Anda di halaman 1dari 1

Jalur keturunan Nabi Muhammad saw. Padahal dalam Islam jalur keturunan yang diakui adalah jalur ayah.

Dimana Nabi Muhammad Saw tidak mempunyai keturunan putra laki-laki. Tetapi putri beliau adalah Fatimah radiyallohu anha. Kalau memakai jalur ayah maka Husen dan Hasan adalah putra Ali r.a, Ali putra Abu Tholib dan Abu Tholib putra Abdul Mutholib. Jadi memakai nama Habib bukanlah keturunan Nabi Muhammad Saw, tetapi keturunan Ali bin Abu Tholib. Begitu juga yang meyakini Ali r.a adalah pelanjut kepemimpinan syah (kelompok ahlul Bayt/Syiah). Ali bukanlah keturunan Nabi Muhammad Saw, melainkan putra Abu Thalib. Nabi Muhammad tidak menurunkan dan mewariskan kenabian/nubuwah kepada keturunannya. Apalagi beliau tidak memiliki putra laki-laki yang hidup hingga dewasa dan memiliki keturunan. Sebagaimana firman Allah Saw, Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang lakilaki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasululullah dan penutup para Nabi. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Qs al-Ahzab [33] : 40). Dari ayat diatas saja kita bisa memahami bahwa dalam Islam, seandainya Nabi Muhammad Saw sekalipun memiliki keturunan laki-laki, beliau tidak akan mewariskan gelar kenubuwahan. Tetapi beliau hanya mewariskan MISI dan FUNGSI KERISALAHAN kepada umatnya (lihat Qs 3 : 144). Siapa saja yang melanjutkan fungsi dan misinya itulah umatnya yang akan mendapatkan syafaat. Dalam islam tidak dikenal Dinasti (pemerintahan turun temurun), karena ini akan melanggar prinsip islam. Dimana dalam Islam hanya orang bertaqwalah yang dimuliakan Allah Saw (Qs al-hujurot [49] : 13) dari bangsa manapun ia berasal dan dari keturunan siapapun ia dilahirkan, maka orang bertaqwalah yang berhak menjadi pelanjut kepemimpinan Rasulullah Saw.

Anda mungkin juga menyukai