Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunan konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pabrik batu bata yang dibangun masyarakat untuk memproduksi batu bata. Penggunaan batu bata banyak digunakan untuk aplikasi teknik sipil seperti dinding pada bangunan perumahan, bangunan gedung, pagar, saluran dan pondasi. Batu bata umumnya dalam konstruksi bangunan memiliki fungsi sebagai bahan non-struktural, di samping berfungsi sebagai struktural. Sebagai fungsi struktural, batu bata dipakai sebagai penyangga atau pemikul beban yang ada diatasnya seperti pada konstruksi rumah sederhana dan pondasi. Sedangkan pada bangunan konstruksi tingkat tinggi/gedung, batu bata berfungsi sebagai non-stuktural yang dimanfaatkan untuk dinding pembatas dan estetika tanpa memikul beban yang ada diatasnya.

Pemanfaatan batu bata dalam konstruksi baik non-struktural ataupun struktural perlu adanya peningkatan produk yang dihasilkan, baik dengan cara meningkatkan kualitas bahan material batu bata sendiri (material dasar lempung atau tanah liat yang digunakan) maupun penambahan dengan bahan lain. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mencampur material dasar batu bata menggunakan abu ampas tebu yang merupakan limbah industri dari sisa pengolahan tebu.Abu ampas tebu memiliki komposisi kimia seperti Silikat (SiO2) sebesar 71%,Aluminat (AL2O3) sebesar 1,9%, Ferri Trioksida (Fe2O3) sebesar 7,8%,Calsium Oksida (CaO) sebesar3,4% dan lainlain.(Wira Disurya dkk,2002).

Tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan dalam keadaan murni mempunyai rumus AL2O3, 2SiO2, 2H2O dengan perbandingan berat dari unsur-unsurnya:47%,39%dan 14%.

Universitas Sumatera Utara

Tebu merupakan salah satu jenis tanaman yang hanya dapat ditanam di daerah yang memiliki iklim tropis. Di Indonesia, perkebunan tebu menempati luas areal + 232 ribu hektar, yang tersebar di Medan, Lampung, Semarang, Solo, dan Makassar. Dari seluruh perkebunan tebu yang ada di Indonesia, 50% di antaranya adalah perkebunan rakyat, 30% perkebunan swasta, dan hanya 20% perkebunan Negara. Pada tahun 2002 produksi tebu Indonesia mencapai +2 juta ton. Tebu-tebu dari perkebunan diolah menjadi gula di pabrik-pabrik gula. Dalam proses produksi di pabrik gula, ampas tebu dihasilkan sebesar 90% dari setiap tebu yang diproses, gula yang termanfaatkan hanya 5%, sisanya berupa tetes tebu (molase) dan air. (Johanes Anton Witono 2005) Selama ini pemanfaatan ampas tebu (sugar cane bagasse) yang dihasilkan masih terbatas untuk makanan ternak; bahan baku pembuatan pupuk, pulp, particle board; dan untuk bahan bakar boiler di pabrik gula.Hasil pembakaran dalam boiler ini diperoleh abu ampas tebu yang menjadi limbah dan belum dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Pemanfaatan abu ampas tebu dalam pembuatan batu bata diharapkan dapat memberikan solusi masalah terhadap limbah industri dari pengolahan tebu atau pabrik gula yang besar. Di samping dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi dari limbah industri tebu,ampas tebu juga dapat dijadikan abu dan dimanfaatkan untuk menambah kualitas batu bata yang diproduksi oleh masyarakat sendiri baik secara tradisional maupun modern.

Abu pembakaran ampas tebu mengandung senyawa silika-alumina aktif yang dapat bereaksi dengan kalsium hidroksida pada suhu kamar dan adanya air pada kadar tertentu dapat membentuk senyawa stabil yang mempunyai sifat mengikat. Selain air dipakai dalam proses reaksi pengikatan material yang digunakan untuk pembuatan batu bata.juga dapat mempermudah pencetakan batu bata. (Hartono,1990)

Batu bata lempung adalah batu bata yang terbuat dari lempung atau tanah liat dengan atau tanpa campuran bahan lain melalui suatu proses pembakaran atau pengeringan. Batu bata lempung dibakar dengan temperatur tinggi sekitar 300-400oC

Universitas Sumatera Utara

hingga tidak hancur bila direndam dalam air. Batu bata lempung yang diproduksi melalui proses pembakaran lebih dikenal dengan nama bata merah. Dalam proses pembuatannya baik pembuatan secara tradisional maupun modern, tergantung kepada material dasar pembentuk batu bata serta pengolahannya dalam menghasilkan kualitas produksi yang baik.(Muhardi dkk,2007)

Dengan menambahkan abu pembakaran ampas tebu pada bata diharapkan mampu menghasilkan bata dengan kekuatan yang baik dan dapat dilihat penggunaan pada bangunan yang tepat dari jenis batu bata tersebut.Oleh karena itu peneliti mengambil judul Pemanfaatan Abu Pembakaran Ampas Tebu dan Tanah Liat Pada Pembuatan Batu Batasebagai penelitian.

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu: a. Melakukan pengujian mekanik dan fisis pada sampel bata yang telah dicetak dan dibakar.Pengujiannya meliputi; Pengujian kuat tekan, porositas,

penyerapan air dan penyusutan b. Jenis batu bata yang diteliti adalah jenis batu bata bakar yang diproduksi secara tradisional, komposisi pencampuran abu tebu dengan lempung adalah 0%, 5% , 10%, 20% dan 30%.Pengujian mekanik dan fisis batu bata dilakukan pada umur benda uji 7, 14 dan 28 hari dengan jumlah benda uji masing-masing 3 buah untuk setiap komposisi benda uji.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk memanfaatkan limbah pabrik gula berupa abu pembakaran ampas tebu yang dibuang sebagai limbah setelah dimanfaatkan sebagai bahan bakar ketel pada Pabrik Gula,Sei Semayang (Jl.Binjai km 12) yang dijadikan sebagai bahan

Universitas Sumatera Utara

alternatif campuran pembuatan batu bata dan diharapkan dapat memberi nilai ekonomis bagi masyarakat serta dapat mendukung usaha batu bata kerakyatan. b. Untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik dari batu bata dengan memvariasikan persen komposisi lempung dengan abu ampas tebu. c Untuk mencari optimasi penambahan abu ampas tebu dan pengaruh penambahan abu pembakaran ampas tebu terhadap kuat tekan batu bata mulai dari campuran 0%, 5%, 10%, 20% dan 30% abu pembakaran ampas tebu yang ditambahkan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: a. Hasil penelitian ini akan dapat memberi alternatif konstruksi bangunan yang dapat mengurangi atau memanfaatkan limbah pabrik gula dan diperoleh bata dengan mutu yang baik dan lebih ekonomis. b. Hasil penelitian ini akan menjadi sumber informasi tentang sifat mekanik dan fisis pada bata dengan memanfaatkan abu pembakaran dianggap kurang bermanfaat. ampas tebu yang masih

1.5. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pabrik Batu Bata Tradisional Desa Karang Anyar,Lubuk Pakam dan bekerjasama dengan Laboratorium Beton Fakultas Teknik Sipil,Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan masing-masing bab adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Bab ini mencakup latar belakang penelitian,tujuan penelitian,batasan masalah,manfat penelitian,tempat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang landasan teori yang mendasari penelitian BAB III Metodologi Penelitian Bab ini membahas tentang diagram alir penelitian,peralatan,bahan-

bahan,pembuatan benda uji dan pengujian sampel. BAB IV Hasil dan Pembahasan Bab ini membahas tentang data hasil penelitian dan menganalisis data yang diperoleh dari penelitian. BAB V Kesimpulan dan Saran Memberikan kesimpulan untuk hasil penelitian yang dilakukan dan Memberikan saran untuk penelitian lebih lanjut.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai