Anda di halaman 1dari 23

KEBERADAAN TEMPAT SUCI AGAMA HINDU DI BALI

OLEH DR I WAYAN SUARJAYA, M.Si

Daftar rawayat hidup


N a m a
Tempat dan Tanggal Lahir Pangkat / Golongan
: I Wayan Suarjaya : Tabanan, 03 Mei 1952 : Pembina Utama IV/e

Alamat Rumah

: Jl. Tegal Dukuh Selatan


11 Gatsu Barat Penamparan Denpasar Barat

HP. 081 885 2698

Riwayat Pendidikan
SR Negeri No.3 Penebel, Tahun 1965 SMP Negeri Penebel, Tahun 1968 Pendidikan Guru Agama Hindu Negeri

Singraja, Tahun1971 Sarjana Agama dan Kebudayaan, Institut Hindu Dharma Denpasar, Tahun 1983 S.2 Magister Administrasi Publik UI Tahun 1999 Dokor Ilmu Sosial dan Politik UI 2007

Diklat Penjenjangan

LEMHANNAS KSA IX di Jakarta, Tahun 2001
SEPATI LAN di Jakarta, Tahun 1999 SPAMEN LAN di Jakarta, Tahun 1994 TARPADNAS di Jakarta, Tahun 1993 SEPADYA di Jakarta, Tahun 1993 SEPALA di Semarang, Tahun 1986 SEPADA di Surabaya, Tahun 1983

Riwayat Pekerjaan
KASI Pena Hindu Kanwil Dep.Agama Prop.Bali

1982-1988 KASI Tenaga Penyuluh Agama Hindu Ditjen Bimas Hindu dan Buddha 1984-1986 Pembimas Hindu Jawa Tengah 1986-1993 Pembimas DKI Jakarta tahun 1993-1995 Sek Ditjen Bimas Hindu dan Buddha 1995-1999 Ketua STAH Negeri Denpasar tahun 1999-2000 Dirjen Hindu dan Buddha 2000-2006 Dosen pada Institut Hindu Dharma Negeri Denpaar, UNR, UNDWI, STIKES Bali 2007

EMPAT CIRI AGAMAWAN


WRUH RING WEDA
BHAKTI RING DEWA TARMALUPENG PITRA PUJA MASIH RING SWAGOTRA KABEH

Pilar Agama Hindu di Bali


1. Agama dikemas oleh Adat dan Budaya 2. Adat dan Budaya dijiwai oleh Agama
3. Budaya cermin dari Agama , dan Bangsa

Ketiga bagaikan gula air dan tepung dalam jajan, semuanya saling menentukan. Tak bisa dipisahkan

Empat Pilar Pembangunan Nasional


1. Tetap Tegaknya NKRI 2. Tetap mempertahankan Pancasila 3. Terlaksananya UUD 1945
4. Wawasan Nasional Bhinneka Tunggal Ika

KEBERADAAN TEMPAT SUCI AGAMA HINDU DI BALI


Jenis tempat suci Hindu di Bali Sanggah, Merajan, Paibon, Dadya,

Kawitan Pura Umum: Kahyangan Jagat, Dang Kahyangan, Sad Kahyangan Pura Swagina: Melanting, Segara, Subak Mandir, Asram

Jenis Tempat Suci Hindu di Indonesia



Candi / Candika Pura Mandir, Temple, Gurdwara, Ananpur Darbar Sangghar Padepokan Sai Centre

Bentuk dan fungsi Candi



Bentuk stail Jawa Tengan, Jawa Timur Jatim Tri Mandala satu garis lurus Jateng Tri Mandala melingkar Fungsi God Worship Ancestor Worship Meditation Centre

Bentuk dan fungsi Mandir


Bentuk; Rumah ( ruang suci ) dengan patung sesuai

dengan Dewa yang di puja Ciri khas bentuknya, banyak patung, dan relief seperti Candi Fungsi: God Worship Ancestor Worship Meditation Centre

Bentuk dan Fungsi Gurdwara


Bentuk Bangunan Gedung yang ditata dengan Konsep

Tri Mandala Ruangan Tengah tempat Kitab Suci Umat duduk menghadap Kitab Suci Fungsi God Worship Holy Teacher Worship Educatian and Culture Centre

Ananfur Darbar
Bentuk: Bangunan seperti Masjid Ruang meditasi Tri Mandala Fungsi: Bajan Meditasi Pendidikan

Sanggar Padepokan
Bentuk Rumah/ruang terbuka, sesuai dengan ciri
dari padepokannya Fungsi Olah batin, olah rasa dan olah raga Tapa dan Brata

Sai Centre
Bentuk Rumah/ruang suci dengan cirikhas ada
patung/gambar Sirdhi, Sai Baba Fungsi Pusat pengkajian Weda Bajan Meditasi

Bentuk dan Fungsi Pura di Bali


Bentuk Alam terbuka Tri Mandala Tri Hita
Karana Bangunan Inti ( Padmasana, Meru, Gedong ) Arsitektur Tradisional Bali

Jenis Pura
Pura Umum; Kahyangan Jagat, Dhang
kahyangan, Sad Kahyangan Pura swagina; Melanting, Segara, Ulun Swi, Alas Harum Pura Kulawarga; Merajan, Dadiya, Paibon, Kawitan.

Pedoman dalam pembinaan kehidupan umat beragama


`. Disadari bahwa Krama Desa mempunyai keyakinan yang berbeda beda. Berdasarkan ketetapan PHDI dan Dirjen Bimas Hindu th 2002 Umat Hindu wajib: 1. Menghargai dan menghormati keyakinan yang berbeda, sesungguhnya sumbernya sama dalam Weda 2. Hindari menafsirkan/mencela keyakinan yang berbeda

3. Upacara yang diselenggarakan dari penganut keyakinan tertentu dilaksanakan ditempatnya masing masing
4. Upacara yang diselenggarakan di Pura menjadi tanggung jawab Pengempon Pura, dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku di Pura 5. Desa Pakraman mempunyai wewenang penuh dalam mejaga kelestarian dan keajegan dari tradisi / kearifan lokal yang berlaku.

Terima kasih

KIAN

dan Terima Kasih


DR I WAYAN SUARJAYA, M. SI

Anda mungkin juga menyukai