Anda di halaman 1dari 90

MODUL MATAKULIAH TEKNIK DIGITAL

OLEH : SATRIA NOVARI,M.Kom

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIK AKMI BATURAJA

Rangkaian Digital

BAB I
GERBANG LOGIKA DASAR & ALJABAR BOOLEAN
A. Tabel Kebenaran (Truth Table)
Tabel kebenaran merupakan tabel yang menunjukkan pengaruh pemberian level logika pada input suatu rangkaian logika terhadap keadaan level logika outputnya. Melalui tabel kebenaran dapat diketahui watak atau karakteristik suatu rangkaian logika. Oleh karena itu, tabel kebenaran mencerminkan watak atau karakteristik suatu rangkaian logika. Tabel kebenaran harus memuat seluruh kemungkinan keadaan input tergantung pada jumlah variabel input atau jumlah saluran input dari suatu rangkaian logika, dan mengikuti rumus !umlah seluruh kemungkinan input " #n, dengan n merupakan jumlah variabel atau saluran input rangkaian . $ontoh 1. Rangkaian logika dengan 1 variabel input, maka jumlah seluruh kemungkinan input " #1 " #
A input Rangkaian logika F output

Tabel kebenaran %nput &'( * 1 #. &)( +.. +.. Rangkaian logika dengan # variabel input, maka jumlah Output

seluruh kemungkinan input " ## " ,

Rangkaian Digital

A B

Rangkaian logika

F output

Tabel kebenaran %nput ' * * 1 1 .. * 1 * 1 Output ) +.. +.. +.. +..

Rangkaian logika dengan . variabel input, maka jumlah

seluruh kemungkinan input " #. " /


A B C Rangkaian logika F output

Tabel kebenaran %nput ' * * * * 1 1 1 1 * * 1 1 * * 1 1 $ * 1 * 1 * 1 * 1 Output ) +.. +.. +.. +.. +.. +.. +.. +..

B.

Gerbang Logi a Da!ar


0erbang1gerbang dasar logika merupakan elemen rangkaian digital dan rangkaian

digital merupakan kesatuan dari gerbang1gerbang logika dasar yang membentuk 2ungsi pemrosesan sinyal digital. 0erbang dasar logika terdiri dari . gerbang utama, yaitu '3D

Rangkaian Digital

0ate, OR 0ate, dan 3OT 0ate. 0erbang lainnya seperti 3'3D 0ate, 3OR 0ate, 451OR 0ate dan 4513OR 0ate merupakan kombinasi dari . gerbang logika utama tersebut. ". AND Gate 0erbang '3D merupakan salah satu gerbang logika dasar yang memiliki # buah saluran masukan &input( atau lebih dan sebuah saluran keluaran &output(. 6uatu gerbang '3D akan menghasilkan sebuah keluaran biner tergantung dari kondisi masukan dan 2ungsinya. 7rinsip kerja dari gerbang '3D adalah kondisi keluaran &output( akan berlogic 1 bila semua saluran masukan &input( berlogic 1. 6elain itu output akan berlogic *. 6imbol gerbang logika '3D # input

A B

dengan persamaan -oolean 2ungsi '3D adalah ) " '.- &dibaca ) " ' '3D -(. Tabel kebenaran input ' * * 1 1 #. * 1 * 1 Output ) * * * 1

OR Gate 0erbang OR merupakan salah satu gerbang logika dasar yang memiliki # buah

saluran masukan &input( atau lebih dan sebuah saluran keluaran &output(. -erapapun jumlah saluran masukan yang dimiliki oleh sebuah gerbang OR, maka tetap memiliki prinsip kerja yang sama dimana kondisi keluarannya akan berlogic 1 bila salah satu atau semua saluran masukannya berlogic 1. 6elain itu output berlogic *. 6imbol gerbang logika OR # input
A F B

Rangkaian Digital

dengan persamaan -oolean 2ungsi OR adalah ) " '8- &dibaca ) " ' OR -(. Tabel kebenaran input ' * * 1 1 $. * 1 * 1 Output ) * 1 1 1

NOT Gate 0erbang 3OT sering disebut dengan gerbang inverter. 0erbang ini merupakan

gerbang logika yang paling mudah diingat. 0erbang 3OT memiliki 1 buah saluran masukan &input( dan 1 buah saluran keluaran &output(. 0erbang 3OT akan selalu menghasilkan nilai logika yang berlawanan dengan kondisi logika pada saluran masukannya. -ila pada saluran masukannya berlogic 1 maka pada saluran keluarannya akan berlogic * dan sebaliknya. 6imbol gerbang logika 3OT

A
Tabel kebenaran %nput &'( * 1 %. NAND Gate Output &)( 1 *

0erbang 3'3D merupakan kombinasi dari gerbang '3D dengan gerbang 3OT dimana keluaran gerbang '3D dihubungkan ke saluran masukan dari gerbang 3OT. 9arena keluaran dari gerbang '3D di:3OT:kan maka prinsip kerja dari gerbang 3'3D merupakan kebalikan dari gerbang '3D. Outputnya merupakan komplemen atau kebalikan dari gerbang '3D, yakni memberikan keadaan level logic * pada outputnya jika dan hanya jika keadaan semua inputnya berlogika 1. 6imbol gerbang logika 3'3D # input

Rangkaian Digital

A F B

%.

NOR Gate 6ama halnya dengan 3'3D 0ate, gerbang 3OR merupakan kombinasi dari

gerbang OR dengan gerbang 3OT dimana keluaran gerbang OR dihubungkan ke saluran masukan dari gerbang 3OT. 9arena keluaran dari gerbang OR di:3OT:kan maka prinsip kerja dari gerbang 3OR merupakan kebalikan dari gerbang OR. Outputnya merupakan komplemen atau kebalikan dari gerbang OR, yakni memberikan keadaan level logic * pada outputnya jika salah satu atau lebih inputnya berlogika 1. 6imbol gerbang logika 3OR # input

A F B

&.

E'(OR Gate 451OR singkatan dari 4<clusive OR dimana jika input berlogic sama maka

output akan berlogic * dan sebaliknya jika input berlogic beda maka output akan berlogic 1. 6imbol gerbang logika 451OR # input

A F B

).

E'(NOR 4513OR gate adalah kebalikan dari 451OR gate dimana jika input berlogic sama

maka output akan berlogic 1 dan sebaliknya jika input berlogic beda maka output akan berlogic *. 6imbol gerbang logika 4513OR # input

Rangkaian Digital

A F B

BAB II RANGKAIAN LOGIKA KO*BINASI

Rangkaian Digital

>

A.

+engertian Logi a Ko,bina!i


?ogika kombinasi merupakan salah satu jenis rangkaian logika yang keadaan

outputnya hanya tergantung pada kombinasi1kombinasi inputnya saja.

B.

Bentu (bentu +er!a,aan Logi a


6elain menggunakan symbol elemen logika, deskripsi rangkaian logika kombinasi

dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan logika. 6ecara umum persamaan logika diklasi2ikasikan ke dalam # bentuk, yakni Sum Of Product (SOP) dan Product Of Sum (POS). Dari masing1masing bentuk persamaan tersebut dapat diklasi2ikasikan lagi menjadi bentuk standar dan tidak standar. ". Bentu Su, O- +ro.u/t (SO+) 6O7 merupakan persamaan logika yang mengekspresikan operasi OR dari suku1 suku berbentuk operasi '3D. 6ecara sederhana dapat dikatakan bahwa 6O7 adalah bentuk persamaan yang melakukan operasi OR terhadap '3D. -entuk 6O7 ini terdiri dari # macam, yaitu 6O7 standar dan 6O7 tidak standar. 6O7 standar adalah persamaan logika 6O7 yang setiap sukunya mengandung semua variabel input yang ada, sedangkan 6O7 standar merupakan persamaan logika 6O7 yang tidak setiap sukunya mengandung semua variabel input. 7ada bentuk 6O7 standar, setiap sukunya dinamakan minterm, disingkat dengan m&huru2 kecil(. Minterm bersi2at unik, yakni untuk semua kombinasi input yang ada hanya terdapat satu kombinasi saja yang menyebabkan suatu minterm bernilai 1. Dengan kata lain, suatu persamaan logika dalam bentuk 6O7, dapat dilihat dari outputnya yang berlogic 1. Tanda sigma & ( digunakan sebagai pengganti operator1 operator penjumlahan &operasi logika OR(.

#.

Bentu +ro.u/t O- Su, (+OS) 7O6 merupakan suatu persamaan logika yang mengekspresikan operasi '3D dari

suku1suku berbentuk operasi OR atau dengan kata lain 7O6 adalah bentuk persamaan

Rangkaian Digital

yang meakukan operasi '3D terhadap OR. -entuk 7O6 ini terdiri dari # macam, yaitu 7O6 standar dan 7O6 tidak standar. 7O6 standar adalah persamaan logika 7O6 yang setiap sukunya mengandung semua variabel input yang ada, sedangkan 7O6 standar merupakan persamaan logika 7O6 yang tidak setiap sukunya mengandung semua variabel input. 7ada bentuk 7O6 standar, setiap sukunya dinamakan maxterm, disingkat dengan M &huru2 besar(. 6ama halnya dengan minterm, maxterm juga bersi2at unik, yakni untuk semua kombinasi input yang ada hanya terdapat satu kombinasi saja yang menyebabkan suatu maxterm bernilai *. Dengan kata lain, suatu persamaan logika dalam bentuk 7O6, dapat dilihat dari outputnya yang berlogic *. Tanda phi & ( digunakan sebagai pengganti operator1operator perkalian &operasi logika '3D(. $. +en0e.erhanaan Se/ara Al1abar -entuk suatu persamaan logika baik dalam bentuk 6O7 maupun 7O6 yang diperoleh dari tabel kebenaran umumnya jika diimplementasikan ternyata merupakan bentuk impelementasi yang tidak e2isien. Oleh karena itu, setiap persamaan logika yang akan diimplementasikan ke dalam bentuk rangkaian logika pada dasarnya dapat dilakukan jika persamaan logika tersebut sudah dalam bentuk minimum, yaitu dengan tahap minimisasi. Tahap minimisasi merupakan suatu cara untuk memanipulasi atau menyederhanakan suatu persamaan logika dengan menggunakan teorema aljabar -oolean, diagram venn, karnaugh map, dam sebagainya. Dengan menyederhanakan suatu persamaan logika sebelum persamaan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk rangkaian, terdapat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu Mengurangi jumlah komponen yang diperlukan. Mengurangi biaya yang diperlukan. @aktu yang diperlukan untuk menyusun rangkaian lebih sedikit. ResponAtanggapan rangkaian menjadi lebih cepat karena delayAtundaan rangkaian berkurang. BkuranAdimensi 2isik rangkaian lebih kecil. -obot rangkaian lebih ringan.

Rangkaian Digital

Rangkaian akan lebih mudah dianalisa.

%. *eto.e Karnaugh *a2 6elain menggunakan teorema aljabar -oolean, agar suatu persamaan logika dengan cepat dapat diketahui sudah dalam bentuk minimum atau masih perlu diminimumkan dapat digunakan metode 9arnaugh Map. 9euntungan yang diperoleh dari penyederhanaan persamaan logika dengan menggunakan 91map ditinjau dari persamaan akhir yang dihasilkan selalu merupakan persamaan yang tersederhana. 7embahasan lebih lanjut tentang karnaugh map akan dijelaskan pada bab minimasi.

Rangkaian Digital

1*

BAB III TEKNIK *INI*ISASI DAN I*+LE*ENTASI


A. Te ni *ini,a!i
Teknik minimisasi dalam ilmu digital adalah suatu teknik yang digunakan untuk menyederhanakan suatu persamaan logika. Mengapa suatu persamaan logika perlu disederhanakanD 6uatu persamaan logika perlu disederhanakan agar jika persamaan logika itu kita buat menjadi sebuah rangkaian logika kita bisa E Mengurangi jumlah komponen yang digunakan Mengurangi jumlah biaya yang diperlukan Mempersingkat waktu untuk merangkai Menghasilkan respon rangkaian lebih cepat karena delay rangkaian berkurang Memperkecil dimensi 2isik rangkaian Menganalisa rangkaian dengan mudah

-erikut adalah contoh rangkaian yang belum diminimisasi dan rangkaian yang sudah diminimisasi.

Rangkaian Digital

11

6ebelum diminimisasi

sesudah diminimisasi

-agaimanakah cara menyederhanakan persamaan logikaD -erikut beberapa metoda untuk menyederhanakan persamaan suatu logika diantaranya E 'ljabar -oolean Diagram Fenn 9arnaugh Map Guinne 1Mc.$luskey

".

Teore,a Al1abar Boolean


'ljabar -oolean sangat penting peranannya di dalam proses perancangan maupun

analisis rangkaian logika. Bntuk memperoleh hasil rancangan yang berupa suatu persamaan logika yang siap diimplementasikan, diperlukan tahap pemberlakuan kaidah1 kaidah perancangan. 6alah satunya adalah aljabar -oolean. 'ljabar -oolean merupakan aljabar yang diberlakukan pada variabel yang bersi2at diskrit, dan oleh karena itu, aljabar ini cocok diberlakukan pada variabel yang ada pada rangkaian logika. Terdapat # jenis teorema aljabar -oolean yakni teorema variabel tunggal dan teorema variabel jamak. 6etiap teorema baik yang bersi2at tunggal maupun jamak selalu memiliki teorema rangkapnya. a. b. c. 6i2at %dempoten &sama(

X+X =X XX = X
6i2at 'bsorpsi &menghilanghkan(
X + & X Y ( = X X &X +Y ( = X

Teorema %dentitas

X +Y = Y X Y = Y

Rangkaian Digital

1#

&!ika X = Y ( d. Maka X =Y e. 2. Teorema %nvolution


X =X

Teorema 9omplemen !ika X + Y = 1 , atau !ika X Y = * ,

Teorema Fan De Morgan


X +Y + Z = X Y Z X Y Z = X +Y + Z

#.
a. b. c. d. e.

+o!tulate 3untington
7ostulate 1
X + * = X X 1 = X X * = * X +1 = 1

7ostulate #

X +Y =Y + X X Y = Y X
X &Y + Z ( = & X Y ( + & X Z ( X + &Y Z ( = & X + Y ( & X + Z (

7ostulate .

7ostulate ,
X + &Y + Z ( = & X + Y ( + Z X &Y Z ( = & X Y ( Z

7ostulate ;
X + X =1
X X =*

Rangkaian Digital

1.

$. Diagra, 4enn
6alah satu cara untuk memudahkan untuk melukiskan hubungan antara variable dalam aljabar boolean adalah dengan menggunakan diagram venn. Diagram ini terdiri dari sebuah segi empat yang didalamnya dilukis lingkaran1lingkaran yang mewakili variabelnya, satu lingkaran untuk setiap variabelnya. Masing1masing lingkaran itu diberi nama menurut variable yang diwakilinya. Ditentukan bahwa semua titik diluar lingkaran itu tidak dimiliki oleh variable tersebut. Misalnya lingkaran dengan nama A, jika dalam lingkaran itu dikatakan bernilai 1, maka diluar a dikatakan bernilai *. untuk dua lingkaran yang bertumpang tindih, terdapat empat daerah dalam segiempat tersebut.

Diagram venn dapat digunakan untuk melukiskan postulate aljabar boole atau untuk membuktikan berlakunya aljabar -oolean. 0ambar berikut menunjukan bahwa daerah yang dimiliki oleh AB terletak dalam lingkaran A sehingga A+AB = A.

0ambar berikut ,menunjukan hukum distributive A(B+C) = AB+AC

Rangkaian Digital

1,

Dalam lingkaran itu tampak tiga lingkaran yang bertumpang tindih, satu untuk masing1masing variable ', - dan $. dengan demikian dimungkinkan untuk membedakan delapan daerah yang terpisah dalam diagram venn dengan variable itu. Dalam hal ini hokum distributiv dibuktikan dengan menunjukan bahwa daerah yang memotong lingkaran A dengan daerah yang meliputi B atau C adalah daerah yang sama yang dimiliki oleh AB atau A.

%. Karnaugh *a2
'turan penyederhanaan persamaan logika dengan 91map E a. Bntuk persamaan logika yang terdiri dari n variable diperlukan 91map dengan #n kotak. 7enomoran kotak berurutan berdasarkan kode gray.

Rangkaian Digital

1;

b.

Memasukan data dari truth table ke dalam 91map

Rangkaian Digital

1=

c.

7enyederhanaan dilakukan dengan menggabungkan kotak1kotak yang bersebelahan dengan anggota sebanyak #m kotak dan 2ormasi kotak membentuk segi empat & * H m H n (.

d.

6etiap kelompok dalam 91map akan membentuk satu suku dalam persamaan hasil penyederhanaan, dan jumlah variabel yang terkandung dalam suatu suku tergantung kepada jumlah kotakAdaerah dalam suatu kelompok

e. 2. g.

Dalam 91map dengan n variabel, suatu kelompok yang memiliki #m kotak merupakan suatu suku dengan &n1m( variabel. !umlah kelompok &group( dalam suatu 91map harus dibuat seminimal mungkin. !umlah anggota &kotak( dalam suatu kelompok harus dibuat semaksimal mungkin

h.

7roses pengelompokan dilakukan sampai seluruh kotak yang berlogik 1 tergabung dalam pengelompokan.

Rangkaian Digital

1>

Don5t /are adalah 9ombinasi input yang tidak pernah digunakan, tidak dipakai dalam sistem. $ontoh DonIt care pada 91map . variabel &/ kombinasi warna input tetapi hanya ; warna yang digunakan(

d " donIt care

DonIt care boleh dibuat logik 1 atau logik * tergantung pada posisi yang menguntungkan 7ada M1map diatas nilai d lebih menguntungkan jika berlogik 1
! = ! = +R S +RS +& R S (

&.

*eto.a 6uine ( */. 7lu! e0


Bntuk menyederhanakan suatu persamaan logika empat variable, 91map memang

metode yang paling e2ekti2. 'kan tetapi jika persamaan itu lebih dari empat variable metode ini akan mengalami kesulitan. Metode Guine Mc. $luskey adalh salah satu cara yang memungkinkan untuk menyederhanakan suatu persamaan logika lebih dari empat variable.

Rangkaian Digital

1/

-erikut langkah1langkahnya E -ila diberikan persamaan logika " = &*,.,>,/,C,1.( a. * " **** . " **11 > " *111 / " 1*** C " 1**1 1. " 1*11 b. Tentukan jumlah logik 1 dalam suatu angka biner sebagai indeks dari angka. 9umpulkan semua angka biner yang berindeks sama menjadi satu kelompok pada tabel 1 * " **** J jumlah logik 1 " * . " **11J jumlah logic 1 " # > " *111J jumlah logic 1 " . / " 1*** J jumlah logic 1 " 1 C " 1**1J jumlah logic 1 " # 1. " 1*11J jumlah logic 1 " . c. -andingkan antara tiap unsur mulai dari indeks terkecil dengan tiap unsur dari indeks sesudahnya. 3ilai unsur dari indeks pertama harus lebih kecil dari nilai unsur indeks sesudahnya. 'pabila terdapat selisih #n maka boleh digabung. ?angkah ini akan menghasilkan kelompok baru. d. e. ?akukan kembali langkah c sampai tidak ada lagi selisih #n. Tiap kelompok diberi nama. 3yatakan masing1masing unsur minterm kedalam kode biner

Rangkaian Digital

1C

2.

Bntuk penyelesaian, kita ambil satu nama yang mewakili tiap angka &a, b, c atau d(. 7engambilan nama harus seminimal mungkin. 6ehingga akan didapat

" "a8c8d
" **** " 1*** " 1*** "
BC #

8 **11 8 *111 8 *111

8 1**1 8 1*11 8 1*11

8 AC# 8 A B#

6ebagai contoh sederhanakan persamaan logika pada table kebenaran dibawah ini.

Maka rangkaian logikanya adalah

Rangkaian Digital

#*

7ersamaan diatas dapat disederhanakan dengan beberapa metode yang telah dijelaskan diatas. o Dengan aljabar -oolean

Dengan 91map

" = A +C

Dengan diagram venn

Rangkaian Digital

#1

Dari gambar disamping kita bisa lihat lingkaran A terisi oleh arsiran sedangkan lingkaran C tidak terisi oleh arsiran hanya sebagian yang terisi dan itupun sudah terwakili oleh lingkaran A. jadi o Dengan Guine Mc1$luskey
" = A +C

*** *

*1* #

1** ,

1*1 ;

11* =

111 J -iner > J Desimal

" " a 8 b J &*,#,,,=( 8 & ,,;,=,>(

" = A +C

Rangkaian Digital

##

!adi penyederhanaan persaaan logika diatas dapat diimplementasikan dalam rangkaian sebagai berikut E
" = A +C

B. Te ni I,2le,enta!i
%mplementasi merupakan suatu teknik untuk merealisasikan suatu persamaan logika ke dalam bentuk rangkaian logika. Teknik implementasi sangat penting peranannya dalam perencanaan system1sistem diital. 6alah satu tujuan yang hendak dicapai dalam teknik implementasi ini adalah meralisasikan suatu persamaan logika dengan menggunakan jenis1jenis komponen yang banyak terdapat di pasaran serta dengan memperhatikan segi ekonomis dan kecepatan respon rangkaian. 0erbang1gerbang 3and dan 3or mempunyai kelebihan dibandingkan dengan gerbang logika lainnya karena dengan menggunakan gerbang logika 3and dan 3or dapat diperoleh 2ungsi12ungsi 'nd, Or, 4<1Or, 4<13or maupun 3ot gate. 7enulisan persamaan logika bias dilakukan dengan # metoda yaitu metoda 6O7 &6um O2 7roduct( yang mengacu pada logic 1 pada output dan metoda 7O6 &7roduct O2 6um( yang mengacu pada logic * pada output.

".

Re2re!enta!i Nu,eri .ari 2er!a,aan SO+


7enulisan persamaan logika dalam bentuk 6O7 untuk persamaan yang memilki

jumlah suku dan variable yang banyak biasanya relative panjang. $aranya adalah dengan melakukan representasi numerik. $ontoh ) " 'I-I$ 8 'I-$ 8 '-I$ 8 '-$ Dapat disingkat menjadi 2&',-,$(" K &1,.,;,>(

Rangkaian Digital

#.

Dimana angka decimal 1,.,;,> merupakan nilai biner dari suku 'I-I$, 'I-$, '-I$, dan '-$. Dalam suatu persamaan 6op, setiap suku yang mempunyai jumlah variable lengkap & diwakili oleh seluruh variable yang digunakan disebut minterm &disingkat m((. Bntuk membedakan suatu minterm dari minterm yang lain, masing1masing minterm diberikan symbol tersendiri, yaitu dengan menggunakan huru2 kecil m dengan subskrip sesuai dengan nilai desimalnya. Misalnya minterm 'I-I$ diberi symbol m *E minterm 'I-$ diberi symbol m1, dll.

#.

Re2re!enta!i Nu,eri .ari 2er!a,aan +OS


7enulisan persamaan logika output dalam bentuk product o2 sum juga dapat

disederhanakan menggunakan cara representasi numeric. $aranya dengan mencari ekuivalen biner dari masing1masing sukunyakemudian merubah nilai biner dari masing1 masing sukunya, kemudian merubah nilai biner tersebut ke dalam bilangan decimal. $ontoh ) " &'8-8$(.&'8-I8$(.&'I8-8$(.&'I8-I8$( Disingkat menjadi 2&',-,$( " L&*,#,,,=( Dimana angka decimal * menggantikan suku &'8-8$( yang mempunyai nilai biner ***E angka decimal # menggantikan suku &'8-I8$( yang mempunyai nilai biner *1*E angka decimal , menggantikan suku &'I8-I8$( yang mempunyai biner 1**E angka decimal = menggantikan suku &'I8-I8$( yang mempunyai biner 11*. 7ada suatu persamaan 7O6, setiap suku yang mempunyai jumlah variable lengkap &terwakili oleh variable yang digunkan( disebut ma<term &disingkat M(. Bntuk membedakan suatu ma<term dari ma<term yang lain, masing1masing ma<term diberikan symbol tersendiri, yaitu dengan menggunakan huru2 besar M dengan subskrip sesuai dengan nilai desimalnya. Misalnya ma<term &'8-8$( diberi symbol M *E ma<term &'8-I8$( diberi symbol M1, dll.

$.

*erubah 2er!a,aan SO+ e +OS .an !ebali n0a

Rangkaian Digital

#,

Representasi numeric juga dapat digunakan untuk memudahkan dalam merubah suatu persamaan logika dari bentuk 6um O2 7roduct &6O7( menjadi 7roduct O2 6um &7O6(. $ontoh 2&',-,$( " 'I-I$ 8 'I-$I 8 '-I$ 8 '-$ Dalam representasi numeric, ditulis 2&',-,$( " m1 8 m# 8 m. 8 m, 'tau 2&',-,$( " K &1,#,;,>( Dalam bentuk 7O6, dapat ditulis 2&',-,$( " L &*,.,,,=( 'tau 2&',-,$( " M*.M..M,.M= 'tau 2&',-,$( " &'8-8$(.&'8-I8$I(.&'I8-8$(.&'I8-I8$( 7ada contoh diatas, persamaan 6O7 terdiri dari . variabel input yaitu ',-,$, dengan demikian akan terdapat #. " / kombinasi input &dalam angka decimal *,1,#,.,,,;,=,>(. Dengan kata lain terdapat sebanyak / minterm. Dalam persamaan 6O7 di atas hanya terdiri dari , buah minterm &m 1E m# E m; dan m>(. 7erhatikan bahwa nagka1 angka subskrip yang digunakan adalah 1E #E ; dan >, sisanya yaitu angka1angka *E.E, dan = akan menjadi subskrip untuk ma<term persamaan dalam bentuk 7O6. !adi, 2&',-,$( " K &1,#,;,>( " L&*,.,,,=( atau, 2&',-,$( " m1 8 m# 8 m; 8 m> " M*.M..M,.M=

%.

I,2le,enta!i 2er!a,aan SO+ .engan gerbang Nan.


6uatu persamaan dalam bentuk 6O7 dapat diimplementasikan atau direalisasikan

hanya dengan menggunakan gerbang1gerbang 3'3D. Misalnya, untuk persamaan 6O7 berikut ) " '- 8 '$ 8 -$ %mplementasi rangkaiannya adalah

Rangkaian Digital

#;

Rangkaian diatas dapat diganti hanya dengan menggunaan gerbang 3'3D sbb

&.

I,2le,enta!i 2er!a,aan +OS .engan gerbang Nor


6etiap persamaan logika output yang berada dalam bentuk 7O6 dapat langsung

diimplementasikan dengan menggunakan gerbang1gerbang 3OR. 6ebagai contoh, dibawah ini deberikan suatu persamaan logika dalam bentuk 7O6 ) " &'8-(.&'I8$( 7ersamaan diatas dapat diimplementasikan dengan menggunakan beberapa jenis gate sbb

'kan tetapi, persamaan di atas dapat pula diimplementasikan hanya dengan menmggunakan gerbang1gerbang 3OR sbb

Rangkaian Digital

#=

BAB I4 EN7ODER DAN DE7ODER

4ncoder adalah suatu rangkaian logika yang ber2ungsi untuk mengkonversikan kode yang lebih dikenal oleh manusia ke dalam kode yang kurang dikenal manusia. Decoder adalah suatu rangkaian logika yang ber2ungsi untuk mengkonversikan kode yang kurang dikenal manusia kedalam kode yang lebih dikenal manusia. $ontoh

A.

En/o.er O tal e Biner


43$OD4R oktal ke biner ini terdiri dari delapan input, satu untuk masing1masing

dari delapan angka itu, dan tiga output yang menghasilkan bilangan binernya yang sesuai. Rangkaian itu terdiri dari gerbang OR. -erikut tabel kebenarannya.

Rangkaian Digital

#>

Diandaikan hanya ada satu saluran input dengan logik 1 untuk setiap kalinya, seelain dari itu input tersebut tidak mempunyai arti. Tampak bahwa rangkaian itu mempunyai delapan input yang dapat memberikan #/ kemungkinan kombinasi, tetapi hanya delapan kombinasi yang mempunyai arti.

B.

De/o.er Biner e O/tal


7ada decoder dari biner ke oktal ini terdapat tiga input yaitu A, B dan C yang

mewakili suatu bilangan biner tiga bit dan delapan output yang yaitu #$ sampai dengan #% yang mewakili angka oktal dari * sampai dengan

Rangkaian Digital

#/

Dalam hal ini unsur in2ormasinya adalah delapan angka oktal. 6andi untuk in2ormasi diskrit ini terdiri dari bilangan biner yang diwakili oleh tiga bit. 9erja dekorder ini dapat lebih jelas tampak dari hubungan input dan output yang ditunjukan pada tabel kebenaran dibawah ini. Tampak bahwa variabel outputnya itu hanya dapat mempunyai sebuah logk 1 ntuk setiap kombinasi inputnya. 6aluran output yang nilainya sama dengan 1 mewakili angka oktal yang setara dengan bilangan biner pada saluran inputnya

7. +eraga 8 !eg,en
Bntuk menampilkan bilangan yang dikeluarkan oleh decoder akan dapat dipakai sebuah penampil >1segmen (&e'en &e(ment di&)*a+). 7enampil ini terdiri dari >1segmen yang tersusun membentuk angka1angka, ditunjukkan pada 0b.$1.
a
/

f g
/

Rangkaian Digital

#C

Gb.7" 7ara ,engi.enti-i a!i !eg,en(!eg,en .ala, 2ena,2il 8(!eg,en 6egmen1segmen ditandai dengan huru21huru2 a, b, c, d, e, 2 dan g. setiap segmen dapat diisi sebuah 2ilamen yang akan berpijar apabila diakti2kan. !enis penampil semacam ini disebut penampil pijar (incande&cent di&)*a+). $ara memijarkan tidak beda dengan lampu1lampu pijar biasa. !enis penampil lain adalah yang segmen1segmennya mengandung tabung gas ((a& di&c,ar(e tu-e), yang beroperasi dengan tegangan tinggi. 7enampil ini berpendar dengan warna jingga. 'da pula penampil pendaran (f*uore&cent tu-e) yang mengeluarkan cahaya kehijauan, dan beroperasi dengan tegangan rendah. 7enampil yang banyak dipakai adalah yang menerapkan ?4D (.i(,t /mittin( #iode). Bntuk menyalakan ?4D diterapkanlah sirkit seperti pada 0b.$#. R"1;*M ber2ungsi untuk membatasi arus agar bertahan pada #*m'. Tanpa R, ?4D akan terbakar. 7ada ?4D akan terdapat tegangan kira1kira 1,>F.
R 150 1, V I=20 mA
150
/

5V

Gb.7#. Sir it untu ,en0ala an LED

a b f Katoda g

f
/

Anoda

e d c e d 5V c

Rangkaian Digital

.*

Gb.7$ A!a! ,en0ala an LED. LED 0ang .ibu,i an (le9at R:"&; <) a an ,en0ala 6etiap segmen didalam penampil pada 0b.$1 berisi satu ?4D. 'dapun asasnya hubungan ?4D ditunjukkan dalam 0b.$., yaitu anoda1anoda disatukan dan diberi potensial 8Fcc &;F(. katodalah yang diberi logik * atau 1 dari dekoder lewat R"1;*M. 'pabila saklar ditutup, maka katoda yang bersangkutan memperoleh logik * dan ?4D itupun menyala, sebab sirkit baterai tertutup. 7ada 0b.$, ditunjukkan angka1angka yang akan dapat ditampilkan oleh tujuh segmen.

Gb.7% Ang a(ang a 0ang a an .a2at .ita,2il an oleh 8(!eg,en 6ebagai contoh, untuk menyalakan atau menampilkan angka =, maka saklar a, c, d, e, 2, dan g harus ditutup, sehingga segmen1segmen a, c, d, e, 2, dan g pun menyala. Dalam pelaksanaan praktek, segmen1segmen a hingga g dikoneksikan langsung pada keluaran a hingga g pada dekoder. 9eluaran yang akti2 akan meng1 (round1kan segmen yang berkoneksi padanya, sehingga segmen tersebut menyala. $ontoh, keluaran pada dekoder &a, b, c( akti2, maka output1output itu masing1masing meng1(round1kan katodanya ?4D yang ada di segmen a, b, dan c, sehingga tampilah >.

7.

De/o.er B7D e De!i,al


Rangkaian Dekoder -$D ke desimal ditunjukan pada gambar D#. Bnsur

in2ormasi dalam hal ini adalah sepuluh angka desimal yang diwakili oleh sandi -$D.

Rangkaian Digital

.1

Masing1masing keluarannya sama dengan 1 hanya bila variabel masukannya membentuk suatu kondisi bit yang sesuai dengan angka desimal yang diwakili oleh sandi -$D itu. Tabel D# menunjukkan hubungan masukan dan keluaran dekoder tersebut. Nanya sepuluh kombinasi masukan pertama yang berlaku untuk penentuan sandi itu, enam berikutnya tidak digunakan dan menurut de2inisi, merupakan keadaan tak acuh. !elas keadaan tak acuh itu pada perencanaannya digunakan untuk menyederhanakan 2ungsi keluarannya, jika tidak setiap gerbang akan memerlukan empat masukan. Bntuk kelengkapan analisis tabel D# memberikan semua keluaran termasuk enam kombinasi yang tidak terpakai dalam sandi -$D ituE tetapi jelas keenam kombinasi tersebut tidak mempunyai arti apa1apa dalam rangkaian itu. Dekoder dan enkoder itu banyak sekali dipakai dalam sistem digital. Dekoder tersebut berguna untuk memperagakan unsur in2ormasi diskret yang tersimpan dalam register. Misalnya suatu angka desimal yang disandikan dalam -$D dan tersimpan dalam register empat sel dapat diperagakan dengan pertolongan rangkaian dekoder -$D ke desimal dimana keluaran keempat sel biner tersebut diubah sehingga menyalakan 1* lampu penunjuk. ?ampu penunjuk itu dapat berupa angka peraga (di&)*a+ di(it), sehingga suatu angka desimal akan menyala bila keluaran dekoder yang sesuai adalah logika 1. Rangkaian dekoder juga berguna untuk menentukan isi register dalam proses pengambilan keputusan. 7emakaiannya yang lain adalah untuk membangkitkan sinyal waktu dan sinyal urutan untuk keperluan pengaturan. Tabel D# Tabel ebenaran .e/o.er B7D e .e!i,al w * * * * * * * * 1 Masukan < y * * * * * 1 * 1 1 * 1 * 1 1 1 1 * * O * 1 * 1 * 1 * 1 * 9eluaran D* D1 1 * * 1 * * * * * * * * * * * * * * D# * * 1 * * * * * * D. * * * 1 * * * * * D, * * * * 1 * * * * D; * * * * * 1 * * * D= * * * * * * 1 * * D> * * * * * * * 1 * D/ * * * * * * * * 1 DC * * * * * * * * *

Rangkaian Digital

.#

1 1 1 1 1 1 1

* * * 1 1 1 1

* 1 1 * * 1 1

1 * 1 * 1 * 1

* * * * * * *

* * * * * * *

* 1 * * * * *

* * 1 * * * *

* * * 1 * * *

* * * * 1 * *

* * * * * 1 *

* * * * * * 1

* 1 * 1 * 1 *

1 * 1 * 1 * 1

Gb.D# De o.er B7D e .e/i,al

Rangkaian Digital

..

Decoder -$D ini ada # macam yaitu yang outputnya akti2 level tinggi dan yang outputnya akti2 rendah sehingga membutuhkan > segmen yang berbeda. Bntuk akti2 level tinggi menggunakan > segmen kommon katoda, sedangkan untuk akti2 level rendah menggunakan > segmen kommon anoda. $ontoh ran(0aian #ecoder BC# to % &e(men 0ommon anoda

Tabel 9ebenaran Decoder common anoda

Rangkaian Digital

.,

Tabel 9ebenaran Decoder common katoda

Dengan demikian untuk peraga > segmen jenis common cathode memerlukan decoder dengan output jenis active high untuk menyalakan setiap segmennya, sedangkan untuk peraga > segmen jenis common anode memerlukan decoder dengan output jenis active low.

Rangkaian Digital

.;

BAB 4 *=LTI+LE'ER DAN DE*=LTI+LE'ER

Mu*ti)*exer dapat dide2inisikan sebagai suatu rangkaian logika yang dapat menerima beberapa saluran data input yang terdiri dari 1 bitAlebih secara paralel dan pada outputnya hanya dilewatkan salah satu saluran data yang terpilih. 6aluran data input yang terpilih dikontrol oleh beberapa saluran control yang sering disebut sebagai saluran pemilih &input select(. !umlah saluran control berkaitan erat dengan jumlah saluran data input yang akan dikontrol. Multiplekser sering juga disebut dengan selector data. Diagram sebuah multiplekser secara umum

Io I1 !"# I()1 $alu&an data'input

$alu&an data'output %

$ $alu&an'kont&ol

contoh multiplekser / kanal 1 bit

Rangkaian Digital

.=

Io I1 I2 I+ I, I5 II

!"# *'kanal 1'bit

$2 $1 $o
$ontoh soal 1. Rancanglah sebuah MB5 # kanal 1 bit. !awab
A !"# 2'kanal'1'bit B %

Tabel kebenaran MB5 # kanal 1 bit 6elector &6( * 1 Output &P( 6I' 6-

Rangkaian dalam MB5 # kanal 1 bit

Rangkaian Digital

.>

#. Rancanglah MB5 / kanal 1 bit. !awab

Io I1 I2 I+ I, I5 II

!"# *'kanal 1'bit

$2 $1 $o
Tabel kebenaran MB5 / kanal 1 bit 6# * * * * 1 1 61 * * 1 1 * * 6* * 1 * 1 * 1 Output &P( %* %1 %# %. %, %;

Rangkaian Digital

./

1 1

1 1

* 1

%= %>

Rangkaian dalam MB5 / kanal 1 bit

Rangkaian Digital

.C

BAB 4I +ENJ=*LA3AN DAN +ENG=RANGAN


A. +en1u,lahan ". 3al- A..er
Tabel penambahan pada gambar 1(a) dapat kita anggap sebagai tabel kebenaran. 'ngka yang ditambahkan ada pada posisi masukan tabel. 7ada gambar .(a), masukan ini merupakan kolom masukan A dan B. Tabel kebenaran membutuhkan dua kolom keluaran, satu kolom untuk jumlah dan satu kolom untuk pindahan. M'6B9'3 B A * * * 1 1 * 1 1 7enambahan digit biner lah 5O R (a) 94?B'R'3 Co * * 1 * 1 * * 1 !um Dis impan ' 3D

Rangkaian Digital

,*

&!umlah( Co&Disimpan( (b) Ga,bar $ 7enambahan setengah. (a) Tabel kebenaran. (-) simbol blok. 9olom jumlah diberi label dengan simbol . 9olom pindahan diberi label dengan Co. Co singkatan untuk keluaran pindahan atau carr+ out. 6imbol blok yang cocok untuk penambahan yang memberikan 2ungsi tabel kebenaran tersebut diperlihatkan pada gambar .(-). Rangkaian ini disebut rangkaian )enam-a, &eten(a,. Rangkaian1 penambah1setengah mempunyai masukan &A,B( dan dua keluaran &,Co(. ?ihat dengan teliti tabel kebenaran penambah1setengah pada gambar .(a). -agaimana bentuk boolean yang diperlukan untuk keluaran CoD -entuk boolean itu ialah
A B = C o kita membutuhkan dua gerbang '3D dua masukan untuk membuat keluaran

Co. 6ekarang bagaimana bentuk boolean untuk jumlah keluaran &( dari setengah penambahan pada gambar .(a)D -entuk boolean tersebut ialah A B + A B = . 9ita dapat menggunakan dua gerbang '3D dan satu gerbang OR untuk melakukan pekerjaan ini. -ila dilihat lebih dekat, anda akan mendapatkan bahwa pola ini juga merupakan gerbang 5OR. 9emudian bentuk boolean yang disederhanakan menjadi A B = . Dengan kata lain kita hanya memerlukan satu gerbang 5OR 11masukan untuk menghasilkan keluaran jumlah tersebut.

&!umlah( Co&keluaran pindahan( Ga,bar % Diagram logika untuk penambah setengah

Rangkaian Digital

,1

Dengan menggunakan gerbang '3D dua masukan, suatu diagram simbol logika untuk penambahan setengah kita nyatakan pada gambar ,. rangkaian penambahQsetengah hanya menambahkan kolom ?6- &kolom 1( pada persoalan penambah biner. Bntuk bagian #1an, ,1an, /1an, 1=1an dan sebagainya, dalam penambahan biner, harus kita gunakan rangkaian yang disebut )enam-a, *en(0a).

#.

>ull A..er
0ambar ; merupakan bentuk singkat dari tabel penambahan biner, dengan situasi

" 8 " 8 ". tabel kebenaran pada gambar ;(a) memperlihatkan semua kombinasi yang mungkin dari A, B, dan Cin &masukan pindahan(. Tabel kebenaran ini untuk panambah lengkap. 7enambah lengkap digunakan untuk semua harga bagian biner, kecuali bagian 11an. -ila diinginkan suatu masukan pindahan tambahan maka kita harus gunakan penambah lengkap. Diagram blok dari penambah lengkap diperlihatkan pada gambar ;&b(. 7enambah lengkap mempunyai . masukan E Cin, A, dan B. Bntuk mendapatkan keluaran dan Co tiga masukan tersebut harus kita tambahkan. 0ambar ;&a(.Tabel 9ebenaran )ull 'dder $ * * * * 1 1 1 1 M'6B9'3 * * 1 1 * * 1 1 7indahan 8 - 8' ' * 1 * 1 * 1 * 1 mlah 94?B'R'3 $o * 1 1 * 1 * * 1 !u * * * 1 * 1 1 1 $arry Out

Rangkaian Digital

,#

Ga,bar &(b). Diagra, blo .ari 2ena,bah leng a2 6alah satu metode yang paling mudah untuk membentuk logika gabungan penambahan lengkap digambarkan pada gambar ;(c). Digunakan rangkaian setengah1 penambah dan gerbang OR. -entuk rangkaian ini adalah A B C = . 4kspresi untuk keluaran pindahan adalah A B + Cin & A B ( = Co . Rangkaian logika pada gambar =(a) merupakan suatu penambah lengkap, rangkaian ini berdasarkan diagram blok yang menggunakan dua buah setengah1penambah seperti gambar ;(c). Dibawah diagram logika ini, terdapat rangkaian logika yang lebih mudah dirangkai. 0ambar ;&b( berisi dua gerbang 5OR dan tiga gerbang 3'3D, yang memungkinkan rangkaian sangat mudah dirangkai. 7enambah setengah dan penambah lengkap kita gunakan bersama1sama. Bntuk persoalan pada gambar #(a), kita membutuhkan penambah setengah dan penambah lengkap yang merupakan rangkaian sederhana. Dengan demikian, banyak diantara rangkaian ini dibutuhkan untuk menambah persoalan yang lebih panjang.

Rangkaian Digital

,.

Rangkaian penambah setengah dan penambah lengkap banyak digunakan sebagai bagian unit logika aritmatik &'?B, arithmatic logic unit( dari suatu mikroprosesor. '?B dari mikroprosesor dapat juga mengurangi penggunaan rangkaian penambah setengah dan penambah lengkap yang sama. 7ada akhir bab ini, kita akan menggunakan penambah untuk membentuk pengurangan biner.

$.

+arallel A..er
7enjumlahan penuh yang telah diperkenalkan dalam pasal =.# membentuk jumlah

dua bit dan bawaan sebelumnya. Dua bilangan biner n bit masimg1masing dapat dijumlahkan dengan rangkaian tersebut. Bntuk membuktikannya dengan contoh khas, tinjau dua bilangan biner, ' " 1*11 dan - " **11, yang jumlahnya adalah 6 " 111*. bila suatu pasangan bit dijumlahkan dengan suatu penjumlahan penuh, rangkaian itu menghasilkan bawaan yang akan digunakan dengan pasangan bit pada kedudukan yang lebih berarti yang lebih tinggi. Nal itu ditunjukkan dalam tabel /.1 Tabel ?." 7enjumlah biner parallel $ * * * * 1 M'6B9'3 * * 1 1 * ' * 1 * 1 * 94?B'R'3 $o * 1 1 * 1 * * * 1 *

Rangkaian Digital

,,

1 1 1

* 1 1 * 1 1 7indahan 8 - 8' mlah

* * 1 !u

1 1 1 $arry Out

Dalam tabel /.1 itu, bit dijumlahkan oleh penjumlah penuh, dengan dimulai dari kedudukan berarti terendah &subskrip 1(, untuk membentuk bit jumlah dan bit bawaan. Masukan dan keluaran rangkaian penjumlahan penuh pada gambar =.> juga ditunjukkan dalam tabel /.1. -awaanmasukan $1 pada kedudukan berarti terendah harus *. 3ilai $i81 dalam suatu kedudukan berarti tertentu adalah bawaan keluaran penjumlahan penuh itu. 3ilai tersebut dipindahkan ke bawaan masukan penjumlahan penuh yang menjumlah bit itu satu kedudukan berarti lebih tinggi ke kiri. -it jumlah itu dibangkitkan berawal dari kedudukan terkanan dan tersedia segera setelah bit bawaan sebelumnya didapatkan. !umlah dua bilangan biner n1bit, ' dan -, dapat diperoleh dalam dua cara secara seri atau parallel. $ara seri hanya menggunakan satu rangkaian penjumlahan penuh dan suatu peralatan penyimpan untuk menahan bawaan keluaran yang dihasilkan. 7asangan bit dalam ' dan - dipindahkan secara seri, satu demi satu, melalui penjumlahan penuh tunggal untuk menghasilkan sederetan bit keluaran sebagai jumlahnya. -awaan keluaran yang tersimpan dari suatu pasangan bit itu digunakan sebagai bawaan masukan untuk pasangan bit berikutnya. $ara seri ini akan ditinjau lebih lanjut dalam -ab 6embilan. $ara parallel menggunakan n rangkaian penjumlahn penuh, dan semua bit pada ' dan dikenakan secara serentak. -awaan keluaran dari suatu penjumlah penuh dihubungkan ke bawaan masukan penjumlah penuh satu kedudukan di kirinya. 6egera setelah bawaan itu dihasilkan, bit jumlah yang benar muncul dari keluaran jumlah semua penjumlah penuh itu. 6uatu penjumlah paralel biner adalah suatu 2ungsi digital yang menghasilkan jumlah aritmatika dua bilangan biner secara paralel. )ungsi itu terdiri dari sejumlah penjumlahan penuh yang dihubungkan secara bertigkat, dengan bawaan keluaran dari suatu penjumlah penuh yang dihubungkan ke bawaan masukan penjumlahan penuh berikutnya.

Rangkaian Digital

,;

Ga,bar ?.# 7enjumlah paralel , bit 0ambar /.# menunjukkan hubungan empat rangkaian penjumlah penuh &2ull adder( untuk memberikan suatu penjumlah paralel , bit. -it yang ditambah ' dan bit penambah - ditunjukkan oleh bilangan subskrip dari kanan ke kiri, dengan subskrip % yang menyatakan bit tingkat rendah. -awaan itu dihubungkan secara berantai sepanjang penjumlahan penuh tersebut. -awaan masukan ke penjumlah itu adalah $1 dan bawaan keluarannya adalah $;. 9eluaran 6 menghasilkan bit jumlah yang diperlukan. -ila rangkaian penjumlah penuh , bit itu dikemas dalam suatu kemasan %$, kemasan itu mempunyai empat kutub untuk bit ditambah, empat kutub untuk bit penambah, empat kutub untuk it jumlah, dan dua kutub untuk bawaan masukan dan keluaran. $ontoh penjumlahan penuh , bit semacam itu adalah TT? jenis %$ >,#/.. 6uatu penjumlahan biner n1bit memerlukan n penjumlah penuh. Rangkaian itu dapat dibuat dari %$ penjumlah penuh , bit, # bit, dan 1 bit dengan menghubungkan beberapa kemasan secara bertingkat. -awaan keluaran dari suatu kemasan harus dihubungkan ke bawaan masukan yang lain dengan bit tingkat tinggi berikutnya. 7enjumlahan penuh , bit adalah suatu contoh khas 2ungsi M6%. 7enjumlahan itu dapat digunakan dalam berbagai pemakaian yang meliputi operasi aritmatika. Dapat dibuktikan bahwa bila rancangan rangkaian itu dilakukan dengan cara klasik memerlukan satu tabel kebenaran dengan #C";1# baris, karena terdapat sembilan masukan ke rangkaian tersebut. Dengan cara iterasi pemakaian 2ungsi yang diketahui secara bertingkat1tingkat, dapat diperoleh suatu implementasi sederhana dan teratur rapi.

Rangkaian Digital

,=

$ontoh lain penggunaan M6% penjumlah biner , bit itu untuk 2ungsi logika acak diberikan dalam contoh /.1. 7ontoh ?." Rancangkan suatu pengubah sandi -$D ke 561.. !awab

Ga,bar ?.$ 7engubah sandi -$D ke 561. Rangkaian itu telah dirancang dalam pasal =., dengan cara klasik. Rangkaian yang diperoleh dari rancangan itu ditunjukkan dalam gambar =.1* dan memerlukan 11 gerbang. -ila diimplementasikan dengan gerbang 66%, akan memerlukan . kemasan %$ dan 1; hubungan kawat dalam &tidak meliputi hubungan masukan dan keluaran(. 7engamatan pada tabel kebenaran menunjukkan bahwa sandi setara 561. dapat diperoleh dari sandi -$D dengan menambahkan biner **11. 7enambahan tersebut dapat dengan mudah diimplementasikan dengan pertolongan suatu rangkaian M6% penjumlah penuh , bit, seperti yang ditunjukkan dalam gambar /... 'ngka -$D diberikan ke masukan '. Masukan - dibuat tetap sama dengan **11. Nal itu dilakukan dengan menggunakan logika11 ke -1 dan -# dan logika * ke -.,-,, dan $1. ?ogika 1 dan logika * itu adalah

Rangkaian Digital

,>

sinyal 2isik yang nilainya tergantung pada keluarga logika %$ yang dipakai. Bntuk rangkaian TT?, logika 1 setara .,; volt, dan logika * setara dengan tanah. 9eluaran 6 pada rangkaian itu memberikan sandi 561. yang setara dengan angka -$D masukannya. %mplementasi tersebut memerlukan satu kemasan %$ dan lima hubungan kawat, tidak termasuk kawat masukan dan keluarannya.

%.

B7D A..er
9omputer atau kalkulator yang melaksanakan operasi aritmatika langsung dalam

sistem bilangan decimal mewakili bilangan decimal dalam bentuk sandi biner. 6uatu penjumlah semacam itu harus menggunakan rangkaian aritmatika yang menerima bilangan desimal yang disandikan dan memberikan hasilnya dalam sandi yang telah disetujui. Bntuk penjumlahan biner, untuk setiap kalinya cukup ditinjau sepasang bit yang berarti dan suatu bawaan sebelumnya. 6uatu penjumlah desimalmemerlukan sekurang1kurangnya sembilan masukan dan lima keluaran karena empat bit diperlukan untuk menyandikan masing1masing bilangan desimal dan rangkaian itu harus mempunyai sebuah bawaan masukan dan sebuah bawaan keluaran. Tentu saja, terdapat berbagai macam rangkaian penjumlah desimal yang dapat dibuat, tergantung pada sandi yang dipergunakan untuk mewakili angka desimal itu. Rancangan suatu rangkaian kombinasi sembilan masukan, lima keluaran menurut metoda klasik akan memerlukan suatu tabel kebenaran dengan #C";1# isian. -anyak di antara kombinasi masukan itu adalah keadaan tak acuh, karena masing1masing masukan andi biner mempunyai enam kombinasi yang tidak terpakai. )ungsi -oole yang disederhanakan untuk rangkaian itu dapat diperoleh dengan suatu cara tabel yang dihasilkan oleh komputer, dan hasilnya mungkin akan merupakan suatu hubungan antar gerbang dengan pola yang tidak teratur. 6uatu prosedur lainnya adalah menjumlah bilangan itu dengan rangkaian penjumlah penuh, dengan memperhitungkan kenyataan bahwa enam kombinasi dalam masing1masing maukan , bit itu tidak terpakai. 9eluarannya harus disesuaikan sedemikian hingga hanya kombinasi biner yang merupakan kombinasi untuk sandi decimal itu saja yang dihasilkan.

Rangkaian Digital

,/

Dalam bagian ini akan ditinjau suatu penjumlahan aritmatika dua angka decimal dalam -$D, bersama1sama dengan suatu bawaan yang mungkin dari suatu tingkat sebelumnya. 9arena masing1masing angka masukan itu tidak melebihi C, jumlah keluarannya tidak dapat lebih dari C 8 C 81 " 1C, 1 dalam jumlah itu adalah bawaan masukan. 7enjumlah itu membentuk jumlah dalam bentuk biner dan menghasilkan suatu hasil yang dapat berkisar dari * sampai dengan 1C. -ilangan biner tersebut diberikan dalam tabel /.# dan diberi tanda dengan lambing 9, R/, R,, R#, dan R1. 9 adalah bawaan, dan subskrip di bawah huru2 R mewakili bobot /, ,, #, dan 1 yang dapat diberikan ke empat bit dalam sandi -$D. 9olom pertama dalam tabel itu memberikan jumlah biner sebagaimana yang muncul pada keluaran suatu penjumlah biner , bit. !umlah keluaran dua angka desimal harus diwakili dalam -$D dan harus muncul dalam bentuk yang diberikan dalam kolom kedua pada tebel itu. Masalahnya adalah mencari suatu aturan sederhana sehingga bilangan biner dalam kolom pertama dapat diubah menjadi perwakilan bilangan itu dalam angka -$D yang benar pada kolom kedua. Tabel ?.# +enurunan 2en1u,lah B7D !umlah -iner 9 R/ R, * * * * * * * * * * * * * * 1 * * 1 * * 1 * * 1 * 1 * * 1 * * 1 * * 1 * * 1 1 * 1 1 * 1 1 * 1 1 1 * * 1 * * R# * * 1 1 * * 1 1 * * 1 1 * * 1 1 * * R1 * 1 * 1 * 1 * 1 * 1 * 1 * 1 * 1 * 1 !umlah -$D $ 6/ * * * * * * * * * * * * * * * * * 1 * 1 1 * 1 * 1 * 1 * 1 * 1 * 1 * 1 * Desimal 6, * * * * 1 1 1 1 * * * * * * 1 1 1 1 6# * * 1 1 * * 1 1 * * * * 1 1 * * 1 1 61 * 1 * 1 * 1 * 1 * 1 * 1 * 1 * 1 * 1 * 1 # . , ; = > / C 1* 11 1# 1. 1, 1; 1= 1>

Rangkaian Digital

,C

1 1

* *

* *

1 1

* 1

1 1

1 1

* *

* *

* 1

1/ 1C

Dalam memeriksa isitabel itu, tampak bahwa bila jumlah biner itu sama dengan atau kurang dari 1**1, bilangan -$D yang bersesuaian identik, dan oleh karenanya tidak diperlukan perubahan. -ila jumlah biner itu lebih besar dari 1**1, didapatkan suatu perwakilan -$D yang tidak sah. 7enambahan biner = &*11*( ke jumlah biner itu mengubahnya menjadi perwakilan -$D yang benar dan juga menghasilkan bawaan keluaran yang diperlukan. Rangkaian logika yang menyidik pembetulan yang diperlukan itu dapat diturunkan dari isian tabel tersebut. !elas bahwa suatu pembetulan diperlukan bila jumlah biner itu mempunyai suatun bawaan keluaran 9 " 1. 4nam kombinasi yang lain dari 1*1* ampai dengan 1111 yang memerlukan pembetulan , mempunyai suatu 1 dalam kedudukan R/. Bntuk membedakan hal itu dari biner 1*** dan 1**1 yang juga mempunyai suatu 1 dalam kedudukan R/, ditetapkan lebih lanjut bahwa R, atau R# harus mempunyai suatu 1. 7ersyaratan untuk suatu pembetulan dan suatu bawaan keluaran dapat dinyatakan oleh 2ungsi -oole 7 : K @ A?A% @ A?A# -ila $ " 1, perlu ditambahkan *11* ke jumlah biner itu dan menyediakan suatu bawaan keluaran untuk tingkat berikutnya. Bntuk menambahkan *11* ke jumlah biner itu, digunakan suatu penjumlah biner , bit kedua seperti yang ditunjukkan dalam gambar /.,. 9edua angka decimal, bersama1 sama dengan bawaan masukannya, mula1mula ditambahkan ke penjumlah biner , bit yang di kiri untuk menghasilkan jumlah biner itu. -ila bawaan keluaran itu sama dengan *, tidak ada yang ditambahkan ke jumlah biner itu. -ila sama dengan 1, biner *11* ditambahkan ke jumlah biner itu melalui penjumlah biner , bit yang di kanan. -awaan keluaran yang dihasilkan dari penjumlah biner bawah itu dapat diabaikan karena hal itu mencatu in2ormasi yang sudah tersedia di kutub bawaan keluaran.

Rangkaian Digital

;*

7enjumlah -$D itu dapat dibentuk dengan tiga kemasan %$. Masing1masing dari penjumlah , bit itu adalah suatu 2ungsi M6% dan ketiga gerbang untuk logika pembetulan itu memerlukan satu kemasan 66%. 'kan tetapi penjumlah -$D itu telah tersedia dalam satu rangkaian M6% & TT? %$ jenis /#6/. adalah suatu penjumlah -$D(. 6uatu penjumlah paralel desimal yang menjumlahkan n angka desimal memerlukan n tingkat penjumlah -$D. -awaan keluaran dari suatu tingkat harus dihubungkan ke bawaan masukan tingkat lebih tinggi berikutnya.

&.

Ko,2le,en " A..er


'ngka positi2 dalam system komplemen11 bertanda adalah sama seperti di dalam

sistem angka besaran bertanda, akan tetapi angka negati2nya berbeda. Bntuk angka negati2 ini dinyatakan dalam bentuk komplemen11. sebagai contoh, bentuk komplemen11 dari 11C untuk suatu sistem digital = bit adalah komplemen dari *1**11 &81C(, yaitu sama

Rangkaian Digital

;1

dengan 1*11**&11C(. -egitu pula, oleh karena nol plus adalah ******, maka nol minus untuk sistem angka komplemen bertanda 1 adalah 111111. Diatas telah digambarkan tentang penambahan dari dua angka besaran bertanda. 6elanjutnya akan digambarkan penambahan dari dua angka komplemen bertanda 1. 7erbedaan utama antara kedua penambahan adalah bahwa pada penambahan dari dua angka komplemen 1, bit tanda nya ditambahkan bersama1sama dengan bit besaran. Dengan kata lain, bit tanda ditambahkan sebagaiman bit besaran. Ka!u! " 31 dan 3# adalah positi2. Aturan " -ila 31 dan 3# adalah positi2, tambahkan angka bertanda &tanda dan besaran(. -ila bit tanda menunjukkan 1, berarti menyatakan suatu luapan &over2low(. 6ebagai contoh, perhatikan penambahan 1C dan 1*. Dalam bentuk komplemen11, 1C adalah *1**11 dan 1* adalah **1*1*, yang jumlahnya adalah *1**11 &81C( 8**1*1* &81*( *111*1 &8#C( 1C tambah 1C adalah *1**11 &81C( 8*1**1* &81C( 1**11* &8./( karena bit1tanda adalah 1, berarti menyatakan suatu luapan &over2low( Ka!u! # 31 dan 3# adalah negati2. Aturan #

Rangkaian Digital

;#

-ila dua angka negati2 ditambahkan, selalu terjadi muatan dekat1ujung, yang dihasilkan oleh dua bit1tanda dari angka yang ditambahkan. Muatan ini ditambahkan kepada posisi bit1tanda terkecil. a( b( -ila bit1tanda dari angka yang dihasilkan adalah 1, berarti menyatakan bahwa jawaban adalah benar. -ila bit tanda dari angka yang dihasilkan adalah *, berarti menyatakan suatu luapan &over2low(. 6ebagai contoh, jumlah 11C dan 11* 1*11** &11C( 811*1*1 &11*( *111*1 &8#C( 1C tambah 1C adalah *1**11 &81C( 8*1**1* &81C( 1**11* &8./( karena bit1tanda adalah 1, berarti menyatakan suatu luapan &over2low( Ka!u! $ 31 dan 3# mempunyai tanda yang berbeda. Aturan $ -ila dua angka, 31 dan 3#, yang berbeda tanda ditambahkan dan angka positi2 adalah lebih besar, maka akan terjadi muatan dekat ujung yang harus ditambahkan kepada digit tanda terkecil. -ila angka negati2 adalah lebih besar, maka tidak akan terjadi muatan seperti itu. 6ebagai contoh, jumlah 1C dan 11* serta jumlah 11C dan 1* adalah *1**11 &81C( 1*11** &11C(

Rangkaian Digital

;.

811*1*1 1**1*** 81 **1**1&8C(

&11*(

dan

8**1*1* 11*11*

&81*( &1C(

Bntuk membuat rangkaian adder dari bilangan komplemen 1, maka terlebih dahulu dibutuhkan suatu rangkaian yang bisa mengkonversi bilangan dari 6-3 &6igned -inary 3umber( ke komplemenI1. 7erhatikan tabel di bawah, tabel tersebut menunjukkan perubahan bilangan dari 6-3 ke komplemenI1. 6-3 1*1 1 11* 1 *11 * *1* 1 Dari tabel di atas maka dapat dianalisa, pada digit pertama tidak mengalami perubahan, pada digit selanjutnya mengalami perubahan sesuai dengan &0erbang 451 OR(. Tabel kebenaran untuk 451Or gate adalah ' * * 1 1 * 1 * 1 ) * 1 1 * *1*1 *11* 1*1* 9ompI1 11**

Rangkaian Digital

;,

Rang aian 2en1u,lah SBN % bit 0ang ,enera2 an !i!te, o,2le,en "

Rangkaian Digital

;;

).

Ko,2le,en # A..er
Dalam system ini suatu angka positi2 dinyatakan dalam bentuk yang sama seperti

dalam dua sistem lainnya. 6edangkan angka negati2 adalah dalam bentuk komplemen #. 6ebagai contoh, 11* dalam system digital = bit adalah 11*11*. ini diperoleh dari

Rangkaian Digital

;=

11* " 1.# 8 ## 11*11* hanya terdapat nol plus, yaitu semua nolE sedangkan nol minus tidak berlaku. 7enambahan dua angka positi2 tidak akan dibahas karena penambahan ini adalah sama seperti system komplemen 1. Ka!u! " 31 dan 3# adalah negati2 Aturan " -ila 31 dan 3# adalah negati2, muatan harus diperhatikan. Muatan ini dihasilkan dari jumlah dua bit tanda 1. selanjutnya, bit tanda dari jumlah harus 1, karena bernilai negati2. -ila * menunjukkan positi2 dalam bit tanda, berarti menyatakan suatu luapan &over2low(. 6ebagai contoh 1*11*1 &11C( 811*11* &11*( 11***11 &1#C( diabaikan dan 1*11*1 81*11*1 1*11*1* menyatakan luapan Ka!u! # 31 dan 3# mempunyai tanda yang berbeda. Aturan # &11C( &11C(

Rangkaian Digital

;>

6uatu muatan ditimbulkan bila jumlah adalah positi2. Dalam kasus ini, muatan diabaikan. -ila jumlah nya adalah negati2, maka tidak ditimbulkan muatan &carry(. 6ebagai contoh, jumlah 1C dan 11* serta jumlah 11C dan 1* adalah *1**11 811*11* 1**1**1 diabaikan Bntuk membuat rangkaian adder dari bilangan komplemen #, maka terlebih dahulu dibutuhkan suatu rangkaian yang bisa mengkonversi bilangan dari 6-3 &6igned -inary 3umber( ke komplemenI#. Rang aian 2eng onBer!i bilangan .ari SBN e o,2le,en # &81C( &11*( dan 1*11*1 8**1*1* 11*111 &11C( &81*( &1C(

Rang aian 2en1u,lah SBN % bit 0ang ,enera2 an !i!te, o,2le,en #

Rangkaian Digital

;/

8.

7arr0 Loo Ahea. A..er


-ila panjang penambah1jajar perambatan muatan khusus naik, maka waktu yang

diperlukan untuk menyelesaikan penambahan juga naik sebesar waktu tunda &delay time( per tingkat untuk setiap bit yang ditambahkan. 7enambahan pandangan muka muatan (t,e carr+ *oo0 a,ead adder) mengurangi waktu tunda muatan &time delay( dengan mengurangi jumlah gerbang yang dilewati sinyal muatan. Tabel kebenaran untuk penambah penuh diperlihatkan lagi pada tabel =, pada tabel ini disertai juga kondisi di mana terjadi pembangkitan muatan. %sian 1, #, >, dan / memberikan contoh di mana muatan keluaran $i bebas terhadap $i11. 7ada isian 1 dan #, muatan keluaran selalu *, dan pada isian > dan / muatan keluaran selalu satu. Nal ini dikenal dengan kombinasi pembangkitan muatan. %sian ., ,, ;, = memperlihatkan kombinasi masukan di mana muatan keluaran tergantung kepada muatan masukkan. Dengan kata lain, $i adalah 1 hanya jika $i11 bernilai 1. hal ini disebut kombinasi perambatan muatan. 'ndaikan

Rangkaian Digital

;C

bahwa 01 menyatakan kondisi pembangkitan muatan 1 dari tingkat % dari penambah jajar dan pi menyatakan kondisi perambatan muatan dari tingkat yang sama. %sian 1 # . , ; = > / 'i * * * * 1 1 1 1 -i * * 1 1 * * 1 1 $i11 * 1 * 1 * 1 * 1 $i * * * 1 * 1 1 1 9ondisi Tidak ada pembangkitan muatan 7erambatan muatan

7embangkitan muatan

Tanpa menyimpang dari kebiasaan, ambil penambahan dari dua angka biner , bit A = A4A3A2A1 Dan, B = B4B3B2B1 Dari tabel di atas, 2ungsi &penyambungan( perambatan muatan dan pembangkitan muatan dalam unsure 'i dan -i, i"1, #, ., dan ,, diperoleh Gt = AtBt Pt = At + Bt "At Bt Muatan keluaran kesatuan dari tingkat ke % dapat dinyatakan dalam unsure 0i, 7i, dan $i11, yang merupakan muatan keluaran kesatuan dari tingkat ke &i11(, sebagai 7i : Gt @ +iC7i(" 6ebagai contoh, untuk i"1, #, ., dan ,, $t menjadi C1 = G1+P1C0 C2 = G2+P2C1 = G2 + P2G1 + P2P1C0 C3 = G3+P3C2 = G3 + P3G2 + P3P2G1 + P3P2P1C0 C4 = G4+P4C3 = G4 + P4G3 + P4P3G2 + P4P3P2G1 + P4P3P2P1C0 !umlah dari ' dan - " $,,.#1, dimana t " At Bt Ci-1

Rangkaian Digital

=*

6ebagai contoh,

Rangkaian Digital

=1

$*"* &misalkan( '1"1E 01"1 -1"1E 71"* '#"*E 0#"* -#"1E 7#"1 '."*E 0."* -."*E 7."* ',"1E 0,"* -,"*E 7,"1 $,"* $."* $#"1 $1"1

1"* #"* ."1 ,"1

7eriksa '"1**1 8-"**11 "11**

&C( &.( &1#(

Conto, Soa* Rancanglah suatu )ull 'dder &)'( yang dibentuk dari Nal2 'dder &N'( !awab
Ci $ A $

.A
Co Co Co

.A

Rancanglah suatu penjumlah biner yang dapat menjumlahkan # data biner . bit !awab

Rangkaian Digital

=#

Co2 $2 $1 $0

'Co2'''''''''$2

'Co1'''''''''$1

'Co0'''''''''$0

'''''''''''''''Co2'''$2''$1'$0 Bina&1'2a&alel'Adde&'+'bit ''''''''A2''A1''A0''''''''''''B2'''B1''B0 Ci

FA
'A''''''B''''''Ci

FA
'A''''''B''''''Ci

FA
'A''''''B''''''Ci /(0

A2 A1 A0

B2 B1 B0

B. +engurangan
Dalam proses pengurangan biner, dapat ditemukan jenis pengurang paro &Nal2 6ubtractor( dan pengurang penuh &)ull 6ubtractor(. 7roses pengurangan dapat dilakukan secara komplemen ataupun biner secara langsung. %ngatlah kaidah1kaidah bagi pengurangan biner E *1* " * dengan pinjaman * *11 " 1 dengan pinjaman 1 11* " * dengan pinjaman * 111 " * dengan pinjaman * Tabel &.% meringkaskan hasil1hasil ini dengan memberikan da2tar kaidah pengurangan bagi '1-

Rangkaian Digital

=.

' * * 1 1

* 1 * 1

-o * 1 * *

D * 1 1 *

1et Bo = Borro2 # = #ifferent

Rangkaian logika mana yang mempunyai tabel kebenaran seperti tabel ;.,D. pertama, keluaran Di22erent adalah 1 biEla ' dan - berbeda. Maka, kita dapat menggunakan sebuah gerbang 451OR untuk menghasilkan keluaran di22erent ini. 6elanjutnya, keluaran borrow adalah 1 hanya bila ' adalah * dan - adalah 1. kita dapat memperoleh keluaran pinjaman ini dengan meng1'3D1kan ' dan -. 0ambar ;.1= memperlihatkan salah satu cara untuk membangun suatu rangkaian hal2 subtractor yang mengurangkan sebuah angka biner dari angka lainnya. Rangkaian pada gambar ;.1= mempunyai tabel kebenaran identik dengan tabeel ;.,. Dapat 'nda lihat bahwa pinjaman &borrow( hanya ada bila '" * dan - " 1. selanjutnya, keluaran pinjaman &di22erent( adalah sesuai bagi masing1masing di antara keempat kemungkinan kombinasi '1-.

Ga,bar &.") Nal2 6ubtractor

Rangkaian Digital

=,

Nal2 subtractor hanya menangani # bit pada suatu saat dan hanya dapat digunakan bagi kolom paling ringan &least signi2icant( pada suatu masalah pengurangan. Bntuk menangani kolom yang lebih tinggi, kita membutuhkan pengurang penuh &2ull subtractor(. 0ambar ;.1> memperlihatkan sebuah 2ull subtractorE rangkaian ini menggunakan dua buah hal2 adder dan sebuah OR gate. Nal2 dan 2ull subtractor adalah analog dengan hal2 dan 2ull adderE dengan menggandengkan hal2 dan 2ull subtractor seperti terlihat pada gambar ;.1/, diperoleh suatu sistem yang secara langsung mengurangkan -.-#-1-* dari '.'#'1'*. 7enambah dan pengurang memberikan rangkaian rangkaian dasar yang dibutuhkan bagi aritmatika binerE perkalian dan pembagian dapat dilakukan dengan penambahan dan pengurang berulang &dibahas dalam bab1bab selanjutnya, setelah kita membahas register(.

0ambar ;.1> )ull 6ubtractor

Rangkaian Digital

=;

Ga,bar &."? 7engurang 7aralel -iner , bit Conto, Soa* 3 1( Rancang suatu rangkaian penjumlah A pengurang yang dapat menjumlahkan atau mengurangkan # data biner komplemen # &, bit( dengan keteneuan sebagai berikut !awab !ika input mode operasi *, maka rangkaian ber2ungsi sebagai adder !ika input mode operasi 1, maka rangkaian ber2ungsi sebagai subtractor

#( . bit

Rancanglah suatu pengurang biner yang dapat mengurangkan # data biner

Rangkaian Digital

==

Bo2 02 01 00

'Bo2'''''''''02

'Bo1'''''''''01

'Bo0'''''''''00

'''''''''''''''Bo2'''02''01'00 Bina&1'2a&alel'$ub3t&acte&'+'bit ''''''''#2''#1''#0''''''''''''%2'''%1''%0 Bi

F$
'#''''''%''''''Bi

F$
'#''''''%''''''Bi

F$
'#''''''%''''''Bi /(0

#2 #1 #0

%2 %1 %0

BAB 4II SISTE* SANDI


A. San.i Biner
6ebuah bit, menurut de2inisi adalah sebuah angka biner &binary digit(. -ila digunakan dalam hubungan dengan suatu sandi biner, sebuah bit merupakan suatu besaran biner yang sama dengan * atau 1. Bntuk mewakili suatu kelompok yang terdiri dari #n unsure yang berbeda dalam suatu sansi biner akan memerlukan paling sedikit n bit itu. Nal itu adalah karena dimungkinkan untuk menyusun n bit itu dalam # n cara yang berlainan. Meskipun banyaknya bit minimum yang diperlukan untuk menjadikan #n besaran yang berbeda itu adalah n, tidak ada batas maksimum banyaknya bit yang dapat dipergunakan untuk suatu sandi biner. !adi untuk m karakter yang diwakili sebagai sandi

Rangkaian Digital

=>

biner, diperlukan sekurang1kurangnya n bit yang diperoleh menurut hubungan berikut #n m. -erbagai macam sandi untuk bilangan decimal dapat diperoleh dengan mengatur , bit atau lebih dalam 1* kombinasi yang berlainan. -eberapa diantaranya ditunjukkan seperti pada tabel berikut -ilangan Decimal * 1 # . , ; = > / C 1* 11 1# 1. 1, 1; **** ***1 **1* **11 *1** *1*1 *11* *111 1*** 1**1 1 1 1 1 1 1 **11 *1** *1*1 *11* *111 1*** 1**1 1*1* 1*11 11** 1 1 1 1 1 1 **** *111 *11* *1*1 *1** 1*11 1*1* 1**1 1*** 1111 1 1 1 1 1 1 **** ***1 **1* **11 *1** 1*11 11** 11*1 111* 1111 1 1 1 1 1 1 -$D /,#1 561. /1,1#11 #,#1 -ikuiner ;*,.#1* *1****1 *1***1* *1**1** *1*1*** *11**** 1*****1 1****1* 1***1** 1**1*** 1*1**** 1 1 1 1 1 1 6andi gray **** ***1 **11 **1* *11* *111 *1*1 *1** 11** 11*1 1111 111* 1*1* 1*11 1**1 1***

B.

San.i B7D
-$D &-inary $oded Decimal1desimal yang disandikan biner( merupakan

penetapan langsung dari setara binernya. 6andi tersebut juga dikenal sebagai sandi -$D /,#1 yang menunjukkan bobot untuk masing1masing kedudukan bitnya. Oleh sebab itu, seringkali sandi -$D dikatakan sebagai sandi berbobot. 9olom kedua pada tabel diatas menunjukkan tabel sandi -$D itu. 6ebagai contoh, bilangan decimal 1CC= dapat disandikan menurut -$D sebagai 1CC= " ***1 1**1 1**1 *11*. 7erlu diperhatikan bahwa pengubahan suatu bilangan decimal ke bilangan biner berbeda dengan penyandian suatu bilangan decimal, meskipun dalam kedua hal tersebut hasilnya sama1sama berupa suatu deretan bit. Bntuk sandi -$D ini, sandi bilangan decimal * sampai C sama dengan

Rangkaian Digital

=/

bilangan biner setaranya. 3amun untuk diatas C, sandi -$D berbeda dengan bilangan biner setaranya. Misalnya setar biner untuk 11 adalah 1*11, tetapi sandi -$D untuk 11 adalah ***1 ***1. Oleh karena itu, perlu diingat bahwa suatu deretan bit &angka( * dan 1 dalam suatu system digital kadang1kadang mewakili suatu bilangan biner dan pada saat yang lain merupakan in2ormasi diskrit yang ditentukan oleh suatu sandi biner tertentu. 9eunggulan utama sandi -$D adalah mudahnya mengubah dari dan ke bilangan decimal. 6edangkan kerugiannya adalah sandi yang tidak akan berlaku untuk operasi metematika yang hasilnya melebihi C. 6andi -$D hanya menggunakan 1* dari 1= kombinasi yang tersedia. = kelompok bit yang tidak terpakai adalah 1*1*, 1*11, 11**, 11*1, 111*, dan 1111. 6andi -$D merupakan sandi radiks campuran, dalam setiap kelompok , bitnya merupakan sistem biner, tetapi merupakan decimal untuk kelompok demi kelompoknya.

7.

San.i ED/e!!($ ('S($)


6andi 561. &yang berasal dari e<cess1., artinya kelebihan .( merupakan sandi

penting lainnya yang erat hubungannya dengan sandi -$D. 6esuai dengan namanya, penetapannya diperoleh dari nilai binernya, sama seperti pada sandi -$D dan menambahnya dengan .. 9olom ketiga pada tabel diatas menunjukkan sandi 561. tersebut. 6ebagai contoh, untuk mengubah #. menjadi sandi 561. adalah sebagai berikut #. " *1*1 *11* , dengan ditambah . untuk setiap angka decimal yang diketahui dan hasilnya diubah menjadi bilangan biner setaranya akan menghasilkan sandi 561. yang diminta. 6eperti halnya pada -$D, sandi 561. hanya menggunakan 1* dari 1= kombinasi yang tersedia. = kelompok bit yang tidak digunakan adalah ****, ***1, **1*, 11*1, 111*, dan 1111. 6andi 561. adalah sandi tidak berbobot karena tidak seperti halnya pada sandi -$D yang kedudukan bitnya mempunyai bobot tertentu. 6andi 561. merupakan sandi yang mengkomplemenkan dirinya sendiri. Nal itu terjadi karena setiap komplemen11 dari bilangan 561. adalah komplemen1C dari bilangan desimalnya. Misalnya, *1*1 dalam sandi 561. mewakili angka decimal #. 9omplemen11 *1*1 adalah 1*1* yang merupakan angka decimal > dan > adalah komplemen1C dari #. 6andi 561. mempunyai keunggulan dibandingkan dengan sandi -$D karena semua operasi penjumlahan untuk 561. berlangsung seperti penjumlahan biner biasa dan juga karena

Rangkaian Digital

=C

561. merupakan sandi yang mengkomplemenkan dirinya sendiri. 7engurangan dengan komplemen11 dan komplemen1# dapat dilakukan untuk sandi 561..

D.

San.i Gra0
6andi 0ray merupakan suatu sandi , bit tanpa bobot dan tidak sesuai untuk

operasi aritmatika. 6andi 0ray ini sangat berguna untuk peralatan masukanAkeluaran &inputAoutput devices(, pengubah analog ke digital dan peralatan tambahan lainnya. 7ada tabel diatas kolom paling kanan menunjukkan perwakilan sandi gray untuk bilangan * sampai 1;. Terlihat bahwa setiap perubahan dari 1 bilangan decimal yang 1 dengan yang berikutnya hanya 1 bit dalam sandi gray itu yang berubah. %tulah sebabnya sandi gray digolongkan ke kelompok sandi perubahan1minimum &minimum1change code(.

".

+erubahan Biner e Gra0


%nilah cara untuk mengubah dari biner ke 0ray Desimal * 1 # . , ; = > / C 1* 11 1# 1. 6andi 0ray **** ***1 **11 **1* *11* *111 *1*1 *1** 11** 11*1 1111 111* 1*1* 1*11 -iner **** ***1 **1* **11 *1** *1*1 *11* *111 1*** 1**1 1*1* 1*11 11** 11*1

Rangkaian Digital

>*

1, 1; +

1**1 1*** +

111* 1111 +

'ngka 0ray pertama sama dengan angka biner pertama. Tambahkan masin1 masing pasangan bit berdampingan untuk mendapatkan angka 0ray berikutnya. A-ai0an setiap bawaan ;. $ontoh merupakan cara terbaik untuk menjelaskan perubahan dari biner ke 0ray. 'mbilah bikangan biner 11**. %nilah cara untuk mencari bilangan sandi 0ray yang bersangkutan LANGKA3 " 'ngka 0ray pertama sama dengan angka biner pertama. 11*1 1 biner 0ray

LANGKA3 # 6elanjutnya, tambahkan # bit pertama pada bilangan biner, dengan mengabaikan setiap bawaan. !umlahnya merupakan angka 0ray berikutnya. 11** 1* biner 0ray

ket *

hal ini secara 2ormal disebut penambahan mod1#, atau penambahan OR1eksklusi2.

9eempat kaidah bagi penambahan jenis ini adalah * 8 * " *, * 8 1 " 1, 1 8 * "1, 1 8 1 "

Dengan perkataan lain, tambahkan # bit pertama pada bilangan biner untuk mendapatkan 1 8 1 " * dengan bawaan 1. Tuliskan angka *, namun abaikan angka 1. LANGKA3 $ 0ray berikutnya. 11** biner Tambahkan # angka biner berikutnya untuk mendapatkan angka

Rangkaian Digital

>1

1*1 LANGKA3 %

0ray Tambahkan # angka biner terakhir untuk mendapatkan angka 0ray. biner 0ray

11** 1*1*

Oleh karenanya, 1*1* adalah ekivalen sandi10ray bagi bilangan biner 11**.

#. +erubahan Gra0 e biner


Bntuk mengubah dari &andi 4ra+ 0e -iner, kita menggunakan metoda yang serupa, tetapi tidak tepat sama. 6ekali lagi, contoh merupakan cara yang terbaik untuk metode ini. Marilah kita mengubah sandi 0ray 1*111*1*1 kembali ke ekivalen binernya. LANGKA3 " Blangilah angka paling berbobot 0ray biner Tambahkan &ecara dia(ona* seperti terliha di bawah ini untuk

1*111*1*1 1 LANGKA3 #

mendapatkan angka biner berikutnya. 1*111*1*1 11 & 1 8 * " 1( LANGKA3 $ ?anjutkan menambahkan &ecara dia(ona* untuk mendapatkan 0ray biner

angka1angka biner selanjutnya. 1*111*1*1 11*1**11* 0ray biner

Dengan metode ini, 'nda dapat ,engubah 0ray ke biner dan sebaliknya bilamana dibutuhkan

Rangkaian Digital

>#

E.

+arit0 Bit
7arity -it adalah digit S1: atau yang ditempatkan pada kelompok bit dari suatu

sandi yang ber2ungsi untuk mengetahui adanya kecacatan &validasi( atau kesalahn dari kelompok bit yang berupa data input. 7arity -it dapat dibagi menjadi #, yaitu 1. 7arity genap &Odd 7arity(, dipakai untuk membuat agar jumlah dari digit 1 pada kelompok sandi menjadi genap. Misalnya bila jumlah digit 1 semula sudah genap, maka paritynya adalah *. !ika jumlah digit 1 semula ganjil, maka bit paritynya adalah 1 sehingga jumlah digit 1 akan menjadi genap. #. 7arity 0anjil &4ven 7arity(, dipakai untuk membuat agar jumlah dari digit 1 pada kelompok bit menjadi ganjil. Misalnya bila jumlah digit 1 semula sudah ganjil, maka paritynya adalah *. !ika jumlah digit 1 semula genap, maka bit paritynya adalah 1 sehingga jumlah digit 1 akan menjadi ganjil Tabel +arit0 2a.a !an.i B7D ?%#" Decimal * 1 # . , ; = > / C 7arity 0enap ***** 1***1 1**1* ***11 1*1** **1*1 **11* 1*111 11*** *1**1 7arity 0anjil 1**** ****1 ***1* 1**11 **1** 1*1*1 1*11* **111 *1*** 11**1

Rangkaian Digital

>.

BAB 4III SISTE* KO*+LE*EN


Dalam 6istem decimal terdapat sistem komplemen yang terbagi kedalam tiga kelompok, yaitu 1. #. .. 7ada bilangan decimal yaitu komplemen C &komplemen ganjil( dan komplemen 1* &komplemen genap(. 7ada bilangan biner yaitu komplemen 1 &komplemen ganjil( dan komplemen # &komplemen genap(. 7ada bilangan he<adecimal yaitu komplemen 1; &komplemen ganjil( dan komplemen 1= &komplemen genap(.

A.

Ko,2le,en "
9omplemen 1 bagi suatu bilangan biner adalah bilangan yang terjadi bila kita

mengubah masing1masing * menjadi 1 dan masing1masing 1 menjadi *. Dengan perkataan lain, komplemen 1 bagi 1** adalah *11. 9omplemen 1 bagi 1**1 adalah *11*. $ontoh lain komplemen 1 adalah 1*1* mempunyai komplemen 1 berbentuk *1*1 111* mempunyai komplemen 1 berbentuk ***1 **11 mempunyai komplemen 1 berbentuk 11**

Rangkaian Digital

>,

B.

Ko,2le,en #
9omplemen # adalah bilangan biner yang terjadi bila kita menambahkan 1 kepada

kepada komplemen 1, yakni komplemen # " komplemen 1 8 1. 6ebagai contoh, untuk mencari komplemen # bagi 1*11, pertama1tama carilah komplemen 1 nya yaitu *1**. 6elanjutnya tambahkan 1 kepada *1** untuk mendapatkan *1*1 &komplemen # bagi 1*11(. $ontoh lain komplemen # dari 11**1, yakni komplemen 1 nya adalah **11* dan setelah ditambahkan 1 menjadi **111 &komplemen # bagi 11**1(.

7.

Ko,2le,en E .an Ko,2le,en ";


9omplemen C &sama dengan komplemen 1( diperoleh dengan mengurangkan

masing1masing angka decimal dari C. 6ebagai contoh, komplemen C bagi #; diperoleh sebagai berikut CC 1#; >, &komplemen C bagi #;( 6ebagai contoh lain, komplemen C bagi =#C1 adalah CCCC 1=#C1 .>*/ &komplemen C bagi =#C1( 9omplemen 1* &sama dengan komplemen #( bagi suatu bilangan bulat decimal satu lebih besar daripada komplemen C nya. 6ebagai contoh dari komplemen C diatas, yaitu komplemen 1* untuk #; adalah komplemen C 8 1 " >, 8 1 " >; dan komplemen 1* untuk =#C1 adalah komplemen C 8 1 " .>*/ 81 " .>*C. 9omplemen C dan komplemen 1* dapat digunakan untuk mengurangkan bilangan decimal.

Rangkaian Digital

>;

BAB I' >LI+(>LO+


Rangkaian 2lip12lop dapat mempertahankan suatu keadaan biner dalam waktu yang tak terbatas sampai suatu sinyal masukan baru datang untuk mengubah keadaan itu. 7erbedaan utama diantara berbagai jenis 2lip12lop itu adalah banyaknya masukan yang dimiliki dan perilaku bagaimana masukan itu mempengaruhi keadaan biner dalam 2lip1 2lop tersebut.

A.

Rang aian >li2(-lo2 Da!ar


6uatu rangkaian 2lip12lopdapat disusun dengan dua gerbang 3OR atau dua

gerbang 3'3D. 6usunan itu ditunjukkan pada gambar a dan gambar b. Masing1masing rangkaian itu membentuk suatu 2lip12lop dasar yang merupakan dasar pengembangan bagi jenis1jenis 2lip12lop yang lain. Nubungan silang dari salah satu gerbang ke masukan gerbang yang lain merupakan suatu jalur umpan1balik. Dengan alas an itu rangkaian tersebut dapat digolongkan kepada rangkaian urutan tak1serempak. Masing1masing 2lip1 2lop itu mempunyai dua keluaran, G dan G dan dua masukan, set dan reset. Masukan set membuat 2lip12lop menjadi dalam keadaan set atau bernilai logik 1 pada keluaran normalnya &G(, dan masukan reset membuat 2lip12lop menjadi dalam keadaan bebas &c*ear( atau mempunyai nilai logik * pada keluaran normalnya. !enis 2lip12lop ini sering dikenal sebagai 2lip12lop R6 gandengan langsung &direct cou)*ed RS f*i)5f*o)(, R dan 6 merupakan huru2 pertama nama masukannya.

Rangkaian Digital

>=

1 0

Re3et R A 4

1 0 $et $ B 4

Ga,bar a Rang aian -li2(-lo2 .a!ar .engan gerbang NOR

Tabel " Tabel ebenaran -li2(-lo2 .a!ar .engan gerbang NOR

$ 1 0 0 0 1

R 0 0 1 0 1

4 1 1 0 0 0

4 0 0 1 1 0 53etela6'$'='1,'R'='07 53etela6'$'='0,'R'='17

Bntuk menganalisis rangkaian pada gambar a, harus diingat bahwa keluaran suatu gerbang 3OR adalah * jika salah satu masukannya sama dengan 1 dan keluaran gerbang 3OR adalah 1 hanya jika semua masukannya sama dengan *. 6ebagai titik awal, misalnya masukan set adalah 1 dan masukan reset sama dengan *. 9arena gerbang mempunyai sebuah masukan 1, keluaran GI harus sama dengan * yang mengakibatkan kedua masukan ke gerbang ' itu sama dengan * dan keluarannya G sama dengan 1. -ila masukan set dikembalikan ke *, keluarannya tetap sama. Nal itu adalah karena keluaran G tetap 1 sehingga masih ada sebuah masukan 1 pada gerbang -, yang selanjutnya membuat keluaran GI tetap *. 'kibatnya kedua masukan ke gerbang ' sama dengan * dan keluaran G tetap sama dengan 1. Dengan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa

Rangkaian Digital

>>

suatu 1 pada masukan reset akan mengubah keluaran G menjadi * dan GI menjadi 1. -ila masukan reset itu dikembalikan ke *, keluarannya tidak berubah. -ila sebuah 1 diberikan bersama1sama ke masukan set dan reset, kedua keluarannya G dan GI menjadi *. Dalam praktek keadaan semacam itu harus dihindari. 6uatu 2lip12lop mempunyai dua keadaan stabil. -ila G " 1 dan GI " * dikatakan 2lip12lop itu dalam keadaan set &atau keadaan 1(. Dan G " * dan GI " 1 merupakan keadaan bebas &atau keadaan *(. 9eluaran G dan GI merupakan komplemen antara yang satu dengan yang lain dan dikatakan sebagai keluaran normal dan komplemen 2lip12lop tersebut. 9eadaan biner suatu 2lip12lop diambil dari nilai keluaran normalnya. Dalam operasi normal, kedua masukan suatu 2lip12lop akan tetap * kecuali bila keadaan 2lip12lop itu akan diubah. 7engenaan 1 sesaat ke masukan set menyebabkan 2lip1 2lop itu menjadi dalam keadaan set. Masukan set itu harus kembali ke * sebelum suatu 1 diberikan ke masukan resetnya. 7engenaan 1 sesaat ke masukan reset menyebabkan 2lip1 2lop tersebut menjadi dalam keadaan bebas kembali. -ila kedua masukannya itu mula1 mula sama dengan *, dan bila suatu 1 dikenakan ke masukan set sedangkan 2lip12lop itu dalam keadaan set atau bila sebuah 1 yang diberikan ke masukan reset sedangkan 2lip1 2lop itu dalam keadaan bebas, maka keadaan keluarannya tidak akan berubah. -ila sebuah 1 dikenakan sekaligus ke masukan set dan reset, kedua keluarannya akan sama dengan *. 9eadaan itu tidak terde2inisi dan biasanya dihindari. !ika kedua masukan itu menjadi * kembali, keadaan 2lip12lop menjadi tak tentu dan tergantung pada masukan mana yang menerima 1 lebih lama sebelum kembali ke *. Rangkaian 2lip12lop dasar 3'3D pada gambar b bekerja dengan kedua masukannya dalam keadaan normal sama dengan 1 kecuali bila keadaan 2lip12lop itu akan diubah. 7engenaan * sesaat ke masukan set menyebabkan keluaran G menjadi 1 dan G menjadi * membuat 2lip12lop menjadi dalam keadaan set. 6etelah masukan set itu kembali ke 1, * sesaat pada masukan reset akan menyebabkan keadaan 2lip12lop menjadi bebas. -ila kedua masuka itu menjadi * bersama1sama, kedua keluaran pada 2lip12lop itu sama dengan 1, suatu keadaan yang harus dihindari dalam praktek.

Rangkaian Digital

>/

1 $ 0

$et

1 R 0

Re3et

Ga,bar b Rang aian -li2(-lo2 .a!ar .engan gerbang NAND

Tabel # Tabel ebenaran -li2(-lo2 .a!ar .engan gerbang NAND

$ 1 1 0 1 0

R 0 1 1 1 0

4 0 0 1 1 1

4 1 1 0 0 1 53etela6'$'='1,'R'='07 53etela6'$'='0,'R'='17

B.

>li2(-lo2 RS
6uatu 2lip12lop dasar pada dasarnya adalah suatu rangkaian urutan tak serempak.

Dengan menambah suatu gerbang ke setiap masukan rangkaian dasar itu, 2lip12lop tersebut dapat diubah untuk menanggapi masukan selama adanya suatu pulsa waktu. )lip1 2lop R6 menurut waktu yang ditunjukkan pada gambar a itu terdiri dari 2lip12lop 3OR

Rangkaian Digital

>C

dasar dengan dua gerbang '3D. 9eluaran kedua gerbang '3D tersebut tetap * selama pulsa waktu &yang diberi lambang $7 1 c*oc0 )u*&e( sama dengan *, tanpa memandang nilai masukan 6 dan R nya. -ila pulsa waktu itu menjadi 1, in2ormasi dari masukan 6 dan R diijinkan untuk masuk ke 2lip12lop dasar tersebut. 9eadaan set tercapai dengan 6 " 1, R " *, dan $7 " 1. untuk mengubahnya menjadi keadaan bebas, masukan 6 harus *, R" 1, dan $7 " 1. Dengan masukan R dan 6 yang keduanya sama dengan 1, adanya pulsa waktu akan menyebabkan kedua keluaran 2lip12lop itu sesaat sama dengan *. -ila pulsa waktu itu hilang, keadaannya menjadi tak tentu, dapat dalam keadaan set atau bebas, tergantung apakah masukan set atau reset yang lebih lama sama dengan 1 sebelum berubah menjadi * pada akhir pulsa waktu tersebut. Tanggapan 2lip12lop menurut waktu merupakan praktek yang umum dijumpai dalam sistem digital karena perubahan dalam sistem itu umumnya diinginkan terjadi serentak menurut kendali sumber waktu. Oleh sebab itu, 2lip12lop menurut waktu disebut sebagai suatu rangkaian urutan serempak. Dua lambang untuk 2lip12lop R6 ditunjukkan pada gambar b. 0erbang '3D dengan masukan pulsa waktu dapat dilukis diluar lambang tersebut, atau suatu lambang dengan tanda $7 digunakan untuk menunjukkan bahwa keluaran 2lip12lop tersebut tidak akan terpengaruh kecuali bila ada pulsa waktu pada masukan yang bertanda $7 itu.
R 4

C2

4 $

Ga,bar a Diagra, logi a

Rangkaian Digital

/*

$ C2 R

4 C2 4

$89

C:R

Ga,bar b La,bang tan2a .an .engan 2ul!a 9a tu

$R 4 0 1 1 00 01 11 # # 10 1 1

45t';'17'='$';'R4 $R'='0

Ga,bar / +er!a,aan ara teri!ti

Tabel "
Tabel ara teri!ti -li2(-lo2 RS ,enurut 9a tu
4 0 0 0 0 1 1 1 1 $ 0 0 1 1 0 0 1 1 R 0 1 0 1 0 1 0 1 45t';'17 0 0 1 tak'tentu 1 0 1 tak'tentu

Rangkaian Digital

/1

Dalam praktek 2lip12lop menurut waktu itu seringkali diinginkan untuk membuat 2lip12lop tersebut dalam keadaan set atau bebas tanpa harus menunggu datangnya pulsa waktu. Bntuk itu umumnya 2lip12lop menurut waktu selalu dilengkapi dengan masukan set atau reset langsung. Masukan langsung itu sering diberi label 64T atau $?R & c*ear1 bebas( untuk membedakannya dengan masukan 6 &set( dan R &reset( yang bekerja menurut waktu seperti yang ditunjukkan pada gambar b. 7ada awal penggunaan suatu 2lip12lop sering tidak dapat diramal perilakunya, dalam hal semacam itu masukan 64T dan $?R berguna untuk mengawali operasi suatu sistem dengan keadaan 2lip12lop yang terde2inisi. 7ersamaan karakteristik 2lip12lop itu diturunkan dari gambar c. 7ersamaan itu memberikan nilai keadaan berikutnya sebagai 2ungsi keadaan sekarang dan masukan1masukannya. 7ersamaan karakteristik itu adalah pernyataan aljabar untuk in2ormasi biner pada tabel karakteristiknya. Dua keadaan tak tentu pada 2lip12lop itu ditandai dengan < dalam peta itu karena dapat bernilai 1 atau *. akan tetapi hubungan 6R " * harus dimasukan sebagai bagian persamaan karakteristik itu untuk menunjukkan bahwa 6 dan R tidak dapat sama dengan 1 secara serentak. Tabel karakteristik 2lip12lop tersebut ditunjukkan pada tabel 1. Tabel itu merupakan ringkasan operasi 2lip12lop dalam bentuk tabel. G adalah keadaan biner 2lip1 2lop pada suatu waktu yang diketahui &yang dikatakan sebagai keadaan sekarang(, kolom R dan 6 memberikan nilai yang dapat terjadi untuk masukannya dan G &t 8 1( adalah keadaan 2lip12lop setelah timbulnya suatu pulsa waktu &dikatakan sebagai keadaan berikutnya(.

7.

>li2(-lo2 D
)lip12lop D yang ditunjukkan pada gambar a merupakan modi2ikasi 2lip12lop R6

menurut waktu. 0erbang 3'3D 1 dan # membentuk suatu 2lip12lop dasar. 0erbang . dan , mengubahnya menjadi suatu 2lip12lop menurut waktu. Masukan D langsung diberikan ke masukan 6 dan komplemennya melalui gerbang ;, dikenakan ke masukan R. 6elama

Rangkaian Digital

/#

masukan pulsa waktu *, gerbang . dan , mempunyai nilai 1 pada keluarannya, tanpa memandang nilai masukannya yang lain. Nal itu sesuai dengan persyaratan bahwa kedua masukan 2lip12lop 3'3D dasar tersebut &gambar b( pada awalnya mempunyai nilai logika 1. Masukan D dicacah &&am)*ed( selama adanya pulsa waktu. !adi pada saat masukan D sama dengan 1, keluaran gerbang . menjadi * sehingga mengakibatkan 2lip1 2lop itu menjadi dalam keadaan set &kecuali bila 2lip12lop itu telah berada dalam keadaan set sebelumnya(. !ika masukan D itu sama dengan *, keluaran gerbang , menjadi * yang mengubah 2lip12lop tersebut menjadi dalam keadaan bebas. )lip12lop D itu mendapatkan namanya karena kemampuannya memindahkan TdataI ke dalam 2lip12lop. Rangkaian 2lip12lop itu pada dasarnya adalah rangkaian 2lip1 2lop R6 dengan sebuah pembalik di masukan R nya. 'danya penambahan pembalik itu mengurangi banyaknya masukan dari dua menjadi satu. Disamping itu karena keluaran G tidak akan menerima masukan D sampai datangnya suatu pulsa waktu, bentuk itu sering juga disebut sebagai 2lip12lop tertunda &delay 2lip12lop(.
0 + 1 4

C 2 2 4

, 5

Ga,bar a Diagra, logi a

Rangkaian Digital

/.

0 4 0 1 0 1 1 1

$89

C:R

45t';'17'='0

Ga,bar b .an / La,bang .an 2er!a,aan ara teri!ti ?ambang untuk 2lip12lop D menurut waktu itu diberikan pada gambar b. 6eperti halnya dengan setiap 2lip12lop menurut waktu, 2lip12lop D juga dilengkapi dengan masukan 64T dan $?R. 7ersamaan karakteristiknya diturunkan dengan peta karnaugh di &c( dan tabel karakteristik 2lip12lop D itu diberikan oleh tabel =.#. 7ersamaan karakteristik itu membuktikan bahwa keadaan berikutnya pada 2lip12lop tersebut sama seperti masukan D dan tidak tergantung pada nilai keadaan sekarang. Tabel " Tabel ara teri!ti -li2(-lo2 D
4 0 0 1 1 0 0 1 0 1 45t';'17 0 1 0 1

D.

>li2(-lo2 JK
)lip12lop ini merupakan perbaikan dari 2lip12lop R6 sehingga keadaan tak tentu

pada jenis R6 menjadi terde2inisi untuk jenis !9 tersebut. Masukan ! dan 9 berlaku seperti masukan R dan 6 &perhatikan bahwa untuk suatu 2lip12lop !9, huru2 ! adalah

Rangkaian Digital

/,

utnuk set dan huru2 9 untuk bebas(. -ila masukan ! dan 9 diberikan secara serentak, nilai 2lip12lop itu berubah menjadi komplemennya, yaitu jika mula1mula G " 1, akan berubah menjadi G " * dan sebaliknya. 6uatu 2lip12lop !9 menurut waktu ditunjukkan pada gambar a. 9eluaran di'3D1 kan dengan masukan 9 dan $7 sehingga 2lip12lop itu dibebaskan selama suatu pulsa waktu hanya jika G sebelumnya sama dengan 1.

C 2 < 4

Ga,bar a Diagram logika


<K 4 0 1 1 00 01 11 1 10 1 1 K
C:R

<

$89

45t';'17'='<4';'K4

Ga,bar b .an / La,bang .an 2er!a,aan ara teri!ti Demikian pula keluaran G 2lip12lop tersebut di'3D1kan dengan masukan ! dan $7 sehingga 2lip12lop itu dapat diset dengan pulsa waktu hanya jika G sebelumnya sama dengan 1. bila baik ! maupun 9 sama dengan 1, keadaan G akan selalu berubah tanpa memandang bagaimana keadaan G tersebut sebelum pulsa waktu diberikan. !adi jika G sama dengan 1, keluaran gerbang '3D yang diatas menjadi 1 dan 2lip12lop itu

Rangkaian Digital

/;

dibebaskan. Tampak bahwa jika sinyal $7 itu tetap 1 setelah keluarannya dikomplemenkan, 2lip12lop itu akan berubah menjadi suatu keadaan yang baru. ?ambang dan persamaan karakteristik 2lip12lop !9 itu diberikan pada gambar b dan c. Tabel karakteristik 2lip12lop itu diberikan oleh tabel 1. Tabel " Tabel ara teri!ti -li2(-lo2 JK
4 0 0 0 0 1 1 1 1 < 0 0 1 1 0 0 1 1 K 0 1 0 1 0 1 0 1 45t';'17 0 0 1 1 1 0 1 0

E.

>li2(-lo2 T
)lip12lop ini adalah 2lip12lop !9 dengan masukan tunggal. 6eperti yang

tampak pada gambar a, 2lip12lop T itu didapatkan dari jenis !9 jika kedua masukannya dijadikan satu. 3ama TTI &to((*e1artinya saklar pengalih dua keadaan( itu diperoleh karena kemampuan 2lip12lop itu untuk mengubah keadaannya. 'papun keadaan sekarang 2lip12lop T itu akan berubah menjadi komplemennya setiap kali pulsa waktu diberikan pada saat masukan T itu bernilai 1.?ambang dan persamaan karakteristik 2lip12lop T itu ditunjukkan pada gambar b dan c. Tabel karakteristiknya diberikan oleh tabel 1. 9eempat jenis 2lip12lop yang diperkenalkan diatas dapat tersedia dalam keadaan tanpa pengaturan waktu. )lip12lop tanpa masukan waktu tersebut berguna untuk operasi tak1serempak. 9eempat jenis itu merupakan jenis yang umum dijumpai dalam rangkaian digital dan tersedia di pasaran.

Rangkaian Digital

/=

9 4

Ga,bar a Diagra, logi a


9 4 0 1 1
C:R

1 1

$89

45t';'17'='94';'94

Ga,bar b .an / La,bang .an ara teri!ti

Tabel " Tabel ara teri!ti -li2(-lo2 T

4 0 0 1 1

9 0 1 0 1

45t';'17 0 1 1 0

Rangkaian Digital

/>

BAB ' REGISTER


Register merupakan blok logika yang sangat penting dalam kebanyakan system digital. Register sering digunakan untuk menyimpan &sementara( in2ormasi biner yang muncul pada keluaran sebuah matriks pengkodean. Di samping itu, register sering digunakan untuk menyimpan &sementara( data biner yang sedang didekode. Maka register membentuk suatu kaitan yang sangat penting antara system digital utama dan kanal1kanal masukanAkeluaran. Register biner juga membentuk basis beberapa operasi aritmatika yang sangat penting. 6ebagai contoh, operasi1operasi komplementasi, perkalian dan pembagian seringkali diwujudkan dengan menggunakan register. Register geser dengan sangat mudah dapat dimodi2ikasi untuk membentuk berbagai jenis pecacah. 7ecahan1pecahan ini memberikan beberapa keuntungan yang sangat berbeda. Register 0eser seri &6erial 6hi2t Register( Register tidak lebih daripada sekelompok 2lip12lop yang dapat digunakan untuk menyimpan sebuah bilangan biner. Narus terdapat sebuah 2lip12lop bagi masing1masing bit dalam bilangan biner tersebut. Tentunya 2lip12lop harus dihubungkan sedemikian hingga bilangan biner dapat dimasukan keluar dan kedalam register. 6ekelompok 2lip1 2lop yang dihubungkan untuk melaksanakan salah satu atau kedua 2ungsi ini disebut register geser & shi2t regester(. 6hi2t Register adalah suatu register yang mempunyai kemampuan untuk menggeser data 1 bit ke kiri atau ke kanan setiap kali mendapat satu pulsa clock. 6ecara umum terdapat . jenis shi2t register, yaitu 1. 6hi2t1?e2t Register, yaitu suatu register yang dapat menggeser data 1 bit ke kiri setiap kali mendapat pulsa satu clock. #. 6hi2t1Right Register, yaitu suatu register yang dapat menggeser data 1 bit ke kanan setiap kali mendapat pulsa satu clock.

Rangkaian Digital

//

.. 6hi2t1?e2tARight Register, yaitu suatu register yang dapat menggeser data 1 bit ke kiri atau ke kanan setiap kali mendapat pulsa satu clockE tergantung kepada level logic yang diberikan pada SMode %nput: dari register tersebut. Ditinjau dari cara pemasukan dan pengeluaran data, terdapat , jenis shi2t register, yaitu 1. 6hi2t Register 6%6O &serial in serial out(, yaitu shi2t register yang dapat menerima dan mengeluarkan data secara seri. Bntuk memasukkan dan mengeluarkan data secara seri diperlukan sebanyak n pulsa clock. #. .. ,. 6hi2t Register 6%7O &serial in paralel out(, yaitu shi2t register yang dapat menerima data secara seri dan mengeluarkan data secara paralel. 6hi2t Register 7%6O &paralel in serial out(, yaitu shi2t register yang dapat menerima data secara paralel dan mengeluarkan data secara seri. 6hi2t Register 7%7O &paralel in paralel out(, yaitu shi2t register yang dapat menerima dan mengeluarkan data secara paralel. Terdapat dua metode untuk menggeser in2ormasi biner kedalam suatu register. Pang pertama berkenaan dengan pergeseran in2ormasi kedalam register bit demi bit secara seri &berderet( dan metode ini mengarah kepada pengembangan register geser seri &serial shi2t register(. Metode yang kedua berkenaan dengan penggeseran semua bit ke dalam register pada saat yang sama dan mengarah kepada pengembangan register geser paralel &paralel shi2t register(. Register geser dibahas dalam bagian ini, dan register paralel dibahas dalam bagian selanjutnya.

Rangkaian Digital

/C

DA>TAR +=STAKA
$atatan kuliah Digital. #**=. !obsheet Digital.#**=. Mismail, -udiono. 1CC/. #a&ar5da&ar Ran(0aian .o(i0a #i(ita*. -andung %T-. 6, @asito dan -.Nernawan.1C/=. e,ni0 #i(it. !akarta 6elatan 9arya Btama. 6ulaeman, 4ntis. #**.. Ran(0aian .o(i0a 6 #i(it. -andung 7oliteknik T4D$. http AAkulitinta#;.wordpress.comA#*1*A*.A.1Adownload1gratis1semua1ebook1 seputar1materi1teknik1digitalA

Rangkaian Digital

C*

Anda mungkin juga menyukai