Parameter Kontak TB 0 Tidak jelas 1 2 Laporan keluarga,BTA (-)/tidak tahu/BTA tidak jelas 3 BTA (+) Sko r
negatif
Berat ba$an%kea$a an &i'i Demam (an& ti$ak $iketa)ui *en(ebabn(a Batuk kronik Pembe+aran kelenjar lim,e kolliak+ilain&uinal Pemben&kak an tulan&%+en$i *an&&ullutut- ,alan& .oto t)orak+
Catatan : Diagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter. Batuk dimasukkan dalam skor setelah disingkirkan penyebab batuk kronik lainnya seperti Asma, Sinusitis, dan lain-lain. Jika dijumpai skrofuloderma !B pada kelenjar dan kulit", pasien dapat langsung didiagnosis tuberkulosis.
Berat badan dinilai saat pasien datang moment opname".--# lampirkan tabel berat badan. $oto toraks bukan alat diagnostik utama pada !B anak Semua anak dengan reaksi %epat BC& reaksi lokal timbul ' ( hari setelah penyuntikan" harus die)aluasi dengan sistem skoring !B anak. Anak didiagnosis !B jika jumlah skor # *, skor maksimal +," -asien usia balita yang mendapat skor ., dirujuk ke /S untuk e)aluasi lebih lanjut
0gambaran sugestif !B berupa : pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan1tanpa infiltrat2 konsolidasi segmental1lobar2 milier2 kalsifikasi dengan infiltrate2 atelektasis2 tuberkuloma. Perlu perhatian khusus jika ditemukan salah satu keadaan di bawah ini: +. !anda bahaya: kejang, kaku kuduk penurunan kesadaran kega3atan lain, misalnya sesak napas 4. $oto toraks menunjukkan gambaran milier, ka)itas, efusi pleura 5. &ibbus, koksitis Setelah dokter melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, maka dilakukan pembobotan dengan sistem skor. -asien dengan jumlah skor yang lebih atau sama dengan * #*", harus ditatalaksana sebagai pasien !B dan mendapat 6A! obat anti tuberkulosis". Bila skor kurang dari * tetapi se%ara klinis ke%urigaan kearah !B kuat maka perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai indikasi, seperti bilasan lambung, patologi anatomi, pungsi lumbal, pungsi pleura, foto tulang dan sendi, funduskopi, C!-S%an, dan lain lainnya.