Anda di halaman 1dari 15

Penetapan Kapasitas Tukar Kation

Definisi dan Prinsip

Liat dan Humus----partikel Koloid dengan luas permukaan besar.--- sebagian besar bermuatan negatif.--- namun asam humik, fulvik dan fraksi aktif dari humus mungkin bermuatan neg. atau positif. Muatan-muatan negatif tersebut dinetralkan dengan penjenuhan ion bermuatan positif(kation). Kation-kation ini diikat secara elektrostatistik pada permukaan koloid tanah yang disebut kation terjerap (adsorbed cation).

Kation-kation terjerap dapat diganti oleh kation lain dari larutan tanah.proses pertukaran tersebut disebut pertukaran kation. Dan kation yang terlibat dalam reaksi pertukaran disebut kation dapat ditukar. KTK--- kemampuan tanah menjerap dan mempertukarkan kation. KTK ini merupakan suatu pengukuran kuantitatif dari semua kation-kation terjerap pada permukaan koloid tanah yang dinyatakan dalam miliekuivalen (me/100 g tanah. Dalam unit Si, jumlah ini sama dengan cmol(+)/kg tanah.

Berdasarkan perbedaan konsep dan pandangan KTK dibedakan


KTK (NH4OAc):KTK yang diperoleh dengan metoda pencucian dengan amonium asetat pH 7. KTK, efektif KTK yang besarnya sama dengan jumlah basa-basa yang terekstrak dengan amonium asetat plus Al dapat tukar dengan KCL 1N. KTKp. KTK yang dihasilkan dari muatan-muatan negatif permanen dari mineral liat. KTKv. Yaitu KTK yang dihasilkan dari muatan tergantung pH (muatan variabel) dari koloid anorganik dan organik. KTK total---- yaitu KTK yang disebabkan oleh muatan permanen dan variabel.

Kepentingan KTK

Secara praktikal---pertukaran kation sangat penting dalam fisika tanah, kimia tanah, kesuburan tanah, retensi hara dalam tanah, serapan hara oleh tanaman, pemupukan dan pengapuran. Secara umum kation yang terjerap tersedia bagi tanaman melalui pertukaran kation dengan ion H yang dihasilkan oleh respirasi akar-akar tranaman. Hara yang ditambahakan kedalam tanah dalam bentuk pupuk akan diretensi oleh permukaan koloid.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan KTK


Ph

Larutan pengekstrak Sifat komplek pertukaran Konsentrasi larutan pengekstrak Sifat kation yang dipakai Pendekatan Analitik Adanya interaksi yang tidak diinginkan Keterbatasan metode analisis.

pH larutan pengekstrak
Belum

ada kesepakatan tentang nilaipH larutan pengesktrak untuk pertukaran kation tanah. Disarakan pH Larutan pengeekstrak sebaiknya sedekat mungkin dengan pH tanah yang diteliti. pH 7 untuk amonium asetat sering digunakan.

Jika ion H+ dapat ditukar diperhitungkan dalam penetapan KTK, larutan pengeekstrak dengan pH 8-8,5 sebaiknya digunakan--- jika ada suatu penggantian ion H+ Yang terjerap. Nilai pH dan jenis garam yang digunakan mempunyai efek relatif kecil terhadap pertukaran basa-basa dan jumlah basa dapat ditukar jika larutan pengekstrak nya adalah NaOAc,KOAc atau garam Ba pada pH 7.9-8,5. Namun Konsentrasi ion H dapat tukar yang terekstrak berbeda nyata jika reaksi pertukaran dilakukan pada pH 7.0-8.5. Larutan pengekstrak dengan nilai pH lebihtinggi--- biasanya menghasilkan suatu penggantian ion H yang meningkat.

Besarnya pengaruh pH tergantung


Sifat

komplek pertukaran Sifat dan konsentrasi larutan pengestrak Adanya interaksi yang tidak diinginkan Pendekatan analitik

1.Sifat Komplek pertukaran


Ada 6 jenis koloid tanah yang terlibat dalam reaksi pertukaran kation: 1. liat amorf, dan para kristalin, 2.liat tipe 1:1(kelompok kaolinit), 3.liat type 2:1 (kelompok smektit), 4.type liat 2:2 (kelompok klorit), 5. liat sesquioksida (liat Al dan Fe oksida) dan 6. Koloid organik. Nilai KTK dan perilaku ke 6 Kategori koloid tanah tersebut dalam rekasi pertukaran kation,khususnya dalam reaksi pertukaran H berbeda.

Besarnya muatan Negatif disetiap Koloid juga berbeda. Koloid organik-paling tinggi200 me/100 g tnh. Vermikulit--- 150 me/100 g tnh. Smektit---100 me/100 g tnh. Klorit dan ilit--- 30 me/100 g tnh. Kaolinit--- 8 me/100 g tnh gibsite dan goetit 4 me/100 g tnh.

2.Sifat dan konsentrasi larutan pengekstrak


Jenis kation yang digunakan dalam larutan pengeekstrak ---mempengaruhi hasil analisis. Kecepatan adsorpsi tergantung pada valensi dan jumlah kation. -Ion-ion monovalen ---cenderung dijerap dalam jumlah rendah daripada ion divalen. -Jumlah kation yang lebih kecil kecepatan adsorpsinya lebih baik.

Kemampuan kation mengganti tidak selalu proporsional dengan jumlah yang teradsorpsi. Idealnya kation larutan pengekstrak harus diadsorpsi dalam jumlah equivalen dengan jumlah ion yang diganti. Contoh. NH4---mempunyai kekutan penetrasi yang tinggi tapi tidak diadsorpsi dalam jumlah yang tinggi. Pada sisi lain Ba+2 diadsorpsi dalam jumlah besar tanpa mengganti jumlah kation yang ekuivalen. Tidak semua jenis kation dapat digunakan sebagai bahan penukar. Secara umum hanya kation monovalen dan beberap ion divalen yang dapat digunakan dalam penetapan KTK. Kation Mg+2, Fe+2, Fe+1, dan Al+3 tidak cocok karena kation tersebut menganggu analisis melalui pembentukan garam-garam basa dan hidroksida.

Interaksi yang tidak diinginkan


Fiksasi dari kation tertentu dapat menyebabkan nilai KTK rendah. Penggunaan K dan NH4 sebagai Kation penukar, dapat menganggu penetapan KTK karena K dan NH4 cenderung difiksasi olehmineral tanah. Reaksi presipitasi , seperti yang terjadi pada ion Ba +2 dengan CO2 dan SO4 membentuk BaCO3 dan BaSO4. yang tdk larut juga merupakan sumber eror dalam anal. Proses hidrolisis dari kation-kation penukar menyebabkan pembentukan bentuk hidroksida yang tidak larutjuga merupakan sumber eror.

Pendekatan Analitik

Anda mungkin juga menyukai