T ek . A ud i o V i de o
T ek . A ud i o V i de o
Pada Switched Mode Power Supply tegangan input dc (U IN) dirubah menjadi tegangan kotak melalui rangkaian chopper pertama (gb. 1b). yang kemudian dilewatkan melalui sebual LPF (Low Pass Filter). Pada Switched Mode Power Supply mempunyai efisiensi minimum71%, sedangkan untuk linier power supply hanya mempunyai efisiensi maksimum 50%. Pada power supply jenis linier tingkat efisiensi sangat ditentukan perubahan tegangan input dan beban serta besarnya tegangan output yang dikeluarkan. Tetapi ketergantungan itu tidak dimiliki oleh Switched Mode Power Supply (SMPS).
Uin 0 t
Uo Seriespass element
Uout 0
output filter
Fixed dc output Uo
input filter
Switch element
output filter
Fixed dc output Uo
Switched Mode Power Supply hanya memerlukan sedikit mungkin rangkaian filter. Linier Power Pupply bekerja pada frekuensi jala-jala 50 Hz, sedangkan Switched Mode Power Supply bekerja pada sekitar frekuensi 50 kHz. Konversi Daya Konversi daya seperti pada kebanyakan catu daya, converter, inverter, dcdc power supply, regulator dsb, membutuhkan analisa yang rumit. Converter merubah tegangan atau arus input menjadi tegangan atau arus output yang berbeda, dc-dc converter merubah level tegangan input dc menjadi level tegangan output dc yang berbeda sedangkan inverter merubah besaran tegangan dc menjadi besaran tegangan ac. Dalam kenyataan di lapangan, pengaturan tegangan yang besar seperti pada power elektronika diterapkan dc-dc converter.
T ek . A ud i o V i de o
Pada gb.2a, b, c diperlihatkan pembentukan buck converter melalui teknik pensaklaran, sedangkan gambar d diperlihatkan implementasi rangkaian buck converter yang bekerjanya sebagai berikut: Pada posisi saklar pada A (S1A on, S1B off), tegangan akan menginduksikan kumparan L, lihat gambar 2b. Arus yang melalui induktor naik dan akan men-supply arus ke beban resistor RL dan kondensator filter C. Kemudian setelah saklar pada posisi B (S1B on, S1A off), akan teralirkan arus induksi (lhat gambar 2C), bersama-sama dengan arus kapasitor menuju ke beban RL. Perioda tersebut akan berulang kembali pada saat saklar kembali ke posisi A. Buck Converter dinamakan juga sebagai Choppers, down -converter, stepdown converter dan down Choppers. Converter yang dibentuk oleh Buck Converter lebih populer disebut Swithed Mode Power Supply. Bila rangkaian tersebut dikembangkan dengan trafo isolasi akan menjadi lebih mudah didisain menjadi bentuk seperti forward, push-pull, half bridge dan full-bridge converter. Pada gambar 2d diilustrasikan pada waktu on dan off dari saklar S1A, yang diikuti dengan bentuk switch current, diode current dan arus inductor current. Prinsip dasar Buck Converter
IIN S1 + UIN A B
L IO UT
+ C
RL
UO -
T ek . A ud i o V i de o
S1A
L Switch
+ UIN S1B C RL
gb.2d
gb.2e
BUCK OUTPUT VOLTAGE (UIN - UO) DT = UO (1-D)T UIN DT - UO DT = UO T - UO DT UIN DT UIN D UO = UO T = UO = D UIN
Pada sistem SMPS biasanya bekerja pada frekuensi 100 kHz, berarti periode T = 1/fs = 10 uS. Perbandingan saat ON dan satu perioda pulsa dinamakan Duty Cycle D, yang dirumuskan sebagai: D= t1/T (lihat gambar 3.)
Gambart.3a
Gambar.3b
Duty cycle sangat penting dalam penentuan/pendimensian besarnya tegangan keluaran UO = D UIN Tahanan beban RL adalah perbandingan antara tegangan keluaran Uo dengan arus keluaran Io: RL = Uo / Io
T ek . A ud i o V i de o
Beban harus berupa Low Pass Filter dan mempunyai frekuensi cut off fc lebih rendah dari frekuensi switching fs. Beban LC sebagai Low Pass Filter mempunyai sifat lebih baik untuk menghaluskan bentuk gelombang kotak dan menghindari harmonisa yang sangat kompleks. Bila frekuensi cut off fc lebih besar kira-kira 10 kali frekuensi switching fs, maka LPF akan meredam sebesar kira-kira 20 dB berarti akan mereduksi tegangan 1 Vp-p dengan 100 mVp-p ripple. Semakin besar perbandingan fs terhadap fc, maka analisisnya semakin lebih mudah. Tegangan DC bisa dikalkulasi dengan teknik yang disebut Volt-second balance (gb.3b) Uon x t1 = Uoff x t2 BOOST CONVERTER Pada gambar 4a sampai dengan 4c ditunjukkan topologi dari boost converter dan implementasinya ditunjukkan pada gambar 4d. Bila posisi saklar pada A (S1A on, S1B off) maka tegangan akan menginduksi kumparan L dan arus induksi IL membesar sedang beban RL tidak tersambung, maka arus kondensator Ic akan mengalir ke beban RL. Pada periode ini energi akan tersimpan dalam induktor L. Pada saat posisi saklar pada B (S1B on, S1A off), maka energi yang tersimpan dalam induktor akan mengalir ke beban RL dan Capasitor C. Kondisi ini akan terulang terus menerus. BOOST OUTPUT VOLTAGE UIN DT = (UO - UIN ) (1-D)T UIN DT = UO T - UO DT - UIN T+ UIN DT UIN T = UO (1-D)T UO = UIN /(1-D) sering disebut dengan Up-Converter dan jarang Boost Converter dipergunakan
T ek . A ud i o V i de o
IIN L
S1
A
IOUT
+ C RL
+ UO gb.4a
IIN L
S1
A
IIN
B
IOUT
S1
A
IOUT
+ C RL
+ UO -
+ C RL
+ UO -
S1B Switch
+ UIN S1A C RL
gb.4d
gb.4e
BUCK-BOOST CONVERTER Buck-boost converter merupakan kombinasi kerja dari buck dan boost converter (gb.5a, b, c, d, e). Prinsip dasarnya ditunjukkan pada gb 5a, b, c, sedangkan implementasi rangkaiannya pada gb.5d. UO = UIN /(1-D) Boost Converter sering disebut dengan Up-Converter dan jarang dipergunakan
T ek . A ud i o V i de o
IIN L
S1
A
IOUT
+ C RL
+ UO gb.4a
IIN L
S1
A
IIN
B
IOUT
S1
A
IOUT
+ C RL
+ UO -
+ C RL
+ UO -
S1A
S1B Switch
+ UIN C L RL
gb.5d
gb.5e
T ek . A ud i o V i de o
INDUCTIVE BUCK-BOOST Bila posisi saklar pada A, maka rangkaian bekerja sebagai Buck - converter, sedangkan bila saklar pada posisi B, maka rangkaian bekerja sebagai Boostconverter. Pada induktif Buck-boost converter, induktor d-charge oleh tegangan input dan melepaskan charge pada rangkaian output. Hal ini berlangsung secara terusmenerus dan teratur. Tegangan output bisa diatur lebih besar atau lebih kecil dari pada tegangan input, tetapi polaritas tegangan output selalu terbalik. Arus input yang berbentuk pulsa dihaluskan oleh filter C (yang disebut dengan C"uk) yang terletak antara converter dan input tegangan sumber.
IIN L1 C1 L2 IOUT
+
A B
RL
C2 UO
S1
gb.6a
IIN L1 C1 L2 IIN L1 C1 L2 I I
A
+
A
IOUT RL C2
+
B
RL
S1
UO
S1
C2
Gambar 6a,b, c, d, e menggmabarkan prinsip kerja dari C"uk Concerter. Capasitor C1 sebagai penyimpan muatan. Pada saat posisi saklar pada A, (S1A on, S1B off), Uin menginduksi L1, sehingga arus induksi naik. C1 tersambung dengan L2 dan memberikan daya pada kapasitor C2 dan beban RL,melalui L2.
+ +
UO
T ek . A ud i o V i de o
Bila saklar pada posisi B (S1A off, S1B on), maka L1 akan melepaskan arus dan C1 mengosongkan muatan melalui hubung singkat S1B (arah dioda maju). Sementara salah satu kaki L2 terhubung ke ground karena S1B terhubung forward bias. Antara tegangan input dan output sekarang tidak lagi ada pulsa, namun hasilnya adalah tegangan output yang terbalik (inverting). C"uk jarang digunakan karena kapasitor C"uk memerlukan arus RMS yang besar. ISOLATED POWER-STAGE CIRCUIT Antara tegangan input dan output diperlukan adanya isolasi untuk menyekat tegangan jala-jala input yang besar dengan tegangan DC yang diperlukan rangkaian. Di samping itu untuk mengamankan rangkaian dari sistem grounding dari jala-jala, sehingga ground rangkaian terpisah dengan ground / masa tegangan jala-jala (kalau tidak biasanya berakibat fatal pada saat pengukuran tegangan dengan CRO dsb). Isolasi ini dibentuk oleh power transformator yang digabung dengan rangkaian dasar SMPS (Buck converter, Boost converter dan Buck-boost converter). Melalui Buck converter bisa dirancang dengan konfigurasi forward, half bridge, fuul bridge dan push-pull. Sedangkan beberapa rangkaian yang didasari oleh Boost converter sering digunakan pada rangkaian flyback, sedangkan induktif buck-boost converter sering dinamakan converter dengan atau tanpa isolasi.
T ek . A ud i o V i de o
Forward converter terbagi dari dua jenis yaitu one-switch dan two-switch. Gambar 7a dan 7b menggambarkan rangkaian One-switch forward converter.
IN
n = Np/Ns
S2
A B
OUT
IN
+ Np Ns
C
RL
+
UO
gb.7a
n = Np/Ns
S2a
IN
+ -
RL
+
UO
D1 D2
S1
Np
Ns
S2b
gb.7b
Prinsip kerja: Bila posisi saklar S1 dan S2 pada A, maka transformator akan bekerja mentransfer daya ke gulungan sekunder dan akan mengalir arus ke L2 dan beban C dan RL. Bila posisi saklar S1 dan S2 dipindah ke posisi B, maka arus akan mengalir melalui S2B ke kumparan, sementara S2A dalam posisi reverse bias. Tahanan R1 dan Dioda D1 berfungsi untuk menghilangkan loncatan pulsa akibat dari efek induktansi dari transformator. Gambar 8 menggambarkan prinsip dasar dan implementasi rangkaian twoswitch forward converter.
10
T ek . A ud i o V i de o
S2a
IN
+ -
RL
+
UO
D1 D2
S2
Np
Ns
S2b
n = Np/Ns
gb.8
Rangkaian two-switch lebih efisien dengan dipasang dua buah dioda sebagai reset trainsistor.Rangkaian ini dibentuk oleh dua buah saklar primer. Gambar 9 menggambarkan Rangkaian Push-pull Converter. Pada prinsipnya rangkaian push-pull converter merupakan gabungan dari dua buah one-switch forward converter dengan maising-masing saklar primer S1 dan S2 yang bekerja secara bergantian dengan perbedaan fasa 180 o. Pada saat Transistor S1 on, maka dioda S3A aktif dan menghantarkan arus melalui induktor L ke beban C dan RL. Pada setengan perioda berikutnya S1 off, S2 on, sehingga Dioda S3B on den menghantarkan arus ke beban C dan RL melalui induktor L.
n=Np/Ns S1 off S3 A on B
Ns RL +
UO
out
IN
Np
Np
+
IN
Ns
on
S2
off
11
T ek . A ud i o V i de o
S1
n=Np/Ns
L
S3A
RL +
UO
Np
Np
IN
Ns
Ns
+ -
S3B
S2
gb.9b
Gambar 10 a dan b menunjukan prinsip dasar dan rangkaian Half bridge converter
n=Np/Ns
IN
S3 on S1 off C1
Ns
A B
C
OUT
RL +
UO
+
IN
Np
Ns
on C2
S2 off
Gambar.10a
12
T ek . A ud i o V i de o
S1 C1 D1 n=Np/Ns
C
S3A
RL +
UO
Np C2 S2 D2
Ns
Ns
IN
+ -
S3B
gb.10b
Capasitor C1 dan C2 berfungsi sebagai pembagi tegangan input dan mereduksi loncatan tegangan pulsa akibat efek induktansi. D1 dan D2 sebagai komutasi yang mengamankan kerja transistor. Transistor S1 dan S2 bebekrja secara bergantian dengan beda fasa 180o. Dan masing-masing transistor dikendalikan dengan bias tegangan 1/2 tegangan input. Gambar 11 a dan 11 b menunjukkan prinsip dasar full-bridge converter
n=Np/Ns
IN
S3 on off S1 off
Ns
on S4
A B
C
OUT
RL +
UO
+
IN
Np
Np
Ns
on S5 off
on
S2 off
Gambar.11a
13
T ek . A ud i o V i de o
S4 D4
S1 D1 n=Np/Ns
C
S3A
RL +
UO
Np S5
IN
Ns
Ns
S2 D2
+ -
S3B D5
gb.11b
Pada rangkaian full-bridge converter, kapasitor pembagi tegangan diganti dengan dua buah saklar S4 dan S5. Pada saat Transistor S4 on bersamaan dengan transistor S2, maka transistor S1 dan S5 off demikian pula sebaliknya. Beda fasa ke dua kondisi tersebut 180o.
14
T ek . A ud i o V i de o
FLYBACK CONVERTER Rangkaian flyback converter dibentuk dari induktif-buck converter yang ditambah dengan trafo isolator
IN
n = Np/Ns
S2
off on
OUT
IN
+ Np Ns C
RL
+
UO
off S1
gb.12a
on
n = Np/Ns
S2 R1
IN
RL +
+ -
D1 D2
S1
Np
Ns
UO
gb.12b
Bila S1 on S2 off, gulungan primer Np menyimpan energi dalam inti transformer. Karena posisi S2 open (dioda S2 menadapat tegangan mundur dari transformator sekunder yang polaritasnya mempunyai beda fasa 180o terhadap transformator primer), maka kapasitor C men-supply arus ke beban RL. Pada saat input transistor low, maka transistor S1 open, sementara sekunder transformator memberi tegangan arah maju kepada dioda S2. Dan arus dilewatkan ke beban C dan RL. Flyback converter sangat populer dipergunakan pada daya rendah (< 200W). dengan multiple output yang bisa dikembangkan lebih banyak dengan cara menambahkan jumlah gulungan sekunder transformator.
15
SMK Negeri 1 Glagah Banyuwangi Tabel I Karakterstik dari beberapa SMPS Jenis Converter Flyback (Two switch) Jenis Power range <250 W Keuntungan
T ek . A ud i o V i de o
Kerugian
Tanpa input induktor Sebuah dioda per output Pelipatan tegangan output mudah Kontrol mudah
Transformator lebih besar dari sistem Bridge Kapasitor output lebih besar dari sistem forward Arus puncak lebih besar dari sistem forward Transformator lebih besar dari sistem Bridge Sulit distabilkan Dibutuhkan arus RMS yang besar pada kapasitor primer Diperlukan dua kutup small signal Pengendalian switch lebih kompleks Diperlukan dua kutup small signal
<500W