Anda di halaman 1dari 1

Patofisiologi Sesak napas Sesak adalah sensasi rasa tidak enak di dalam dada dan kesulitan bernapas yang

dirasakan oleh seseorang. Sesak napas ditandai dengan frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibandingkan normal. Sesak napas dipicu oleh kurangnya oksigen yang sampai ke jaringan tubuh. Oksigen ini diperlukan tubuh untuk proses oksidasi dan menghasilkan energi. Tidak adekuatnya oksigen yang sampai ke jaringan tubuh ini dapat disebabkan oleh kurangnya oksigen yang diinspirasi. Hal ini dapat terjadi akibat adanya obstruksi pada saluran pernapasan dari cavum nasi hingga ke alveoli paru. Apabila oksigen yang sampai ke jaringan tidak adekuat, maka tubuh akan merespon dengan meningkatkan kerja otot-otot pernapasan. Lama-kelamaan otot-otot pernapasan kelelahan dan terjadilah sesak napas.

Patofisiologi demam Demam sebenarnya merupakan salah satu proses yang berkaitan dengan imunitas tubuh. Sekitar 80% demam disebabkan oleh adanya proses inflamasi akibat adanya mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan tentara pertahanan tubuh antara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit). Proses fagositosit ini memicu tentara-tentara tubuh itu akan mengeluarkan senjata berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai anti inflamasi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2. Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan campur tangan dari enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya, hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patokan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Selain karena masuknya organisme, kerusakan pada hipothalamus yang bertugas mengatur suhu tubuh juga dapat menyebabkan demam yang berkesinambungan, misalnya pada tumor di daerah hipothalamus.

Anda mungkin juga menyukai