topikal harus di follow-up pada
jarak tertentu oleh ahli oftalmologis untuk memonitor keadaan
okular mereka dan TIO, TIO yang diinduksi oleh steroid dapat
tejadi selama 2-6 minggu setelah pemakaian steroid awal.
○ Setelah penghentian kortikosteroid, TIO akan kembali normal
pada beberapa minggu sampai bulan. Pada pasien dengan
kondisi tertentu yang mendapat terapi kortikosteroid dapat di
follow up dalam jangka waktu tertentu untuk melihat kenaikan
TIO dan derajat kerusakan nervus optik serta kerusakan
lapang panang.

10
○ Pasein yang telah menjalani terapi pembedahan harus di
follow up secara konsisten dnegan perawatan postoperatif.
• Sudut tertutup
○ Direkomendasikan bahwa orang yang mempunyai umur lebih
40 tahun harus menjalani pemeriksaan rutin mata untuk
menscreening beberapa kondisi, seperti bilik mata depan
dengan sudut yang sempit.
○ Obati sama dengan pengobatan glaukoma akut primer sudut
terutup.

Pencegahan
• Obat yang mempunyai potensi induksi glaukoma harus digunakan
bila diindikasikan.
• Apabila obat tersebut harus digunakan maka TIO harus di monitor.

Komplikasi
• Glaucoma yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan
penglihatan secara permanen dan kebutaan.

Prognosis
• Baik bila TIO terkontrol.

Edukasi Pasien
• Direkomendasikan bahwa semua pasien yang menggunakan
kortikosteroid kornik diharuskan menjalani pemeriksaan
oftalmologis rutin.

11

Anda mungkin juga menyukai