Anda di halaman 1dari 9

Battery Control Unit (BCU)

Pada saat ini telah berkembang suatu teknologi yang menggunakan sumber energi alternatif untuk menghasilkan listrik, salah satunya yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang menawarkan potensi untuk negara-negara berkembang, dengan aplikasi pada pelistrikan. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan sistem pembangkit yang tergolong mudah, murah, ramah lingkungan dan terbarukan. Pada sistem pembangkit ini, terjadi suatu proses penyimpanan energi listrik yang dihasilkan oleh modul solar ells atau Photo!oltai . "iasanya energi listrik ini disimpan pada baterai dalam bentuk energi elektrokimia. Pada proses penyimpanan energi tersebut, diperlukan suatu alat yang berfungsi mengatur proses tadi agar tidak terjadi pengisian berlebih pada baterai (o!er harge) yang dapat menyebabkan kerusakan pada baterai. #lat ini dinamakan Battery Control Unit (BCU) yang berfungsi sebagai proteksi o!er harge, tapi berfungsi juga sebagai proteksi pengosongan baterai berlebih (o!er dis harge), proteksi beban lebih, hubung singkat, tegangan kejut halilintar, arus balik dari baterai ke sumber (pembangkit), dan proteksi polaritas terbalik baterai dan sumber (pembangkit).

,-.%L P& "$%

"attery "eban
/ambar *. diagram blok Solar Home System (S0S)

Pada gambar diagram blok diatas diperlihatkan bahwa pada ran angan alat "attery $ontrol %nit ("$%) ini menggunakan sebuah sumber yaitu dari sistem Pembangkit Pada gambar diagram blok diatas diperlihatkan bahwa pada ran angan alat "attery $ontrol %nit ("$%) ini menggunakan sebuah sumber yaitu dari sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan menggunakan modul photo!oltai (P&) sebesar '( )p. Sehingga pada alat "$% ini dibuat pada kapasitas *((-*+( &#.

1. Blok Rangkaian 1.1 Unit HVD Swiching 0&. merupakan titik tegangan atas baterai maksimum yang pada titik ini aliran arus pengisian dari modul photovoltaic ke baterai terputus. ,enga u pada standard %L, titik 0&. untuk baterai jenis asam timbal direkomendasikan pada tegangan *1.+2*1.3 !olt, maka ditentukan pada ran angan spesifik untuk titik 0&. pada tegangan *1.4 !olt. .an terhubung kembali pada tegangan *5,( !olt. "agi "$% tipe shunt (gambar 5.+) keadaan 0&. terjadi ketika arus dari modul photovoltaic tidak mengalir ke baterai tapi ke mosfet T*. arus yang mengalir pada kondisi ini merupakan arus hubung singkat modul, sehingga dapat menimbulkan panas yang tinggi akibat rugi2rugi energi (6 + 7) pada mosfet T*. untuk itu, diperlukan pendingin yang baik agar tidak merusak komponen ini. Terjadinya 0&. agar tidak o!er harge dikendalkan oleh mosfet T *. kerja dari komponen ini dipengaruhi oleh perbedaan tegangan baterai dengan tegangan referensi yang ada.

/ambar 5.* rangkaian dasar "$% tipe shunt

/ambar 5.+ diagram skematik unit 0&. swi hing mode on-off

Pada gambar 5.+ terlihat bahwa tegangan baterai &8 dibandingkan dengan tegangan referensi dari dioda 9ener (.:) yaitu sebesar ;,+ !olt. 6$ *b merupakan komparator biasa dengan hysteresis dengan membandingkan tegangan yang ada pada kaki masukan in!erting dan non in!erting. <ika tegangan baterai yang diwakili oleh tegangan pada pin ' lebih besar dari tegangan referensi yang diwakili tegangan pada pin 4, maka keluaran pada pin 3 terdapat tegangan yang ditandai dengan menyalanya lampu L=. hijau. Tegangan pada pin 3 berarti pula terdapat tegangan antara kaki gate dan sour e, yang mengaktifkan mosfet T +. dan sebaliknya, jika tegangan baterai lebih ke il dari tegangan referensi maka keluaran dari 6$*b adalah ( !olt,sehingga lampu L=. hijau mati, mosfet tidak bekerja, dan terjadi pengisian baterai oleh modul P&. Potensiometer atau single tune (&7*) digunakan untuk mengatur besarnya tegangan referensi pada kaki masukan in!erting, yang berarti pula untuk menseting tegangan 0&. pada *1.4 !olt. 7esistor pariabel lainnya yaitu &7( digunakan untuk mengatur besarnya histeresis, yang berarti untuk mengeset tegangan reconnect pada *5.( !olt. 1.2 Unit LVD Swiching L&. merupakan titik tegangan mati bawah dari baterai. Pada tegangan ini arus yang mengalir dari baterai ke beban harus diputuskan, karena untuk menjaga baterai tetapa aman dari kerusakan. ,enurut standard %L dan rekomendasi dari THE WORL B!"# !ssosiation , titik L&. untuk baterai jenis asam timbal berkisar *.;2*.> !olt per sel baterai, atau *(.; 2 **.4 !olt baterai dan re onne t pada >**.4. pada ran angan spesifikasi alat ditentukan titik L&. di **,' !olt. ?etika tegangan baterai normal dan diberikan bahan maka keadaan mosfet T * aktif (short circuit) beban menyala. Tetapi ketika baterai telah men apai titik tegangan mati bawah (L&.) maka mosfet T* tidak bekerja, sehingga sirkuit terbuka dan mati. ?erja dari komponen T * ini dipengaruhi oleh perbedaan tegangan baterai dari tegangan referensi. Pada gambar 5.1 ditunjukan skematik rangkaian untuk unit pembatas pengosongan baterai berlebih (over $ischarge). 7angkaiannya berbeda dengan rangkaian L&., meskipun prinsipnya sama yaitu komparator dengan hysteresis. Pada rangkaian tersebut kaki inverting (pin +) 6$*a merupakan tegangan masukan

dari baterai, dan tegangan referensi atau set point pada kaki non inverting (pin 5). Control on%o&& ini bekerja sebagai inverse acting, artinya keluaran dari 6$*a berlawanan dengan masukan pada kaki in!erting yang mewakili tegangan baterai. "erbeda dengan ontrol pada 0&. yang bekerja sebagai $irect acting, unit L&. swit hing berfungsi ditandai dengan menyalanya lampu L=. merah dan terputusnya arus beban.

/ambar 5.5 diagram skematik unit L&. swi hing mode on-off

1.3 Unit Fuse Elektronik /ambar 5.1 menunjukan rangkaian pembatas arus pada sistem negatif s'itching. 7esistor paralel ditambahkan untuk mengukur besarnya arus beban. Tegangan pada resistor tersebut dibandingkan dengan tegangan referensi dari dioda 9ener (.:) pada op-amp 6$*d .normalnya, keluaran dari pin *1 sama dengan keluaran pin ; yaitu ( !olt. ?apasitor polar $5 $ischarge melalui T7* @ 7*>, karena T* sedang bekerja. <ika arus beban melebihi batas, keluaran pin *1 menjadi *+ !olt, sedangkan pin ; masih tetap ( !olt dan tegangan pin *( kira2kira menjadi 1 !olt.keluaran 6$* dari pin *1 meningkat menjadi *+ !olt. sekarang T* tidak bekerja akibat T7+ on. Tidak ada arus beban yang mengalir di 7- shunt, sehingga keluaran dari pin *1 kembali menjadi ( !olt. pin *( akan memiliki tegangan (.>; !. keluaran pin ; perlahan mengisi kapasitor $ 5, dan memerlukan waktu kira2kira *( detik untuk mendapatkan tegangan (.>; !olt. inilah tiik ketika keluaran dari pin ; menjadi ( ! kembali. T* menjadi aktif, $5 mengalami $ischarge, dan sistem kembali ke keadaan semula. <ika masih terdapat arus pada 7-shunt yang melebihi batas (over current), siklus akan berulang kembali.

/ambar 5.1 diagram rangkaian pembatas arus dengan fuse elektronik

"agaimanapun, inter!al waktu yang terjadi akan ditentukan oleh waktu pengosongan kapasitor $5, yaitu kira2kira * detik. ?apasitor $ 1 dan 7*4 harus ditambahkan untuk menahan gelombang on%o&& s'itching. Sebaliknya pembatas arus akan direspon setiap waktu oleh beban ketika dihidupkan. ?etika controller ini dihubungkan pertama kali, pin *+ merespon masukan lebih lambat dibandingkan pada pin *5 karena adanya $1. untuk itu, pembatas arus dalam keadaan o&& setelah pemasangan pertama kali. Sistem kembali dalam keadaan seimbang. 1.4 Unit n!ikator 6ndi ator yang digunakan pada rangkaian terdiri dari 5 buah lampu L=. dan masing2masing warna memiliki arti yang berbeda, yaitu A *. L=. warna hijau, sebagai indikator baterai sudah penuh. <ika lampu ini menyala, maka menunjukan unit 0&. s'itching bekerja. Sehingga tidak ada lagi arus yang mengalir ke baterai. +. L=. warna merah, sebagai indikator baterai kosong (pada tegangan rendah). <ika lampu ini menyala, maka menunjukan unit L&. s'itching berfungsi. Sehingga arus ke beban terputus. 5. L=. warna kuning, sebagai indikator pembatas arus dan proteksi beban berlebih. <ika lampu ini menyala, unit pembatas arus bekerja.

"erfungsinya pembatas arus dengan fuse elektronik, ditandai dengan mati2 nyala pada beban (waktu mati sekitar *( detik) dan menyebabkan terjadinya proses pengisian pada baterai (charging). 1." Unit #roteksi 1.".1 #roteksi $rus Balik

Pada malam hari, tegangan listrik di modul photovoltaic adalah nol, tapi baterai terisi penuh hasil pengisian pada siang hari. %ntuk menghindari terjadinya arus balik dari baterai ke modul photovoltaic akibat beda tegangan, maka dipasang dioda penghambat atau blo king dioda pada "$%. .ioda schott(y "*41' (.*) dipasang untuk melakukan fungsi tersebut. "iasanya pada modul photovoltaic yang standard juga sudah terpasang dioda penghambat tersebut. 1.".2 #roteksi #olaritas %er&alik

"erdasarkan standard dari %L, sebuah "$% atau "$7 harus memiliki proteksi terhadap pemasangan polaritas yang terbalik. Pemasangan polaritas kabel yang terbalik dapat terjadi pada modul, baterai, dan beban. <ika terjadi kesalahan polaritas pada modul, maka akan menimbulkan arus hubung singkat yang melewati mosfet T+. sebab didalam komponen tersebut terdapat juga internal &ree'al( $io$e yang bisa mengalirkan arus dari kaki sumber ke erat. #kibat dari arus hubung singkat ini diperlukan pendingin yang bagus untuk mosfet T+, karena terdapat rugi energi berupa panas yang tinggi akibat drop tegangan dan arus yang besar. Sehingga pendingin yang baik bisa mengatasi masalah ini. Polaritas terbalik dari baterai, juga akan mengakibatkan arus short circuit pada baterai. #rus ini mengalir dari polaritas positif ke terminal negatif baterai melalui + dioda yaitu schott(y dan dioda internal pada mosfet T+. keadaan ini bisa diatasi
dengan adanya fuse.

1.".3

#roteksi Hu&ung Singkat Dan Be&an Le&ih

0ubung singkat pada beban dapat menimbulkan arus yang besar. 0al ini terjadi mungkin dikarenakan rusaknya beban atau sambungan kabel 8 dan 2 karena terkelupas,dsb. "egitu juga pada saat beban lebih, arus yang disuplai ke

beban melewati batas maks dari sesifikasi alat. %ntuk mengatasi adanya arus yang besar ini rangkaian dilengkapi fuse elektronik dan fuse biasa (kawat termal). $ara kerja fuse elektronik sudah dijelaskan pada sub bab unit fuse elektronik bab 66.fuse kawat dipasang sebagai pendukung ()ac( up) dari fuse elektronik. ?etika fuse elektronik tidak berfungsi masih terdapat fuse kawat untuk melindungi alat. Tujuan dari fuse elektronik adalah untuk menghindari seringnya mengganti fuse kawat setiap kali terjadi arus beban yang melebihi arus maks dan adanya arus hubung singkat. 1.".4 #roteksi %egangan 'e(ut !ari Halilintar

Sesuai dengan standard dunia bahwa perlindungan tegangan kejut dari halilintar pada "$% sangat diperlukan, sebab dibeberapa daerah sering terjadi halilintar. 0alilintar yang mengenai modul photovoltaic pada sistem PLTS dapat merusak komponen lain yang terhubung dengan modul. Tegangan induksi pada kabel dari modul photovoltaic yang sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan. ?omponen yang dapat meredam tegangan kejut dari halilintar salah satunya adalah metal%o*i$e varistor (,-&). Sesuai dengan hasil pengujian yang dilakukan #TBT dan 6=$, jika digunakan !isitor dengan tegangan stand off 5( !olt maka maksimum tegangan pun ak yang terjadi tidak 5( !olt tapi lebih yaitu sekitar 4( !olt. ini berarti jika modul photovoltaic terkena halilintar, tegangan keluaran menjadi 4( !olt. sehingga tegangan ini juga ditanggung oleh mosfet dan pada dioda schott(y terjadi beda tegangan sebesar 1; !olt (gambar 5.'). ini merupakan kelemahan dari sistem regulator shunt+

/ambar 5.' jatuh tegangan akibat tegangan kejut halilintar

2. Rangkaian keseluruhan B)U ?omponen utama dari rangkaian terdiri dari 6$ L, 5+1, mosfet tipe 67C>'1(, dan dioda schott(y tipe "*41'. 6$ L, 5+1 merupakan 6$ dengan 1 buah -p-amp dengan sumber tunggal yaitu 8& dan ground. ?eempat op-amp digunakan untuk unit sistem yang ada. 6$a (kaki *, +,dan 5) digunakan untuk unit L&. s'itching, 6$b (kaki ',4 dan 3) digunakan untuk unit 0&. s'itching, sedang untuk 6$ dan 6$d digunakan untuk fuse elektronik (current limiter). ,osfet 67C>'1( digunakan sebagai s'itching, saklar pemutus arus dari baterai maupun yang menuju ke baterai. .igunakannya + buah 67C>'1( yaitu yang satu untuk pemutus hubungan baterai dengan modul photovoltaic (dengan short circuit pada modul yaitu mosfet aktif @ on), dan yang lainnya untuk pemutus hubungan baterai dengan beban (mosfet tidak aktif @ o&&). .ioda skottky merupakan piranti unipolar karena elektron bebas pembawa mayoritas pada kedua sisi sambungan. .ioda schott(y tidak mempunyai lapisan pengosongan atau penyimpan muatan sehingga ia dapat di s'itch nyala-mati lebih epat daripada dioda bipolar. "*41' artinya dioda ini dapat dilewati arus maksimal *4 amp dan tegangan antara anoda dan katoda ketika re!erse bias maksimal 1' !olt. pada saat pengisian terjadi rugi-rugi daya akibat terjadi jatuh tegangan pada komponen ini. %ntuk itu, diperlukan dioda dengan tahanan dalam sangat ke il untuk meminimalisasi energi yang terbuang. ?arakteristik ini terdapat pada dioda schott(y. Sumber energi untuk rangkaian kontrol "$% diambil dari baterai atau modul photovoltaic. ?etika tidak terjadi pengisian, tidak ada energi yang dihasilkan oleh modul photovoltaic, energi "$% disuplai oleh baterai. .an ketika terjadi proses pengisian ke baterai, energi "$% diambil dari modul photovoltaic. =nergi untuk rangkaian regulator sangat ke il sehingga energi yang diambil jauh lebih ke il dari energi pengisian. 0al ini ditunjukan oleh arus konsumsi rangkaian regulator yang hanya sekitar *D dari arus rata-rata pengisian.

Anda mungkin juga menyukai