Anda di halaman 1dari 8

Mekanisme Demam dan Pemeriksaan BMR

Pendahuluan

Demam adalah sebuah respon fisiologis kompleks untuk penyakit yang dimediasi oleh
sitokin pyrogenic dan ditandai dengan kenaikan suhu inti, generasi reaktan fase akut, dan aktivasi
sistem kekebalan tubuh. Mekaisme terjadinya demam dimulai dari menggigil, pada demam perlu
kita ketahui bahwa demam mempunyai 2 tingkatan yaitu stage of chill dan stage of fastigium
adalah highest point yang mereupakan tingkat kritis suatu penyakit. Infeksi atau peradangan di
dalam tubuh menyebabkan tubuh mengalami kenaikan suhu yang disebut demam.

Pengaturan Suhu

Suhu tubuh dianggap normal bila berada pada suhu 37C (98,6F). Dari sudaut pandang
termoregulatorik, tubuh dapat dianggap sebagai sutu inti di tengah (central core) dan pembungkus
diluar (outer shell). Suu inti di bagian dalam terdiri dari organ – organ abdomen dan toraks, sistem
saraf pusat, serat otot rangaka yang umumnya relatif konstan 37,8C (100F). Suhu inti internal
inilah yang dianggap sebagai suhu tubuh dan sebagai subjek pengaturan ketat untuk
mempertahankan kestabilannya. Kulit dan jaringan subkutis membentuk lapisan disebelah luar.
Berberda dengan suhu di dalam lapisan luar umumnya lebih dingin dan pada dasarnya dapat
berubah – ubah. Suhu kulit diubah – ubah sebagai tindakan kontrol untuk membantu
mempertahankan agar suhu di tengah teteap konstan. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan di
beberapa tempat yaitu ketiak, mulut, dan rektum. Suhu tertinggi di rektum dan yang terendah di
ketiak. Walaupun suhu inti dipertahankan relatif konstan, terdapat beberapa faktor yang sedikit
dapat mengubahnya yaitu irama biologis inhren atau “jam biologis”, haid dan olahraga. Suhu
terendah adalah pada pagi hari sebelum bangun dan tertinggi pada siang hari.1

Suhu inti dalah pencerminan kandungan panas total tubuh. Untuk mempertahankan
kandungaan panas total yang stabil pemasukan panas ke tubuh harus seimbang dengan
pengeluaran panas. Pemasukan panas terjadi melalui penambahan panas dari lingkungan eksternal
dan produksi panas internal, yang berakhir merupakan sumber utama panas tubuh. Pembentukan
panas dipengaruhi oleh jumlah makanan, SDA makanan, tonus otot / kontraksi otot dan taraf
metabolisme. Sebagain besar pengeluaran energi tubuh akan berakhir sebagai panas. Panas ini

1
penting untuk mempertahankan suhu inti. Pengeluaran panas terjadi melalui pengurangan panas
dari permukaan tubuh yang berjalan ke lingkungan eksternal.1

Keseimbangan antra pemasukan dan pengeluaran panas sering terganggu oleh beberapa
hal yaitu, perubahan produksi panas internal untuk tujuan – tujuan yang tidak berkaitan dengan
pengaturan suhu tubuh terutama oleh olahraga yang sangat meningkatkan produksi panas, dan
perubahan suhu lingkungan eksternal yang mempengaruhi tingkat penambahan atau penguran
panas antara tubuh dengan lingkungannya. Jika suhu inti mulai turun, produksi panas di tingkatkan
dan kehilangan panas diminimalkan sehingga suhu normal dapat dipulihkan. Sebaliknya, jika suhu
tubuh meningkat di atas normal hal tersebut dapat dikoreksi dengan meningkatkan pengurangan
panas sementara produksi panas juga dikurangi.2

Pembentukan panas (heat production) dalam tubuh manusia bergantung pada tingkat
metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh BMR, terutama
terkait dengan sekresi hormon tiroid. Selain itu juga oleh aktivitas otot, terjadi penggunaan energi
menjadi kerja dan menghasilkan panas. Sedangkan termogenesis menggigil (shivering
thermogenesis); aktivitas otot yang merupakan upaya tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh
selama terpapar dingin.2

Demam

Demam ialah peningkatan suhu tubuh karena ‘resetting’ termostat di hipothalamus. Suhu
tubuh selalu dipertahankan selama demam. Demam disebabkan oleh infeksi atau stress.
Peningkatan thermostat tubuh akan menyebabkan sensasi kedinginan. Vasokonstriksi dan
menggigil terjadi untuk mengimbangi peningkatan suhu tubuh. Jika termostat dihapus dan demam
hilang, seseorang akan merasa kepanasan, terjadi vasodilatasi dan berkeringat.1

Mekanisme pengaturan suhu juga dapat terpengaruh bila ada pirogen yang mempengaruhi
hipotalamus, sehingga mempengaruhi set point temperature. Set point temperature tubuh manusia
akan meningkat, maka tubuh akan melakukan mekanisme peningkatan suhu. Adanya pyrogen
seperti infeksi, toxin atau mediator inflamasi merangsang keluarnya monosit, makropag atau sel
endothelial yang akan melepaskan pyrogen cytokines-IL –1, TNF, IL-6 dan IFN. Komponen
tersebut merangsang hipotalamus anterior yang akan mengakibatkan peningkatan termoregulator

2
dari set point. Gejala yang ditimbulkan berupa produksi panas atau mempertahankan panas yang
menyebabkan demam.1

Mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin/racun
tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan
berusaha melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan eukosit, makrofag, dan
limfosit untuk memakannya (fagositosit).1

Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan “senjata”
berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang
berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel
endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam
arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2.3

Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan
pemacu pengeluaran prostaglandin. Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan campur
tangan dari enzim siklooksigenase. Pengeluaran prostaglandin ternyata akan mempengaruhi kerja
dari termostat hipotalamus.1,3

Sebagai kompensasinya, hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu


tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patokan ini dikarenakan mesin tersebut
merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/
menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih
banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang “setting” hipotalamus yang
mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam.1,3

Dengan demikian, pembentukan demam sebagai respons terhadap infeksi adalah sesuatu
yang disengaja dan bukan disebabkan oleh kerusakan mekanisme termoregulasi.Banyak pakar
medis berpendapat bahwa peningkata suhu bersifat menguntungkan untuk melawan infeksi.
Demam memperkuat respons peradangan dan mungkin mengganggu multiplikasi bakteri.1

Pirogen endogen meningkatkan titik patokan termostat hipotalamus selama demam dengan
memicu pengeluaran prostaglandin, yaitu zat perantara kimiawi lokal yang bekerja langsung di

3
hipotalamus. Aspiri menurunkan demam dengan menghambat sintesis prostaglandin. Aspirin tidak
menurunkan suhu pada orang yang tidak demam, karena tanpa adanya pirogen endogen maka tidak
terdapat prostaglandin dengan jumlah yang berarti dai dalam hipotalamus.1

Mekanisme Demam.1

Tingkatan demam

Stage of chill

Selama tahap Dingin ada perasaan dingin, kulit dingin bila disentuh, pucat. Rasa dingin
sebenarnya disebabkan oleh penurunan suhu kulit, dan menggigil yang sering diucapkan dalam
tahap ini adalah fenomena refleks, seperti biasa menggigil dari dingin. Dinginnya permukaan
adalah karena kejang umum dari arteri kulit.3

Sementara permukaan dingin ada kenaikan besar dalam suhu internal. Kenaikan ini mungkin
sebagian hasil dari hilangnya panas dari permukaan, tetapi tidak sepenuhnya begitu. Kenaikan ini
terlalu besar untuk diperhitungkan dalam cara ini. Sebagai contoh, Liebermeister menemukan
bahwa pada tahap dingin demam intermiten suhu di rektum meningkat dalam tiga puluh menit

4
sebanyak 2,31 ° C (4 ° F). Penulis ini juga menentukan bahwa pada tahap dingin ada peningkatan
besar dalam proses pembakaran, seperti yang dibuktikan oleh penghapusan dari asam karbonat.
Kenaikan yang sangat cepat dalam suhu itu akibat peningkatan produksi, dengan debit berkurang,
panas.4

Menggigil adalah konstraksi otot rangka yang ritmik bergetar yang terjadi dengan frekuensi
tinggi sepuuh samapai dua puluh kali per detik. Mekanisme ini sangat efektif untuk meningkatkan
produksi panas; semua energy yang dibebaskan selama tremor otot diubah menjadi panas karena
otot tidak melakukan kerja eksternal. Dalam beberapa detik atau menit, produksi panas internal
dapat meningkat dua sampai lima kali lipat akibat proses menggigil.4

Perubahan reflektif aktivitas otot rangka sering diperkuat oleh aktivitas volunteer yang juga
menghasilkan panas. Contohnya : melompat dan bertepuk tangan. Perubahan aktivitas otot yang
volunter dan reflekrif merupakan cara utama untuk meningkatkan kecepatan produksi
peninngkatan panas.4

Stage of fastigium

Fastigium ditandai oleh kurang lebih ketinggian suhu, yang bisa berlangsung selama
berhari-hari dan minggu, tetap dekat yang dicapai pada akhir tahap dingin. Ada peningkatan besar
dalam produksi dan pembuangan panas. Yang pertama ini dibuktikan oleh meningkatnya
penyerapan oksigen dan pelepasan asam karbonat, dan yang terakhir telah ditentukan oleh
pengamatan aktual. Kulit yang panas pada pasien demam secara umum merupakan indikasi yang
cukup untuk pembuangan panas yang berlebihan, namun Leiden telah menunjukkan itu dengan
eksperimen, di mana bila kaki dimasukkan ke dalam bak mandi, dan hilangnya panas diukur oleh
kenaikan suhu di dalam air . 3,4

Pada demam yang tidak disebabkan factor pirogenik melainkan karena ekspos terhadap
panas berlebihan yang biasa disebut hyperthermia terdapat tahapan heat cramps yang merupakan
tahap awal, heat exhaustion dan heat stroke.5

Pemeriksaan Basal Metabolisme Rate (BMR)

5
Metabolisme basal adalah banyaknya energi yang dipakai untuk aktifitas jaringan tubuh
sewaktu istirahat jasmani dan rohani. Energi tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi
vital tubuh berupa metabolisme makanan, sekresi enzim, sekresi hormon, maupun berupa denyut
jantung, bernafas, pemeliharaan tonus otot, dan pengaturan suhu tubuh.5

Kondisi untuk mengukur laju metabolisme basal atau BMR, yaitu: (1.) Dalam keadaan
beristirahat fisik, berisitirahat setelah berolahraga paling sedikit 30 menit untuk menghilangkan
kontribusi kontraksi otot terhadap produksi panas.(2.) Dalam keadaan berisitrahat secara mental
untuk memperkecil tonus otot rangka (orang menjadi “tegang” jika cemas) dan mencegah
peningkatan epinefrin, suatu hormone yang dikeluarkan sebagai respons terhadap stress yang
meningkatakan laju metabolik. (3.) Pengukuran harus dilakukan p ada suhu kamar yang nyaman
sehingga yang bersangkutan tidak menggigil , menggigil akan sangat meningkatkan laju
metabolik. (4.) yang bersangkutan jangan makan-makanan apapun dalam 12 jam sebelum
pengukuran BMR untuk menghindari termogenesis makanan. (5.) tidak melakukan aktivitas berat
setidaknya 1 jam sebelum pemeriksaan. (6.) selama pengujian, tidak diizinkan melakukan aktivitas
apapun.1,3

Metabolisme basal dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu jenis kelamin, usia, ukuran dan
komposisi tubuh, faktor pertumbuhan. Metabolisme basal juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan
seperti suhu, kelembaban, dan keadaan emosi atau stres. Orang dengan berat badan yang besar dan
proporsi lemak yang sedikit mempunyai metabolisme basal lebih besar dibanding dengan orang
yang mempunyai berat badan yang besar tapi proporsi lemak yang besar. Demikian pula, orang
dengan berat badan yang besar dan proporsi lemak yang sedikit mempunyai metabolisme basal
yang lebih besar dibanding dengan orang yang mempunyai berat badan kecil dan proporsi lemak
sedikit. 5

Metabolisme basal seorang laki-laki lebih tinggi dibanding dengan wanita. Umur juga
mempengaruhi metabolisme basal dimana umur yang lebih muda mempunyai metabolisme basal
lebih besar dibanding yang lebih tua. Rasa gelisah dan ketegangan, misalnya saat bertanding
menghasilkan metabolisme basal 5% sampai 10% lebih besar. Hal ini terjadi karena sekresi
hormon epinefrin yang meningkat, demikian pula tonus otot meningkat. 5

6
Tujuan pemeriksaan metabolisme energi adalah untuk; Menentukan keperluan kalori
basal dan kalori selama melakukan kerja, Menyusun diet makanan yang sesuai dengan keperluan
kalori seseorang, Membantu menegakkan diagnosis berbagai gangguan metabolisme.5

Kesimpulan

Demam juga sebagai reaksi tubuh terhadap infeksi dan kondisi sakit lainnya. Saat demam,
suhu tubuh menjadi lebih tinggi dari suhu normal (36-37 derajat Celcius) bila diukur dengan
termometer yang diletakkan di lidah atau anus. Kenaikan suhu tubuh berguna untuk menolong
infeksi. Karena kenaikan suhu tubuh secara drastis hipotalamus memanfaatkan situasi ini untuk
memberikan akibat dari kenaikan tonus otot, akibat tersebut biasa kita sebut menggigil. Menggigil
itu sendiri adalah konstraksi otot rangka yang ritmik bergetar yang terjadi dengan frekuensi tinggi
sepuluh sampai dua puluh kali per detik. Demam itu sendiri diakibatkan oleh infeksi atau
peradangan, infeksi atau peradangan pada tubuh seseorang memulai mekanisme demam, karena
tubuh merasa ada infeksi maka tubuh kita menghasilkan neutrofil lalu neutrofil mengeluarkan
pirogen endogen, menghasilkan prostaglandin menaikkan titik patok hipotalamus, lalu mengawali
terjadinya tingkatan demam yaitu stage of chill lalu menaikkan suhu tubuh dan menurunnya
pengeluaran panas dari dalam tubuh dan suhu tubuh naik terjadi demam.

7
Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2012.h.710-8.
2. Nelwan RHH. Demam: tipe dan pendekatan. Dalam: Sudyono AR, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata MK, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-IV. Jakarta: Interna
Publishing; 2007.h.1719.
3. Guyton AC dan hall JE. Fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2006.h.821-7.
4. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2008;263-4.
5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC; 2002.h.200-217.

Anda mungkin juga menyukai