Anda di halaman 1dari 29

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Bertambahnya penyakit yang berkaitan pada pasien lansia adalah ketidakmampuan system kardiovaskuler mengatasi perpindahan volume cepat trombosis intraseluler serta kejang setempat (diduga karena hiperkonsentrasi darah yang berlebihan dan kurangnya aliran darah setempat). Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dengan mikroskop elektron (Mansjoer dkk,1 ). Diabetes yang tidak disadari dan tidak diobati dengan tepat atau diputus akan memicu timbulnya penyakit berbahaya dan memicu terjadinya komplikasi. !omplikasi yang diakibatkan kadar gula yang terus menerus tinggi dan merupakan penyulit dalam perjalanan penyakit diabetes mellitus salah satunya adalah "iperglikemia "iperosmolar #on !etotik "iperglikemia $ngka kematian ""#! %&'(&), lebih tinggi dari pada diabetik ketoasidosis. !arena pasien ""#! kebanyakan usianya tua dan seringkali mempunyai penyakit lain. *indrom koma hiperglikemik hiperosmolar non ketosis penting diketahui karena kemiripannya dan perbedaannya dari ketoasidosis diabetic berat

dan merupakan diagnosa banding serta perbedaan dalam penatalaksanaan ("udak dan +allo). ,asien yang mengalami sindrom koma hipoglikemia hiperosmolar nonketosis akan mengalami prognosis jelek. !omplikasi sangat sering terjadi dan angka kematian mencapai -()'(&). B. TUJUAN 1. .ujuan umum Mahasis/a dapat memberikan asuhan kepera/atan pada klien (""#!) hiperglikemia hiperosmolar non ketotik -. .ujuan khusus 1. Diharapkan -. Diharapkan mahasis/a mahasis/a mengetahui mengetahui pengertian etiologi dari "iperglikemia "iperosmolar #on !etotik. "iperglikemia "iperosmolar #on !etotik. 0. Diharapkan mahasis/a mengetahui manifestasi klinik dari "iperglikemia "iperosmolar #on !etotik. %. Diharapkan mahasis/a mengetahui komplikasi "iperglikemia "iperosmolar #on !etotik. (. Diharapkan mahasis/a mengetahui tindakan kritis pada pasien dengan "iperglikemia "iperosmolar #on !etotik.

1. Diharapkan mahasis/a mengetahui penatalaksaan medis "iperglikemia "iperosmolar #on !etotik. 2. Diharapkan kepera/atan mahasis/a pada mampu memberikan asuhan pasien dengan "iperglikemia

"iperosmolar #on !etotik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.PENGERTIAN "iperglikemia "iperosmolar #on !etotik adalah suatu komplikasi akut dari diabetes melitus di mana penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan kebingungan mental, pusing, kejang dan suatu keadaan yang disebut koma. 3ni terjadi pada penderita diabetes tipe 33 (///./ikipedia.com) "yperglikemia, "iperosmolar #on !etogenik adalah sindrom berkaitan dengan kekurangan insulin secara relative, paling sering terjadi pada panderita #3DDM. *ecara klinik diperlihatkan dengan hiperglikemia berat yang mengakibatkan hiperosmolar dan dehidrasi, tidak ada ketosis4ada tapi ringan dan gangguan neurologis "iperglikemik "iperosmolar #on !etosis adalah keadaan koma akibat dari komplikasi diabetes melitus di mana terjadi gangguan metabolisme yang menyebabkan: kadar gula darah sangat tinggi, meningkatkan dehidrasi hipertonik dan tanpa disertai ketosis serum, biasa terjadi pada DM tipe II.

!oma "iperosmolar "iperglikemik #on!etotik ialah suatu sindrom yang ditandai dengan hiperglikemia berat, hiperosmolar, dehidrasi berat tanpa ketoasidosis, disertai penurunan kesadaran (Mansjoer, -&&&). Menurut "udak dan +allo (edisi 53) koma hiperosmolar adalah komplikasi dari diabetes yang ditandai dengan 6 1. "iperosmolaritas dan kehilangan cairan yang hebat. -. $sidosis ringan. 0. *ering terjadi koma dan kejang lokal. %. !ejadian terutama pada lansia. (. $ngka kematian yang tinggi. B.ETIOLOGI a.Insufisiensi insulin a. DM, pankreatitis, pankreatektomi b. Agen pharmakologic (phenitoin, thiazid b.Increase e!ogenous glukose a. "iperalimentation (tpn b. "igh kalori enteral feeding c. Increase endogenous glukosa a. Acute stress (ami, infeksi b. #harmakologic thiroid (glukokortikoid, steroid,

d. 3nfeksi6 pneumonia, sepsis, gastroenteritis. e. ,enyakit akut6 perdarahan gastrointestinal, pankreatitits dan gangguan kardiovaskular. f. ,embedahan4operasi. g. ,emberian cairan hipertonik. h. 7uka bakar. 8aktor risiko6 1. !elompok usia de/asa tua (9%( tahun) -. !egemukan (BB(kg)91-&) BB idaman, atau 3M.9-2 (kg4m-) 0. .ekanan darah tinggi (.D 9 1%&4 & mm"g) %. :i/ayat keluarga DM (. :i/ayat kehamilan dengan BB lahir bayi 9 %&&& gram 1. :i/ayat DM pada kehamilan 2. Dislipidemia ("D7;0( mg4dl dan4atau trigliserida9-(& mg4dl) <. ,ernah .+. (.oleransi +lukosa .erganggu) atau +D,. (+lukosa Darah ,uasa .erganggu) (http644endokrinologi.freeservers.com)

C.MANIFESTASI KLINIK .anda dan gejala umum pada klien dengan ""#! adalah haus, kulit terasa hangat dan kering, mual dan muntah, nafsu makan menurun, nyeri abdomen, pusing, pandangan kabur, banyak kencing, mudah lelah (///.tabloid'nakita.com). +ejala'gejala meliputi 6 1. -. 0. %. (. 1. 2. <. . $gak mengantuk, insiden stupor atau sering koma. ,oliuria selam 1 '0 hari sebelum gejala klinis timbul. .idak ada hiperventilasi dan tidak ada bau napas. ,enipisan volume sangat berlebihan (dehidrasi, hipovolemi). +lukosa serum mencapai 1&& mg4dl sampai -%&& mg4dl. !adang'kadang gastrointestinal. "ipernatremia. !egagalan mekanisme haus yang mengakibatkan pencernaan air tidak adekuat. =smolaritas serum tinggi dengan gejala **, minimal (disorientasi, kejang setempat). 1&. !erusakan fungsi ginjal. 11. !adar ">=0 kurang dari 1& m?@47. terdapat gejala'gejala

1-. !adar >=- normal. 10. >elah anion kurang dari 2 m?@47. 1%. !alium serum biasanya normal. 1(. .idak ada ketonemia. 11. $sidosis ringan. D.PATOFISIOLOGI *indrome "iperglikemia "iperosmolar #on !etotik mengambarkan kekurangan hormon insulin dan kelebihan hormon glukagon. ,enurunan insulin menyebabkan hambatan pergerakan glukosa ke dalam sel, sehingga terjadi akumulasi glukosa di plasma. ,eningkatan hormon glukagon glukosa menyebabkan mengakibatkan glycogenolisis yang dapat !ondisi meningkatkan kadar glukosa plasma. ,eningkatan kadar hiperosmolar. hiperosmolar serum akan menarik cairan intraseluler ke dalam intra vaskular, yang dapat menurunkan volume cairan intraselluler. Bila klien tidak merasakan sensasi haus akan menyebabkan kekurangan cairan. .ingginya kadar glukosa serum akan dikeluarkan melalui ginjal, sehingga timbul glycosuria yang dapat mengakibatkan diuresis osmotik secara berlebihan ( poliuria ). Dampak dari poliuria akan menyebabkan

kehilangan cairan berlebihan dan diikuti hilangnya potasium, sodium dan phospat. $kibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. +injal tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 1<& mg) sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. *ehubungan dengan sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine yang disebut poliuria. ,oliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi. ,erfusi ginjal menurun mengakibatkan sekresi hormon lebih meningkat lagi dan timbul hiperosmolar hiperglikemik. ,roduksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport glukosa ke sel'sel sehingga sel'sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi menipis. !arena digunakan untuk

melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia. !egagalan tubuh mengembalikan ke situasi homestasis akan diuresis mengakibatkan osmotik hiperglikemia, dan hiperosmolar, berat. berlebihan dehidrasi

Disfungsi sistem saraf pusat karena ganguan transport oksigen ke otak dan cenderung menjadi koma. "emokonsentrasi akan meningkatkan viskositas darah dimana dapat mengakibatkan pembentukan bekuan darah, tromboemboli, infark cerebral, jantung. E.KOMPLIKASI a. !oma. b. +agal jantung. c. +agal ginjal. d. +angguan hati. F. PENATALAKSANAAN MEDIS #engobatan $.#engobatan utama adalah rehidrasi dengan mengunkan cairan %A&' bisa diberikan cairan isotonik atau hipotonik ( normal diguyur $))) ml*jam

sampai keadaan cairan intra+askular dan perfusi jaringan mulai membaik, baru diperhitungkan kekurangan dan diberikan dalam $,-./ jam. #emberian cairan isotonil harus mendapatkan pertimbangan untuk pasien dengan kegagalan jantung, penyakit ginjal atau hipernatremia. 0klukosa 12 diberikan pada 3aktu kadar glukosa dalam sekitar ,))-,1) mg2. ,.Insulin #ada saat ini para ahli menganggap bah3a pasien ketotik insulin hipersemolar sensitif dosis hiperglikemik insulin non dan terhadap pada

diketahui pula bah3a pengobatan dengan rendah ketoasidosis dapat proprotokol diabetik sangat bermanfaat. 4arena itu pelaksanaan menggunakan 5.4alium 4alium darah harus dipantau dengan baik. 6ila terdapat tanda fungsi ginjal membaik, pengobatan skema mirip

ketoasidosis diabetik

perhitungan

kekurangan

kalium

harus

segera diberikan .."indari infeksi sekunder "ati-hati dengan suntikan, permasalahan infus set, kateter

G.PATHWAY ; hormon insulin akumulasi glukosa di plasma kadar glukosa plasma glukosa ke sel hiperglikemia makanan sel ; tromboemboli glikosuria hemokonsentrasi viskositas darah 9 hormon glukagon glikogenesis transport

poliphagia diuresis osmotik 99 hipertrofi ventrikel poliuria Jantung kehilangan cairan 99 otak

gang. transport = -

iskemia jaringan

Gagal

nekrosis

Ko a

+0 perfusi jaringan

potasium, sodium,

phospat imbalance elektrolit kesadaran metabolisme anaerob

merangsang pusat haus polidipsi

dehidrasi hiperosmolar

asam laktat fatigue


Aalan napas B efektif

3ntoleransi aktivitas

hipovolume

5ol. cairan ; dari kebutuhan

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN 1. ,rimery *urvey a. $ir /ay !emungkinan ada sumbatan jalan nafas, terjadi karena adanya penurunan kesadaran4koma sebagai akibat dari gangguan transport oksigen ke otak. b. Breathing .achypnea, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan oksigen. c. >irculation *ebagai akibat diuresis osmotik, akan terjadi dehidrasi. 5isikositas darah juga akan mengalami peningkatan, yang berdampak pada resiko terbentuknya trombus. *ehingga akan menyebabkan tidak adekuatnya perfusi organ. d. Disability -. *ekunder *urvey Bilamana managemen $B> menghasilkan kondisi yang stabil, perlu pengkajian dengan menggunakan pendekatan head to toe. Dari pemeriksaan fisik ditemukan pasien dalam keadaan apatis sampai koma, tanda'tanda dehidrasi seperti turgor turun disertai tanda kelainan neurologist, hipotensi postural, bibir dan lidah kering, tidak ada bau aseton yang tercium dari pernapasan, dan tidak ada pernapasan !ussmaul. a. ,emeriksaan fisik

1) #eurologi (*tupor, 7emah, disorientasi, !ejang, :eflek normal,menurun atau tidak ada. -) ,ulmonary (.achypnae, dyspnae, #afas tidak bau acetone, .idak ada nafas kusmaul. 0) >ardiovaskular (.achicardia, "ipotensi postural, Mungkin penyakit kardiovaskula( hipertensi, >"8 ), >apilary refill 9 0 detik. %) :enal (,oliuria( tahap a/al ), =liguria ( tahap lanjut ), #octuria, inkontinensia () 3ntegumentary (Membran mukosa dan kulit kering, .urgor kulit tidak elastis, Mata lembek, Mempunyai infeksi kulit, luka sulit sembuh. 1) +astrointestinal (Distensi abdomen dan,enurunan bising usus) 0. .ersier *urvey 1. :i/ayat !epera/atan a. ,ersepsi'managemen kesehatan :i/ayat DM tipe 33 :i/ayat keluarga DM +ejala timbul beberapa hari, minggu. b. #utrisi C metabolik :asa haus meningkat, polidipsi atau tidak ada rasa haus. $noreDia Berat badan turun.

c.

?liminasi ,oliuria, nocturia. Diarhe atau konstipasi.

d.

$ktivitas C eDercise lelah, lemah.

e.

!ognitif !epala pusing, hipotensi orthostatik. ,englihatan kabur. +angguan sensorik.

-. ,emeriksaan Diagnostik 1. *erum glukosa6 <&&'0&&& mg4dl. -. +as darah arteri6 biasanya normal. 0. ?lektrolit biasanya rendah karena diuresis. %. BE# dan creatinin serum meningkat karena dehidrasi atau ada gangguan renal. (. =smolalitas serum6 biasanya lebih dari 0(& m=sm4kg. 1. p" 9 2,0. 2. Bikarbonat serum9 1( m?@47. <. *el darah putih meningkat pada keadaan infeksi. . "emoglobin dan hematokrit meningkat karena dehidrasi. 1&. 11. ?!+ mungkin aritmia karena penurunan !eton urine tidak ada atau hanya sedikit. potasium serum.

B. P!"o!"ta# Ma#ala$. 1. 5olume cairan kurang dari kebutuhan -. +angguan perfusi jaringan 0. Aalan napas tidak efektif %. 3ntoleransi aktivitas (. 1. D"agno#a K%&%!a'atan (an Int%!)%n#". *. +olu % ,a"!an -u!ang (a!" -%.utu$an .%!$u.ungan (%ngan (%u!%#"# o# ot"Int%!)%n#" / a. Dapatkan ri/ayat pasien atau orang terdekat sehubungan lamanya atau intensitas dari gejala seperti pengeluaran urine yang berlebih. :asional 6 Membantu dalam memperkirakan kekurangan volume total. .anda dan gejala mungkin sudah ada pada beberapa /aktu sebelumnya. b. ,antau ..5, catat adanya perubahan .D ortostatik. :asional 6 "ipovolemia dapat dimanisfestasikan oleh hipotensi dan takikardia. ,erkiraan berat ringannya hipovolemia, dapat dibuat ketika tekanan darah sistolik pasien turun lebih dari 1& mm "g dari posisi berbaring ke posisi duduk atau berdiri.

c. ,antau pola nafas seperti adanya pernapasan !ussmaul atau pernapasan yang berbau keton. :asional 6 ,aru'paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernapasan yang menghasilkan kompensasi alkalosis respiratoris terhadap keadaan ketoasidosis. ,ernapasan yang berbau aseton berhubungan dengan pemecahan asam aseto'asetat dan harus berkurang bila ketosis harus terkoreksi. d. ,antau frekuensi dan kualitas pernapasan, penggunaan otot bantu napas, dan adanya apnea dan munculnya sianosis. :asional 6 !oreksi hiperglikemia dan asidosis akan menyebabkan pola dan frekuensi pernapasan mendekati normal. .etapi peningkatan kerja pernapasan, pernapasan dangkal, pernapasan cepat, dan munculnya sianosis mungkin merupakan indikasi dari kelelahan pernapasan dan mungkin pasien itu kehilangan kemampuannya untuk melakukan kompensasi pada asidosis. e. ,antau suhu, /arna kulit, atau kelembabannya. :asional 6 Meskipun demam, menggigil dan diaforesis merupakan hal umum terjadi pada proses infeksi, demam dengan kulit kemerahan, dehidrasi. f. ,antau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urin. :asional 6 kering mungkin sebagai cerminan dari

Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan dari terapi yang diberikan. g. Berikan cairan sesuai dengan indikasi 6 normal salin atau setengah normal salin dengan atau tanpa dektrosa. :asional 6 .ipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respon pasien secara individual. h. Berikan kalium atau elektrolit yang lain melalui 35 dan atau melalui oral sesuai indikasi. :asional 6 !alium harus ditambahkan pada 35 untuk mencegah hipokalemia. i. ,antau pemeriksaan laboratorium seperti natrium. :asional 6 Mungkin menurun yang dapat mencerminkan perpindahan cairan dari intrasel (diuresis osmotik). !adar natrium yang tinggi mencerminkan kehilangan cairan atau dehidrasi berat atau reabsorpsi natrium dalam berespon terhadap sekresi aldosteron. 0. Gangguan &%!1u#" 2a!"ngan .%!$u.ungan (%ngan a(an3a gangguan t!an#&o!t O0 Int%!)%n#" / a. ,ertahankan tirah baring dengan posisi kepala datar dan pantau tanda vital sesuai indikasi. :asional 6

,erubahan tekanan >** mungkin merupakan potensi adanya resiko herniasi batang otak yang memerlukan tindakan medis dengan segera. b. ,antau frekuensi atau irama jantung. :asional 6 ,erubahan pada frekuensi (tersering adalah bradikardia) dan disritmia dapat terjadi, mencerminkan trauma atau tekanan batang otak. c. Berikan tindakan yang menimbulkan rasa nyaman, seperti masase punggung, lingkungan yang tenang, suara yang halus dan sentuhan yang lembut. :asional 6 Meningkatkan istirahat menurunkan stimulasi sensori yang belebihan. d. ,antau status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standart (misalnya skala koma +lasco/). :asional 6 Mengkaji adanya kecenderungan pada tingkat kesadaran dan potensial peningkatan .3! dan bermanfaat dalam menentukan lokasi, dan perkembangan kerusakan **,. e. >atat ada atau tidaknya refleks'refleks tertentu seperti refleks menelan, batuk dan Babinski. :asional 6 ,enurunan refleks menandakan adanya kerusakan pada tingkat otak tengah atau batang otak dan sangat berpengaruh langsung terhadap keamanan pasien.

!ehilangan

refleks

berkedip

mengisyaratkan

adanya

kerusakan pada daerah pons dan medulla. .idak adanya refleks batuk meninjukkan adanya kerusakan pada medulla. :efleks Babinski positif mengindikasikan adanya trauma sepanjang jalur pyramidal pada otak. f. .inggikan kepala tempat tidur sekitar 1('%( derajat sesuai toleransi atau indikasi. Aaga kepala pasien tetap berada pada posis netral. :asional6 ,eningkatan aliran vena dari kepala akan menurunkan .3!. g. Berikan cairan 35 dengan alat control khusus. Batasi pemasukan cairan dan berikan larutan hipertonik atau elektrolit sesuai indikasi. :asional6 Meminimalkan fluktuasi dalam aliran vaskuler dan .3!. :estriksi cairan mungkin diperlukan untuk mengurangi cairan tubuh total dan selanjutnya akan menurnkan edema serebral terutama saat munculnya *3$D". h. Berikan =- tambahan sesuai indikasi. :asional6 Menurunkan hipoksemia, yang mana dapat meningkatkan vasodilatasi dan volume darah serebral yang meningkatkan .3!. 4. Jalan na&a# t"(a- %1%-t"1 .%!$u.ungan (%ngan &%nu!unan -%#a(a!an.

Int%!)%n#"/ a. !aji frekuensi, kedalaman pernapasan. :asional6 Berguna dalam evaluasi derajat distress pernapasan dan atau kronisnya proses penyakit. b. !aji atau a/asi secara rutin kulit dan /arna membrane mukosa. :asional6 *ianosis mungkin perifer (terlihat pada kuku) atau sentral (terlihat sekitar bibir atau daun telinga). !eabu'abuan dan sianosis sentral mengindikasikan beratnya hipoksemia. c. $uskultasi bunyi napas, catat area penurunan aliran udara dan atau bunyi tambahan. :asional6 Bunyi napas mungkin redup karena penurunan aliran udara atau area konsolidasi. $danya mengi mengindikasikan spasme bronkus atau tertahannya secret. !rekels basah menyebar menunjukkan cairan pada intestisial atau dekompensasi jantung. d. ,alpasi fremitus. :asional6 ,enurunan getaran vibrasi diduga ada pengumpulan cairan atau udara terjebak. e. $/asi tingkat kesadaran atau status mental. *elidiki adanya perubahan.

:asional6 Dapat menunjukkan peningkatan hipoksia atau komplikasi. f. $/asi tanda vital dan irama jantung. :asional6 .akikardia, jantung. g. Berikan =- tambahan melalui nasal kanul, masker parsial atau masker dengan humidifikasi tinggi seuai indikasi. :asional6 Memaksimalkan sediaan =-, khususnya bila ventilasi menurun depresi anestesi atau nyeri, juga selama periode kompensasi fisiologi sirkulasi terhadap unit fungsional alveolar. h. $/asi atau buat gambaran +D$, nasi oksimetri. >atat kadar "b. :asional6 ,enurunan menunjukkan !ehilangan ,a=darah atau peningkatan untuk dapat ,a>=dapat kebutuhan dukungan ventilasi. disritmia, dan perubahan .D dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi

bermakna

mengakibatkan

penurunan kapasitas pemba/a =-, menurunkan ,a=-. 5. Intol%!an#" a-t")"ta# .%!$u.ungan (%ngan -%l%la$an. Int%!)%n#"/ a. !aji atau diskusikan tingkat kelelahan pasien dan identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan pasien.

:asional6 ,asien biasanya telah mengalami penurunan tenaga, kelelahan otot menjadi terus memburuk setiap hari karena proses penyakit dan munculnya ketidakseimbangan natrium dan kalium. b. Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas. Buat jad/al perencanaan dengan pasien dan identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan. :asional6 ,endidikan sangat lelah. c. Berikan aktivitas alternative dengan periode istirahat yang cukup atau tanpa diganggu. :asional6 Mencegah kelelahan yang berlebihan. d. ,antau nadi, frekuensi pernapasan dan tekanan darah sebelum atau sesudah melakukan aktivitas. :asional6 Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara fisiologis. e. Diskusikan cara penghematan kalori selama mandi, berpindah tempat, dsb. :asional6 ,asien akan dapat melakukan lebih banyak kegiatan dengan penurunan kebutuhan akan energi pada setiap kegiatan. dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat aktivitas meskipun pasien mungkin

f. .ingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari'hari sesuai dengan yang dapat ditoleransi. :asional6 Meningkatkan kepercayaan diri atau harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi pasien.

BAB III PENUTUP $. !esimpulan 1. "yperglikemia, "iperosmolar #on !etogenik adalah sindrom berkaitan dengan kekurangan insulin secara relative, paling sering terjadi pada panderita #3DDM.

-. $ngka kematian ""#! %&'(&), lebih tinggi dari pada diabetik ketoasidosis. !arena pasien ""#! kebanyakan usianya tua dan seringkali mempunyai penyakit lain. 0. *indrome "iperglikemia "iperosmolar #on !etotik mengambarkan kekurangan hormon insulin dan kelebihan hormon glukagon. %. ,enurunan plasma. (. ,eningkatan hormon glukagon menyebabkan glycogenolisis yang dapat meningkatkan kadar glukosa plasma. 1. ,eningkatan kadar glukosa mengakibatkan hiperosmolar. 2. !ondisi hiperosmolar serum akan menarik cairan intraseluler ke dalam intra vaskular, yang dapat menurunkan volume cairan intraselluler. insulin menyebabkan hambatan pergerakan glukosa ke dalam sel, sehingga terjadi akumulasi glukosa di

DAFTAR PUSTAKA Doenges, Marilynn ?. 1 pedoman untuk . Rencana Asuhan Keperawatan: dan pendokumentasian

perencanaan

perawatan pasien. ?disi 0. Aakarta6 ?+>. "udak dan +allo. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik, edisi VI, volume II. Aakarta6 ?+>.

Mansjoer, $rif. -&&&. Kapita Selekta Kedokteran. ?disi 0. Aakarta6 Media $esculapius. ,rice, *ylvia $nderson. 1 *meltFer, *uFanne >. $sman. 1 (. Patofisiologi: konsep klinis proses proses pen!akit. ?disi %.. Aakarta6 ?+>. -&&1. "uku a#ar keperawatan medika $edah "runner dan Suddarth. ?disi <.. Aakarta6 ?+>. 1. .Buku ajar ilmu penyakit dalam. ?disi ketiga. Aakarta6 balai penerbit 8!E3.

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA KLIEN DENGAN HIPERGLIKEMIA HIPEROSMOLAR NON KETOTIK 7ugas ini disusun untuk memenuhi tugas Mata 4uliah 4epera3atan 0a3at Darurat I #engampu: #riyanto 8.4ep, %s.

D"#u#un ol%$ / No!" #ul"#t3a'at" 6*656*670 Nu!#al" 6*656*6

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 0667

Anda mungkin juga menyukai