PENDAHULUAN
Keluarga beliau yang menerima Islam di dalam hatinya berhak untuk kita
agungkan. Sebagaimana kita pahami bersama bahwa apabila kita mencintai
sesuatu maka kita dituntut untuk mencintai apa yang dicintai oleh orang yang
kita cintai tersebut sebagai realisasi dalam wujud pengakuan kita dalam hal
tersebut.
Maka, sebagai umat muslim kita juga dituntut agar kiranya kita dapat
mengetahui dan mengenal masing-masing dari keluarga beliau. Meskipun
dalam risalah ini penulis tidak mencantumkan semua keluarga beliau mengingat
keterbatasan waktu dan kemampuan kami sebagai penulis.
Semoga dengan karya ini kita semua dapat mengambil pelajaran dan dapat
menambah wawasan kita kepada beliau dan keluarganya. Amin.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Membahsan tentang pengertian nasab
2. Membaas nasab Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam
3. Membahas beberapa keluarga beliau secara garis besar
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nasab atau garis keturunan adalah sesuatu yang sangat dijaga dan
diperhatikan oleh Islam. Demikian kuatnya Islam dalam memperhatikan nasab,
ia pun dijadikan salah satu dari lima hal yang wajib dijaga dalam Islam. Karena
itu Islam melarang perzinahan, salah satu hikmahnya agar nasab terjaga.
3
واصطفى من ولد اسماعيل. ان هللا اصطفى من ولد ابراهيم اسماعيل
واصطفى من قريش بنى. واصطفى من بنى كنانة قريشا. بنى كنانة
واصطفانى من بنى هاشم. هاشم
memilih Kinanah dari anak-anak keturunan Ismail. Lalu Allah memilih Quraisy
dari anak-anak keturunan Kinanah. Kemudian memilih Hasyim dari anak-anak
keturunan Quraisy. Dan memilihku dari anak keturunan Hasyim.” (HR.
Muslim dan Ibnu Majah).
Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim
bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin
Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin
Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Kemudian para
sejarawan menyebutkan ada empat nama di atasnya hingga sampai ke Nabi
Ismail bin Ibrahim.
Tidak ada perselisihan di kalangan ahli sejarah bahwa Adnan adalah anak
dari Nabi Ismail ‘alaihissalam. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dari kalangan Arab Adnaniyah atau al-Arab al-Musta’rabah.
4
1. Al-Arab al-Baidah ( )العرب البائدةmereka adalah orang-orang Arab kuno
yang sudah punah. Seperti kaum ‘Aad, Tsamud, Kan’an, dll.
2. Al-Arab al-‘Aribah ( )العرب العاربةmereka adalah orang Arab asli dari
keturunan Ya’rib bin Yasyjub bin Qahthan. Karena itu, mereka juga disebut
Arab Qahthaniyah. Mereka berasal dari Yaman.
3. Al-Arab al-Musta’robah ( )العرب المستعربةmereka adalah orang yang ter-
arabkan dari keturunan Nabi Ismail bin Ibrahim ‘alaihimassalam. Mereka
dikenal dengan Arab Adnaniyah
5
Meski meninggal dalam usia muda, Abdullah bin Abdul Muthalib adalah
termasuk benang merah dalam sejarah kehidupan Nabi Muhammad Shollallahu
Alaihi Wasallam. Karena dari benihnyalah lahir seorang manusia paling mulia
dalam sejarah umat manusia. Lahir di kota Mekkah, riwayat Abdullah bin
Abdul Muthalib secara keseluruhan adalah juga sejarah Abdul Muthalib,
ayahandanya. Karena kelahiran Abdullah mengiringi sebuah cerita dramatik
yang seakan menjadi pertanda penting dalam menentukan episode hidup Nabi
SAW berikutnya.
Uniknya, dalam kasus Abdullah bin Abdul Muthalib tidak ada kejadian
berdekatan yang bisa disandarkan untuk menentukan tahun kelahirannya.
Hingga para sejarawan dalam menentukan tahun kelahirannya, perlu menarik
jauh masanya sampai tahun gajah, di mana pada tahun itu pula anak semata
wayangnya, Muhammad, lahir. DR. Haikal dalam “Hayat Muhammad”,
mencoba membongkar misteri tahun kelahiran Abdullah, hingga terciptalah
syajarah nasab (pohon nasab) yang memuat silsilah keluarga Nabi berikut tahun
kelahirannya.
Memang tidak ada seorang pun yang mampu melukis sosok Abdullah bin
Abdul Muthalib secara detail. Namun mengikuti perkataan Nabi SAW bahwa
saat seseorang semakin bertambah umurnya, dia akan semakin menyerupai
bapaknya. Maka cukuplah meraba sosok Abdullah bin Abdul Muthalib dari
6
sifat-sifat yang ada pada diri anaknya, Muhammad Shollallahu Alaihi
Wasallam.
Satu hal yang pasti dalam masalah ini, Abdullah bin Abdul Muthalib
menikahi Aminah setelah lolos dari undian yang menentukan dia sebagai
sembelihan bapaknya; satu-satunya peristiwa dramatik dari Abdullah bin Abdul
Muthalib yang dikenang sejarah. Ahmad Taaji dalam sirah-nya menyebut umur
Abdullah bin Abdul Muthalib saat itu 18 tahun.
7
Maka sejarah Abdullah bin Abdul Muthalib bergulir dari sini. Saat itu
pembesar Quraisy menentang keras hasrat Abdul Muthalib menggali sumur
Zamzam, di karenakan letaknya yang berada di antara dua berhala, Ash dan
Nailah. Selain itu, mereka juga mengetahui Abdul Muthalib tidak mempunyai
apa dan siapa, kecuali seorang anak laki-laki yaitu Al-Harits. Masih ditambah
lagi dengan aura homo homini lupus (manusia adalah serigala bagi manusia
yang lain, -red) yang sedang menjangkiti kabilah-kabilah besar penguasa tanah
arab. Maka lengkaplah alasan Abdul Muthalib untuk tidak berdaya.
Abdul Muthalib pun beranjak pergi dalam galau yang mendalam. Lalu
berdiri di hadapan Ka’bah dan bernadzar kepada Allah Subhanahu Wata'ala.
Dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Sa’ad yang sanadnya marfu’ sampai
Abdullah bin Abbas Rodhiallahu 'Anhu , menuturkan: Ketika Abdul Muthalib
bin Hasyim menyadari bahwa hanya sedikit kemampuan yang dia miliki untuk
menggali Zamzam, dia pun bernadzar, “Jika aku dikaruniai sepuluh anak laki-
laki, dan setelah mereka dewasa mampu melindungiku saat aku menggali
Zamzam, maka aku akan menyembelih salah seorang dari mereka di sisi Ka’bah
sebagai bentuk korban”. Seiring perjalanan zaman, anak-anak Abdul Muthalib
pun menjadi besar dan telah genap sepuluh orang. Abdul Muthalib berniat
merealisasikan rencananya menggali Zamzam, sambil bersiap-siap
mengorbankan salah satu anaknya sebagai bentuk pelaksanaan dari nadzar yang
dia ucapkan.
8
kawasan jazirah Arab. Muatan rohaninya demikian jernih, dan hatinya yang
mulia seolah taman bunga di tengah gurun sahara yang tandus. Sungguh
Abdullah telah menarik simpati masyarakat di sekitarnya.
Oleh karena itu, semua manusia datang kepadanya dan menentang usaha
penyembelihannya. Para pembesar Quraisy berkata, “Lebih baik kami
menyembelih anak-anak kami sebagai tebusan baginya, daripada ia yang harus
disembelih. Tidak ada yang lebih baik dari dia. Pertimbangkanlah kembali
masalah ini, dan biarkan kami bertanya kepada Kahin (Peramal-dukun)”.
Undian itu pun masih selalu mengeluarkan nama Abdullah, dan Abdul
Muthalib menambah sepuluh ekor unta lagi, hingga saat jumlah unta mencapai
seratus ekor maka keluarlah nama unta tersebut. Masyarakat begitu gembira
hingga berlinang air mata, demi menyaksikan Abdullah berhasil diselamatkan.
Kemudian disembelihlah seratus ekor unta di sisi Ka’bah sebagai ganti
Abdullah. Kedua hadits di atas [hadits pengakuan nabi sebagai ibnu Adz-
Dzabihaini dan hadits kisah penyembelihan Abdullah] mengisyaratkan sebuah
kongklusi, walau keduanya berbeda dalam status, namun keduanya bersepakat
bahwa Abdullah bin Abdul Muthalib adalah Adz-Dzabih sebagaimana Ismail.
Maka tanpa melihat status gharibnya hadits “Ana Ibnu Ad-Dzabihaini”,
Muhammad tetaplah ibnu Dzabihaini.
9
Rancangan jahat orang Yahudi membunuh Rasulullah Shollallahu Alaihi
Wasallam telah direncanakan sejak sebelum Rasulullah lahir. Usaha itu
dilakukan bahkan ketika beliau masih berada dalam sulbi ayahnya, Abdullah
bin Abdul Muthalib dan saat berada dalam perut ibunya, Aminah. Setelah beliau
lahir, usaha membunuh Beliau semakin menjadi-jadi.
Para dukun dan Rabi Yahudi berusaha keras membunuh Abdullah bin
Abdul Muthalib, ayah Nabi Muhammad SAW. Salah satu tokoh mereka
mengatakan: “Siapkan makanan yang telah diberi racun yang sangat mematikan
dan kemudian makanan itu berikan kepada Abdul Muthalib.”
10
Tidak berhasil, kembali sekelompok Rahib Yahudi dengan memakai
pakaian pedagang Syam memasuki kota Mekkah. Mereka sengaja datang ke
sana untuk membunuh Abdullah bin Abdul Muthalib, ayah Rasulullah SAW.
Sejak awal mereka telah mempersiapkan pedang yang telah diolesi racun.
Mereka dengan sabar menanti kesempatan untuk melaksanakan rencana yang
telah dibuat jauh-jauh hari.
Suatu hari, Abdullah bin Abdul Muthalib keluar dari kota Mekkah untuk
berburu. Orang-orang Yahudi melihat ini sebagai sebuah kesempatan bagus
untuk membunuh Abdullah. Di suatu tempat mereka mengepung dan hendak
membunuhnya. Namun lagi-lagi usaha mereka gagal, karena tiba-tiba ada
sekelompok Bani Hasyim yang kembali dari perjalanan melalui tempat tersebut.
Dan untuk kesekian kalinya Abdullah bin Abdul Muthalib berhasil selamat dari
niat busuk orang-orang Yahudi.
11
Abdullah bin Abdul Muthalib meninggalkan kekayaan sangat sedikit,
yakni lima unta, sejumlah kecil kambing, seorang hamba sahaya, yaitu Ummu
Aiman yang kelak kemudian akan menjadi pengasuh Nabi.
12
dan berkata bahwa engkau tengah mengandung sebaik-baik makhluk; tatkala
masa persalinan tiba, kondisinya sangat mudah bagiku.”
Iman Aminah
Salah satu pembahasan penting, iman sebagian kaum Rasulullah Saw
dimana banyak tulisan dan kitab yang telah disusun berkaitan dengannya. Akan
tetapi secara umum pembahasan ini terkait dengan Abu Thalib. Namun
demikian, apakah terdapat pembahasan terkait dengan iman dan agama yang
diikuti oleh Aminah ibunda Rasulullah Saw?
Tatkala Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam menyelesaikan haji
perpisahan dan dalam perjalanan menuju Madinah, ia mampir di sebuah
kuburan yang telah rusak. Ia berdiri di hadapan kuburan tersebut untuk beberapa
lama kemudian menangis di atas kuburan. Para sahabat berkata, “Siapa
gerangan pemilik kuburan ini wahai Rasulullah.”
Rasulullah Saw menjawab, “Kuburan ibundaku Aminah binti Wahab. Saya
memohon kepada Allah Subhanahu Wata'ala untuk memberikan izin kepadaku
untuk berzirah kemudian turun izin dan saya pun berziarah.”
Berangkat dari riwayat di atas, menurut ayat al-Quran, Rasulullah
Shollallahu Alaihi Wasallam tidak dibolehkan untuk mendatangi kuburan
orang-orang kafir dan musyrik:
«بالل مات أَبَدا َوال تَقُ ْم َعلى قَبْره إنَّ ُه ْم َکفَ ُروا
َ صل َعلى أ َ َحد م ْن ُه ْم
َ ُ َوال ت
سوله َو ماتُوا َو هُ ْم فاسقُون
ُ » َو َر
“Dan janganlah kamu sekali-kali menyalatkan (jenazah) orang yang mati di
13
Dari apa yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa Aminah bukan
merupakan seorang yang bermazhab kafir dan syirik, melainkan seorang yang
beriman.
Imam Shadiq As bersabda, “Jibril datang menghadap kepada Rasulullah
Saw dan berkata, “Wahai Muhammad! Sesungguhnya Allah Swt memberikan
izin kepadamu untuk memberikan syafaatan kepada lima orang. (di antaranya)
rahim yang mengandungmu yaitu Aminah binti Wahab dan…” Dari riwayat
ini dan riwayat-riwayat yang serupadapat disimpulkan bahwa Rasulullah Saw
adalah pemberi syafaat untuk ibunya yang tentu saja bukan seorang musyrik
dan kalau tidak demikian (ibunda Nabi Muhammad Saw itu seorang musyrik)
tentu syafaat tidak berlaku.
Wafat Aminah
Tatkala Rasulullah Saw berusia enam tahun, Aminah beserta Rasulullah
Saw melakukan perjalanan ke Madinah. Sebagian dari perjalanan ini dipandang
sebagai perjalanan menziarahi kuburan Abdullah suami Aminah yang
dilaksanakan bersama Abdul Mutthalib dan Ummu Aiman. Sepulangnya dari
Madinah, Aminah wafat.
Sebagian lainnya meyakini bahwa perginya Aminah ke Madinah adalah
untuk bersilaturahmi dengan kaumnya dan sepulangnya dari Madinah ia
berpulang ke rahmatullah.x Boleh jadi kedua nukilan ini ada benarnya dan
tujuan Aminah ke Madinah untuk keduanya, berziarah kuburan sekaligus
menengok kaumnya.
14
Khuzaimah ibn Mudrikah (namanya ‘Amr) ibn Ilyas ibn Mudhar ibn Nizar ibn
Ma’ad ibn Adnan.
Nenek Rasulullah SAW dari Ayah adalah :
1. Nutaila bint Janab
2. Halah bint Wuhaib
3. Fatimah bint ‘Amr
4. Samra’ bint Jundub
5. Lubna bint Hajar
6. Mumanna’a bint ‘Amr
Kakek Rasulullah SAW dari Ibu adalah : Wahb ibn Abd Manaf ibn
Zuhrah ibn Kilab ibn Murrah ibn Ka’ab ibn Luay ibn Ghalib ibn Fihr ibn Malik
ibn al-Nadhr.
Nenek Rasulullah SAW dari Ibu adalah : Barrah bint Abd al-‘Uzza ibn
Utsman ibn Abd al-Dar ibn Qushay ibn Kilab ibn Murrah ibn Ka’ab ibn Lu’ay
ibn Ghalib ibn Fihr ibn Malik ibn al-Nadhr.
Orang Quraisy ini benci dengan dakwah Nabi Muhammad SAW. Mereka
membencinya (Muhammad), namun faktanya mereka malah memanggilnya
dengan panggilan 'Yang Terpuji.' Sebab arti Muhammad itu 'Yang Terpuji.'
15
Muhammad al Bushiri, seorang penyair ulung menjadikan nama
Muhammad benar-benar keramat. Ia melantunkan kekeramatan itu dalam
nadzam Burdahnya
إذا سميتم الولد محمدا فأكرموه وأوسعوا له المجلس وال تقبحوا له
وجها
muliakan mereka dan lapangkanlah tempat duduk mereka dalam majelis. Dan
jangan kalian hinakan wajah mereka (jangan hinakan atau caci maki mereka
dengan kata-kata ‘semoga Allah jelekkan wajah kalian’ atau sejenisnya).”
16
Kedua, hadist yang diriwayatkan al-Suyuthi di dalam kitabnya, Jami’ as-
Shaghir.
maka janganlah kalian pukul mereka (kecuali karena hukum had dan
mengajarkan adab), dan janganlah kalian larang mereka (muliakan dan berbuat
baiklah pada mereka).”
Sumur air zamzam dalam sejarahnya bermula dari kegelisahan Siti Hajar
bersama putranya, Ismail, yang ditinggal Nabi Ibrahim AS di sebuah padang
tandus. Cerita Siti Hajar yang ditinggal Ibrahim ini diabadikan Allah SWT
dalam Alquran surah al-Maidah (14) ayat 37.
Karena bekalnya habis, Siti Hajar berusaha mencari makanan atau orang-
orang yang kemungkinan berada di sekitarnya. Ia pun berlari ke Bukit Marwah,
balik lagi ke Bukti Shafa, dan kembali lagi ke Bukit Marwah. Tercatat, tujuh
kali dirinya bolak-balik bukit Shafa-Marwah. Apa yang dilakukan Siti Hajar itu
kini menjadi salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan umat Islam yang
melaksanakan haji, yaitu sai.
17
Munculnya air dari bekas entakan Nabi Ismail ini kemudian memicu
hadirnya serombongan burung-burung di sekitarnya. Melihat adanya burung
ini, para kafilah yang juga sedang mencari air segera menuju tempat burung-
burung beterbangan itu. Inilah sekelumit singkat awal mula munculnya sumur
zamzam.
Setelah sekian ribu tahun, konon sumur zamzam ini kemudian tertutup
karena tidak ada yang merawatnya. Maka, kakek Nabi Muhammad AS, Abdul
Muthalib, bernazar untuk menggalinya kembali apabila dirinya dikaruniai
banyak anak dan akan mengurbankan salah satunya. Doanya dikabulkan Allah
SWT dan ia mempunyai 10 orang anak.
18
Abu Lahab (namanya adalah Abdul Uzza). Dari nama-nama ini, kita ketahui
bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki 6 orang paman.
19
Sebagai pemimpin Bani Hasyim setelah kematian ayahnya, Abdul-
Muththalib, ia menjadi pengasuh Nabi Muhammad dan kemudian
pendukung utama dalam berdakwah. Ia menikah dengan Fatimah binti Asad
dan memiliki 6 orang anak.
Di antara peristiwa yang membuat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam sangat bersedih adalah wafatnya paman beliau, Abu Thalib. Terlebih
sang paman wafat dalam keadaan masih memegang agama jahiliyah. Abu
Thalib adalah kerabat dan orang terdekatnya. Abu Thaliblah yang mengasuh
Nabi sejak berusia 8 tahun. Saat sang kakek meninggal hingga Nabi berusia
40-an tahun. Kedekatan yang luar biasa dengan sang paman terjalin sedari
kanak-kanak hingga masa kenabian.
Saat Nabi Muhammad menerima wahyu dan mendakwahkannya.
Cinta Abu Thalib kepada anak saudaranya itu tak berubah. Walaupun ajaran
yang dibawa sang keponakan bertentangan dengan keyakinannya.
“Langkahi dulu mayatku, kalau berani mengganggu keponakanku”, kira-
kira seperti itulah bentuk perlindungannya. Ia bagaikan sosok seorang ayah
yang melindungi. Tidak heran, Nabi Muhammad sangat menginginkan
hidayah untuknya.
Saat Abu Thalib menderita sakit yang mengantarkannya pada
kematian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus berjuang agar sang
paman mendapatkan kebahagiaan setelah kematian. Dengan cara
menawarkannnya Islam. Namun, sampai akhir hayat, sang paman tak juga
mau bersyahadat. Ia wafat memegang ajaran nenek moyang. Kehilangan
sosok paman seperti Abu Thalib adalah duka dan kesedihan. Tapi, lebih
sedih lagi, dia yang senantiasa melindungi, wafat dalam kekufuran.
Kasih Sayang Nabi
Terhadap orang-orang Quraisy yang tidak memiliki kekerabatan saja,
Nabi memiliki rasa kasih dan belas kasihan. Padahal mereka menolak
dakwah Islam. Mereka senantiasa merenyakiti Nabi secara fisik dan psikis.
20
Seorang saja yang menerima dakwahnya, bagi beliau lebih berharga dari
dunia dan seisinya.
«إنَّ َما: قال، عن النبي صلى هللا عليه وسلم،عن أبي موسى
، َيا قَ ْوم: َك َمثَل َر ُجل أَتَى قَ ْوما فَقَا َل،َمثَلي َو َمث َ ُل َما َب َعثَني هللاُ به
، فَالنَّ َجا َء،ان ُ َوإني أَنَا النَّذ،ي
ُ َير العُ ْري َ إني َرأ َ ْيتُ ال َجي
َّ َْش بعَ ْين
،طلَقُوا َعلَى َم َهله ْم فَنَ َج ْواَ فَا ْن، فَأ َ ْدلَ ُجوا،طائفَة م ْن قَ ْومه َ ُطا َعه َ َ فَأ
ْش فَأ َ ْهلَ َك ُه ْم ْ َ فَأ،طائفَة م ْن ُه ْم
َ َ ف،ص َب ُحوا َم َكانَ ُه ْم
ُ صبَّ َح ُه ُم ال َجي َ ت ْ َو َكذَّ َب
َو َمث َ ُل َم ْن،طا َعني فَات َّ َب َع َما جئْتُ به َ َ فَذَل َك َمث َ ُل َم ْن أ،اجتَا َح ُه ْم ْ َو
َ َّصاني َو َكذ
ب ب َما جئْتُ به منَ ال َحق َ » َع
21
terdekat itu begitu berjasa dalam hidupnya. Orang dekat itu memiliki
hubungan darah. Bukan lagi seperti seorang keponakan dengan paman.
Tapi, lebih mirip antara seorang anak dengan ayah. Abu Thalib-lah yang
menanggung hidup Nabi setelah kakeknya, Abdul Muthalib, wafat. Mulai
dari usia 8 tahun hingga lebih dari 40 tahun.
22
َكل َمة أ ُ َحاج لَ َك ب َها ع ْندَ هللا،ُ َال إلَهَ إ َّال هللا: قُ ْل،ي َعم
ْ َأ
dilarang.’
23
Allah mengisahkan ayat ini tentang Abu Thalib. Dan untuk
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, allah Ta’ala berfirman,
yang engkau cintai, akan tetapi Allah-lah yang menunjuki siapa yang Dia
kehendaki.’ (QS. Al-Qashash: 56). (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam
Kitab Tafsir al-Quran, Suratu al-Qashash, 4494 dalam Fath al-Bari).
أ َ ْش َهدُ لَ َك ب َها َي ْو َم ْالق َيا َمة،ُ َال إلَهَ إ َّال هللا:قُ ْل
“Ucapkanlah laa ilaaha illallaah, nanti akan kupersaksikan untukmu
di hari kiamat.”
ُ َ إنَّ َما َح َملَهُ َعلَى ذَل َك ْال َجز: َ َيقُولُون.لَ ْو َال أ َ ْن ت ُ َعي َرني قُ َريْش
.ع
أل َ ْق َر ْرتُ ب َها َع ْين ََك
“Kalau tidak khawatir dicela oleh orang-orang Quraisy. Mereka akan
24
kehendaki.’ (QS. Al-Qashash: 56). (Riwayat Muslim dalam Kitab al-Iman,
Bab Awwalul Iman Qawlu: laa ilaaha illalllaah, 25).
Seseorang itu tak hanya dipandang zahirnya, tapi batinnya jauh lebih
penting. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
25
ُ َولَك ْن َي ْن،ص َور ُك ْم
ظ ُر ُ َو َال إلَى،ساد ُك ْمَ ظ ُر إلَى أ َ ْج
ُ إ َّن هللاَ َال يَ ْن
َ صابعه إلَى
ص ْدره َ َ َار بأَ َوأَش.»إلَى قُلُوب ُك ْم
Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada fisik kalian, tidak juga pada
tampilan kalian. Akan tetapi ia melihat kepada hati kalian.” Nabi
menunjukkan tangannya ke dada.
26
ditekan. Dan berturut-turut ujian lainnya. Termasuk ditolak berdakwah di
Thaif. Karena itu, wajar tahun ini disebut tahun kesedihan.
Abu Lahab nama aslinya Abdul Uzza bin Abdul Muthalib. Urutan
nasabnya: Abdul Uzza bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf
bin Qushay bin Kilab. Lebih dikenal dengan nama Kun-yah: Abu Lahab
dibandingkan nama aslinya. Lahab artinya menyala-nyala. Ada yang
mengatakan bahwa yang menggelari Abu Lahab adalah ayahnya, Abdul
Muthalib, karena Abu Lahab wajahnya sangat cerah.
“Wahai Bani Fihr!, wahai Bani Adi!, beliau panggil beberapa suku
Quraisy…”
27
Hingga mereka semua berkumpul. Jika ada yang tidak bisa datang,
mereka mengirim utusan untuk menyaksikan apa yang terjadi. Datanglah
Abu Lahab dan beberapa suku Quraisy. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam memulai nasehatnya,
28
Kemudian Allah turunkan surat al-Lahab yang berisi ancaman keras
untuk Abu Lahab.
Pada saat perang Badar, Abu Lahab tidak ikut perang. Tapi dia
meminta al-Ashi bin Hisyam bin Mughirah untuk menggantikannya,
dengan membayar 4000 dirham.
2.6.3 Hamzah
Hamzah mempunyai otak yang cerdas dan pendirian yang kuat; dia
termasuk tokoh Quraisy yang disegani. Dia memeluk Islam pada tahun
keenam kenabian (tahun 7 sebelum hijrah). Ia ikut hijrah bersama
29
Muhammad dan ikut dalam perang Badar. Nabi menjulukinya “Asadullah”
(Singa Allah) dan menamainya sebagai “Sayidus Syuhada”.
Sementara itu, Abu jahal yang telah mengetahui bahwa Hamzah telah
berdiri dalam barisan kaum muslimin berpikir bahwa perang antara kaum
Quraisy dengan kaum muslimin sudah tidak dapat dielakkan lagi. Oleh
karena itu, ia mulai menghasut dan memprovokasi orang-orang Quraisy
untuk melakukan tindak kekerasan terhadap Muhammad dan pengikutnya.
Bagaimanapun, Hamzah tidak dapat membendung kekerasan yang
dilakukan kaum Quraisy terhadap para sahabat yang lemah. Akan tetapi
harus diakui, bahwa keislamannya telah menjadi perisai dan benteng
pelindung bagi kaum muslimin lainnya. Lebih dari itu, dia menjadi daya
tarik tersendiri bagi kabilah-kabilah Arab yang ada di sekitar jazirah Arab
untuk lebih mendalam mengetahui Agama Islam.
30
Muhammad dan Hamzah. Mereka memiliki rencana yang keji terhadap
Hamzah yaitu dengan menyuruh seorang budak yang mahir dalam
menggunakan tombak dan organ hatinya akan diambil dan akan dimakan
oleh Hindun yang memiliki dendam karena ayahnya dibunuh oleh Hamzah
pada Perang Badar. Budak tersebut adalah Wahsyi bin Harb. Wahsyi diberi
tugas membunuh Hamzah dan dijanjikan imbalan dimerdekakan dari
perbudakan. Akhirnya kedua pasukan tersebut bertemu dan terjadilah
pertempuran yang dahsyat, sementara Hamzah berada di tengah-tengah
medan pertempuran untuk memimpin sebagian kaum muslimin. Ia mulai
menyerang ke kiri dan ke kanan.
31
pahanya. Lalu Ia bangkit dan berusaha berjalan ke arah Wahsyi, tetapi tidak
berdaya dan akhirnya roboh dan meninggal sebagai syahid.
Ketika dia melihat keadaan tubuh pamannya, dia sangat marah dan
Allah menurunkan firmannya (QS an-Nahl ayat 126): Dan jika kamu
memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan
siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar,
sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar."
32
disalatkan, lalu dibawa lagi jasad seorang syahid untuk disalatkan sementara
jasad Hamzah tetap dibiarkan di situ. Lalu, jenazah itu diangkat, sedangkan
jenazah Hamzah tetap di tempat. Kemudian dibawa jenazah yang ketiga dan
dibaringkan di samping jenazah Hamzah. Lalu Nabi dan para sahabat
lainnya menyalatkan mayat itu. Demikianlah Nabi menyalatkan para
syuhada Uhud satu per satu, hingga jika di hitung, maka Muhammad dan
para sahabatnya telah menyalatkan Hamzah sebanyak tujuh puluh kali.
2.6.4 Abbas
‘Abbas bin Abdul Muthallib merupakan paman sekaligus sahabat
Rasulullah saw. Beliau dilahirkan antara dua atau tiga tahun sebelum Nabi
Muhammad saw. Beliau juga merupakan sahabat yang ikut berpartisipasi
dalam perang badar. Terdapat beberapa riwayat yang menceritakan tentang
keutamaan paman Nabi ini, di antaranya adalah hadis yang diriwayatkan
oleh Imam at-Tirmidzi;
33
manusia sebagaimana disebutkan dalam kitab Karamatul Auliya karya Al-
Laka’i,
َّ ع َم ُر اب ُْن ْالخ
َطاب ُ َ َكان:َع ْن أَنَس بْن َمالك رضي هللا عنه قَا َل
:طلب قَا َلَ ط ْوا ا ْست َ ْسقَى ب ْال َعباَّس بْن َعبْد ْال ُم
ُ رضي هللا عنه إذَا قَ َح
س ْلنَا إلَي َْك بنَبينَا صلى هللا عليه ْ اَللَّ ُه َّم إنَّا ُكنَّا إذَا قَ َح:َويَقُ ْو ُل
َّ طنَا ت َ َو
َ فَيُ ْسقُ ْون: قَا َل.س ُل إلَي َْك ب َعم نَبينَا فَا ْسقنَا
َّ َوإنَّا نَت َ َو،وسلم فَت َ ْسقنَا
“Dari Anas bin Malik ra ia berkata: Umar bin Khattab ra ketika umat
34
2. Ummu Hakim al-Baydha’
Beliau menikah dengan Kurayz ibn Rabi’ah pada masa Jahiliyah dan dikaruniai
4 orang anak, yaitu : ‘Amir, Arwa, Thalhah, dan Ummi Thalhah. Arwa menikah
dengan ‘Affan ibn Abi al-‘Ash dan dikaruniai seorang putra bernama Utsman
ibn ‘Affan. Al-Baydha’ dinikahi oleh ‘Uqbah ibn Abi Mu’ayth dan dikaruniai
al-Walid, Khalid dan Ummu Kultsum.
3. ‘Atikah
‘Atikah bint Abdul Mutthalib, salah seorang bibi Rasulullah SAW. Menikah di
zaman jahiliyah dengan Abi Umayyah ibn al-Mughirah (ayah dari Ummu
Salamah, istri Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam). Dari pernikahan ini
beliau dikaruniai beberapa anak, antara lain Abdullah dan Zuhayr. Abdullah
tidak masuk Islam. Zuhayr masuk Islam, bahkan termasuk orang yang berusaha
merobek lembar blokade (surat perjanjian) yang di gantung di Ka’bah. Masuk
Islam masih di Makkah, namun baru sempat hijrah setelah perang Badr. Bahkan
Atikah ra. sempat bermimpi tentang kekalahan Quraisy di perang Badr sebelum
kejadian itu terjadi. Sayang, setelah beliau tiba di Madinah setelah perang Badr,
catatan tentang sejarah hidup beliau tidak termuat lagi dalam kitab sirah,
termasuk tahun wafatnya.
4. Umaimah
Menikah di masa Jahiliyah dengan Jahsy ibn Riyab dan dikaruniai 4 orang anak,
yaitu : Abdullah (yang menyaksikan perang Badr), Ubaidillah dan Abd atau
Abu Ahmad, Zainab bint Jahsy yang kemudian menjadi istri Rasululah
Shollallahu Alaihi Wasallam , dan Hamnah bint Jahsy.
5. Arwa
35
Arwa bint Abdul Mutthalib ibn Hasyim. Salah seorang bibi Rasulullah
Shollallahu Alaihi Wasallam . Menikah di zaman jahiliyah dengan Umayir ibn
Wahab ibn Abd Manaf. Dikaruniai anak laki-laki bernama Thulaib. Setelah
suaminya meninggal, beliau menikah lagi dengan Artha’ah ibn Syarhabil ibn
Hasyim. Dari suami keduanya ini beliau dikaruniai seorang putri bernama
Fatimah. Masuk Islam sejak awal lagi, namun putranya sudah terlebih dahulu
masuk Islam. Bahkan, karena kondisi yang sulit, konon pernyataan syahadatain
beliau disampaikan ke Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam melalui lisan
putranya. Karena itu, konsekuensinya Arwa dan putranya harus mengalami
pelbagai macam intimidasi dan penyiksaan. Dan itu dilaluinya dengan penuh
ketabahan dan kesabaran. Sayang, perjalanan hidup beliau seteleh priode
Makkah tidak ditemukan dalam kebanyakan kitab sirah. Meski tidak dapat
dipastikan, ada pendapat bahwa beliau meninggal tahun 15 H.
6. Barrah
Dinikahi pada masa jahiliyah oleh Abdul Asad ibn Hilal dan dikaruniai Abu
Salamah yang menyaksikan Perang Badr. Abu Salamah menikahi Ummu
Salamah bint Abu Umayah, dan setelah Abu Salamah meninggal beliau
dinikahi oleh Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam . Sesudah Abdul Asad,
Barrah dinikahi oleh Abu Rahm ibn Abd al-Uzza dan dikaruniai Abu Sabrah
ibn Abu Rahm yang juga menyaksikan perang Badr.
36
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, sangat banyak hikmah dan kesimpulan
yang kita dapatkan dari biografi singkat dan nasab-nasab seputar keluarga
beliau Shollallahu Alaihi Wasallam. Meskipun dalam risalah ini penulis tidak
menyebutkan semuanya secara lengkap, akan tetapi di sini kita dapat
mengambil beberapa pelajaran yang penulis anggap sudah mewakili dari
beberapa keluarga beliau.
Disini juga diceritakan bagaimana perjuangan beliau berdakwah dengan
keluarga beliau. Meskipun tidak semua dari keluarga beliau menerima ajaran
Islam ini, tidak membuat beliau berhenti sampai disitu saja.
Pengalaman terpedih beliau dalam kisah ini adalah kepada paman beliau
sendiri yang telah mengasuh dan melindungi beliau. Sangat diharapkan ketika
itu agar paman beliau yang bernama Abu Tholib menerima dakwah dari
Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam. Namun sangat disayangkan bahwa
beliau tidak mengikuti ajaran Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam
meskipun sebenarnya paman beliau tersebut tetap mendukung perjuangan
Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam.
Ada juga yang bernama Abu Jahal yang sangat menentang keras dakwah
Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam. Sampai-sampai dia disebut di dalam
alQur’an dengan laknat dari Allah Subhanahu Wata'ala.
Tapi meskipun begitu abu lahab mendapatkan keringanan di dalam neraka
(yang meskipun keringanan itu juga merupakan azab yang sangat pedih)
karena telah berbahagia akan kelahiran Rasulullah Shollallahu Alaihi
Wasallam ketika itu.
37
Maka dapat kita mengambil pelajaran, bahwa paman Rasulullah
Shollallahu Alaihi Wasallam saja yang merupakan penentang dakwah
Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam tetapi karena dia senang akan
kelahiran nabi Shollallahu Alaihi Wasallam, maka dia mendapatkan
keringanan di neraka sana. Maka bagaimana dengan orang islam itu sendiri?
Yang senang dengan kelahiran beliau? Maka jelas akan mendapatkan ganjaran
pahala yang sangat luar biasa.
3.2 Saran
Dari sini penulis memberikan beberapa masukan yang sekiranya dapat
dijadikan pertimbangan bagi si pembaca. Di antaranya adalah bahwa kita
sebagai umat muslim seharusnya mengetahui nasab dan keturunan beliau,
mengambil pelajaran dari mereka.
Kesabaran dan ketabahan beliau serta bagaimana beliau berinteraksi
dengan keluarga beliau adalah salah satu contoh yang dapat di tiru dalam
kehidupan kita.
Dan juga, sangat disarankan agar kisah seperti ini tetap dijaga dalam
memori kita, di sampaikan kepada siapa saja. Karena dengan begitu, kecintaan
kita kepada berliau Shollallahu Alaihi Wasallam dan keluarga beliau juga tetap
terjaga.
38
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an
Hadits-hadits Nabi Shollallahu Alaihi Wasallam
Syirah Ibnu Hisyam
"Abu-Talib The Greatest Guardian of Islam
Lings, Martin. Muhammad: Kisah Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta:
Penerbit Serambi, 2002
39