Anda di halaman 1dari 31

BAB I PELARUT BUKAN AIR PELARUT

Menurut pengamatan ahli kimia bahwa hamper semua reaksi kimia di Laboratorium adalah reaksi dalam larutan..Meskipun air dikenal sebagai pelarut paling penting, tetapi air bukan hanya satu-satunya pelarut yang terpenting. Dalam kimia organik sering digunakan pelarut non polar seperti CCl 4 dan bensena untuk melarutkan senyawa-senyawa non polar. Pelarut polar misalnya ammonia, asam sulfat, asam asetat glacial dan belerang dioksida. Mempela ari tentang larutan secara kimia erat hubungannya dengan teori asam basa. Menurut : 1. J.N. Bronsted dan T.M. Lowry !sam " pemberi proton #asa " penerima proton $ntuk larutan encer definisi asam basa menurut #ronsted-Lowry tidak berbeda dengan definisi !rhenius bahwa asam mengandung ion %& dan basa mengandung ion '%-. ( %(' Pelarut murni %)'& & '%asam basa

Penggunaan definisi asam basa #ronsted-Lowry sangat terbatas karena banyak pelarut yang terpolarisasi seperti larutan ammonia atau asam sulfat. *%4& & *%(!sam basa ( *%) netral (%(+'4 netral

%)+'4& & %+'4!sam basa

,eaksi perpindahan proton dari molekul ion yang bersifat sebagai pemberi proton ke molekul ion yang bersifat sebagai penerima proton secara umum dikatakan sebagai reaksi netralisasi.

. Lu! "#ood -eori ini menggambarkan bahwa asam-basa berkelakuan dalam bentuk ion oksida. Contoh " dalam logam-logam anorganik pada temperature tinggi " Ca' & +i'( #asa asam Ca+i')

#asa .Ca'/ adalah pemberi oksida dan asam .+i' (/ adalah penerima oksida. Menurut Lu0 1lood basa adalah basa anhidrida " Ca(& & '(- & %(' +i'( & %(' $. %.N. Lewis -eori ini banyak digunakan karena sederhana dan luas pemakaiannya khususnya dalam reaksi organic. #asa adalah pemberi pasangan electron dan asam penerima pasangan electron. &. Usano'i() !sam " banyaknya species kimia yang bereaksi dengan basa memberikan kation atau menerima anion. #asa " banyaknya species kimia yang bereaksi dengan asam, memberikan anion atau menerima kation. *. +istem ,e#arut #anyak pelarut mengalami autoionisasi membentuk kation dan anion " ( %(' ( *%) ( %(+'4 %)'& & '%*%4& & *%(%)+'4& & %+'4%(+i') Ca(& & ('%+edangkan asam adalah suatu asam anhidrida"

!sam " pertambahan konsentrasi dan karakteristik pelarut kation #asa " pertambahan konsentrasi dan karakteristik pelarut anion.. +uatu kelebihan dari konsep system pelarut bahwa kepekaannya cukup tinggi pada reaksi ion dari larutan.

Pen-amatan em,iris yan- da,at diamati dari .onse, asam/basa: 1. +i0at .ebasaan o.sida #o-am : Dalam system periodic, sifat kebasaan dan oksida-oksida logam cenderung untuk bertambah dalam satu golongan dari atas ke bawah. . Rea.si )idrasi dan )idro#isa : +emakin besar ukuran muatan kation maka energi hidrasinya semakin bertambah, sedangkan dalam reaksi hidrolisa sifat keasaman dari kation lebih besar, sehingga menyebabkan pemutusan ikatan '-% yaitu dengan mengionisasikan hidrat untuk menghasilkan ion hidronium. $. +i0at .ebasaan dari amina/amina yan- tersubstitusi: Dalam air, ammonia adalah basa lemah tetapi *1) menun ukkan sifat ketidakbasaan. Dalam molekul *%) * adalah bagian muatan negati2e dari pengaruh induksi atom %. 3ika atom-atom % dalam molekul *% ) diganti dengan gugus penarik electron seperti 4'% atau 4*% ( menun ukkan bahwa sifat kebasaan dari *%) berkurang, sedang ika % diganti oleh gugus pemberi electron .mis " gugus alkyl/ maka sifat kebasaan dari * akan bertambah, karena substitusi dari gugus alkyl untuk % dalam molekul *%) menghasilkan pertambahan kerapatan electron pada atom * sehingga meningkatkan sifat kebasaan. &. +i0at .easaman dari o.sida asam: 5ekuatan dari oksida asam tergantung pada berbagai factor antara lain " a. Pengaruh induksi dari atom pusat Misalnya " %Cl'4, %*') %(+'4 %)P'4, %(C') %)#') b. Pengaruh induksi dari substituen pada gugus hidroksil .elektronegati2itas terpadu dari atom pusat/. asam paling kuat sedikit lebih rendah asam lemah lebih lemah

Misal " C%)C''% adalah asam lemah , ika dilakukan substitusi atom Cl pada gugus metal maka keasaman akan bertambah, sehingga CCl)C''% lebih kuat dari %)P'4. Dalam asam-asam oksida anorganik yang terpenting adalah umlah atom oksigen yang mengelilingi atom pusat. Contoh " deretan asam oksiklorida kekuatan asam bertambah dari " %'Cl 6 %Cl' 6 %'Cl' %Cl'( 6 6 %'Cl'( 6 %Cl') 6 %'Cl') %Cl'4

BAB II L1%AM TRAN+I+I 2AN K1MPLEK+ K11R2INA+I II.I. UN+UR TRAN+I+I


Logam transisi memiliki sifat-sifat khas logam, yakni keras, konduktor panas dan listrik yang baik dan menguap pada suhu tinggi. 7alaupun digunakan luas dalam kehdupan sehari-hari, logam transisi yang biasanya kita umpai terutama adalah besi, nikel, tembaga, perak, emas, platina, dan titanium. *amun, senyawa kompleks molekular, senyawa organologam, dan senyawa padatan seperti oksida, sulfida, dan halida logam transisi digunakan dalam berbagai riset kimia anorganik modern. $nsur transisi sering didefinisikan sebagai unsur yang memiliki kulit-kulit d dan f yang terisi sebagian. 5ebanyakan dari unsur ini membentuk senyawaan berwarna dan bersifat paramagnetik karena kulitnya yang terisi sebagian serta memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu. $nsur transisi terdiri atas 89 dari :;) unsur. Logam-logam transisii diklasifikasikan dalam blok d, yang terdiri dari unsur-unsur 3d dari +c sampai Cu, 4d dari < ke !g, dan 5d dari %f sampai !u, dan blok f, yang terdiri dari unsur lantanoid dari La sampai Lu dan aktinoid dari !c sampai Lr. +ifat 5imia unsur blok d dan blok f sangat berbeda. #ab ini mendeskripsikan sifat kimia logam transisi blok d. Kimia Redo.s Unsur Transisi +enyawa yang mengandung unsur transisi dengan bilangan oksidasi tinggi cenderung ko2alen, sedangkan yang bilangan oksidasinya rendah cenderung ionik.

3onto) :
Mn('= adalah senyawa ko2alen yang berwu ud cair pada suhu kamar. ko2alen cenderung berupa anhidrida asam. 'ksida

Mn)'4 adalah senyawa ionic mengandung Mn.>>/ dan Mn.>>>/. 'ksida ionic cenderung bersifat basa.

+i0at "isi.
-abel :. +ifat 1isik $nsur -ransisi Periode 5e >? $nsur >A:.k3Bmol/ >A(.k3Bmol/ 3ari- ari .!/ C%hid.M / .k3Bmol/ -itik didih .oC/ -itik leleh .o C/ 5onfigurasi M C%f.M.g// .k3Bmol/ Do .M(&BM/.?/
(& (&

+c 9): :() 8 :.9 : (E) : :84 : d: )=E

-i 98E :): ; :.4 8 )(E = :99 ; d( 4=; :.9 )

? 98; :4: 4 :.) : ))E ; :EF ; d) 8:4 -:.(

Cr 98) :8F ( :.( 8 (=F F (9= ( :E8 = d4 )F= ;.8 9

Mn =:= :8; F :.) = (=4 ; :F9 ( :(4 4 d8 (E: :.; )

1e =8F :89 ( :.( 4 (E) F (=8 ; :8) 8 d9 4:9 ;.4 :

Co =8E :94 E :.( 8 (F; ( (E= ; :4F 8 d= 4(8 ;.( E

*i =)= :=8 ) :.( 8 (FE 8 (=) ( :48 ) dE 4); ;.( )

Cu =48 :F8 E :.(E (FE F (89 = :;E ) d


F

@n F;9 :=) ) :.)4 (F) = F;= 4(; d:; :): ;.=9

))E &;.) 4

$nsur transisi memiliki kisaran bilangan oksidasi yang lebar karena orbital d yang terisi sebagian dapat menerima atau mendonorkan electron dalam reaksi kimia, sehingga senyawa 4senyawa yang mengandung unsur transisi kebanyakan merupakan katalis yang efektif. 3onto) : 'ksida besi banyak digunakan sebagai katalis untuk produksi ammonia dari unsur-unsurnya. ?('8 mengkatalisis produksi +') dari +'(. 5ebanyakan enGim .katalis biologi/ mengandung ion logam transisi yang dapat mengalami reaksi redoks pada sisi aktifnya.

-abel (. 5arakter !sam-#asa Dari 'ksida Cr Dan Mn #ilangan oksidasi &( &) &4 &9 &= oksida Cr' %itam Cr(') %i au Cr') Merah tua Cr.'%/) %(Cr'4 %(Cr('= !mfoter !sam lemah !sam %idroksida Cr.'%/( !sam 5romium 5romium +ifat

-abel ). #ilangan 'ksidasi #eberapa $nsur -ransisi #ilangan oksidasi &( &) &4 &9 &= 'ksida Mn' %i au Mn(') %itam Mn'( %itam Mn') kemerahan Mn('= Merah tua %Mn'4 asam kuat %(Mn'4 asam %(Mn') amfoter Mn.'%/) basa lemah hidroksida Mn.'%/( basa Mangan Mangan +ifat

-abel : mencantumkan potensial reduksi standar dari wu ud logam unsure transisi M(&. +emua unsur kecuali tembaga memiliki potensial reduksi negati2e yang menun ukkan bahwa unsur-unsur tersebut dapat dioksidasi oleh larutan asam :M. Potensial reduksi positif dari tembaga berarti bahwa tembaga sukar dioksidasi. 5estabilan tembaga kemungkinan disebabkan oleh tingginya energi ionisasi kedua ika dibandingkan unsur-unsur yang lain. #eberapa unsur transisi dengan bilangan oksidasi yang lebih tinggi merupakan Gat pengoksidasi yang baik. 3onto) : :. Larutan asam dari ion permanganate .mengandung Mn.?>>// Mn'4- & E%)'&& 8e(. >on dikromat mengandung Cr.?>/ Cr('=(- & :4 %)'& & 9e(Cr)& & (: %(' Ao H &:.))? Mn(& &:( %(' Ao H &:.8:?

II. . Pembentu.an Kom,#e.s Koordinasi +alah satu ciri penting dari logam transisi ialah kemampuannya membentuk kompleks dengan molekul lain. >on kompleks terdiri terdiri dari kation pusat .biasa disebut atom pusat/ dikelilingi molekul atau anion .disebut ligan/ yang membentuk ikatan koordinasi dengan kation tersebut. 3umlah ikatan koordinasi antara atom pusat dan ligan disebut bilangan koordinasi. +enyawa ion logam yang berkoordinasi dengan ligan disebut dengan senyawa kompleks. +ebagian besar ligan adalah Gat netral atau anionik tetapi kation, seperti kation tropilium uga dikenal. Ligan netral, seperti amonia, *% ), atau karbon monoksida, C', dalam keadaan bebas pun merupakan molekul yang stabil, semenatara ligan anionik, seperti Cl- atau C8%8-, distabilkan hanya ika dikoordinasikan ke atom logam pusat. 3onto): I Cu.%('/4J +'4.%(' adalah minyak 2itriol yang berwarna biru. 7arna biru dihasilkan dari kompleks koordinasi molekul %(' yang berikatan langsung dengan Cu(& membentuk ion komposit ICu.%('/4J(&. +ehingga ika air dikeluarkan menghasilkan tembaga.>>/ sulfat yang berwarna putih.

Pada ICu.%('/4J(& sebagai atom pusat atau asam lewis adalah Cu(& dan %(' sebagai ligan sedangkan bilangan koordinasi atau umlah total ikatan logam dengan ligan adalah 4.#ilangan koordinasi biasanya berkisar antara ( sampai 9. -abel 4. Ligan <ang $mum Dan *amanya Ligan "*'("'C'(("'*'"C*"+C* "'%"'%( "*%) "C' "*'&
-

*ama nitro karbonato nitrite siano tiosianato isotiosianato hidrokso akua amina karbonil nitrosil

"*C+-

Ligan monodentat adalah ligan yang hanya mampu membentuk ikatan tunggal dengan : atom pusat. Ligan lain yang dapat membentuk ( atau lebih ikatan dengan atom pusat disebut bidentat, tridentat dan seterusnya, sedangkan kompleks yang ligannya berkoordinasi dengan perantaraan ( atau lebih donor ke atom pusat yang sama disebut kelat atau ligan multidentat. +enyawa atau ion yang mengandung ligan kelat disebut senyawa atau ion kelat. #eberapa ligan yang sulit biasanya ditulis dengan singkatan-singkatan seperti dapat dilihat pada table 8. Dalam beberapa hal suatu ligan diikat oleh dua atom pusat, gugus yang demikian disebut gugus embatan atau bridging group. +enyawa kompleks yang ter adi disebut kompleks poliinti atau polynuclear comple0 atau bridged comple0. 5ompleks koordinasi ionik dengan muatan berlawanan dapat bergabung satu sama lain seperti halnya ion positif dapat bergabung dengan ion negatif membentuk garam.

-abel 8. +ingkatan $ntuk Ligan +ingkatan en py pn dien trine bipy phen AD-! DMK gly acac *ama ligan etilendiamine piridin propilendiamin dietilendiamin trietilendiamin (,(L-bipiridin :,:;-fenantrolin etilendiamintetraasetat dimetilglioksimat glisin asetilasetonato

3onto): kation IPt.*%)/4J(& dan anion IPtCl4J(- membentuk senyawa ionic kompleks rangkap dengan rumus IPt.*%)/4JIPtCl4J. 3onto) +oa# -entukan bilangan oksidasi atom logam terkoordinasi dalam setiap senyawa berikut " a. 5ICo.*%)/(.C*/4J b. I's.C'/8J c. *aICo.%('/).'%/)J

I.$. Penamaan +enyawa Koordinasi Penamaan sistematik senyawa koordinasi mengikuti aturan-aturan sebagai berikut " :. *ama kompleks koordinasi ditulis sebagai satu kata dari nama liganligannya dengan awalan pada masing-masing ligan menyatakan umlah yang ada, dan satu nama untuk logam pusat. (. 3ika senyawa mengandung kompleks koordinasi , dinamai sebagai senyawa ionic sederhana" ion positif ditulis lebih dulu , diikuti oleh nama ion negati2e ataupun ion kompleksnya. ). *ama ligan anion diperoleh dengan menggantikan akhiran yang laGim dengan akhiran o. *ama ligan netral tidak berubah. Pengecualian pada aturan ini ialah akua .untuk air/, amina.untuk *% )/ dan karbobil .untuk C'/. 4. !walan <unani .di,tri,tetra, penta, heksa /digunakan untuk menyatakan umlah ligan enis tertentu yang melekat pada ion pusat, ika umlahnya lebih dari satu.!walan mono tidak digunakan. 3ika nama ligan itu sendiri mengandung mono atau di .sebagaimana dalam etilendiamina/, maka nama ligan ditempatkan dalam tanda kurung dan digunakan awalan bis, tris, tetrakis bukan di,tri dan tetra. 8. Ligan diurutkan berdasarkan ab ad. 9. !ngka ,omawi .dalam tanda kurung/ yang tercantum setelah nama logam menyatakan bilangan oksidasi atom logam pusat. 3ika ion kompleks mempunyai muatan total negati2e, akhiran 4at ditambahkan pada nama dasar logam. 3onto): 5(I1e.C*/9J ICo.*%)/8C')JCl kaliumheksasianoferat.>>>/ pentaaminakarbonatokobalt.>>>/ klorida

3onto) +oa#
:. -ulislah rumus senyawa koordinasi berikut" a. diaminadiakuadikloroplatinum.>?/ bromida b. natriumtrikarbonatokobaltat.>>>/ c. natrium tetranitratoborat .>>>/

I.&. Arti Pentin- +enyawa Kom,#e.s


+enyawa kompleks mempunyai arti penting dalam berbagai lapangan, antara lain " 4asi#/4asi# A#am ?itamin #:( merupakan senyawa kompleks antara kobal dengan porfirin, hemoglobin dalam darah yang berfungsi mengangkut oksigen merupakan kompleks antara besi dengan porfirin. 5lorofil yang memiliki fungsi penting pada fotosintesis adalah kompleks antara magnesium dan porfirin. Industri .imia anor-ani. Pemisahan berdasarkan logam-logam platina, emas dan perak dari logam bi ihnya yang pembentukan senyawa-senyawa kompleks

bersangkutan dengan 5C*. Pemisahan logam-logam seri lantan serta ekstraksi logam !l dan *i uga berdasarkan pembentukan senyawa kompleks. Alektrolisis serta electroplating banyak yang menggunakan senyawa kompleks. Ana#is Digunakan dalam analisis kualitatif maupun kuantitatif, misalnya penggunaan AD-! untuk penetapan Ca, Mg dan logam-logam lain. Penggunaan DMK untuk penetapan *i.

Kata#isator

5atalisator yang dipakai dalam proses teknik kimia banyak yang berupa senyawa kompleks. Misalnya katalisator @iegler-*atta yang merupakan kompleks logam !l dan titan digunakan dalam polimerisasi etana men adi poli etana pada tekanan rendah. Ba)an se)ari/)ari Misalnya penggunaan CoCl( sebagai in2isible ink dan penggunaan silica gel suatu sat higroskopis yang banyak dipakai untuk menghilangkan udara lembab.

BAB III +TERE1KIMIA 2AN I+1MER


+tereo.imia : !dalah bagian dari ilmu kimia yang mempela ari struktur dari senyawasenyawa. sembilan. Pada pembentukan senyawa organic, orbital yang penting adalah s dan p, tetapi untuk senyawa anorganik kecuali orbital s dan p uga perlu ditin au orbital d bahkan orbital f. III.1. %eometri +enyawa Kom,#e.s 5ompleks dari logam-logam mempunyai struktur berbeda karena +tereokimia anorganik mempela ari struktur senyawa-senyawa anorganik yang mempunyai bilangan koordinasi dari dua sampai dengan

bilangan koordinasinya uga berbeda, tetapi bilangan koordinasi yang banyak di umpai adalah 4 dan 9 strukturnya planar atau tetrahedral dan octahedral. +enyawa molekular yang mengandung logam transisi blok d dan ligan disebut senyawa koordinasi. #ilangan koordinasi ditentukan oleh ukuran atom logam pusat, umlah elektron d, efek sterik ligan. #entuk geometri ion kompleks sangat tergantung pada bilangan koordinasi dan hibridisasi. #ilangan koordinasi ( ) 4 9 %ibridisasi sp sp( sp)B dsp( sp)d(B d(sp) oktahedral Keometri linier planarBpyramidal tetrahedralBsegi datar Contoh !g.*%)/( & %g>) - B +nCl) 4 4 @n.*%)/4(&B Cu.%('/4 (& 1e.%('/9(&B Co.*%)/9 (&

+alah satu konklusi dari teori ?+AP, ialah kompleks dengan bilangan koordinasi 4 dan 9 mempunyai struktur tetrahedral dan octahedral. 5ompleks logam transisi kadang-kadang menyimpang dari hal ini , penyimpangan tersebut

disebabkan adanya electron dalam orbital d. !danya electron pada orbital d akan menyebabkan distorsi dari kompleks dengan bilangan koordinasi 4 atau 9, artinya struktur tetrahedral atau octahedral yang diharapkan akan berubah sedikit dari bentuk aslinya. Distorsi timbul akibat gaya tolak ligan terhadap electron yang ada disekitar ion pusat.#ila ion pusat berisi ;, 8 atau :; elektron d tidak akan menyebabkan ter adinya distorsi.

Kambar :. +truktur untuk bilangan koordinasi 4-9.

Kom,#e.s berbi#an-an .oordinasi dua


#anyak ion yang kaya elektron d10, misalnya" Cu&, !g&, dan !u&, membentuk kompleks linear seperti ICl-!g-ClJ- atau I%)*-!u-*%)J-. 5ompleks dengan 2alensi nol IPd.PCy)/(J dengan ligan yang sangat meruah trisikloheksilfosfin uga dikenal. $mumnya, kompleks berkoordinasi ( dikenal untuk logam transisi akhir.

Kom,#e.s berbi#an-an .oordinasi ti-a


7alaupun I1eM*.+iMe)/)N)J adalah salah satu contoh, komplek dengan bilangan koordinasi ) arang diamati.

Kom,#e.s berbi#an-an .oordinasi em,at


#ila empat ligan berkoordinasi pada logam, koordinasi tetrahedral . Td/ adalah geometri yang paling longgar, walaupun se umlah kompleks bu ur sangkar .D4h/ uga dikenal. ICo#r4J(-, *i.C'/4, ICu.py/4J&, I!uCl4J- adalah contoh-contoh kompleks tetrahedral. !da beberapa kompleks bu ur sangkar dengan ligan identik, seperti I*i.C*/4J(-, atau IPdCl4J(-. Dalam kasus .om,#e.s #i-an(am,uran, se umlah kompleks bu ur sangkar ion d8, ,h&, >r&, Pd(&, Pt(&, dan !u)&, telah dilaporkan. Contohnya termasuk I,hCl.PMe)/)J, I>rCl.C'/.PMe)/(J, I*iCl(.PAt)/(J, dan IPtCl(.*%)/(J .At HC(%8/. >somer geometrik cis dan trans mungkin diamati pada senyawa kompleks dengan dua enis ligan, dan pertama kali dicatat oleh !. 7erner ketika mensintesis senyawa berkoordinat 4 IPtCl(.*%)/(J. 5arena kompleks tetrahedral tidak akan menghasilkan isometri geometri, 7erner menyimpulkan bahwa senyawa kompleksnya adalah bu ur sangkar. #aru-baru ini cis-IPtCl(.*%)/(J .cisplatin/ telahdigunakan untuk terapi tumor dan dan patut dicatat bahwa yang aktif hanyalah isomer cis.

Kom,#e.s berbi#an-an .oordinasi enam


#ila enam ligan berkoordinasi dengan atom pusat, koordinasi oktahedral .Oh/ yang paling stabil dan mayoritas kompleks memiliki struktur oktahedral. 5hususnya, ada se umlah kompleks Cr)& dan Co)& yang inert pada reaksi pertukaran ligan, dinyatakan dengan ICr.*%)/9J)& atau ICo.*%)/9J)&. 5eduanya khususnya penting dalam se arah perkembangan kimia koordinasi. !tom dengan koordinasi enam dapat berkoordinasi prisma trigonal. 7alaupun koordinasi ini diamati di I@r.C%)/9J(- atau I,eM+(C(.C1)/(N)J, kompleks logam arang berkoordinasi prisma trigonal karena koordinasi oktahedral secara sterik lebih natural. 7alaupun demikian telah lama dikenal bahwa belerang di sekitar logam adalah prisma trigonal dalam padatan Mo+( dan 7+(.

Kambar (. >somer geometri kompleks berkoordinasi 9.

II. . Isomeri 2a#am +enyawa Koordinasi


>somer adalah senyawa yang memiliki rumus kimia yang sama, akan tetapi memiliki penataan struktur yang berbeda. -idak hanya dalam senyawasenyawa organik, senyawa kompleks uga mengalami isomerisasi. #anyak senyawa koordinasi dengan strukturBrumus kimia yang cukup rumit. +elain itu ber2ariasinya enis ikatan dan struktur geometris yang mungkin terbentuk memungkinkan banyaknya enis isomer yang berbeda dalam senyawaan kompleks. !lfred 7erner telah berusaha mengklasifikasikan enis- enis isomeri yang ter adi dalam senyawa kompleks. 7erner menggolongkan isomeri senyawa kompleks men adi beberapa macam, yaitu isomer polimerisasi, ionisasiO ikatan terhidratO koordinasi, posisi koordinasi, isomer geometris dan isomer optis. +ampai saat ini, penggolongan isomer yang telah dilakukan oleh 7erner tersebut masih dipakai secara luas di bidang kimia. 3enis isomeri yang paling penting dan paling sering teramati dalam senyawa kompleks adalah isomer geometris dan isomer optis.

3enis isomeri yang paling penting dan paling sering teramati dalam senyawa kompleks adalah isomer geometris dan isomer optis. 5ompleks yang memiliki isomeri hanya kompleks-kompleks yang bereaksi sangat lambat atau kompleks yang inert, hal ini disebabkan kompleks yang bereaksi cepat atau kompleks labil sering bereaksi lebih lan ut membentuk isomer yang stabil. Isomer -eometri >somer geometri ialah isomer yang disebabkan oleh perbedaan letak atom atau gugus atom di dalam ruang. >someri geometri sering disebut isomeri cis-trans. >someri ini tidak terdapat pada kompleks dengan struktur linear, trigonal planar atau tetrahedral, tetapi umum terdapat pada kompleks segiempat planar atau octahedral. $ntuk kompleks segiempat planar isomer cis-trans ter adi pada kompleks Platina .>>/ dengan rumus umum " IPt !(P(J, IPt !#P(J dan I Pt !(P<J. Dimana ! dan # adalah ligan-ligan netral seperti *%), py, P.C% )/) dan +.C%)/(. P dan < berupa ligan-ligan anion seperti Cl -, #r-, >-, *'(- dan +C*-. Pada kompleks octahedral isomer cis-trans ter adi dengan rumus umum " IM! 4P(J, IM.!!/(P(J, IM!4P<J dan IM .!!/(P<J. M adalah logamHlogam Co.>>>/, Cr.>>>/, ,h.>>>/, >r.>>>/, Pt.>?/,,u.>>/ dan 's.>>/. Pada senyawa kompleks, isomeri semacam ini ter adi pada kompleks dengan struktur dua substituen atau dua macam ligan. +ubstituen dapat berada pada posisi yang bersebelahan atau berseberangan satu sama lain. 3ika gugus substituen letakn a bersebelahan, maka isomer tersebut merupakan isomer cis. +ebaliknya !ika substituen berseberangan satu sama lain, isomer yang ter adi merupakan isomer trans. Contoh isomeri geometris pada segiempat planar seperti yang ter adi pada kompleks IPt.*%)/(Cl(J. >somer cis dan trans dari kompleks ini masingmasing ditun ukkan dalam Kambar .)/ dan .4/.

Cl Pt Cl

.*%)/

*%) Pt

Cl

.*%)/

Cl

.*%)/

Kambar ). >somer cis IPt.*%)/(Cl(J

Kambar 4. >somer trans IPt.*%)/(Cl(J

>somer cis dari kompleks IPt.*%)/(Cl(J diperoleh dengan menambahkan *%4'% kedalam suatu larutan ion IPtCl4J(-. +edangkan isomer trans dari kompleks yang sama dapat disintesis dengan mereaksikan IPt.*%)/4J(& dan %Cl, +elain pada kompleks segi empat planar, isomer geometris uga dapat ter adi pada suatu kompleks oktahedral disubstitusi, seperti pada kompleks ICr.*%)/4Cl(J& . >somer cis dari kompleks ini berwarna 2iolet, sehingga dapat dibedakan dari isomer trans-nya yang berwarna hi au. >somer cis dan trans dari kompleks ini ditun ukkan dalam Kambar .8/ dan .9/.

*%) Cl Cr *%) Cl *%) *%) *%) *%)

Cl *%) Cr *%) Cl

Kambar 8. >somer cis ICr.*%)/4Cl(J&

Kambar 9. >somer trans ICr.*%)/4Cl(J&

Isomer 1,tis

>somer optis ialah isomeri yang disebabkan oleh perbedaan pemutaran bidang polarisasi sinar terkutup. Dalam hal ini isomer mempunyai sifat-sifat sama demikian pula harga pemutaran bidang polarisasi sinar terkutup, hanya arah atau tandanya berlawanan. @at yang dapat memutar bidang polarisasi sinar terkutup disebut Gat optis aktif. <ang memutar kekanan disebut de0tro .d atau &/ dan yang memutar kekiri disebut le2o .l atau-/. +uatu molekul atau ion bersifat optis aktif bila molekul atau ion tersebut tidak mempunyai bidang simetri, artinya Gat tersebut tidak mungkin dapat dibagi men adi dua bagian yang tepat sama. 5ompleks-kompleks tetrahedral yang optis aktif sukar diisolasi , karena umumnya sangat reaktif. Pada senyawa kompleks, isomer optik umum di umpai dalam kompleks oktahedral yang melibatkan gugus bidentat dan memiliki isomer cis dan trans. >somer cis dari kompleks semacam ini tidak memiliki bidang simetri, sehingga akan memiliki isomer optis. Misalnya pada kompleks ICo.en/(Cl(J&, yang memiliki bentuk isomer geometris cis dan trans. #entuk isomer cis sendiri dari kompleks tersebut aktif secara optis, dan memiliki isomer d dan l. Dengan demikian, umlah total dari seluruh isomer yang dimiliki oleh kompleks ICo.en/ (Cl(J& adalah tiga isomer. +alah satu isomer yang tidak aktif secara optis .dalam hal ini isomer trans dari kompleks ICo.en/(Cl(J& disebut sebagai bentuk meso dari kompleks tersebut. >somer-isomer dari kompleks ini ditun ukkan pada Kambar = 4 F.
en

N N 3o$5 N N 3# 3#

Kambar =.>somer cis 4d kompleks ICo.en/(Cl(J&

en

3# 3o$5 3# N

Kambar E. >somer cis 4l kompleks ICo.en/(Cl(J&

3# N
en

N 3o$5 N 3# N
en

Kambar F. >somer trans-meso kompleks ICo.en/(Cl(J&

Isomer Koordinasi
>somer ini terbentuk pada suatu senyawa , bila kation dan anionnya berupa ion kompleks. >someri ter adi dengan cara pertukaran sebagian atau seluruh ligannya. +ecara umum dapat ditulis " IM!nJ IMLPmJ dan IML !mJIM PnJ. Contoh " ICo.*%)/9JICr.C*/9Jdan ICr.*%)/9JICo.C*/9J. #eberapa contoh senyawa kompleks yang memiliki isomer koordinasi adalah sebagai berikut " - ICo.*%)/9J)&ICr.C*/9J)-, membentuk isomer ICr.*%)/9J)&ICo.C*/9J)- ICo.*%)/9J)&ICr.C('4/)J)-,membentuk isomer ICo.C('4/)J)&ICr.*%)/9J)- IPt.*%)/4J(&IPdC>4J(- , membentuk isomer IPt.*%)/)>J&IPd.*%)/C>)J- O dan isomer IPd.*%)/)>J&IPt.*%)/C>)J- O dan isomer IPd.*%)/4J(&IPtC>4J(-

3ika diperhatikan, contoh-contoh tadi menun ukkan bahwa pembentukan isomer koordinasi mengikuti suatu pola yang dapat dituliskan sebagai berikut " 6M7A8!95a6M:7B8y9/b membentu. isomer 6M7B8y95b6M:7A8!9/a

Isomer Ionisasi
>somerisasi enis ini menun ukkan isomer-isomer dari suatu kompleks yang ika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion yang berbeda. Misalnya kompleks ICo.*%)/8#rJ+'4 yang berwarna merah-2iolet. +uatu larutan berair dari kompleks ini akan menghasilkan endapan putih #a+'4 dengan larutan #aCl(, yang memastikan adanya ion +'4(- bebas. +ebaliknya ICo.*%)/8+'4J#r berwarna merah. Larutan dari kompleks ini tidak memberikan hasil positif terhadap u i sulfat dengan #aCl(. Larutan akan memberikan endapan !g#r berwarna krem dengan !g*'), yang memastikan adanya ion #r- bebas. #erarti pada kompleks ICo.*%)/8#rJ+'4 dilepaskan ion +'4(-, sedangkan kompleks ICo.*%)/8+'4J#r melepaskan #r-. 5arena memiliki rumus komposisi kimia yang sama tetapi ika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion yang berbeda, kedua kompleks tersebut dikatakan merupakan isomer ionisasi. Contoh lain dari isomer ionisasi adalah IPt.*% )/4Cl(J#r( dan IPt.*%)/4#r(JCl( dan ICo.en/(*'(.ClJ+C*, ICo.en/(*'(.+C*JClO dan ICo.en/(Cl.+C*J*'(. +alah satu bentuk isomer lain, yaitu isomer hidrasi, seringkali digolongkan sebagai bagian dari isomer ionisasi. Pada isomer hidrasi, salah satu atau lebih ligan digantikan oleh air kristal. !danya isomer hidrasi dapat dicirikan antara lain dari perubahan warna, pengukuran kondukti2itas, ataupun pengukuran kuantitas ion yang terendapkan. 3onto) dari isomer )idrasi misalnya " ICr.%('/9JCl) ICr.%('/8ClJCl(.%(' ICr.%('/4Cl(JCl.(%(' .ungu, tiga mol ion Cl terendapkan/ .hi au, dua mol ion Cl terendapkan/ .hi au tua, satu mol ion Cl terendapkan/

Isomer I.atan
+e umlah senyawa kompleks memiliki ligan yang merupakan ligan ambidentat. 5arena ligan semacam ini memiliki lebih dari satu atom yang dapat menyumbangkan pasangan elektron bebas dalam pembentukan ikatan, maka

logam pusat dapat terikat dengan atom yang berbeda pada ligan tersebut. Dengan demikian terbentuklah isomer ikatan. #eberapa contoh ligan ambidentat yang dapat membentuk isomer ikatan adalah sebagai berikut " Li-an *'( .nitro/ dan nitrito .'*'/ -+C* .tiosianato/ dan 4*C+ .isotiosianato/ 3onto) isomer da#am senyawa I.*%)/8Co-*'(JCl( dan I.*%)/8Co-'*'JCl( I.*%)/8>r-*'(JCl( dan I.*%)/8>r-'*'JCl( IM.C9%8/PN(Pd.-+C*/(J dan IM.C9%8/)PN(Pd.*C+/(NJ I.'C/8Mn-+C*J dan I.'C/8Mn-*C+J

BABI; TE1RI ME2AN KRI+TAL

-eori medan kristal muncul karena teori ikatan 2alensi mempunyai beberapa kelemahan seperti " :. -erdapat warna-warna dalam senyawa kompleks tidak dapat diterangkan oleh teori ikatan 2alensi. (. -eori ikatan 2alensi tidak dapat men elaskan ter adinya spectra elektronik.

). Perbedaan antara komplek ionic dan kompleks ko2alen. Menurut teori medan kristal ikatan antara atom pusat dan ligan dalam kompleks berupa ikatan ion sehingga gaya-gaya yang ada hanya berupa gaya elektrostatik . >on kompleks tersusun dari ion pusat yang dikelilingi oleh ion-ion lawan atau molekul-molekul yang mempunyai momen dipole permanen. Medan listrik dari ion pusat akan mempengaruhi ligan 4ligan

sekelilingnyan sedang medan gabungan dari ligan-ligan akan mempengaruhi electron 4elektron dari ion pusat. Pengaruh ligan ini terutama mengenai electron d dari ion pusat seperti kita ketahui iom kompleks dari logam-logam transisi. Pengaruh ligan tergantung dari enisnya, terutama pada kekuatan medan listrik dan kedudukan geometri ligan-ligan dalam kompleks. Di dalam ion bebas kelima orbital d bersifat degenerate artinya mempunyai energi yang sama. -eori medan kristal terutama membicarakan pengaruh dari ligan yang tersusun secara berbeda-beda disekitar ion pusat terhadap energi dari orbital d. Dengan adanya ligan disekitar ion pusat orbital d tidak lagi degenerate, orbital d ini terbagi men adi beberapa orbital dengan energi berbeda atau dikatakan orbital d mengalami spilitting . Ligan di dalam ion kompleks berupa ion-ion negati2e seperti 1 - dan C*atau berupa molekul- molekul polar dengan muatan negati2e mengarah pada ion pusat. Ligan ini akan menimbulkan medan listrik yang akan menolak electron terutama electron d dari ion pusat, karena electron d ini terdapat diorbital paling luar dari ion pusat. Penolakan ini menyebabkan tingkat energi orbital d dari ion pusat bertambah. "

Kambar :;. Perubahan energi elektronik selama proses pembentukan kompleks #ila kelima orbital d sama dan medan ligan mempengaruhi kelimanya dengan cara yang sama maka kelima orbital d ini akan tetap degenerate pada tingkat energi yang lebih tinggi. Pada kenyataannya kelima orbital d tidaklah sama yaitu ada orbital dQ dan de. Disamping itu medan ligan sangat tergantung dari letaknya disekitar ion pusat, artinya apakah strukturnya octahedral, tetrahedral atau segiempat planar. Peristiwa ini disebut spilitting medan kristal. +etelah ter adi spilitting orbital dQ mempunyai energi lebih tinggi dari orbital de. Pada pengisian electron orbital de akan diisi lebih dulu daripada orbital dQ. Perbedaan energi antara orbital dQ dengan de biasanya dinyatakan dengan C . #esarnya harga C dari tiap-tiap komplek tergantung dari bentuk geometri, sifat dari ion pusat dan sifat ligan. #entuk geometri sangat berpengaruh pada besarnya C, misalnya C tetrahedral R 4BF Coktahedral untuk ligan yang sama dan arak yang sama dari atom pusat. ?alensi ion pusat dan enis logam transisi berpengaruh pada C. $ntuk ion di2alent pada satu seri logam transisi,C tidak begitu berubah. $ntuk ion-ion di2alent dari logam transisi > ,C R );kcalBmol, untuk logam tri2alent R9; kcalBmol.

$ntuk logam dengan 2alensi sama C akan bertambah R );S dari ion logam transisi pertama .)d/ ke ion logam transisi ke ( .4d/ dan naik lagi R );S ke ion logam transisi ke ) .8d/. Pengaruh ligan terhadap C spektrokimia Dari percobaan diperoleh bahwa ada ligan yang menghasilkan medan listrik yang kuat dan disebut medan ligan kuat . menyebabkan C besar/ dan ada medan ligan lemah . menyebabkan C kecil/. #erdasarkan kekuatannya medan ligan dapat disusun sebagai berikut " C'R C*- T *'(- T dipy T en T *%) R py T *C+- T %(' T ,C'(- T '%- T1- TCl- T#r- T>!ngka :,(, ) dan 4 menyatakan pasangan elektron bebas yang ada, dari daftar diatas ternyata ligan dengan pasangan elektron bebas sedikit mempunyai medan lebih kuat daripada ligan dengan pasangan elektron yang banyak. %al ini disebabkan karena interaksi dengan ion pusat dari ligan dengan pasangan electron bebas sedikit lebih besar daripada ligan dengan pasangan electron bebas banyak. BEBERAPA PEMAKAIAN TE1RI ME2AN KRI+TAL Pen-aru) Medan Li-an Pada <arna %ampir semua senyawa-senyawa kompleks mempunyai warna-warna tertentu, karena Gat ini menyerap sinar di daerah tampak, selan utanya energi sinar tersebut digunakan untuk promosi electron yang ada di orbital d dari energi rendah ke energi tinggi, misalnya dari orbital de ke orbital dQ. #esarnya energi untuk promosi yaitu C tergantung dari ion pusat dan enis ligan. 5arena itu senyawa kompleks memiliki warna berbeda-beda, misalnya I -i.'% (/9J)& berwarna ungu sedang ICu.'%(/9J(& berwarna biru muda.$ntuk suatu ion pusat yang sama warnanya berbeda ika ligannya berbeda misalnya ICu.'% (/J(& berwarna biru muda dan I Cu.*%)/4.'%(/J(& berwarna biru tua. #ila Gat menyerap warna atau pan ang gelombang tertentu dari sinar tampak, Gat tersebut akan meneruskan warna komplemennya, yang nampak dinyatakan dalam apa yang disebut seri

pada mata kita sebagai warna.#ila Gat menyerap semua sinar tampak Gat tersebut berwarna hitam sebaliknya bila Gat sama sekali tidak menyerap warna dari sinar tampak Gat tersebut berwarna putih. $ntuk suatu ion pusat, penggantian ligan dari ligan dengan medan ligan lemah ke ligan dengan medan ligan kuat akan memberikan C yang semakin besar . +inar yang diserap pan ang gelombangnya semakin pendek artinya dari merah ke ungu sedang warna komplemennya atau yang tampak oleh mata akan berubah dari hi au kebiruan ke kuning kehi auan. Pen-aru) Medan Li-an Pada Jara. I.atan Di dalam struktur octahedral ligan sangat berpengaruh pada orbital dQ sebaliknya orbital ini gaya tolaknya terhadap ligan lebih kuat dari orbital de. !danya gaya tolak ini menyebabkan arak ikatan bertambah ika orbital dQ diisi electron. $ntuk oksida-oksida dari Ca(& - @n(& umlah electron pada orbital d Q dan de terdapat pada table berikut. ion e de e dQ Ca(& ; ; +c(& : ; -i(& ( ; ?(& ) ; Cr(& ) ; Mn(& ) ( 1e(& 4 ( Co(& 8 ( *i(& 9 ( Cu(& 9 ) Gn(& 9 4

Penambahan electron pada orbital de memperpendek arak ikatan dan penambahan pada orbital dQ memperpan ang arak ikatan.

Pen-aru) Medan Li-an Pada Kema-netan


Magnetisasi, M, .momen magnet per satuan 2olume/ suatu sampel dalam medan magnet, %, berbanding lurus dengan besarnya %, dan tetapan perbandingannya adalah, U, yang bergantung pada sampel. MHU% U disebut dengan suseptibilitas 2olume dan hasil kali U dan 2olume molar sampel ?m disebut dengan susceptibilitas molar Um. Dinyatakan dalam persamaan men adi" Um # U"$m

+emua Gat memiliki sifat diama-neti., dan selain diamagnetisme, Gat dengan elektron tidak berpasangan uga menun ukkan sifat ,arama-netisme, besar sifat paramagnetisme sekitar :;; kali lebih besar daripada sifat diamagnetisme. 4u.um 3urie menun ukkan bahwa paramagnetisme berbanding terbalik dengan suhu" m U H !& C B- adalah temperatur mutlak dan ! dan C adalah konstanta. Dalam metoda Kouy atau 1araday, momen magnet dihitung dari perubahan berat sampel bila digantungkan dalam pengaruh medan magnet. +elain metoda ini, metoda yang lebih sensitif adalah %&'(D .superconducting )uantum interference de*ice/ yang telah banyak digunakan untuk melakukan pengukuran sifat magnet. Paramagnetisme diinduksi oleh momen magnet permanen elektron tak berpasangan dalam molekul dan suseptibilitas molarnya berbanding lurus dengan momentum sudut spin elektron. Paramagnetisme kompleks logam transisi blok d yang memiliki elektron tak berpasangan dengan bilangan kuantum spin :B(, dan setengah umlah elektron tak berpasangan secara teori dapat diturunkan mengikuti persamaan" V H ( %.% & :/V H n.n & (/V VW H F.(=4 0 :;-(4 3--: adalah #ohr magneton. #anyak kompleks logam 3d menun ukkan kecocokan yang baik antara momen magnet yang diukur dengan neraca magnetik dan yang dihasilkan dari persamaan di atas. %ubungan antara umlah elektron yang tak berpasangan dan suseptibilitas magnet kompleks diberikan di -abel . 5arena kecocokan ini dimungkinkan untuk menghitung umlah elektron yang tidak berpasangan dari hasil pengukuran magnetiknya. Misalnya, misalnya kompleks 1e)& d5 dengan momen magnet sekitar :.= V# adalah kompleks spin rendah dengan satu elektron tak berpasangan, tetapi 1e)& d5 dengan momen magnet sekitar 8.F V# adalah kompleks spin tinggi dengan 8 elektron tak berpasangan. adalah bilangan kuantum spin total +. 'leh karena itu, momen magnet hanya berdasarkan spin

-abel 3umlah elektron tak berpasangan dan momen magnet .V#/.

BAB V TEORI ORBITAL MOLEKUL I. Pengertian Orbital Molekul Teori orbital molekul adalah teori yang membahas tentang gabungan orbital atom dari atom yang berbeda untuk membentuk orbital molekul sehingga elektron di dalam molekul secara keseluruhan menjadi milik bersama. Kelebihan teori orbital molekul dibanding dengan teori ikatan valensi adalah bahwa teori orbital molekul dapat memberikan rincian distribusi elektron, energi ikatan dan sifat-sifat magnetik yang lebih baik, akan tetapi teori orbital molekul lebih sulit untuk divisualisasikan.

Orbital molekul merupakan gambaran matematis dari orbital hibrid dalam teori orbital molekul yang dapat digambarkan dengan gelombanr elektron dari gabungan dua orbital pada atom yang terpisah.

Gambar .Gelombang elektron !ari Gambar interaksi sebagai berikut % diatas ditunjukkan bahwa orbital atom memiliki

fasa " amplitude # dan -. $ika dua gelombang digabungkan maka akan terjadi

Gambar &. 'nteraksi dua gelombang elektron (ila & orbital atom terjadi overlap, maka ada dua kemungkinan bentuk overlap yaitu % a. Bentuk overlap luar ( pembela an ! !alam overlap ini terjadi pengurangan tarikan antar elektronyang ditemukan didaerah inti, sehingga dihasilkan orbital molekul antiikatan yang memiliki energi lebih besar dibanding energi masing-masing orbital atom yang mengalami overlap. b. Bentuk overlap "alam ( pen#ampuran ! !alam overlap ini terjadi tarikan antar elektron yang ditemukan di daerah inti, sehingga dihasilkan orbital molekul ikatan dengan energi

yang lebih kecil dibanding energi masing-masing orbital atom yang mengalami overlap.

Gambar ). Overlap dua orbital atom membentuk orbital molekul II. $iagram Tingkat Energi

Anda mungkin juga menyukai