UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
3 Desember 2009
Demam atau dalam bahasa medis disebut dengan febris merupakan
suatu keadaan dimana terjadi peningkatan suhu tubuh, dimana suhu
tersebut melebihi dari suhu tubuh normal.
Suhu tubuh kita diatur oleh sebuah “mesin khusus” pengatur suhu yang
terletak di otak tepatnya di bagian hipotalamus tepatnya dibagian pre
optik anterior (pre = sebelum, anterior= depan) Hipotalamus sendiri
merupakan bagian dari deinsephalon yang merupakan bagian dari otak
depan kita (prosencephalon).
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung
pada fase demam, meliputi fase awal, proses, dan fase pemulihan
(defesvescence). Tanda-tanda ini muncul sebagai hasil perubahan
pada titik tetap dalam mekanisme pengaturan suhu tubuh.
· Berkeringat
· Menggigil ringan
PATOGENESIS DEMAM
Demam yang menyertai infeksi dan penyakit lain berhubungan dengan
resetting dari
termostat yang terletak di hipotalamus. Banyak mekanisme patogenik
yang kompleks,
yang dihubungkan dengan sebab terjadinya demam.
Faktor yang umum ditemukan adalah, sebagai reaksi terhadap berbagai
rangsang
infeksi, imunologik dan inflamatorik, sel-sel seperti makrofag dan
monosit mengeluarkan
beberapa jenis polipeptid yang disebut monokines. Monokines ini
mempengaruhi
metabolisme, dan dua di antaranya interleukin1 (IL-1) dan tumor
necrosis factor
(TNF) diketahui berperan sebagai pirogen endogen. Selain itu, alpha-
interferon (IFN-a)
yang diproduksi sel sebagai respons terhadap infeksi virus, juga bersifat
pirogenik. Zat
mana yang secara langsung menyebabkan demam masih belum dapat
dipastikan, tetapi
kurang/tidak adanya respons demam pada fase akut beberapa infeksi
viral mungkin
menunjukkan bahwa IFN-a lebih berperan.
IL1 berperan penting dalam mekanisme pertahanan tubuh karena
antara lain
menstimulasi limfosit T dan B, mengaktivasi netrofil, merangsang
sekresi reaktan (C
reactive protein, haptoglobin, fibrinogen) dari hepar, mempengaruhi
kadar besi dan seng
plasma dan meningkatkan katabolisme otot. IL1 bereaksi sebagai
pirogen dengan
merangsang sintesis PG E2 di hipptalamus, yang kemudian bekerja
pada pusat vasomotor
sehingga meningkatkan produksi panas sekaligus menahan pelepasan
panas, sehingga
menyebabkan demam.
TNF (cachectin) juga mempunyai efek metabolisme dan mungkin
berperan pada
penurunan berat badan yang kadang-kadang diderita setelah
seseorang menderita infeksi.
TNF bersifat pirogen melalui dua cara - efek langsung melepaskan PG
E2 dari
hipotalamus dan merangsang penglepasan IL1.
Medicine International (Quarterly Ed). 1988; 3 : 2081
Hk.
DEMAM PASCAVAKSINASI
Penelitian atas 282 anak yang menerima vaksinasi DPT menunjukkan
bahwa pem-
berian asetaminofen (parasetamol) secara profilaktik dapat mencegah
timbulnya demam,
nyeri dan kegelisahan pascavaksinasi secara bermakna.
Demam tuh adalah symptom (gejala) umum jika terserang sakit.
Demam atau dalam bahasa medis disebut dengan febris merupakan
suatu keadaan dimana terjadi peningkatan suhu tubuh, dimana suhu
tersebut melebihi dari suhu tubuh normal.
Suhu tubuh kita diatur oleh sebuah mesin khusus pengatur suhu
yang terletak di otak tepatnya di bagian hipotalamus tepatnya dibagian
pre optik anterior (pre = sebelum, anterior= depan). Hipotalamus sendiri
merupakan bagian dari diencephalon yang merupakan bagian dari otak
depan kita (prosencephalon). Hipotalamus dapat dikatakan sebagai
mesin pengatur suhu (termostat tubuh) karena disana terdapat reseptor
(penangkap, perantara) yang sangat peka terhadap suhu yang lebih
dikenal dengan nama termoreseptor. Dengan adanya termorespetor ini,
suhu tubuh dapat senatiasa berada dalam batas normal yakni sesuai
dengan suhu inti tubuh.
Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit
lebih dikarenakan oleh zat toksin yang masuk kedalam tubuh.
Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradangan
(inflamasi) di dalam tubuh. Proses peradangan itu sendiri sebenarnya
merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap adanya
serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses
peradangan diawali dengan masuknya racun kedalam tubuh kita.
Contoh racun yang paling mudah adalah mikroorganisme penyebab
sakit. Mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki
suatu zat toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen.
Dengan masuknya mikroorganisme tersebut, tubuh akan berusaha
melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan tentara
pertahanan tubuh antara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit
untuk memakannya (fagositosit).
Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan
mengelurkan senjata berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen
endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai anti
infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang
sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk
mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam
arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2.